Revisi Ilmu Gizi
Revisi Ilmu Gizi
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud tentang status gizi ?
1.2.2 Bagaimana metode penilaian status gizi?
1.2.3 Bagaimana tanda dan gejala diet pada masalah kurang gizi ?
1.2.4 Bagaimana indikasi diet pada masalah kurang gizi ?
1.2.5 Apa saja jenis diet dan analisa diet ?
1.2.6 Bagaimana diagnosa keperawatan pada masalah kurang gizi ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian status gizi
1.3.2 Untuk mengetahui metode penilaian status gizi
1.3.3 Untuk mengetahui tanda dan gejala diet pada masalah kurang gizi
1.3.4 Untuk mengetahui indikasi diet pada masalah kurang gizi
1.3.5 Untuk mengetahui jenis diet dan analisa diet
1.3.6 Untuk mengetahui diagnose keperawatan pada masalah kurang gizi
1.4 Manfaat
1.4.1 Dapat mengetahui pengertian dari status gizi
1.4.2 Dapat menngetahui metode penilaian status gizi
1.4.3 Dapat mengetahui tanda dan gejala diet pada masalah kurang gizi
1.4.4 Dapat mengetahui indikasi diet pada masalah kurang gizi
1.4.5 Dapat mengetahui jenis diet dan analisa diet
1.4.6 Dapat mengetahui diagnose keperawatan pada masalah kurang gizi
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
melakukan aktivitas. Orang akan menjadi malas, merasa lelah, dan
produktivitasnya menurun (Netty Thamaria, 2017).
3. Pertahanan tubuh
Protein berguna untuk pembentukan antibodi, akibat
kekurangan protein sistem imunitas dan antibodi berkurang,
akibatnya anak mudah terserang penyakit seperti pilek, batuk, diare
atau penyakit infeksi yang lebih berat. Daya tahan terhadap
tekanan atau stres juga menurun. Menurut WHO, 2002 (seperti
Gambar 1.3) menyebutkan, bahwa gizi kurang mempunyai peran
sebesar 54% terhadap kematian bayi dan balita. Hal ini
menunjukkan bahwa gizi mempunyai peran yang besar untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian khususnya pada bayi
dan balita.
4. Struktur dan fungsi otak
Kekurangan gizi pada waktu janin dan usia balita dapat
berpengaruh pada pertumbuhan otak, karena sel-sel otak tidak
dapat berkembang. Otak mencapai pertumbuhan yang optimal pada
usia 2-3 tahun, setelah itu menurun dan selesai pertumbuhannya
pada usia awal remaja. Kekurangan gizi berakibat terganggunya
fungsi otak secara permanen, yang menyebabkan kemampuan
berpikir setelah masuk sekolah dan usia dewasa menjadi
berkurang. Sebaliknya, anak yang gizinya baik pertumbuhan
otaknya optimal, setelah memasuki usia dewasa memiliki
kecerdasan yang baik sebagai aset untuk membangun bangsa
(Netty Thamaria, 2017).
5. Perilaku
Anak-anak yang menderita kekurangan gizi akan memiliki
perilaku tidak tenang, cengeng, dan pada stadium lanjut anak
bersifat apatis. Demikian juga pada orang dewasa, akan
menunjukkan perilaku tidak tenang, mudah emosi, dan tersinggung
(Netty Thamaria, 2017).
4
2.1.3 Metode Penilaian Status Gizi
Dalam menentukan nilai status gizi seseorang terutama balita,
ada beberapa cara atau metode, namun pada prinsipnya metode
tersebut terdiri dari dua macam (Supariasa, 2012):
a) Penilaian Status Gizi secara Langsung
Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi
empat penilaian, yaitu: antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik.
Masing-masing penilaian tersebut akan dibahas secara umum
sebagai berikut:
1. Antopometri
Antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari
sudut pandang gizi, maka antropometri gizi adalah
berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi
tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
tingkat gizi.
Penggunaan:
Antropometri secara umum digunakan untuk melihat
ketidak seimbangan asupan protein dan energi. Ketidak
seimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan
proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air
dalam tubuh.
2. Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting
untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan
atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan
dengan ketidak cukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada
jaringan epitel (supervicial epithelial tissues) seperti kulit,
mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang
dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
Penggunaan:
Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis
secara cepat (rapid clinical surveys). Survei ini dirancang
5
untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari
kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Di samping itu pula,
digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang
dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan
gejala (symptom) atau riwayat penyakit.
3. Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan
spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada
berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang
digunakan antara lain: darah, urine, tinja dan juga beberapa
jaringan tubuh seperti hati dan otot.
Penggunaan:
Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa
kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah
lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka
penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk
menentukan kekurangan gizi yang spesifik.
4. Biofisik
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode
penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi
(khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari
jaringan.
Penggunaan:
Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti
kejadian buta senja epidemik (epidemic of night blindnes). Cara
yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.
