Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN

DENGUE HEMORHAGIC FEVER

(DHF)

Oleh :

Ana Silatul Jennah (14.401.18.002)

Istifa Amalia (14.401.18.029)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA

2019
LEMBAR PENGESAHAN

ii
KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur kepada Allah SWT. atas limpahan rahmad dan
karunianya kepada kita semua. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul tentang ” Asuhan Keperawatan Klien Dengan Dengue
Hemorhagic Fever (Dhf) ”. Dalam mempersiapkan makalah ini kami banyak
mengatasi kendala dan kesulitan namun dengan bimbingan juga pengarahan
dukungan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini bisa terselesaikan. Untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Haswita. S.Kep., M.Kes selaku Direktur Akademi Kesehatan rustida


krikilan
2. Bapak Hendrik P. S., S.Kep. Ns, MM selaku dosen pembimbing
3. Bapak Eko Prabowo, S.Kep., Ns, M.Kes selaku Kaprodi DIII Keperawatan
4. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan bantuan kepada penulis
dalam rangka persiapan makalah ini.

Kami sadar makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kebaikan
selanjutnya. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca khususnya dan
bagi para pembaca sebelumnya.

Krikilan, September 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iv
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar belakang........................................................................................................1
B. Batasan masalah.....................................................................................................1
C. Rumusan masalah...................................................................................................1
D. Tujuan....................................................................................................................2
1. Tujuan umum............................................................................................2
2. Tujuan khusus............................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................3
A. KONSEP PENYAKIT...........................................................................................3
1. Definisi......................................................................................................3
2. Etiologi......................................................................................................3
3. Tanda Dan Gejala Demam Dengue...........................................................4
4. Patofisologi................................................................................................6
5. Klasifikasi..................................................................................................8
6. Komplikasi................................................................................................8
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN................................................................9
1. Pengkajian.................................................................................................9
2. Diagnose keperawatan.............................................................................14
3. Intervensi................................................................................................20
4) Intervensi NIC.........................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………26

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Penyakit virus berat cara penularan oleh nyamuk endemic di banyak
negara di Asia Tenggara dan Selatan, Pasifik dan Amerika Latin ditandai
dengan meningkatnya permeabilitas pembuluh darah, hipovolemia dan
gangguan mekanisme penggumpalan darah. Terutama menyerang anak-anak
usia 15 tahun tetapi juga menyerang orang dewasa. 
Penyakit DBD adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia yang jumlah penderitanya cenderung meningkat dan
penyebarannya semakin luas. Penyakit DBD adalah penyakit menular yang
terutama menyerang anak-anak.
Di Indonesia penyakit DBD masih termsuk masalah kesehatan karena
masih banyak daerah yang endemic. Daerah endemic pada umumnya
sumber penyebaran penyakit ke wilayah lain. Setiap kejadian luar biasa
DBD umumnya di mulai dengan peningkatan jumlah kasus di wilayah
tersebut. Cara buat membatasi penyebaran penyakit DBD diperlukan
pengasapan (fogging) secara missal, abatisasi missal, serta penggerakan
pemberantasan sarang nyamuk yang terus menerus. 

B. Batasan masalah
Masalah pada kasus ini dibatasi pada asuhan keperawatan pada klien
yang mengalami Dengue Hemorhagic Fever.

C. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Dengue Hemorrhagic Fever?
2. Apa penyebab dari Dengue Hemorrhagic Fever ?
3. Bagaimana tanda gejala dari Dengue Hemorrhagic Fever ?
4. Bagaimana penyebaran penyakit Dengue Hemorrhagic Fever ?

1
5. Dibedakan menjadi berapa penyakit dari Dengue Hemorrhagic Fever?
6. Dapat terjadi komplikasi apa saja dari penyakit Dengue Hemorrhagic
Fever ?

D. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui, memahami dan menambah pengetahuan informasi
wawasan tentang asuhan Dengue Hemorrhagic Fever
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Dengue
Hemorrhagic Fever
b. Untuk mengetahui apa penyebab dari Dengue Hemorrhagic Fever
c. Untuk mengetahui bagaimana tanda gejala dari Dengue
Hemorrhagic Fever
d. Untuk mengetahui bagaimana penyebaran penyakit Dengue
Hemorrhagic Fever
e. Untuk mengetahui dibedakan menjadi berapa penyakit dari Dengue
Hemorrhagic Fever
f. Untuk mengetahui dapat terjadi komplikasi apa saja dari penyakit
Dengue Hemorrhagic Fever

