FRAKTUR
DISUSUN OLEH :
A. Anatomi Fisiologi
dan tersusun atas tulang, sendi, otot ligamen, tendon, serta jaringan
lain yang menghasilkan struktur dan bentuk tulang. Sistem ini juga
meliputi :
1. Tulang panjang.
tulang.
dan menahan gaya tarikan dan gaya tekanan yang terjadi pada
dibutuhkan.
B. Pengertian Fraktur
yang kuat diberikan pada tulang normal atau tekanan yang sedang pada
tulang yang terkena penyakit, misalnya osteoporosis (Grace & Borley, 2017 :
85). Atau bisa juga diartikan Fraktur atau yang seringkali disebut dengan
patahan tulang, adalah sebuah patah tulang yang biasanya disebabkan oleh
trauma atau tenaga fisik. Kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan
tulang, dan jaringan lunak disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur
yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap (Price & Wilson, 2006 dalam
C. Etiologi Fraktur
a. Cedera Traumatik
2.) Cedera tidak langsung berarti pukulan langsung berada jauh dari
3.) Fraktur yang disebabkan kontraksi keras yang mendadak dari otot
yang kuat.
b. Fraktur Patologik
Dalam hal ini kerusakan tulang akibat proses penyakit dimana dengan
1.) Tumor tulang (jinak atau ganas), yaitu pertumbuhan jaringan baru
akut atau dapat timbul sebagai salah satu proses yang progresif,
lambat dan sakit nyeri.
Vitamin D.
4.) Stress tulang seperti pada penyakit polio dan orang yang bertugas di
D. Manifestasi Klinis
temuan radiologis.
a. Deformitas
b. Pembengkakan
sekitar.
c. Memar
d. Spasme otot
e. Nyeri
Jika klien secara neurologis masih baik, nyeri akan selalu mengiringi
f. Ketegangan
g. Kehilangan fungsi
i. Perubahan neurovaskular
kebas atau kesemutan atau tidak teraba nadi pada daerah distal dari
fraktur
j. Syok
fraktur terbuka. Fraktur tertutup memiliki kulit yang masih utuh diatas
Hawks, 2014) :
Menurut Wiarto (2017) fraktur dapat dibagi kedalam tiga jenis antara
lain:
a. Fraktur tertutup
b. Fraktur terbuka
penyulit lainnya.
c. Fraktur kompleksitas
Fraktur jenis ini terjadi pada dua keadaan yaitu pada bagian
dislokasi.
antara lain:
a. Fraktur transversal
b. Fraktur kuminutif
c. Fraktur oblik
d. Fraktur segmental
e. Fraktur impaksi
Fraktur impaksi atau fraktur kompresi terjadi ketika dua tulang
f. Fraktur spiral
F. Patofisiologi fraktur
fraktur. Jika ambang fraktur suatu tulang hanya sedikit terlewati, maka
tulang mungkin hanya retak saja bukan patah. Jika gayanya sangat
keping. Saat terjadi fraktur, otot yang melekat pada ujung tulang dapat
karena cedera jaringan lunak atau cedera pada tulang itu sendiri. Pada
(2014).
G. PATHWAY
H. Pemeriksaan Penunjang
kerusakan vaskuler.
terhadap peradangan.
klirens ginjal.
6. Profil koagulasi : perubahan dapat terjadi pada kehilangan
I. Penatalaksaan fraktur
Biasanya dilakukan pada fraktur iga dan fraktur klavikula pada anak.
pada patah tulang tungkai bawah tanpa dislokasi. Cara ketiga adalah
tertentu. Hal ini dilakukan pada patah tulang yang apabila direposisi
pengobatan.
b). Reduksi
garis tulang yang dapat dicapai dengan reduksi terutup atau reduksi
solid. Alat fiksasi interrnal tersebut antara lain pen, kawat, skrup, dan
c). Retensi
d). Rehabilitasi
bedah.
J. Komplikasi fraktur
antara lain :
a. Cedera saraf
meningkat.
b. Sindroma kompartemen
dilapisi oleh jaringan fasia yang keras dan tidak elastis yang tidak
c. Kontraktur Volkman
deformasi.
d. Sindroma emboli
b. Nekrosis avaskular
Nekrosis avaskular dari kepala femur terjadi utamaya pada fraktur
c. Malunion
tidak tepat sebagai akibat dari tarikan otot yang tidak seimbang
serta gravitasi. Hal ini dapat terjadi apabila pasien menaruh beban
d. Penyatuan terhambat
seperti infeksi.
e. Non-union
yang tidak cukup dan tekanan yang tidak terkontrol pada lokasi
fraktur.
f. Penyatuan fibrosa
2. Pengkajian :
a. Anamnesis
1) Identitas klien
2) Keluhan utama
Keluhan utamanya adalah rasa nyeri akut atau kronik. Selain
atau menusuk
sakit terjadi.
kemampuan fungsinya.
2012).
6) Riwayat psikososial
(Padila, 2012).
7) Pola-pola
besi, protein,
d) Pola eliminasi
f) Pola aktivitas
banyak dibantu oleh orang lain. Hal lain yang perlu dikaji
(Padila, 2012).
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
koma yang bergantung pada keadaan pasien, ringan, sedang dan berat
dan pada kasus fraktur biasanya akut) tanda-tanda vital tidak normal
1.)B1(Breath
g) 2.)B2
(Blood)
3.)B3 (Brain)
4.)B4(Bladde
)
5.)B5 (Bowel)
6.)B6 (Bone)
a.) Look
apakah pada luka terbuka ada fragmen tulang yang keluar dan apakah
dalam luka terutama pada trauma kecelakaan lalu lintas darat yang
b.) Feel
a. ) Look
terdapatnya malunion terutama pada pasien fraktur femur yang telah lama
dan telah mendapat intervensi dari dukun patah. Pada pemeriksaan lookakan
pemendekan dengan cara mengukur kedua sisi tungkai dari spina iliaka ke
maleolus.
b.) Feel
c.) Move
pergerakkan.
INTERVENSI
menyenangkan
meningkatkan kenyamanan.
Intervensi Rasional
6. Pasien immobilitas
membutuhkan adaptasi
memungkinkan penimbunan
menurunkan nyeri.
Intervensi Rasional
1. Mengobservasi immobilitas 1. Dengan mengetahui persepsi
6. Pasien immobilitas
membutuhkan adaptasi
anggota tubuh.
menurunkan nyeri.
2.1.4 Implementasi
setelah rencana intervensi disussun dan ditujukan pada nursing orders untuk
membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana
2.1.5 Evaluasi
g. Pasien dapat menunjukkan (nadi dalam batas normal, irama jantung dalam
batas yang diharapkan, frekuensi nafas dalam batas normal, natrium serum,
normal.
pengobatan.
Appley, G. A. 2015. Orthopedi dan Fraktur Sistem Appley, Edisi VII. Jakarta: Widya
Medika.
Jakarta: EGC.
Grace & Borley. 2017. Buku Saku Penuntun Kedaruratan Medis. Jakarta: EGC. Elise,
Evelyn. 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka
tanggal 3 Oktober 2014. Mansjoer, Arief. 2003. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III.
Jakarta: Media Aesculapius. Muzana, Darise. 2010. Observasi Peran Perawat dalam
Penerapan Teknik Aseptik pada Perawatan Luka Pasca Bedah di RSUP Dr. Wahidin