ERITRODERMA
Persiapan
Materi presentasi
Kasus
Alat bantu latih
Referensi
Tujuan Sesi
Sesi ini menguraikan tentang proses dan asuhan yang diberikan tentang
menatalaksana kasus eritroderma. Di sini dijelaskan mengenai gejala dan tanda
klinis, menetapkan diagnosis kerja, diagnosis banding, dan diagnosis pasti, uji
diagnostik, pengelolaan pasien serta prognosis. Diuraikan pula penyebab dan
tempat predileksi.
1
Keterampilan
Setelah mengikuti sesi ini, peserta didik diharapkan mampu:
1. mengenali tanda dan gejala Eritroderma
2. melakukan anamnesis
3. melakukan pemeriksaan fisik umum dan diskripsi dermatologik
4. membangun diagnosis
5. menetapkan penyulit yang mungkin terjadi saat tindakan dan merujuk
secara tepat sesuai kebutuhan
6. menetapkan prognosis
7. melakukan penatalaksanaan secara holistik
8. melakukan komunikasi, memberikan informasi dan edukasi kepada pasien
termasuk keluarga, dan masyarakat
Gambaran umum
Nama lain Exfoliativa dermatitis, Exfoliatifa erythroderma, Red man
syndrome.
Eritroderma adalah penyakit kulit inflamasi ditandai eritema dan skuama
menyerang hampir seluruh tubuh, disebabkan perluasan penyakit kulit seperti
psoriasis, dermatitis atopik, cutaneous T-cell lymphoma (CTCL) atau erupsi obat.
Hampir 50% di antara pasien eritroderma mempunyai riwayat penyakit yang
disebabkan penyakit kulit lain (underlying diseases), kisaran 25% kasus
eritroderma tidak diketahui penyakit yang mendasari, ini dikenal sebagai
eritroderma idiopatik.
Eritroderma jarang ditemukan, mudah dikenal melalui gambaran klinis yang
spesifik. Lebih banyak menyerang laki-laki dibanding perempuan dengan rasio
2:1 sampai 4:1, usia pasien eritroderma kisaran 40 - 60 tahun. Pada orang
dewasa terutama disebabkan psoriasis, dermatitis atopik, erupsi obat serta
eritroderma idiopatik, jarang disebabkan CTCL, pitiriasis rubra pilaris, dermatitis
yaitu dermatitis kontak, dermatitis stasis dengan autosensitasi, maupun skabies
krustosa (skabies norwegika). Neonatus dan infan juga dapat terserang
Patogenesis penyakit ini belum sepenuhnya dapat dijelaskan. Pada
eritroderma dibuktikan ada peningkatan signifikan sejumlah faktor permeabilitas
vaskular atau growth factor endotelial vaskular pada epidermis sehingga terjadi
proliferasi vaskular dermis dan permeabilitas vaskular meningkat, di samping itu
pada eritroderma kronis ditemukan peningkatan ekspresi molekul adhesi antara
lain VCAM-1, ICAM-1, E-selectin dan P-selectin yang mempengaruhi produksi
dan proliferasi mediator inflamasi epidermis,
Penatalaksanaan eritroderma diawali dengan pemberian nutrisi,
keseimbangan cairan dan elektrolit terutama eritroderma pada bayi dan
neonatus guna mencegah dehidrasi dan hipernatremia, mencegah hipotermi,
serta mencegah infeksi sekunder
Secara umum pasien disarankan berada dan menjaga agar lingkungan
dalam kondisi hangat dan humid. Bila berat sebaiknya dirawat inap untuk
memantau intake and output cairan serta fungsi ginjal.
2
Tujuan gambaran umum
Memberikan penjelasan dan upaya yang akan dilakukan selama sesi atau praktik
sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dalam waktu yang telah di
alokasikan dan kompetensi yang diperoleh sesuai dengan yang diinginkan.