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
Dengue hemorhagic fever (DHF) adalah infeksi yang disebabkan
oleh virus dengue. Virus masuk ke tubuh manusia melalui gigitan
nyamuk aides aegepty betina. Masa inkubasi 13-15 hari dengan gejala
klinis yang bervariasi berdasarkan derajat DHF. [ CITATION drT11 \p
62 \l 1033 ]
Dengue haemorrhagic fever/DHF merupakan penyakit infeksi
yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam,
nyeri otot dan atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam,
limfadenopati, trombositopenia dan ditesis hemoragik. Pada DHF
terjadi perembesan plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi
(peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan dirongga tubuh.
Sindrom renjatan dengue/dengue shock syndrome adalah demam
berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan/syok. [ CITATION Ami15 \p
170 \l 1033 ]
Dengue hemorhagic fever (DHF) adalah demam yang disebabkan
oleh perkembangan infeksi virus didalam tubuh yang disebabkan oleh
nyamuk aides aegypti dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot
dan atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati,
trombositopenia dan ditesis hemoragik.

2. Etiologi
Penyakit Dengue Hemorhagic Fever (DHF) disebabkan oleh
Virus Dengue dengan 4 tipe yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3 dan DEN 4.
Masing masing tipe mempunyai subtipe yang jumlahnya ratusan,
sesuai daerah atau tempat asal virus itu. Serotype DEN 2 dan DEN 3

3
adalah penyebab wadah demam berdarah di asia tenggara yang
dianggap sebagai virus berpotensi terbesar sebagai penyebab demam
berdarah. Virus tersebut termasuk dalam group B Artharopod borne
viruses (arboviruses). Keempat type virus tersebut dapat ditemukan di
berbagai daerah di Indonesia antara lain Jakarta dan Yogyakarta.
Virus yang banyak berkembang di masyarakat merupakan virus
dengue dengan tipe 1 dan 3.
Penularan DHF terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti/Aedes albopictus betina yang sebelumnya membawa virus
dalama tubuhnya dari penderita demam berdarah lain. Nyamuk Aedes
aegypti yang berasal dari Brazil dan Ethiopia sering menggigit pada
waktu pagi dan siang hari.
Orang yang beresiko tinggi terkena penyakit demam
berdarah/Dhf merupakan anak anak yang berusia dibawah 15 tahun,
yang sebagian besar tinggal di lingkungan yang lembab dan di daerah
pinggiran yang kumuh. Penyakit DBD sering terjadi di daerah tropis,
dan muncul di musim penghujan. Virus ini kemungkinan mncul akibat
pengaruh musim/ alam erta perilaku manusia. [ CITATION sya11 \p 315 \l
1033 ]

3. Tanda Dan Gejala Demam Dengue


a. Panas tinggi mendadak terus menerus selama 2-7 hari, sakit
kepala pusing, nyeri otot, mual dan muntah, tampak lemah dan
lesu, suhu badan antara 38-40 derajat celcius atau lebih.
b. Muncul bintik-bintik merah pada kulit, seperti bekas gigitan
nyamuk disebabkan pecahnya pembuluh darah kapiler dikulit
serta menurunkan sel darah pembeku (trombosit). Untuk
membedakannya, di renggangkan dan di tekan tidak mau hilang,
bila bintik bintik merah itu hilang, bila bintik merah itu hilang
berarti bukan DBD.
c. Kadang-kadang terjadi pendarahan di hidung (mimisan) dan gusi
berdarah.

4
d. Mungkin terjadi muntah darah atau berak darah.
e. Bila tidak diobati, penderita akan mengeluh nyeri ulu hati, karena
terjadi pendarahan dilambung.
f. Bila sudah parah penderita akan gelisah, ujung tangan dan kaki
dingin berkeringat. Bila tidak segera ditolong dalam 2-3 hari
dapat meninggal dunia. [ CITATION sya11 \p 316 \l 1033 ]

5
4. Patofisologi
Virus infeksi terjadi karena gigitan nyamuk, Demam berdarah
dengue (DBD) disebabkan oleh virus mulai mengalir darah manusia
untuk kemudian bereplikasi ( memperbanyak diri ). Selanjutnya akan
membentuk antibodi,selanjutnya akan membentuk menadi virus-
antibodi dengan virus yang berfungsi sebagai antigennya. Antigen-
antibodi akan melepaskan zat-zat yang merusak sel-sel pembuluh
darah atau autoimun.proses ini akan menyebabkan permeabilitas
kapiler. Akan menyebabkan bocor sel-sel darah merah antara lain
trombosit dan eritrosit.
Pelepasan C3a Dan C5a mengakibatkan aktivasi pada C3 dan C5
dan menyebabkan peningkatan adanya permeabilitas pada dinding
pembuluh darah dan merembesnya plasma dari ruang intravascular
pada ruang ekstravascular. Pada pasien yang mengalami syok berat,
volume plasma dapat berkurang sampai lebih dari 30% dan
berlangsung Selama 24-48 jam. Perembesan plasma yang erat
hubungannya dengan kenaikan permeabilitas dinding pembuluh darah
dan terbukti dengan adanya peningkatan pada kadar hematokrit,
penurunan kadar natrium dan terdapatnya cairan di dalam rongga
serosa (efusi pleura dan asites). Syok yang tidak tertanggulangi secara
adekuat akan menyebabkan asidosis dan anoksia, yang dapat berakibat
fatal, oleh karena itu pengobatan syok sangat penting guna mencegah
kematian.

