PRODI S 1 KEPERAWATA N
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YOGYAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Karakteristik
Karakteristik umum dari tsunami pada dasarnya berbeda dengan
karakteristik ombak pada biasanya. Ombak merupakan gelombang air yang
dihasilkan dari tiupan angin, sedangkan tsunami merupakan gelombang yang
dibentuk akibat adanya kegiatan geologi bumi. Tsunami merupakan
gelombang yang dapat mencapai panjang gelombang lebih dari 150 km, serta
memiliki kecepatan gelombang seperti pesawat jet, yaitu sekitar 800 km/jam
(King 1972). Menurut PVMBG (2006), kecepatan gelombang tsunami
bergantung pada kedalaman laut.
Tsunami memiliki panjang gelombang antara dua puncaknya lebih
dari 100 km di laut lepas dan selisih waktu antara kedua puncak tersebut
diperkirakan antara 10 menit sampai 1 jam. Pada saat mencapai pantai yang
dangkal, teluk, atau muara sungai, gelombang ini kemudian akan menurun
kecepatannya, namun tinggi gelombang akan meningkat sehingga sangat
bersifat merusak benda-benda yang berada di sekitar pantai.
Pada laut dalam, tsunami akan bergerak dengan kecepatan yang sangat
tinggi, yaitu 500 sampai dengan 1000 km/jam. Siklus terjadinya gelombang
kembali berkisar antara hitungan menit sampai satu jam. Saat mendekati
pantai gelombang akan melambat dan ketinggian gelombang akan meninggi.
Tinggi gelombang ini dapat berubah karena adanya konversi energi
dari bentuk energi kinetik menjadi energi potensial. Berkurangnya kecepatan
gelombang yang artinya ada perpindahan energi menjadi energi potensial
yang menyebabkan bertambah tingginya gelombang (Diposaptono dan
Budiman 2006).
C. Jenis-Jenis Tsunami
Klasifikasi tsunami berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan
menjadi tsunami vulkanik dan tsunami tektonik. Jenis tsunami vulkanik
adalah jenis tsunami yang disebabkan gempa yang berasal dari kegiatan
vulkanik bumi, sedangkan tsunami tektonik disebabkan karena adanya gempa
yang terjadi akibat aktivitas tektonik bumi.
1. Tsunami Lokal dan Tsunami Berjarak
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
6/PRT/M/2009, berdasarkan karakteristiknya tsunami dibedakan
menjadi tsunami lokal dan tsunami berjarak.
Tsunami lokal berhubungan dengan episentrum gempa di
sekitar pantai sehingga waktu tempuh dari sumber kejadian sampai ke
bibir pantai berkisar antara lima sampai tiga puluh menit. Biasanya
dampak dari tsunami ini cukup besar karena kekuatan dari gelombang
masih sangat terasa ketika sudah mencapai daratan.
Tsunami berjarak adalah jenis tsunami yang paling umum
terjadi di pantai-pantai yang bertemu langsung dengan Samudera
Pasifik. Jenis tsunami ini memiliki sumber penyebab yang jauh dari
bibir pantai sehingga kekuatan gelombang yang dihasilkan tidak
sebesar tsunami lokal. Waktu tempuh pada saat gempa sampai
terjadinya tsunami di daratan berkisar antara 5.5 jam sampai 18 jam.
4. Kerugian material
Semua bencana alam dapat menimbulkan kerugian yang
bersifat materiil, termasuk juga gelombang tsunami. Kerugian
material diantaranya karena robohnya bangunan, rusak lahan pertanian
dan perikanan, dan kehilangan harta bendanya
5. Kerugian spiritual
Selain kerugian yang bersifat material atau yang dapat
diukur dengan uang, bencana tsunami juga dapat menimbulkan
kerugian spiritual. Yang dimaksud dengan kerugian spiritual adalah
kerugian yang tidak berupa harta benda, namun lebih ke jiwa.
Bagaimana seorang anak kecil akan tabah setelah mengalami bencana
alam yang besar, apalagi apabila ia kehilangan anggota keluarganya,
maka hal itu akan menimbulkan trauma di jiwa anak kecil. Akibatnya
anak tersebut harus menjalani beberapa terapi agar terbebas dari
traumanya itu. Bahkan hal seperti ini hanya dialami oleh anak kecil
saja, namun juga orang dewasa dan bahkan lanjut usia.
G. Tsunami Di Indonesia
Indonesia diapit oleh tiga lempeng aktif dunia, yaitu Eurasia, Indo-
Australia, dan lempeng Pasifik. Kondisi ini menyebabkan peluang terjadinya
gempa sangat tinggi. Gempa dan tsunami yang berasal dari laut sebelah
selatan pulau Jawa akibat dari tumbukan antara lempeng oseanik Indo-
Australia dan lempeng benua Eurasia (Pribadi et al. 2006).
Indonesia sendiri menempati urutan ketiga di dunia negara yang
paling rawan terjadi bencana tsunami. Peringkat pertama adalah Jepang dan
peringkat kedua adalah Amerika Serikat. Hal ini karena Jepang, Amerika
Serikat, dan Indonesia dilalui oleh jalur pegunungan Ring of Fire (Zaitunah
2012).
Daerah-daerah di Indonesia yang paling rawan terkena bencana ini
adalah:
Sebelah barat Pulau Sumatera
Sebelah selatan Pulau Jawa
Nusa Tenggara
Sebalah utara Papua
Sulawesi
Maluku
Sebelah timur Kalimantan
Skenario
Pada suatu hari di desa penari Kecamatan bone terjadi tsunami yang sangat
dahsyat meluluh lantahkan puluhan rumah didesa penari dan menyebabkan
beberapa korban yang belum teridentifikasi. Namun Kepala desa dalam keadaan
selamat dan melaporkan kejadian kepada pak camat untuk meminta bantuan, lalu
pak camat melaporkan ke kabupaten untuk meminta bantuan dari pihak BPBD
untuk mengirimkan bantuan dari pihak TR,RHA, dan Tim bantuan kesehatan
untuk segera melakukan evakuasi korban yang belum teridentifikasi dan belum
terevakuasi.
Setelah laporan diterima datanglah TRC,RHA, dan Tim bantuan kesehatan
ada yang menuju ke tempat lokasi kejadian dan ada yang berada di bagian Posko
bencana. RHA dan EMT yang terdapat Perawat BTCLS datang menuju lokasi
terjadi nya pascatsunami untuk melakukan pengkajian secara cepat kepada korban
dan memberikan label triage pada korban pascatsunami. Setelah triage ditemukan
ada 3 korban triage merah pucat, crt lebih dari 2 detik, terdapat pendarahan ,
terdapat suara snoring dan gurgling mengeluarkan darah dari mulut lalu dilakukan
pemasangan servical colar dan ova untuk mencegah trauma leher dan menjaga
kepatenan jalan napas dan 3 korban triage kuning terdapat fraktur femur pada
bagian kaki kanan dan dilakukan fiksasi untuk mencegah terjadinya patahan
tulang, 10 korban triage hijau luka ringan pada bagian bagian tubuh tertentu. Lalu
yang triage hujau dibawakan ke rumah sakit lapangan dan diberikan penyuluhan
terkait tsunami.