Anda di halaman 1dari 16

KEPERAWATAN GERONTIK

KATARAK

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3

DISUSUN OLEH:
IKA LISTIANINGSIH (2007720010)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2010
IKA LISTIANINGSIH (2007720010)
KEPERAWATAN GERONTIK – KATARAK

KATARAK

A. Definisi Katarak
Katarak adalah opasitas lensa kristalina yang normalnya jernih. Biasanya terjadi
akibat proses penuaan, tetapi dapat timbul pada saat kelahiran (katarak kongenital). Dapat
pula berhubungan dengan trauma mata tajam maupun tumpul, penggunaan kortikosteroid
jangka panjang, penyakit sistemis, seperti diabetes mellitus atau hipoparatiroidisme,
pemajanan radiasi, pemajanan yang lama sinar matahari (sinar ultraviolet), atau kelainan
mata lain seperti uveitis anterior.
(Suddartth & Brunner, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3, 2001)
Katarak adalah keadaan kekeruhan pada lensa mata yang dapat terjadi akibat
hidrasi (penambahan cairan lensa), denaturasi protein lensa atau dapat juga akibat dari
kedua-duanya. Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif. Katarak
menyebabkan penderita tidak bisa melihat dengan jelas karena dengan lensa yang keruh,
cahaya sulit mencapai retina dan akan menghasilkan bayangan yang kabur pada retina.
Jumlah dan bentuk kekeruhan pada setiap lensa mata dapat bervariasi.
(http://rizkiariandy.blogspot.com/2010/07/pengertian-dan-definisi-katarak.html?
zx=4fb5a98c425d02df)
Katarak adalah proses kekeruhan yang terjadi pada sebagian atau seluruh bagian
lensa mata. Penyebab katarak adalah karena faktor usia, kecelakaan, terganggunya
metabolisme tubuh akibat penyakit berkepanjangan, bawaan lahir atau bahkan keracunan.
Gejala yang dirasakan oleh penderita katarak adalah penglihatan yang berkabut, silau, bila
dilihat dengan bantuan cahaya pada pupil akan terlihat keruh.
(http://optic.kasoem.co.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=1:katarak&catid=9:artikel&Itemid=34)
Katarak adalah perubahan lensa mata yang tadinya jernih dan tembus cahaya
menjadi keruh, menyebabkan gangguan pada penglihatan. Katarak umumnya merupakan
proses penuaan. Paparan sinar ultraviolet jangka panjang, penggunaan obat-obatan dan
penyakit tertentu seperti diabetes juga dapat mempercepat timbulnya katarak. Katarak juga
dapat terjadi pada saat lahir atau trauma pada mata.
(http://klinikmatanusantara.com/index.php?
option=com_content&task=view&id=32&Itemid=9)

1
IKA LISTIANINGSIH (2007720010)
KEPERAWATAN GERONTIK – KATARAK

B. Klasifikasi Katarak

Gambar 1. Katarak senilis (usia


Katarak traumatik Katarak kongenital
tua)

Katarak dapat diklasifikasikan menjadi:


 Katarak Kongenital: Katarak yang sudah terlihat pada usia di bawah 1 tahun.
 Katarak Juvenil: katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun.
 Katarak Senil: katarak setelah usia 50 tahun.
 Katarak Trauma: Katarak yang terjadi akibat trauma pada lensa mata.

Ada pula yang mengklasifikasikan katarak menjadi:


 Katarak Kongenital
Diderita oleh bayi dan anak-anak yang biasanya disebabkan oleh infeksi virus pada saat
ibu hamil muda.
 Katarak Senilis
Katarak yang disebabkan oleh proses penuaan.
 Katarak Traumatik
Katarak yang disebabkan oleh trauma atau kecelakaan langsung pada mata.
 Katarak Komplikata
Katarak yang disebabkan oleh infeksi atau penyakit tertentu seperti penyakit Diabetes
Mellitus.