Contoh Kasus
Laki-laki, Salman, 42 tahun, datang ke poliklinik Kulit dan Kelamin Rumah Sakit
umum, mengeluh timbul bercak merah yang ditutupi skuama hampir di seluruh
tubuh disertai dengan gatal.
Tujuan pembelajaran
Setelah mengikuti sesi ini, setiap peserta mampu:
1. mengenali tanda dan gejala eritroderma.
2. melakukan anamnesis
3. melakukan pemeriksaan fisik umum dan diskripsi dermatologik
4. membangun diagnosis
5. menetapkan penyulit yang mungkin terjadi saat tindakan dan merujuk
secara tepat sesuai kebutuhan
6. menetapkan prognosis
7. melakukan penatalaksanaan secara holistik
8. melakukan komunikasi efektif, memberi informasi dan edukasi kepada
pasien, keluarga, dan masyarakat.
Strategi/Metoda pembelajaran
Introduksi
Pelatih memperkenalkan diri (jabatan dan tanggung jawabnya dalam
proses pembelajaran dan pelatihan) serta mengemukakan cara mencapai
tujuan pembelajaran dengan partisipasi penuh peserta didik.
Tujuan 1:
Mengenali tanda dan gejala Eritroderma
Jelaskan tentang langkah-langkah benar proses anamnesis dan kenalkan
dengan informasi subjektif (hasil anamnesis)
Metoda pembelajaran:
- interactive lecture
- small group discussion
- peer assisted learning
- task based medical education
Must to know key point:
lokasi anatomi, morfologi lesi, batas lesi, bentuk lesi otonom
ukuran lesi, jumlah lesi dan sebaran, warna lesi, permukaan
lesi, kulit di sekitar lesi, nyeri tekan,
3
konsistensi, pergerakan terhadap dasar dan daerah sekitar,
indurasi
Tujuan 2:
Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Menghimpun data dengan anamnesis, pemeriksaan fisik umum, deskripsi
dermatologi dan status neurologis untuk membangun diagnosis dan
lakukan pencegahan Eritroderma.
Metoda pembelajaran:
- case study
- practice with real client
- peer assisted learning
- simulation and real examination exercises
Must to know key point:
metoda baku anamnesis
metoda baku pemeriksaan fisik dan deskripsi dermatologi
metoda baku membangun diagnosis Eritroderma dan
pencegahannya
Tujuan 3:
Membangun diagnosis dan bila perlu diagnosis banding.
Menggabungkan informasi subjektif (hasil anamnesis) dengan informasi
objektif (temuan klinis) yang diperlukan dalam menyokong diagnosis
Eritroderma dan bila perlu membuat diagnosis banding.
Metoda pembelajaran:
- case study
- practice with real client
- small group discussion
- task based medical education
Must to know key point:
metoda baku membangun diagnosis Eritroderma
diagnosis banding Eritroderma
cara pencegahan Eritroderma
Tujuan 4:
Menetapkan penyulit yang mungkin terjadi saat tindakan dan merujuk
secara tepat sesuai kebutuhan.
Metoda pembelajaran:
- demonstration and coaching
- simulation and real examination exercises
- equipment characteristics and operating instructions
- practice with real client
- peer assisted learning
Must to know key point:
metoda pemeriksaan penyulit eritroderma
4
cara merujuk ke departemen lain sehubungan dengan
penyakit primer yang mendasari
metoda pencegahan Eritroderma
perawatan Eritroderma
Tujuan 5:
melakukan penatalaksanaan secara paripurna
Memberikan pengobatan medis, nonmedis dan perawatan terhadap
penyakit Eritroderma dan upaya pencegahannya.