6
Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status
gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi
yang dikonsumsi.
Penggunaan:
Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan
gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat,
keluarga dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasikan
kelebihan dan kekurangan zat gizi.
2. Statistik Vital
Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan
menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka
kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat
penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.
Penggunaan:
Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari
indikator tidak langsung pengukuran status gizi di masyarakat.
3. Faktor Ekologi
Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi
beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah
makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi
seperti iklim, tanah, irigasi dan lain-lain.
Penggunaan:
Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk
mengetahui penyebab kurang gizi di suatu masyarakat sebagai
dasar untuk melakukan program intervensi gizi.
7
d. Risiko tinggi terhadap komplikasi setelah operasi
e. Risiko tinggi terhadap hipotermia – suhu tubuh yang sangat rendah
f. Jumlah total dari beberapa jenis sel darah putih menurun, sistem imun
melemah, meningkatkan risiko infeksi
g. Rentan terhadap rasa dingin
h. Pemulihan luka yang lama
i. Pemulihan dari infeksi yang lebih lama
j. Pemulihan dari penyakit yang lebih lama
k. Gairah seks yang menurun
l. Gangguan kesuburan
m. Massa otot yang menurun
n. Massa jaringan yang menurun
o. Kelelahan atau apathy
p. Mudah marah.
8
psikis bahkan hubungan sosial Anda, seperti menolak kumpul dengan
teman karena mengira akan diberi makan makanan yang tidak sehat.
9
Sayuran merupakan sumber vitamin A, vitamin C, asam folat,
magnesium, kalium dan serat, serta tidak mengandung lemak dan
kolesterol. Sayuran daun berwarna hijau, dan sayuran berwarna jingga
seperti wortel dan tomat mengandung lebih banyak provitamin A
berupa beta karoten daripada sayuran tidak berwarna. Sayuran berwarna
disamping itu kaya akan kalsium, zat besi, asam folat dan vitamin C.
Sayuran tidak berwarna seperti labu asam, ketimun, nangka dan rebung
tidak banyak mengandung zat besi. Memakannya hanya untuk
kenikmatan, dianjurkan sayuran yang dimakan tiap hari terdiri dari
campuran sayuran daun, kacang-kacangan, dan sayuran berwarna
jingga.
d. Golongan buah
Buah berwarna kuning seperti mangga, papaya, dan pisang kaya
akan provitamin A, sedangkan buah kecut seperti jeruk, gandaria,
jambu biji, dan rambutan kaya akan vitamin C, karena umumnya buah
dimakan dalam bentuk mentah, buah-buahan merupakan sumber
vitamin C. secara keseluruhan buah merupakan sumber vitamin A,
vitamin C, kalium dan serat. Buah tidak mengandung natrium, lemak
(kecuali apokat), dan kolesterol.
e. Susu dan hasil olahan susu
Susu merupakan makanan alami yang hampir sempurna, sebagian
besar zat gizi esensial ada dalam kandungan susu yaitu protein bernilai
biologi tinggi, kalsium, fosfor, vitamin A, dan tiamin (vitamin B1).
Susu merupakan sumber kalsium paling baik, karena disamping kadar
kalsium yang tinggi, laktosa di dalam susu membantu absorpsi susu di
dalam saluran cerna.
10
Kegagalan reproduksi.
Kematian anak.
Yang amat mengkhawatirkan bagi pengembangan SDM adalah
akibat negatif terhadap sistem syaraf pusat yang berdampak pada
kecerdasan dan perkembangan sosial. Dengan kondisi 5 yang sama,
setiap tahun akan terus bertambah kehilangan IQ point sebesar 10 juta
point.
f. Anemia Gizi
Anemia gizi sebagian besar disebabkan oleh kekurangan zat besi,
merupakan masalah gizi yang besar dan luas diderita oleh penduduk
Indonesia. Akibat nyata anemia gizi terhadap kualitas SDM tergambar
pada dampaknya meningkatkan angka kematian ibu (AKI) dan angka
kematian bayi (AKB), menurunkan prestasi belajar anak sekolah serta
menurunnya produktivitas para pekerja, yaitu 10 –20%.
11
bentuk maupun teksturnya. Pemilihan makanan berdasarkan atas nilai
gizinya masih jarang dinomor satukan. Akibatnya berbagai
ketidakcukupan diet yang membawa akibat berbagai penyakit
kekurangan gizi banyak melanda masyarakat tidak hanya di Negara
yang sedang berkembang tetapi juga di Negara maju.
Tabel 2.2 Kebutuhan energi per hari. (Sumber: A. Aziz Alimul Hidayat. 2008.
Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika, halaman 42).