C. Etiologi Katarak
Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya usia
seseorang. Usia rata-rata terjadinya katarak adalah pada umur 60 tahun keatas. Akan tetapi,
katarak dapat pula terjadi pada bayi karena sang ibu terinfeksi virus pada saat hamil muda.
Penyebab katarak lainnya meliputi :
 Faktor keturunan.
 Cacat bawaan sejak lahir.

2
IKA LISTIANINGSIH (2007720010)
KEPERAWATAN GERONTIK – KATARAK

 Masalah kesehatan, misalnya gangguan metabolisme seperti Diabetus Mellitus.


 Penggunaan obat tertentu dalam jangka panjang, khususnya steroid.
 Gangguan pertumbuhan.
 Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama.
 Rokok dan alcohol
 Operasi mata sebelumnya.
 Trauma (kecelakaan) pada mata.
 Kurang asupan antioksidan, seperti vitamin A, C, dan E.
 Faktor-faktor lainya yang belum diketahui.

D. Anatomi dan Fisiologi Lensa

3
IKA LISTIANINGSIH (2007720010)
KEPERAWATAN GERONTIK – KATARAK

Gambar 2. Penampang anatomi mata.

a. Anatomi Lensa
Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular tak berwarna, jernih, transparan
dan berbentuk seperti kancing baju serta mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Tebal
sekitar 4 mm dan diameternya 9 mm. lensa mengandung tiga komponen anatomis, pada
zona sentral terdapat nukleus, di perifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya
adalah kapsul anterior dan posterior. Di bagian posterior iris lensa digantung oleh zonula
(zonula zinnii) yang menghubungkannya dengan korpus siliare. Di sebelah anterior lensa
terdapat humor aquaeus dan disebelah posterior terdapat viterus. Kapsul lensa adalah suatu
membran semipermeabel yang dapat dilewati air dan elektrolit. Disebelah anterior terdapat
selapis epitel subkapsular.
Nukleus lensa lebih keras daripada korteksnya. Sesuai dengan bertambahnya usia,
serat-serat lamelar subepitel terus diproduksi, sehingga lensa lama-kelamaan menjadi
kurang elastik. Lensa terdiri dari enam puluh lima persen air, 35% protein, dan sedikit
sekali mineral yang biasa ada di jaringan tubuh lainnya. Kandungan kalium lebih tinggi di
lensa daripada di kebanyakan jaringan lain. Asam askorbat dan glutation terdapat dalam
bentuk teroksidasi maupun tereduksi. Tidak ada serat nyeri, pembuluh darah atau pun saraf
di lensa.

b. Fisiologi Lensa
Fungsi utama lensa adalah memfokuskan berkas cahaya ke retina. Untuk
memfokuskan cahaya yang datang dari jauh, otot-otot siliaris relaksasi, menegangkan serat
zonula dan memperkecil diameter anteroposterior lensa sampai ukurannya yang terkecil,
daya refraksi lensa diperkecil sehingga berkas cahaya paralel atau terfokus ke retina. Untuk
memfokuskan cahaya dari benda dekat, otot siliaris berkontraksi sehingga tegangan zonula
berkurang. Kapsul lensa yang elastik kemudian mempengaruhi lensa menjadi lebih sferis
diiringi oleh peningkatan daya biasnya.
Kerjasama fisiologik tersebut antara korpus siliaris, zonula, dan lensa untuk
memfokuskan benda dekat ke retina dikenal sebagai akomodasi. Seiring dengan
pertambahan usia, kemampuan refraksi lensa perlahan-lahan berkurang.
Selain itu juga terdapat fungsi refraksi, yang mana sebagai bagian optik bola mata untuk
memfokuskan sinar ke bintik kuning, lensa menyumbang +18.0- dioptri.