6
PATHWAY

Secondary heterogous dengue infection

Replikasi virus Anamnestic antibody response

Kompleks virus-Antibody

Aktivasi Komplemen
komplemen
Anfilotoksin (C3a, C5a) Histamin dalam urin
meningkat
Permeabilitas kapiler meningkat
Ht Meningkat
>30% pd kasus Perembesaran plasma natrium menurun
Syok 24-48 jam cairan dlm rongga
serosa
Hipovolemia

SYOK

Anoksia Asidosis
MENINGGAL

7
5. Klasifikasi
a. Derajat I
Demam, RL (+), trombositopenia, tanpa perdarahan spontan.
b. Derajat II
Disertai perdarahan spontan pada kulit dan ditempat lain.
c. Derajat III
Kegagalan sirkulasi : nadi cepat dan lemah, hipotensi, gelisah,
kulit dingin dan lembab, sianosis (tanda dini renjatan).
d. Derajat IV
Renjatan berat, syok [ CITATION drT11 \p 63 \l 1033 ]

6. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada anak yang mengalami demam
berdarah dengue yaitu perdarahan massif dan dengue shock syndrome
(DSS) atau sindrom syok dengue (SSD). Syok sering terjadi pada anak
berusia kurang dari 10 tahun. Syok ditandai dengan nadi yang lemah
dan cepat sampai tidak teraba, tekanan nadi menurun menjadi 20
mmHg atau sampai nol, tekanan darah menurun dibawah 80 mmHg
atau sampai nol, terjadi penurunan kesadaran, sianosis di sekitar mulut
dan kulit ujung jari, hidung, telinga, dan kaki teraba dingin dan
lembab, pucat dan oliguria atau anuria.
Penatalaksanaan DSS (dengue syok syndrome) adalah demam
berdarah dengue yang disertai dengan gangguan sirkulasi, terdiri dari:
DHF grade III:
1. Tekanan darah sistolik < 80 mmHg
2. Tekanan nadi < 20 mmHg
3. Nadi cepat dan lemah
4. Akral dingin
DHF grade IV:
1. Shock berat
2. Tekanan darah tidak terukur, nadi tidak teraba.

8
Prosedur
Pada penderita dewasa:
1. Cairan:
a. Infuse NaCl 0,9 % / Dextrose 5% atau Ringer Laktat
b. Plasma expander, apabila shock sulit diatasi
c. Pemberian cairan ini dipertahankan minimal 12-24
jam maksimal 48 jam setelah shock teratasi.
d. Perlu observasi ketat akan jemungkinan oedema paru
dan gagal jantung, serta terjadinya shock ulang.
2. Tranfusi darah segar pada penderita dengan perdarahan
massif. 3 obat :
a. Antibiotic : diberikan pada penderita shock
membangkang dan/atau dengan gejala sepsis
b. Kortikosteroid : pemberiannya controversial hati-hati
pada penderita dengan gastritis.
c. Heparin : diberikan paa penderita dengan DIC dosis
100 mg/kg BB setiap 6 jam.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
a. Identitas
Nama, umur ( DHF sering menyerang pada anak-anak dengan
usia kurang dari 15 tahun),jenis kelamin,alamat,pendidikan,nama
orang tua,pedidikan orang tu,pekerjaan orang tua namun juga
bisa menyerang dewasa [ CITATION Sus15 \p 161 \l 1033 ]
b. Status kesehatan saat ini
1) Keluhan utama
Alasan/keluhan yang meninjol pada pasien DHF dibawa
kerumah sakit adalah panas tinggi dan anak lemah [ CITATION
SMa11 \p 86 \l 1033 ]