Metoda pembelajaran:
- peer assisted learning
- case study
- practice with real client
- demonstration and coaching
- small group discussion
Must to know key point:
metoda pengobatan medis Eritroderma
metoda pengobatan non medis Eritroderma
obat-obat Eritroderma
indikasi, kontraindikasi, efek samping obat Eritroderma
metoda perawatan kulit eritroderma
upaya pencegahan Eritroderma
5
Must to know key point:
etiologi Eritroderma
patofisiologi Eritroderma
patogenesis Eritroderma
metoda pengobatan Eritroderma
pencegahan Eritroderma
metoda perawatan kulit Eritroderma
Rangkuman
Seorang laki-laki, Salman, usia 42 tahun datang ke ke Poliklinik IK. Kulit dan
Kelamin RSU dengan keluhan utama bercak kemerahan disertai sisik di atas
kulit merah hampir di seluruh tubuh disertai rasa gatal. Kisaran dua bulan yang
lalu timbul bercak kemerahan pada batang badan, dalam satu pekan bercak
merah meluas ke kedua lengan, kedua tungkai disertai timbul sisik halus dan
gatal hebat. Sejak dua tahun lalu pasien mengeluh timbul sisik di kepala dan
tidak pernah sembuh setelah beberapa kali berobat ke dokter. Kisaran setahun
lalu timbul bercak kemerahan ditutupi skuama tebal warna putih susu, sulit
dilepaskan, di bokong, kedua lutut dan kedua siku, kelainan kulit ini sembuh bila
mendapat salep dan obat warna hijau kecil saat berobat ke dokter. Pasien
mengeluh kuku rusak dan tidak pernah sembuh walaupun sudah diobati. Pasien
mengeluh sering nyeri sendi jari tangan, jari tangan terasa kaku terutama pagi
hari.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan status generalis dalam batas normal.
Pada pemeriksaan dermatologikus ditemukan hampir di seluruh tubuh bercak
eritema disertai skuama halus, pada kepala bercak eritema ditutupi skuama
tebal sulit dilepaskan, di kedua lutut dan kedua siku plakat eritem dengan
skuama tebal berlapis, warna seperti mika, bila skuama dilepaskan tampak titik
perdarahan, ujung kuku jari tangan tengah telunjuk tampak rusak, tepi kuku
menebal. Pada palpasi bercak eritema ditutupi skuama halus dan generalisata
Diskusi:
1. Apa yang dialami oleh bapak ini?
2. Bagaimana efek dari gangguan ini terhadapdirinya dan?
3. Dari aspek manakah gangguan ini terkait dengan kualitas hidup bapak
ini?
4. Apa yang seharusnya dilakukan terhadap bapak ini?
6
Diagnosis Banding
Eritroderma karena erupsi obat
Eritroderma karena dermatitis atopik
Penatalaksanaan :
Nonmedikamentosa
Pasien diterangkan tentang penyakitnya, kemungkinan penyebab,
perjalanan penyakit, jenis dan cara penggunaan obat yang benar.
Sebaiknya pasien dirawat inap
Pemberian nutrisi yang baik, mengatur keseimbangan elektrolit
Cegah hipotermi
Secara umum pasien disarankan agar lingkungan sekitar ada
dalam kondisi hangat dan humid.
Bila penyakit berat sebaiknya dirawat inap untuk memantau intake
dan output cairan serta fungsi ginjal.
Perhatikan dengan baik kemungkinan gagal jantung (cardiac
failure) secara teratur, beri suplemen asam folat serta gizi tinggi
protein
Medikamentosa
Oral
o Cegah infeksi sekunder→ beri Antibiotika.
o Pada pruritus hebat → beri Antihistamin sedatif
o Kortikosteriod + metotrexate
Topikal
o Salep kortikosteroid poten 2 X/hari
o Emolien
7
Kuesioner tengah pembelajaran
Soal pilihan berganda, pilih salah satu jawaban yang paling benar.
4. Gambaran spesifik kuku pasien eritroderma akibat erupsi obat adalah ...
A. onikolisis distal
B. hiperkeratosis subungul
C. paronikial
D.shoreline nails
8
7. Eritroderma kongenital yang mungkin ditemukan pada neonatus dan bayi
adalah ... .