4
IKA LISTIANINGSIH (2007720010)
KEPERAWATAN GERONTIK – KATARAK

c. Metabolisme Lensa Normal


Transparansi lensa dipertahankan oleh keseimbangan air dan kation (sodium dan
kalium). Kedua kation berasal dari humour aqueous dan vitreous. Kadar kalium di bagian
anterior lensa lebih tinggi di bandingkan posterior dan kadar natrium di bagian posterior
lebih besar. Ion K bergerak ke bagian posterior dan keluar ke aqueous humour, dari luar
Ion Na masuk secara difusi dan bergerak ke bagian anterior untuk menggantikan ion K dan
keluar melalui pompa aktif Na-K ATPase, sedangkan kadar kalsium tetap dipertahankan di
dalam oleh Ca-ATPase.

Metabolisme lensa melalui glikolsis anaerob (95%) dan HMP-shunt (5%). Jalur
HMP shunt menghasilkan NADPH untuk biosintesis asam lemak dan ribose, juga untuk
aktivitas glutation reduktase dan aldose reduktase. Aldose reduktse adalah enzim yang
merubah glukosa menjadi sorbitol, dan sorbitol dirubah menjadi fruktose oleh enzim
sorbitol dehidrogenase.
(http://kinton.multiply.com/reviews/item/5)

E. Patofisiologi Katarak

5
IKA LISTIANINGSIH (2007720010)
KEPERAWATAN GERONTIK – KATARAK

Gambar
3. Mata tampak depan dengan Gambar 4. Mata tampak depan dengan
lensa yang jernih. lensa yang keruh (katarak).

6
IKA LISTIANINGSIH (2007720010)
KEPERAWATAN GERONTIK – KATARAK

Suatu katarak terbentuk pada lensa mata yaitu struktur yang transparan (jernih)
dibelakang iris (selaput berwarna yang mengelilingi pupil). Lensa menfokuskan sinar pada
retina, selaput dibelakang mata yang sensitif terhadap sinar yang mengkonversi (merubah)
impuls sinar kedalam signal syaraf untuk menghasilkan gambar penglihatan yang jelas.
(http://www.totalkesehatananda.com/katarak.html)
Lensa mengandung 65% air, 35% protein dan sisanya adalah mineral. Lensa
mengandung tiga komponen anatomis antara lain nukleus, korteks dan kapsul. Dengan
bertambahnya usia, ukuran dan densitasnya bertambah. Nukleus mengalami perubahan
warna coklat kekuningan. Di sekitar opasitas terdapat densitas seperti duri dianterior dan
posterior nukleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang paling
bermakna, tampak seperti Kristal salju pada jendela.
Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi.
Perubahan pada selaput halus multipel (zunula)yang memanjang dari badan silier ke
sekitar daerah di luar lensa, misalnya dapat menyebabkan penglihatan mengalami distorsi.
Katarak dapat terbentuk bila masukan 02 berkurang (Vaugan dan Asbori,1986), kandungan
air berkurang, kandungan kalsium meningkat, protein yang selubel menjadi insolubel
(Hewel,1986). Kekeruhan sel selaput lensa yang terlalu lama menyebabkan kehilangan
kejernihan secara progresif yang dapat menimbulkan nyeri hebat dan sering terjadi pada
kedua mata.
(http://rizkiariandy.blogspot.com/2010/07/pengertian-dan-definisi-katarak.html?
zx=4fb5a98c425d02df)
Perubahan kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan koagulasi, sehingga
mengabutkan pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori
menyebutkan terputusnya protein lensa normal terjadi disertai infulks air kedalam lensa,
proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar. Teori
lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peranan dalam melindungi lensa dari
degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada
kebanyakan pasien menderita katarak.

7
IKA LISTIANINGSIH (2007720010)
KEPERAWATAN GERONTIK – KATARAK

Katarak biasanya terjadi bilateral, namun mempunyai kecepayan yang berbeda.