12
1-3 tahun 12 90 1000
4-6 tahun 18 110 1550
3. Protein
Protein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam
pembentukan protoplasma sel. Selain itu, tersedianya protein
dalam jumlah yang cukup penting untuk pertumbuhan dan
perbaikan sel jaringan dan sebagai larutan untuk menjaga
keseimbangan osmotik plasma. Kekurangan protein akan dapat
menyebabkan kelemahan, edema, bahkan dalam kondisi lebih
buruk akan menyebabkan kekurangan Energi Protein (KEP) berat,
yaitu marasmus dan kwasiorkor. Komponen protein ini dapat
diperoleh dari susu, telur, daging, ikan, unggas, keju, kedelai
kacang, buncis dan padi-padian.
Tabel 2.3 Kebutuhan protein per hari (per kg BB). (Sumber: A. Aziz Alimul
Hidayat. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan.
Jakarta: Salemba Medika, halaman 43).
13
Persentase
100% 90% 80% 70%
Bulan
Normal Kurang Buruk Buruk
Kg Cm Kg Cm Kg Cm Kg Cm
0 3,4 50,5 3 45,5 2,7 40,5 2,4 3,,5
1 4,3 55 3,7 48,5 34 43,5 2,9 38,5
2 5 58 4,4 51,5 4 46 3,4 40,5
3 5,7 60 5,1 54 4,5 48 4 42
4 6,3 62,5 5,7 56,5 5 49,5 4,5 43,5
5 6,9 64,5 6,2 58 5,5 51 4,9 45
6 7,4 66 6,7 59 5,9 52,5 5,2 46
7 8 67,5 7,1 60,5 6,3 54 5,5 47
8 8,4 69 7,6 62 6,7 55,5 5,9 48,5
9 8,9 70,5 8 63,5 7,1 56,5 6,2 49,5
10 9,3 72 8,4 65 7,4 57,5 6,5 50,5
11 9,6 73,5 8,7 66 7,7 58,5 6,7 51,5
12 9,9 74,5 8,9 67 7,9 60 6,9 52,5
Untuk menghitung sendiri berat ideal bagi anak usia 0-12 bulan juga dapat
menggunakan rumus sebagai berikut:
Berat Badan Ideal = (umur (bulan)): 2 + 4
Untuk balita atau anak yang berusia 1-10 tahun, perhitungan berat ideal dapat
dilakukan menggunakan rumus berikut ini:
Berat Badan Ideal (BBI) = (umur (tahun) x 2) + 8
14
rancangan, menentukan suatu bentuk kegiatan yang tepat, memperoleh
masukan untuk digunakan dalam proses perencanaan yang akan datang.
a. Input
Terdapat SDM (Ahli Gizi (TPG), petugas kesehatan/kader)
Terdapat data ibu hamil KEK (Gakin dan non Gakin)
Terdapat Dana untuk melakukan program
Ketersediaan PMT
Sarana dan prasarana
b. Process
Registrasi jumlah Ibu Hamil dengan status gizi KEK
Pencatatan dan pelaporan
Jadwal pelaksanaan program
Penyediaan materi KIE
Penyediaan PMT
Pelaksanaan Program
b. Output
Terjadi peningkatan pengetahuan ibu hamil.
Terjadi penurunan jumlah ibu hamil yang mengalami kekurangan
energi kronis (KEK).
15
1. Nasi
2. Sop Bola
Daging
5. 18.00 3. Wortel
4. Tempe Bacem
5. Jeruk Manis
6. 21.00 Susu
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Status gizi sangat penting bagi perkembangan maupun pertumbuhan
hidup manusia. Dengan diketahuinya status gizi maka lebih mudah dalam
menentukan tumbuh kembang makhluk hidup. Status gizi haruslah
seimbang. Dengan keseimbangan status gizi maka tumbuh kembang pun
tidak ada hambatan. Terdapat beberapa metode dalam mengukur status
gizi seseorang, metode tersebut terbagi menjadi dua yaitu metode
penilaian secara langsung dan metode penghitungan secara tidak langsung.
Metode penilaian secara langsung antara lain: antropometri, klinis,biofisik,
dan lainnya. Sedangkan, metode penilaian secara tidak langsung antara
lain: survey konsumsi makanan, statistik vital, faktor ekologi, dan lainnya.
3.2 Saran
Dalam memperbaiki status gizi nasional pemerintah wajib
meningkatkan penyuluhan – penyuluhan tentang kebutuhan gizi yang
harus dipenuhi oleh masyarakat. Karena, masih banyak ditemukan yang
kekurangan gizi terutama didaerah pedalaman yang kurang paham
pentingnya tercukupinya gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan.
17
Selain pemerintah, maka tenaga kesehatan yang berada di lingkungan
yang masyarakatnya kurang paham ataupun cenderung tak acuh terhadap
status gizi, sebaiknya dibujuk ataupun diberi pengarahan apa damppak
negatif maupun positif bila kebutuhan gizi tidak tercukupi dan apabila gizi
tersebut tercukupi. Dan diharapkan masyarakat sendiri lebih sadar akan
pentingnya kecukupan gizi ditubuh mereka.
18
DAFTAR PUSTAKA
19