A. Staphylococcus scalded skin syndrome
B. Netherton’s syndrome
C. Pytiriasis rubra pilaris
D. Bullous congenital ichthyosiform erythroderma
8. Gambaran klinis spesifik eritroderma akibat pitiriasis rubra pilaris adalah ...
A. Nappes calires
B. Keratotik plug
C. Beau lines of the nails
D. pitting nail
9
3. Pernyataan yang tidak sesuai dengan Red Man Syndrome adalah … .
A. menyerang orang usia tua
B. disebabkan erupsi obat
C. ditemukan keratoderma palmoplantar berat
D. disertai pruritus hebat
10
10. Eritroderma pada bayi yang ditandai alopesia berat, umumnya akibat .. .
A. psoriasis
B. dermatitis seboroik
C. Wiskott-Aldrich syndrome
D. Netherton syndrome
.
Jawaban: A/B/C/D
Catatan: Pokok materi pertanyaan pada kuesioner awal dan tengah sama, tetapi
diajukan dalam bentuk soal yang berbeda.
Materi/bahan ajar
Eritroderma
Batasan
Etiopatogenesis
Patogenesis penyakit ini belum sepenuhnya dapat dijelaskan, tetapi pada kulit
eritroderma tampak sejumlah sel germinativum menunjukkan peningkatan
mitosis serta terjadi pemendekan fungsi keratinisasi epidermis. Bentuk skuama
11
tampak normal hanya kecepatan degradasi skuama meningkat dari 500 – 1000
mg menjadi 20 -30 gram. Pada eritroderma dibuktikan ada peningkatan
signifikan sejumlah faktor permeabilitas vaskular atau growth factor endotelial
vaskular pada epidermis sehingga terjadi proliferasi vaskular dermis dan
permeabilitas vaskular meningkat, di samping itu pada eritroderma kronis
ditemukan peningkatan ekspresi molekul adhesi antara lain VCAM-1, ICAM-1, E-
selectin dan P-selectin yang mempengaruhi produksi dan proliferasi mediator
inflamasi epidermis, pada dermis sel infiltrasi menunjukkan profil sitokin T H1
menunjukkan eritroderma jinak serta profil sitokin T H2 pada sindroma Sezary
Eritroderma akibat erupsi obat terutama disebabkan golongan obat alopurinol,
ampisilin/amoksisilin, dapson, carbamazepine, fenobarbital, sulfanamide,
calcium channel blockers, simetidine, gold, obat tradisionil. Eritroderma dapat
ditemukan pada beberapa penyakit sistemik termasuk pada keganasan (tumor
solid atau tumor hematologik) serta infeksi antara lain sífilis dan infeksi HIV.
Pada infeksi HIV eritroderma merupakan manifestasi awal atau pada pasien
dengan HIV positif.disebabkan erupsi obat
Eritroderma psoriatik terjadi akibat penyakitnya sendiri atau akibat pemberian
kortikosteroid sangat poten baik secara topikal atau sistemik sehingga terjadi
withdrawal atau dapat setelah pemberian lithium, antimalaria, kehamilan, infeksi,
luka bakar, metotraksat Pada psoriasis lokalisata disebabkan pengobatan
menggunakan fototerapi
Manifestasi klinis
Gambaran klinis eritroderma berupa eritema generalisata dan 90% disertai
dengan skuama, tanpa menyerang mukosa. Pembentukan skuama dimulai
beberapa hari setelah eritem, sering dimulai pertama kali di daerah fleksura
dengan skuama warna putih atau kuning dan halus, pada stadium akut telapak
tangan dan telapak kaki skuama tampak lebar menyerupai lempengan tipis
(platelike), lebih lanjut skuama menjadi lebih kering warna abu-abu, sedangkan
lesi kulit berwarna merah terang. Pada beberapa kasus dapat terjadi infeksi
sekunder pada lesi sehingga kulit tampak basah, krusta melekat erat dan
berbau akibat kolonisasi bakteri. Pada eritroderma kronis kulit menebal,
indurasi, kombinasi edem dan likenifikasi, rambut rontok, kuku menebal,
subungual hiperkeratosis, onikolisis, dan Beau lines of the nails. Pada
eritroderma akibat erupsi obat ditemukan gambaran spesifik shoreline pada
kuku
Berdasarkan perjalanan penyakit eritroderma di klasifikasikan dalam tipe primer
dan tipe sekunder.