Dapat disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistemis, seperti diabetes, namun
sebenarnya merupakan konsekwensi dan proses penuaan yang normal. Kebanyakan
katarak berkembang secara kronik dan “matang” ketika memasuki dekade ke tujuh.
Katarak dapat dapat bersifat kongenital dan harus diidentifikasi awal, karena bila tidak
terdiagnosa, dapat menyebabkan ambliopia dan kehilangan penglihatan permanen.
(Suddartth & Brunner, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3, 2001)

F. Manifestasi Klinis Katarak


Katarak didiagnosis terutama dengan gejala subjektif. Biasanya gejala berupa
keluhan penurunan tajam pengelihatan secara progresif (seperti rabun jauh memburuk
secara progresif). Pengelihatan seakan-akan melihat asap dan pupil mata seakan-akan
bertambah putih. Temuan objektif biasanya meliputi pengembunan seperti mutiara
keabuan pada pupil sehingga retina tak akan tampak dengan oftalmoskop. Pada akhirnya
apabila katarak telah matang, pupil akan tampak benar-benar putih, sehingga refleks
cahaya pada mata menjadi negatif (-). Katarak biasanya terjadi bertahap selama bertahun-
tahun dan bila katarak dibiarkan, kondisinya bias akan sangat memburuk sehingga akan
mengganggu penglihatan dan akan dapat menimbulkan komplikasi berupa glaukoma dan
uveitis.
(Suddartth & Brunner, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3, 2001)

G. Gejala Umum
Gejala umum gangguan katarak meliputi:
 Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.
 Peka terhadap sinar atau cahaya.
 Dapat melihat dobel pada satu mata.
 Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.
 Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.
(http://rizkiariandy.blogspot.com/2010/07/pengertian-dan-definisi-katarak.html?
zx=4fb5a98c425d02df)

8
IKA LISTIANINGSIH (2007720010)
KEPERAWATAN GERONTIK – KATARAK

Gambar 5. Gejala katarak pengelihatan kabur

Gambar 6. Tulisan & gambar berwarna Gambar 7. Tulisan & gambar berwarna
dilihat oleh mata normal dilihat oleh mata katarak

H. Pencegahan Katarak
Umumnya katarak terjadi bersamaan dengan bertambahnya umur yang tidak dapat
dicegah. Pemeriksaan mata secara teratur sangat perlu untuk mengetahui adanya katarak.
Bila telah berusia 60 tahun sebaiknya mata diperiksa setiap tahun. Pada saat ini dapat
dijaga kecepatan berkembangnya katarak dengan cara:
 Tidak merokok, karena merokok mengakibatkan meningkatkan radikal bebas dalam
tubuh, sehingga risiko katarak akan bertambah.
 Pola makan yang sehat, memperbanyak konsumsi buah dan sayur yang banyak
mengandung vitaminC ,vitamin A dan vitamin E.

9
IKA LISTIANINGSIH (2007720010)
KEPERAWATAN GERONTIK – KATARAK

 Lindungi mata dari sinar matahari, karena sinar UV mengakibatkan katarak pada mata.
 Menjaga kesehatan tubuh dari penyakit DM dan penyakit lainnya.

I. Prognosis
Prognosis penglihatan untuk pasien anak-anak yang memerlukan pembedahan tidak
sebaik prognosis untuk pasien katarak senilis. Adanya ambliopia dan kadang-kadang
anomali saraf optikus atau retina membatasi tingkat pencapaian pengelihatan pada
kelompok pasien ini. Prognosis untuk perbaikan ketajaman pengelihatan setelah operasi
paling buruk pada katarak kongenital unilateral dan paling baik pada katarak kongenital
bilateral inkomplit yang proresif lambat.
(http://www.fortunestar.co.id/penyakit-lain/79-katarak.html)

J. Pemeriksaan Diagnostik Katarak


Adapun pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada pasien dengan katarak adalah:
 Keratometri.
 Pemeriksaan lampu slit.
 Oftalmoskopis.
 A-scan ultrasound (echography).
 Penghitungan sel endotel yang penting untuk fakoemulsifikasi dan implantasi IOL.
(http://www.fortunestar.co.id/penyakit-lain/79-katarak.html)