9
2) Alasan masuk rumah sakit
Pasien mengeluh karena demam tinggi, batuk, mual, pusing
dan badan terasa lemas [ CITATION SMa11 \p 86 \l 1033 ]
3) Riwayat penyakit sekarang
Mendapatkan ada keluhannya demam tinggi, batuk, mual,
pusing dan badan terasa lemas. Nafsu makan berkurang
hingga mengalami penurunan berat badan [ CITATION
SMa11 \p 86 \l 1033 ]
c. Riwayat kesehatan terdahulu
1) Riwayat penyakit sebelumnya
Penyakit apa saja yang pernah diderita pasien. Pada Dengue
Haemorrjagic Fever, anak bisa mengalami serangan ulang
Dengue Haemorrjagic Fever dengan tipe virus yang
lain [ CITATION Sus15 \p 161 \l 1033 ]
2) Riwayat penyakit keluarga
Adanya riwayat dari keluarga yang sebelumnya menderita
Dengue Haemorrjagic Fever (DHF) yang terkena gigitan
nyamuk aigepty [ CITATION Sus15 \p 161 \l 1033 ]
3) Riwayat Pengobatan
Perawat perlu mengklarifikasi pengobatan masa lalu dan
riwayat alergi,catat adanya efek samping yang ada di
masalalu [ CITATION Sus15 \p 161 \l 1033 ]
d. Pemeriksaan fisik
1) Keadaaan umum
a) Kesadaran
Pada penderita DHF biasanya sering mengalami
penurunan kesadaran [ CITATION SMa11 \p 90 \l 1033 ]
b) Tanda-tanda vital
Pada penderita Dengue Haemorrjagic Fever (DHF) harus
dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital seperti suhu,
denyut nadi dan pernafasan [ CITATION SMa11 \p 90 \l
1033 ]

10
2) Body system
a) System pernafasan
Biasanya klien kadang mengeluh sesak, terdapat
cairan tertimbun di paru-paru (effuse pleura)
[ CITATION SMa11 \p 89 \l 1033 ]
b) System kardiovaskuler
Frekuensi denyut nadi irama teratur dan kuat, tidak
odem, tidak teraba pembesaran vena jugularis, tidak
terdapat kelainan pada bunyi jantung, nyeri dada tidak
ada [ CITATION SMa11 \p 90 \l 1033 ]
c) System persarafan
Tingkat kesadaran compos mentis [ CITATION SMa11 \p
90 \l 1033 ]
d) System perkemihan
Warna urine kuning jernih, tidak keruh dengan volume
BAK 1000cc/hari [ CITATION SMa11 \p 90 \l 1033 ]
e) System pencernaan
Pada penderita DHF biasanya akan mengalami nyeri
tekan pada abdomen, asites,  penurunan nafsu makan
karena terjadi iritasi mukosa yang mempunyai
mekanisme menekan nafsu makan dengan menekan
pusat pengatur rasa kenyang dan rasa lapar
dihipotalamus [ CITATION SMa11 \p 90 \l 1033 ]
f) System integument
Pada penderita terdapat petekie, turgor kulit menurun,
keringat dingin, lembab [ CITATION SMa11 \p 90 \l 1033 ]
g) System musculoskeletal
Pada penderita ini biasanya menderita nyeri, baik nyeri
myalgia atau atralgia [ CITATION SMa11 \p 91 \l 1033 ]
h) System endokrin

11
Tidak ada pemeriksaan yang berkaitaan dengan system
endokrin [ CITATION SMa11 \p 90 \l 1033 ]
i) Sistem reproduksi
Tidak ada pemeriksaan yang berkaitan dengan system
reproduksi [ CITATION SMa11 \p 90 \l 1033 ]
j) System pengindraan
(1) (System penglihatan)
Pergerakan bola mata normal, konjungtiva serta
kornea normal, sclera tidak icterik, pupil isokor,
fungsi penglihatan baik [ CITATION SMa11 \p 89 \l
1033 ]
(2) (System pendengaran)
Tidak mengeluarkan cairan dari telinga, tidak ada
perasaan penuh dalam telinga, tidak ditemukan
tinnitus [ CITATION SMa11 \p 89 \l 1033 ]
(3) (System wicara)
Tidak mengalami kesulitan bicara. [ CITATION
SMa11 \p 89 \l 1033 ]
k) System imun
Pada penderita ini system imun menurun diakibatkan
inveksi virus dengue [ CITATION SMa11 \p 90 \l 1033 ]
e. Pemeriksaan penunjang
1) Trombositopeni (100.000/mm3)
Trombositopenia ini dapat didefinisikan sebagai jumlah
trombosit yang kurang dari 100.000/mm3. Jumlah trombosit
rendah dapat mengakibatkan merupakan akibat
berkurangnya produksi dan meningkatnya penghancuran
trombosit.
2) Hb dan PCV meningkat (20%)
Hematokrit (PVC) 20% merupakan indicator akan timbulnya
renjatan.
3) Leukopeni (mungkin normal atau lekositosis)