Bentuk primer berupa eritem yang timbul diawali di batang tubuh dalam
beberapa hari atau pekan, menyebar ke seluruh tubuh diikuti timbul skuama,
seperti eritroderma idiopatik. Eritroderma idiopatik menyerang pria usia tua,
dengan eritroderma kronik, relaps, pruritus berat, limfadenopati, dermatopati,
disertai keratoderma palmoplantar ektensif, dikenal sebagai ”Red Man
Syndrome”.
Bentuk sekunder berupa eritem generalisata yang timbul akibat perluasan lesi
kulit setempat (underlying disease). Eritroderma disebabkan erupsi obat topikal,
12
lesi kulit dimulai sebagai dermatitis sedangkan akibat pemberian obat sistemik
lesi kulit dimulai dengan lesi morbiliformis atau skarlatiniformis.
Pada eritroderma ringan atau bentuk dini lesi eritema tampak jelas dengan
menekan kulit sehingga kulit tampak pucat, terutama jelas tampak pada kulit
warna gelap
Pada eritroderma psorasis tampak kuku bagian distal distrofi, subungual
hiperkeratosis, perubahan oil drop, lekukan miliar di permukaan kuku (pitting nail)
dapat ditemukan fenomena Koebner bila eritroderma disebabkan psoriasis..
Pada kasus ini gambaran histopatalogik menunjukkan gambaran psoriasis
berupa hiperplasi epidermis ringan, stratum granulosum hilang, parakeratosis
fokal, elongasi papila dermis, papila dermis tampak edem, dengan infiltrasi
limfohistiosit perivaskular dan interstisial
Hampir duapertiga kasus eritroderma gambaran histopatologik menunjukkan
gambaran histopatologik sesuai dengan gambaran histopatologik penyakit yang
mendasarinya.
Komplikasi berupa infeksi sekunder akibat kolonisasi staphylococcus. Pada mata
dapat terjadi ektropion atau konjungtivitis. Eksaserbasi terjadi pada eritroderma
yang banyak terpajan sinar matahari
13
Dalam keluarga terdapat riwayat psoriasis, terjadi akibat penggunaan
kortikosteroid poten dan metotrexate
Gambaran histopatologik tampak parakeratosis fokal, rete ridge menyerupai
gambaran leher botol (bottle neck like), lapisan granulosum menipis, elongasi
papila dermis, infiltrasi sel limfohistiositik perivaskular dan interstisialis.
Dermatitis atopik
Gambaran klinis tampak lesi kulit di tempat predileksi, likenifikasi disertai gatal
hebat serta dapat disertai dengan prurigo nodularis. Katarak, dalam keluarga
terdapat riwayat dermatitis atopik (asma, rinitis alergika).
Pada gambaran histopatologik ditemukan akantosis ringan – sedang,
parakeratosis, spongiosis yang bervariasis, eosinofil pada dermis. Dalam serum
ditemukan eosinofilia dan IgE meningkat
Erupsi obat
Gambaran klinis dimulai dengan lesi morbiliformis atau eksentema skarlatiniform,
edem fasial, pada bagian tubuh tanpa lesi tampak lesi purpura.
Gambaran histopatologik tampak sel infiltrasi eosinofil perivaskular, pada seluruh
epidermis tampak keratinosit nekrotik, lapisan basal mengalami vaskular
degenerasi.
Eritroderma idiopatik
Terutama menyerang usia lanjut, bersifat kronik, sering relaps, disertai pruritus
hebat, gambaran klinis yang khas tampak keratoderma palmoplantar berat,
limadenopati dermatopatik, perlu di evaluasi kemungkinan CTCL ( cutaneous T-
cell lymphoma), dikenal sebagai Red man syndrome. Eritroderma idiopatik
dibandingkan dengan eritroderma lainnya menunjukkan limfadenopati
ditemukan 68% : 44%, edem perifer 54% : 40%.