K. Penatalaksanaan Katarak
Tidak ada terapi obat untuk katarak, penatalaksanaan terhadap katarak adalah
pembedahan. Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilator pupil dan refraksi kuat
sampai ke titik dimana pasien melakukan aktivitas hidup sehari-hari, maka penanganan
biasanya konservatif.
(Ilyas, Sidarta: Ilmu Penyakit Mata, ed. 3)
Sebelum dilakukan pembedahan, biasanya dipersiapkan untuk mengeluarkan
bagian lensa yang keruh dan dimasukkan lensa buatan yang jernih dan permanen. Pra
bedah diperlukan pemeriksaan kesehatan tubuh umum untuk menentukan apakah ada
kelainan yang menjadi halangan untuk dilakukan pembedahan. Pemeriksaaan ini akan
memberikan informasi rencana pembedahan selanjutnya. Pemeriksaan tersebut termasuk
hal-hal seperti:

10
IKA LISTIANINGSIH (2007720010)
KEPERAWATAN GERONTIK – KATARAK

 Gula darah
 Hb, Leukosit, masa perdarahan, masa pembekuan
 Tekanan darah
 Elektrokardiografi
 Riwayat alergi obat
 Pemeriksaan rutin medik lainnya dan bila perlu konsultasi untuk keadaan fisik
prabedah
 Tekanan bola mata
 Uji Anel untuk mengukur panjang bola mata bersama uji Ultrasonografi Sken A.
Pada pasien tertentu kadang-kadang terdapat perbedaan lensa yang harus ditanam pada
kedua mata. Dengan cara ini dapat ditentukan ukuran lensa yang akan ditanam untuk
mendapatkan kekuatan refraksi pasca bedah.
Sebelum dilakukan operasi harus diketahui fungsi retina, khususnya makula,
diperiksa dengan alat retinometri. Jika akan melakukan penanaman lensa, maka lensa
diukur kekuatannya (dioptri) dengan alat biometri. Mengukur kelengkungan kornea
bersama ultrasonografi dapat menentukan kekuatan lensa yang akan ditanam.
Adapun tekhnik anestesi yang digunakan diantaranya:
 Lokal
Pada Operasi katarak teknik anestesi yang umumnya digunakan adalah anestesi lokal.
 Umum
Anestesi umum digunakan pada pasien yang tidak kooperatif, bayi dan anak.

Gambar 8. Pembedahan katarak

11
IKA LISTIANINGSIH (2007720010)
KEPERAWATAN GERONTIK – KATARAK

Setelah dilakukan persiapan, maka dilakukan pembedahan katarak. Pembedahan


dilakukan bila ketajaman penglihatan sudah menurun sedemikian rupa sehingga
mengganggu pekerjaan sehari-hari atau bila telah menimbulkan penyulit seperi glaukoma
dan uveitis. Terdapat dua macam teknik pembedahan untuk pengangkatan katarak, yaitu
ICCE (Intra Capsular Cataract Extraction) atau Ekstraksi Katarak Intrakapsuler dan
ECCE (Extra Capsular Cataract Extraction) atau Ekstraksi Katarak Ekstrakapsuler.
(Prof.dr.H. Sidarta Ilyas. SpM, Penuntun ilmu penyakit mata, FKUI, edisi 3, 2005)