12
Leukopenia adalah rendahnya jumlah total sel darah putih
(leukosit) disbanding nilai normal. Jadi jika kekurangan sel
darah putih maka system pertahanan tubuh menurun dan
mudah terkena infeksi virus ini.
4) Pada renjatan yang berat, periksa : Hb, PCV berulang kali
(setiap jam atau 4-6 jam apabila sudah menunjukkan tanda
perbaikan) [ CITATION Ami15 \p 172 \l 1033 ]
f. Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan Medis
Kriteria Diagnosa :
a) Demam tinggi mendadak 2-7 hari
b) Manifestasi perdarahan (ptekie, ekimosis, perdarahan gusi,
hematemesis, melena)
c) Pembesaran hati, limpa
d) Tanpa/dengan renjatan : nadi lemah dan cepat, tensi turun,
ekstremitas dingin dan lembab, gelisah, sianosis sekitar mulut.
e) Trombositopenia
Trombositonia adalah penurunan jumlah trombosit dibawah
batas minimal.
f) Hemokonsentrasi, ematokrit meningkat 20% lebih

Terapi :
1. Tanpa rejatan :
a. Minum banyak 1,2-2 liter/hari
b. Bila muntah terus dipasang IVFD (Intravenous Fluid
Drops)
IVFD adalah jalur memasukkan cairan atau obat
langsung kedalam pembuluh darah vena dengan
menggunakan infuse set.
c. Antipiretik, dianjurkan parasentamol
Antipiretik adalah obat menurunkan suhu tubuh (panas),
dari suhu tinggi menjadi normal. Biasanya menekan

13
gejala-gejala yang biasanya menyertai demam seperti
kedinginan, nyeri kepala, dan lain-lain.
d. Antikonvulsi, untuk kejang demam
Antikonvulsi obat yang digunakan untuk mengembalikn
kestabilan rangsangan sel saraf sehingga dapat mencegah
atau mengatasi kejang.
2. Dengan renjatan :
a. IVFD
IVFD adalah jalur memasukkan cairan atau obat
langsung kedalam pembuluh darah vena dengan
menggunakan infuse set.
3. Plasma ekspender.
4. Pemberian komponen darah.
5. Oksigen.
6. Koreksi basa bila asidosis.
7. Evaluasi KU, tanda vital, perdarahan, dieresis, Hb, Ht,
trombo.

Penyuluhan :
1. Control ulang atau konsultasi ke pelayanan kesehatan
terdekat.
2. Pelaporan kepada Dinas Kesehatan untuk dilakukan
pengasapan
3. Jaga kebersihan lingkungan dengan melakukan 3M :
menutup tempat penyimpanan air, menguras dan
membersihkan tempat penampungan air dan taburkan
abate sebanyak 1 sendok untuk 100 liter air, mengubur
peralatan yang tak terpakai yang dapat menjadi tempat
berkembang biaknya nyamuk [ CITATION drT11 \p 63 \l 1033
]
 
2. Diagnose keperawatan

14
Bersihan jalan nafas tidak efektif
a. Definisi
Ketidakmampuan membersihkan secret atau obstruksi jalan napas
untuk mempertahankan jalan napas tetap paten. 
b. Penyebab
1) Fisiologis
a) Spasme jalan napas
b) Hipersekresi jalan napas
c) Disfungsi neuromuskuler
d) Benda asing dalam jalan napas
e) Adanya jalan napas buatan
f) Sekresi yang tertahan
g) Hyperplasia dinding jalan napas
h) Proses infeksi
i) Respon alergi
j) Efek agen farmakologis (mis. Anastesi)
2) Situasional
a) Merokok aktif
b) Merokok pasif
c) Terpajan polutan
(1) Gejala tanda mayor
(a) Subjektif
(tidak tersedia)
(b) Objektif
1) Batuk tidak efektif
2) Tidak mampu batuk
3) Sputum berlebih
4) Mengi, wheezing dan atau ronkhi kering
5) Mekonium di jalan napas (pada neonates)
(2) Gejala tanda minor
(a) Subjektif
1)Dispnea

15
2)Sulit bicara
3)Ortopnea
(b) Objektif
1) Gelisah
2) Sianosis
3) Bunyi napas menurun
4) Frekuensi napas berubah
5) Pola napas berubah

Nyeri
1. Definisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan onset
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat
yang bertanggungjawab dari 3 bulan. 
2. Penyebab
a. Agen pencedera ffisiologis (mis. Inflamasi, iskemia,
neoplasma)
b. Agen pencedera kimiawi (mis. Terbakar, bahan kimia
iritan)
c. Agen pencedera fisik (mis. Abses, amputasi, terbakar,
terpotong, mengangkat berat, prosedur operasi, trauma,
latihan fisik berlebihan).
d. Gejala tanda mayor
1) Subjektif
2) Mengeluh nyeri
3) Objektif
4) Tampak meringis
5) Bersikap protektif (mis. Waspada, posisi menghindar
nyeri)
6) Gelisah
7) Frekuensi nadi meningkat