Gambaran histopatologik tidak spesifik
14
Pitirisis Rubra pilaris (PRP)
Gambaran klinis eritroderma tampak eritem warna salmon sampai merah
kekuningan dengan ukuran skuama bervariasi, umumnya ukuran skuama lebar,
pada siku, lutut dan bagian dorsal lengan tampak keratotik plug, di antara lesi
eritema tampak kulit normal menyerupai gambaran pulau-pulau (nappes claires)
merupakan tanda spesifik PRP. Kadang-kadang gambaran klinis CTCL dapat
menyerupai PRP
Dermatosis bulosa
Pemfigus foliaseus
Gambaran klinis dimulai dengan lesi kulit primer di lokasi terutama batang
badan bagian atas dan wajah berupa erosi menyerupai impetigo, skuama
kolaret, skuama mirip krusta dan vesikel.
Gambaran histopatologi menunjukkan akantolisis di epidermis superfisial
DIF tampak IgG pada interselular.
Pemfigoid bulosa
Gambaran klinis berupa plakat urtika, bula intak menyerang terutama pada
pasien lanjut usia
Gambaran histopatologik tampak bula subepidermal dan eosinofilia
DIF tampak IgG dan C3 pada based membrane zone (BMZ)
Pemfigus paraneoplastik
Gambaran klinis tampak lesi menyerupai eritema multiformis disertai erosi
dan krusta hemoragi di mukosa.
Gambaran histopatologik tampak akantolisis fokal dengan keratinosit
nekrotik.
DIF (Direct Immunoflourecent) tampak IgG pada interselular dan BMZ
Pemeriksaan laboratorik
Pemeriksaan darah ditemukan anemia pada kisaran 70% kasus, limfositosis
pada 41% kasus, eosinofilia 35% kasus dan peningkatan laju endap darah pada
36% kasus. Protein serum menurun pada 34% kasus. Bila ditemukan
peningkatan eosinofil sangat tinggi kemungkinan besar eritroderma disebabkan
oleh limfoma Hodgkin’s. Fungsi ginjal serta elektrolit serum menurun. Ditemukan
peningkatan IgE serum pada lebih 80% kasus, serta penurunan jumlah limfosit
termasuk CD4
Sel sezary dalam sirkulasi dapat ditemukan, hanya pada eritroderma ditemukan
kurang 10%, pada sindroma sezary ditemukan lebih dari 20% sel sezary.
Pada eritroderma idiopatik perlu dilakukan biopsi bone marrow untuk mencari
eosinofilia (32%)
Pemeriksaan patologik
Gambaran histopatologik eritroderma tidak spesifik hanya berupa hiperkeratosis,
parakeratosis, akantosis dan infiltrasi sel inflamasi kronik.
15
Perlu dilakukan seri biopsi multipel berurutan untuk mendapatkan hasil
diagnostik histopatologik yang akurat.
Pemeriksaan histopatologik eritroderma psoriatik memberikan hasil diagnostik
akurat sampai lebih dari 90%. Sedangkan hasil akurasi gambaran histopatologik
eritroderma karena limfoma sel T sulkar.
Pemeriksaan direct immunoflourescent (DIF) dapat dilakukan pada eritroderma
karena pemfigus foliaseus dan pemfigoid bulosa.
Pemeriksaan menggunakan mikroskop elektron dapat membantu dalam
membangun diagnosis eritroderma pada infan dan neonatus.
Pengobatan
Pengobatan seluruh jenis eritroderma umumnya sama, bila penyebabnya erupsi
obat, maka obat yang dicurigai sebagai penyebab dihentikan, perlu di ingat
beberapa obat seperti obat antimalaria dan litium dapat menyebabkan
eksaserbasi misal psoriasis, sedangkan beberapa obat lain seperti fenitoin
menyebabkan eritroderma mnyerupai sindroma sezary.