a. Ekstraksi Katarak Intrakapsuler


Ekstraksi Katarak Intrakapsuler adalah pengankatan sekuruh lensa sebagai satu
kesatuan. Ekstraksi jenis ini merupakan tindakan bedah yang umum dilakukan pada
katarak senil. Lensa beserta kapsulnya dikeluarkan dengan memutus zonula yang telah
mengalami degenerasi. Setelah zonula dipisahkan, lensa diangkat dengan cryoprobe yang
diletakkan secara langsung pada kapsula lentis.
Bedah beku berdasar pada suhu pembekuan untuk mengangkat suatu lesi atau
abnormalitas. Instrumen medah beku bekerja dengan prinsip bahwa logam dingin akan
melekat pada benda yang lembab. Ketika cryoprobe diletakkan secara langsung pada
kapsula lentis, kapsul akan melekat pada probe. Lensa kemudian diangkat secara lembut.
Pada saat ini pembedahan Ekstraksi Katarak Intrakapsuler sudah jarang dilakukan karena
tersedianya teknik bedah yang lebih canggih.
(Prof.dr.H. Sidarta Ilyas. SpM, Penuntun ilmu penyakit mata, FKUI, edisi 3, 2005)

b. Ekstraksi Katarak Ekstrakapsuler


Pembedahan teknik Ekstraksi Katarak Ekstrakapsuler mencapai 98% pembedahan
katark. Mikroskop digunakan untuk melihat struktur mata selama pembedahan. Prosedur
ini dilakukan dengan lensa diangkat dan meninggalkan kapsulnya, meliputi pengambilan
kapsula anterior, menekan keluar nukleus lentis, dan menghisap sisa fragmen kortikal
lunak. Untuk memperlunak lensa agar mempermudah pengambilan lensa melalui sayatan
yang kecil, digunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi (fakoemulsifikasi). Termasuk
kedalam golongan ini ekstraksi linear, aspirasi dan irigasi. Dengan meninggalkan kapsula
posterior dan zonula lentis tetap utuh, dapat mempertahankan arsitektur bagian posterior
mata, jadi mengurangi insidensi komplikasi yang serius.
(Prof.dr.H. Sidarta Ilyas. SpM, Penuntun ilmu penyakit mata, FKUI, edisi 3, 2005)

12
IKA LISTIANINGSIH (2007720010)
KEPERAWATAN GERONTIK – KATARAK

Fokoemulsifikasi
Fakoemulsifikasi adalah penemuan terbaru pada ekstraksi ekstrakapsuler, teknik
yang paling modern. Hanya diperlukan sayatan yang sangat kecil yaitu sekitar 3 mm disisi
kornea. Lensa akan dihancurkan menjadi kepingan halus dengan getaran ultrasonik
kemudian diaspirasi menggunakan alat yang sama yang juga memberikan irigasi kontinus.
Lensa akan diganti dengan IOL (Lensa Intra-Okuler) yang dapat dilipat/ dipilin dan
dimasukkan melalui sayatan kecil tadi. Sayatan kecil tersebut dapat pulih dengan
sendirinya tanpa memerlukan jahitan sehingga memerlukan waktu penyembuhan yang
lebih pendek dan penurunan insidensi astigmatisme pascaoperasi sehingga memungkinkan
pasien cepat beraktivitas normal kembali. Pembedahan ini memakan waktu yang lebih
singkat, yaitu kurang-lebih 30 menit.
Kedua teknik irigasi-aspirasi dan fakoemulsifikasi dapat mempertahankan kapsula
posterior yang nantinya digunakan untuk penyangga IOL. Ekstraksi katarak dan implantasi
IOL dapat dilakukan bersama dengan transplantasi kornea atau pembedahan untuk
glaukoma.
Lensa kristalina bertanggungjawab terhadap sepertiga kekuatan focus mata, maka
bila lensa diangkat, pasien memerlukan koreksi optikal. Koreksi ini dapat dilakukan
dengan salah satu dari tiga metode berikut:
 Kaca mata apika: mampu memberikan pandangan sentral yang baik, namun
pembesaran 25% s.d 03%, menyebabkan penurunan dan distorsi pandangan perifer
yang menyebabkan kesulitan dalam memahami relasi spasial, membuat benda-benda
Nampak jauh lebih dekat dari yang sebenarnya.
 Lensa kontak: jauh lebih nyaman dari kaca mata apakia karena tak terjadi pembesaran
yang bermakna (5% s.d 10%), tak terdapat aberasi sferis, tak ada penurunan lapang
pandang dan tak ada kesalahan orientasi spasial.
 Implan Lensa Intaokuler (ILO): merupakan lensa permanen plastik yang secara bedah
diimplantasi ke dalam mata. Metode ini mampu menghasilkan bayangan dengan
bentuk dan ukuran normal.
(Suddartth & Brunner, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3, 2001)