16
8) Sulit tidur
e. Gejala tanda minor
1) Subjektif
(Tidak tersedia)
2) Objektif
a) Tekanan darah meningkat
b) Pola napas berubah
c) Nafsu makan berubah
d) Proses berpikir terganggu
e) Menarik diri
f) Berfokus pada diri sendiri
g) Diaphoresis
3) Kondisi klinis terkait
a) Kondisi pembedahan
b) Cedera traumatis
c) Infeksi
d) Sindrom koroner akut
e) glaukoma 

Hipertermi
1. Definisi
Suhu tubuh meningkat diatas rentang normal tubuh. 
2. Penyebab
a. Dehidrasi
b. Terpapar lingkungan panas
c. Proses penyakit (mis. Infeksi, kanker)
d. Ketidaksesuaian pakaian dengan suhu lingkungan
e. Peningkatan laju metabolism
f. Respon trauma
g. Aktivitas berlebihan
h. Penggunaan inkubator
3. Gejala dan tanda mayor

17
a. Subjektif
(tidak tersedia)
b. Objektif
Suhu tubuh diatas normal
4. Gejala dan tanda minor
a. Subjektif
(tidak tersedia)
b. Objektif
1. Kulit merah
2. Kejang
3. Takikardi
4. Takipnea
5. Kulit terasa hangat

5. Kondisi klinis terkait


a. Proses infeksi
b. Hipertiroid
c. Stroke
d. Dehidrasi
e. Trauma
f. Prematuritas

Nurtisi
1. Definisi
Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan badan intake nutrisi
yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang
menurun.
2. Penyebab
a. Penurunan berat badan di bawah ideal
b. Nafsu makan menurun
c. Intake nutrisi tidak adekuat
d. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

18
3. Gejala dan
tanda mayor
a. Subjektif
(tidak tersedia)
b. Objektif
Tanpa penurunan berat badan atau kebutuhan metabolic
actual atau potensi dalam masukan yang berlebihan

4. Gejala dan
tanda minor
a. Subjektif
Berat badan 10% sampai 20% atau lebih dibawah berat
badan ideal untuk tinggi dankerangka tubuh,lipatan kulit
trisep, lingkar lengan tengah, dan lingkar otot.
b. Objektif
5. Kondisi
klinis terkait
a. Penurunan berat badan
b. Nafsu makan menurun
c. Asupan nurtisi tidak adekuat

Kekurangan cairan
1. Definisi
Berhubungan dengan peningkatan premeabilitas kapiler.
2. Penyebab
a. Dehidrasi
b. Kehilangan cairan aktif
c. Kegagalan mekanisme regulasi
d. Intake cairan output lebih banyak dari input
3. Gejala dan tanda mayor
a. frekuensi nadi meningkat
b. tekanan darah menurun

19
c. volume urine menurun
d. hematokrit meningkat
e. turgor kulit menurun
4. Gejala dan tanda minor
a. meras lemah
b. nafsu makan menurun
c. suhu tubuh meningkat
d. mengeluh haus

3. Intervensi
a. Hipertermi
1) Tujuan / criteria evaluasi
Pasien akan menunjukkan Termoregulasi, yang di buktikan
oleh imdikator gangguan sebagai berikut (sebutkan 1-5 :
gangguan ekstrem, berat, sedang, ringan, atau tidak ada
gangguan) :
a. Peningkatan suhu kulit
b. Hipertermi
c. Dehidrasi
d. Mengantuk
2) Pasien akan menunjukkan Termoregulasi, yang dibuktikan
oleh indicator sebagai berikut (sebutkan 1-5 gangguan ekstrem,
berat, sedang, ringan, atau tidak ada gangguan) :
a. Berkeringat saat panas
b. Denyut nadi radialis
c. Frekuensi pernapasan [ CITATION JWi16 \p 217 \l 1033 ]

Contoh lain :

Pasien keluarga akan :

20
1. Menunjukkan metode yang tepat untuk mengukur suhu
2. Menjelaskan tindakan untuk mencegah atau
meminimalkan peningkatan suhu tubuh
3. Melaporkann tanda dan gejala dini Hipertermia

Bayi akan :
1. Tidak mengalami gawat napas, gelisah, atau letargi
2. Menggunkan sikap tubuh yang dapat mengurangi panas
[ CITATION JWi16 \p 217 \l 1033 ]

3) Intervensi NIC
1. Terapi demam : menangani pasien yang mengalami
hiperpireksia akibat factor selain lingkungan
2. Kewaspadaan Hipertermia Maligna : mencegah atau
menurunkan respons hipermetabolik terhadap obat-obat
farmakologis yang digunakan selama pembedahan
3. Perawatan Bayi Baru Lahir : melakukan penatalaksanaan
neonatus selama transisi dari kehidupan diluar rahim dan
periode stabilisasi selanjutnya
4. Pemantauan Bayi baru lahir : mengukur dan
menginterpretasi status fisiologi bayi baru lahir dalam 24
jam pertma setelah pelahiran
5. Regulasi suhu : mencaoai atau mempertahankan suhu tubuh
dalam rentang normal
6. Pemantauan tanda-tanda vital : mengumpulkan dan
menganalisis data kardiovaskuler, pernapasan, dan suhu
tubuh untuk menentukan mencegah komplikasi [ CITATION
JWi16 \p 217 \l 1033 ]
a. Aktivitas keperawatan
Pengkajian :
1. Pantau aktivitas kejang.