Penatalaksanaan eritroderma dimulai dengan pemberian nutrisi, keseimbangan
cairan dan elektrolit terutama eritroderma pada bayi dan neonatus untuk
mencegah dehidrasi dan hipernatremia, mencegah hipotermi, serta mencegah
infeksi sekunder.
Secara umum pasien disarankan agar lingkungan dalam kondisi hangat dan
dalam kondisi lembab. Bila berat sebaiknya dirawat inap untuk memantau intake
and output cairan serta fungsi renal. Perhatikan dengan baik kemungkinan
gagal jantung (cardiac failure) secara teratur, beri suplemen asam folat serta gizi
tinggi protein.
Perawatan kulit suportif yaitu dengan pemberian emolien lunak, topikal salep
kortikosteroid ringan sampai sedang. Hindari bahan topikal yang bersifat iritasi
seperti preparat tar atau antralin.).
Pada eritroderma yang disebabkan erupsi obat, bila obat yang dicurigai sebagai
penyebab sebaiknya segera dihentikan, dan eritroderma mengalami perbaikan
dalam waktu dua pekan.
Bila terjadi superinfeksi bakteri dapat diberi antibiotika, pertimbangkan
pemberian antibiotika berdasarkan kolonisasi kuman, karena kolonisasi
staphylococcus di kulit menyebabkan ekserbasi eritroderma dengan resiko
septikemia. Beri antihistamin untuk mencegah/mengurangi pruritus dan terapi
perilaku untuk menghindari garukan (scratching)
Pada kasus berat atau kasus refrakter dapat dipertimbangkan pemberian obat
supresi imun, seperti cyclosporine, methotrexate, acitretin untuk psoriasis. Pada
CTCL dapat diberikan kortikosteroid sistemik dan atau PUVA.
Bila etiologi eritroderma tidak diketahui atau kasus berat dapat diberikan
prednison sistemik dosis 1 – 3 mg/kg/hari disertai dengan pemberian IVIG
(Intravenous immunoglobulin).
Eritroderma idiopatik dapat diberikan topikal kortikosteriod potensi rendah dan
antihistamin oral.
Pada kasus refrakter pemberian cyclosporine dengan dosis awal 5 mg/kg/hari
kemudian tappering off 1 – 3 mg/kg/hari memberikan hasil memuaskan
16
Prognosis
Prognosis ertroderma tergantung penyebab. Eritroderma disebabkan erupsi
obat mempunyai prognosis baik. Eritroderma psoriasis dapat menyebabkan
rekurensi sebesar 20%, sedangkan eritroderma CTCL keganasan internal lebih
resisten terhadap pengobatan. Pada studi kasus 38 pasien eritroderma dengan
etiologi tidak diketahui menunjukkan empat kasus menjadi progres mikosis
fungoides, sembilan kasus suspek mikosis fungoides.
Kematian pada eritroderma cukup tinggi, diperkirakan mortalitas rate 25% pada
CTCL disebabkan progresifitas penyakit, infeksi, komplikasi pengobatan.
Sedangkan pada bayi mortalitas rate 16%.
17
Apakah ketombe sudah pernah diobati?
Apakah pasien mengeluh rambut rontok?
Apakah rambut rontok disertai gatal?
Apakah rambut rontok dan ketombe sudah pernah di obati? Apa
jenis obat yang pernah diberikan dan bagaimana cara
menggunakan obat tersebut?
Apakah ada nyeri sendi? Bila nyeri sendi terutama dirasakan
dan persendian mana yang nyeri?
Apakah pasien mengeluh nyeri pada ujung-ujung jari terutama
bila cuaca dingin?
Apakah pasien sudah pernah mengobati penyakitnya?
Dimana pasien pernah berobat? Berapa kali? Apa jenis obat
dan bagaimana hasil pengobatannya?