13
IKA LISTIANINGSIH (2007720010)
KEPERAWATAN GERONTIK – KATARAK

L. Komplikasi Katarak
Meskipun terjadi perbaikan pengembalian ke pandangan penuh yang sempurna
pada ekstraksi katarak dan implantasi IOL, tetap saja terdapat komplikasi yang dapat
muncul, diantaranya kerusakan endotel kornea, sumbatan pupil, glaucoma, perdarahan,
fistula luka operasi, edema macula sistoid, pelepasan koroid, uveitis dan endoftalmitis. Hal
tersebut dapat diatasi dengan pemberian tetes mata dilator, diikuti pemberian posisi pada
kepala dan diakhiri dengan tetes mata konstriktor atau pasien memerlukan pembedahan
lagi untuk mereposisi atau mengangkat IOL.
Komplikasi yang umum terjadi pada pembedahan adalah pembentukkan membran
sekunder yang terjadi sekitar 25% pasien dalam 3 sampai 36 bulan setelah pembedahan.
Membran ini terbentuk akibat dari proliferasi sisa epitel lensa. Hal tersebut dapat
mempengaruhi penglihatan dengan mengganggu masuknya cahaya dan meningkatkan
terjadinya disabilitas silau. Dapat dibuat lubang melalui membran (kapsulotomi) dengan
jarum atau laser (laser Yag) untuk mengembalikan penglihatan. Sebenarnya komplikasi
dapat ditekan seminimal mungkin jika perawatan pre-operasi dan pasca operasi dilakukan
sesuai prosedur.
(Suddartth & Brunner, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3, 2001)

M. Pendidikan Pasien dan Pertimbangan Perawatan di Rumah


Setelah periode penyembuhan pascaoperasi yang singkat di rumah sakit, pasien
dipulangkan dengan disertai instruksi mngenai obat mata, pembersihan dan perlindungan,
tingkat dan pembatasan aktivitas, diet, pengontrolan nyeri, pemberian posisi, komitmen
untuk kontrol, proses pascaoperatif yang diharapkan dan gejala yang harus dilaporkan
segera kepada perawat bedah ataupun dokter bedah.
Pasien biasanya cepat kembali kembali ke aktivitas hariannya, namun
membungkuk dan mengangkat beban berat harus dibatasi sampai sekitar 1 minggu.
Pelindung mata harus digunakan pada malam hari dan kaca mata (kaca mata hitam ketika
berada di luar rumah dengan cahaya terang) pada siang hari perlu selama 2 minggu untuk
melindungi mata dari cidera.
(Suddartth & Brunner, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3, 2001)

14
IKA LISTIANINGSIH (2007720010)
KEPERAWATAN GERONTIK – KATARAK

DAFTAR PUSTAKA

Suddarth & Brunner.2001. buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3. Jakarta:
EGC.
http://911medical.blogspot.com/2007/09/katarak.html
http://anawinta.wordpress.com/2008/03/19/katarak-mata-anda/
http://kinton.multiply.com/reviews/item/5
http://klinikmatanusantara.com/index.php?
option=com_content&task=view&id=32&Itemid=9
http://makalah-kesehatan-online.blogspot.com/2009/01/katarak-catarac.html
http://rizkiariandy.blogspot.com/2010/07/pengertian-dan-definisi-katarak.html?
zx=4fb5a98c425d02df
http://optic.kasoem.co.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=1:katarak&catid=9:artikel&Itemid=34
http://www.fortunestar.co.id/penyakit-lain/79-katarak.html
http://www.totalkesehatananda.com/katarak.html

15

Anda mungkin juga menyukai