21
2. Oantau hidrasi (misalnya turgor kulit, kelembapan
membrane mukosa).
3. Pantau tekanan darah, denyut nadi, dan frekuensi
pernapasan.
4. Kaji ketepatan jenis pakaian yang digunakan, sesuai
dengan suhu lingkungan.
5. Untuk pasien bedah :
Dapatkan riwayat hipertermia maligna, kematian
akibat anestesi, atau demam pasca bedah pada
individu dn keluarga.
Pantau tanda hipertermia maligna (misalnya demam,
takipnea, aritmia, perubahan tekanan darah, bercak
pada kulit, kelakuan, dan berkeringat
banyak) (Wilkinson, 2016, p. 217)
6. Regulasi suhu (NIC)
7. Pantau suhu minimal setiap dua jam, sesuai dengan
kebutuhan
8. Pasang alat pantau suhu inti tubuh kontinu, jika
perlu
9. Pantau warna kulit dan suhu

b. Penyuluhan untuk pasien/keluarga


Ajarkan pasien/keluarga dalam mengukur suhu untuk
mencegah dan mengenali secara dini hipertermia
(misalnya stroke bahang dan keletihan akibat panas).
c. Regulasi suhu (NIC) : ajarkan indikasi keletihan akibat
panas dan tindakan kedaruratan yang diperlukan, jika
perlu
d. Aktivitas kolaboratif
Regulasi suhu (NIC) : berikan obat antipiretik, jika perlu
gunakan matras dingin dan mandi air hangat untuk

22
mangatasi gangguan suhu tubuh, jika perlu [ CITATION
JWi16 \p 217 \l 1033 ]

Nyeri
1. Tujuan/criteria evaluasi
2. Menunjukkan nyeri : efek merusak, yang dibukukan oleh
indicator sebagai berikut (sebutkan 1-5 gangguan ekstrem,
berat, sedang, ringan, atau tidak ada gangguan) :
a. Gangguan performa peran atau gangguan hubungan
interpersonal
b. Gangguan konsentrasi
c. Gangguan perawatan diri
d. Gangguan pola tidur
e. Kehilangan selera makan
3. Memperlihatkan tingkat nyeri, yang dibuktikan oleh
indicator sebagai berikut (sebutkan 1-5 gangguan ekstrem,
berat, sedang, ringan, atau tidak ada gangguan) :
a. Ekspresi nyeri pada wajah
b. Gelisah atau tidak tenang
c. Ketegangan otot
d. Kehilangan selera makan
e. Episode nyeri yang lama [ CITATION JWi16 \p 300 \l 1033
]
Contoh lain

Pasien akan :

a. Menyatakan secara verbal pengetahuan tentang cara


alternative untuk redakan nyeri
b. Tetap produktif ditempat kerja atau sekolah
c. Melaporkan menikmati aktivitas senggang
d. Melaporkan kesejahteraan fisik dan psikologis

23
e. Mengenali factor-faktor yang meningkatkan nyeri dan
melakukan tindakan pencegahan nyeri
f. Menggunakan pereda nyeri analgesic dan nonanalgesik
secara tepat [ CITATION JWi16 \p 300 \l 1033 ] 

4) Intervensi NIC
a. Pemberian analgesic : penggunaan agens farmakologis
untuk meredakan atau menghilangkan nyeri
b. Modifikasi pelaku : meningkatkan perubahan perilaku
c. Peningkatan koping : membantu pasien untuk beradaptasi
dengan persepsi stressor, perubahan, atau ancaman yang
menghambat pemenuhan tuntutan dan peran hidup
d. Manajemen medikasi : memfasilitasi penggunaan obat resep
atau obat bebas secara aman dan efektif
e. Manajemen alam perasaan : memberikan kemanan,
stabilisasi, pemulihan, dam pemeliharaan pada pasien yang
mengalami disfungsi alam perasaan baik depresi maupun
peningkatan perasaan
f. Manajemen nyeri : menghilangkan nyeri atau menurunkan
nyeri ke tingkat yang lebih nyaman yang dapat ditoleransi
oleh pasien
g. Bantuan analgesia yang dikendalikan oleh pasien (Patient-
Controlled Analgesia (PCA) : memfasilitasi pengendalian
pemberian dan pengaturan analgesic oleh pasien
h. Fasilitasi tanggung jawab diri : mendorong pasien untuk
lebih bertanggungjawab terhadap perilakunya sendiri
[ CITATION JWi16 \p 300 \l 1033 ]

Aktivitas keperawatan
Pengkajian
1. Kaji dan dokumentasikan efek jangka panjang
penggunaan obat
2. Manajemen nyeri (NIC)

24
Pantau tingkat kepuasan pasien terhadap manajemen
nyeri pada interval tertentu, tentukan dampak
pengalaman nyeri pada kualitas hidup (misalnya tidur,
selera makan, aktivitas, kognisi, alam perasaan,
hubungan, kinerja, dan tanggungjawab
peran) [ CITATION JWi16 \p 301 \l 1033 ]

Penyuluhan untuk pasien/keluarga

Beritahu pasien bahwa peredaan nyeri secara total tidak


akan dapat dicapai [ CITATION JWi16 \p 301 \l 1033 ]

Aktivitas kolaboratif
1. Adakan pertemuan multidisipliner untuk merencanakan
asuhan perawatan pasien
2. Manajemen Nyeri (NIC) : pertimbangkan rujukan untuk
pasien, keluarga, dan orang terdekat pasien ke kelompok
pendukung atau sumber lain, bila perlu [ CITATION JWi16 \l
1033 ]
3. Perawatan luka : luka bakar : mencegah komplikasi luka
akibat luka bakar dan memfasilitasi penyembuhan
luka(Wilkinson, 2016, p. 301)

25
DAFTAR PUSTAKA

 
Manurung, S. (2011). Keperawatan Profesional. Jakarta: TIM.

Nuarif, A. H., & NIC-NOC, N. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis. Yogyakarta: Media Action.

Nugroho, d. T. (2011). Asuhan Keperawatan Materitas, Anak, Bedah, Penyakit


Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.

Susillaningrum. (2015). Asuhan Keperawatan Bayi Dan Anak. Jakarta: Salemba


Medika.

syafrudin. (2011). himpunan penyuluhan kesehatan pada remaja, keluarga, lansia


dan masyarakat. jakarta: cv. trans info media.

Wilkinson, J. (2016). Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC.

26
27
Soal

1. Nyamuk apakah yang dapat menyebabkan seseorang memiliki penyakit


demam berarah?
a. Nyamuk albopictus
b. Nyamuk culex quinquefasciuatus
c. Nyamuk anopheles
d. Nyamuk aedes aegypti
e. Nyamuk filarial
2. DBD lebih beresiko terkena pada?
a. Anak anak
b. Dewasa
c. Remaja
d. Lansia
e. Semua jawaban benar

3. Bagaimana cara mencegah penyakit demam berdarah, kecuali?


a. Menguras bak mandi 1 minggu sekali
b. Menutup wadah penampung air
c. Menggantung baju terlalu lama
d. Menggunakan anti nyamuk
e. Membiakan sampah menumpuk
4. Berapa tipe virus yang dapat menyebabkan demam berdarah?
a. 4
b. 3
c. 2
d. 1
e. 5

5. Komplikasi apa saja yang dapat terjadi penyakit demam berdarah?


a. Paru-paru, hati, dn jantung
b. Kaki, kulit dan kepala

28
c. Hati, jantung, an ginjal
d. Usus, kulit dan ginjal
e. Ginjal, hati dan jantung

6. Seorang perempuan datang ke rumah sakit dengan diagnose DHF,ditemukan


tanda gejala nadi cepat, hipotensi, gelisah,kulit dingin dan lembab, sianosis.
Berdasarkan data diatas pasien sudah memasuki DHF derajat?
d. Derajat I
e. Derajat II
f. Derajat III
g. Derajat IV
h. Derajat V

7. Virus DBD terdiri apa saja?


a. DEN 1
b. DEN 2 DAN DEN3
c. DEN 2, DEN 3 DAN DEN 4
d. DEN1, DEN 3 DAN DEN 4
e. DEN 1, DEN2, DEN 3 DAN DEN 4

8. Makanan apa saja yang disarankan untuk penderita DBD?

a. Jambu,jeruk dan mengkonsumsi banyak air


b. Nasi goreng
c. Ayam bakar
d. Nasi pecel
e. Bakso

29
9. Masa incubasi demam bersarah berapa hari?

a. 16-18 hari
b. 20 hari
c. 13-15 hari
d. 7-8 hari
e. 23 hari

10. Pada usia berapa dhf sering menyerang?


a. 15 tahun
b. 0-12 bulan
c. 4 bulan
d. 1 tahun
e. 10 tahun

30
31
32
33
34
35
36

Anda mungkin juga menyukai