Apakah sebelum timbul kelainan kulit pasien pernah
mengkonsumsi obat-obatan tertentu?
2. Masalah genetik:
Apakah ada anggota keluarga yang mengalami penyakit
serupa?
Bila ada bagaimana hubungan keluarga tersebut? (tanyakan
silsilah keluarga)
Bagaimana kondisi anggota keluarga yang menderita penyakit
yang sama?
Tulis dengan rinci dan benar semua temuan.
Pemeriksaan fisik
Tujuan pemeriksaan fisik adalah untuk menilai kondisi kesehatan Tn. Salman
serta tingkat kenyamanan bila dilakukan tindakan. Informasi hasil pemeriksaan
fisik dan anamnesis sebelumnya, diramu dan diolah guna membuat keputusan
klinik, membangun diagnosis, menetapkan dan mengembangkan tindakan klinik
Jelaskan pada Tn. Salman tentang apa yang akan dilakukan selama
pemeriksaan dan apa alasannya. Anjurkan mereka bertanya dan menjawab
pertanyaan yang diajukan sehingga memahami kepentingan pemeriksaan.
18
Minta izin pada Tn. Salman ketika akan melakukan pemeriksaan palpasi
pada batang badan, kedua tungkai bawah dan lengan, siku, bokong , dan
kedua lutut
Pemeriksaan dilakukan di ruangan terang menggunakan sinar yang tidak
mempengaruhi warna kulit.
Persilakan Tn. Salman tidur di atas tempat tidur atau duduk di atas tempat
tidur dengan posisi seluruh tubuh ke arah sinar
Pemeriksaan palpasi dilakukan menggunakan bagian volar tangan
19
Cara: skuama yang berlapis dikerok dengan pinggir uang logam
perlahan-lahan sampai skuama habis sehingga akan tampak
serum atau titik darah berbintik-bintik karena terjadi papilomatosis
Daftar Pustaka
20
3. Sterry W, Muche JM. Erythroderma. In: Bolognia LJ, Jorrizo L, Rapini R,
eds. Dermatology. Edinburg:Mosby,2003: 165 - 174.
21
PENUNTUN BELAJAR
PENATALAKSANAAN PASIEN ERITRODERMA
Lakukan penilaian kinerja pada setiap langkah / tugas dengan menggunakan skala penilaian
dibawah ini:
1 perlu perbaikan Langkah atau tugas tidak dikerjakan secara benar, atau dalam urutan
yang salah (bila diperlukan) atau diabaikan
2 mampu Langkah atau tugas dikerjakan secara benar, dalam urutan yang benar
(bila diperlukan), tetapi belum dikerjakan secara lancar
3 mahir Langkah atau tugas dikerjakan secara efisien dan dikerjakan dalam urutan
yang benar (bila diperlukan)
22
Daftar tilik penilaian kinerja
Prosedur penatalaksanaan eritroderma
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut:
1. Perlu perbaikan : langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang
seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus
berurutan)
2. Mampu : langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan
urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya
membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu
untuk kondisi di luar normal
3. Mahir : langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan
waktu kerja yang sangat efisien.
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu
diperagakan.
23
PESERTA: TANGGAL:
KEGIATAN NILAI
Isilah tahap latihan yang sesuai dan harus dilakukan
guna pencapaian tujuan pembelajaran yang terkait
Persiapan/Langkah pencapaian tujuan pembelajaran
1.
2.
3.
4.
5.
dst.
PRESENTASI
ERITRODERMA
24
Introduksi…
Nama lain Exfoliativa dermatitis, Exfoliatifa
erythroderma, Red man syndrome
Penyakit kulit inflamasi →ditandai eritema dan
skuama menyerang hampir diseluruh tubuh
disebabkan oleh perluasan penyakit kulit seperti
psoriasis, dermatitis atopik, cutaneous T-cell
lymphoma (CTCL), erupsi obat atau idiopatik
Hampir 50% penderita eritroderma mempunyai
riwayat penyakit disebabkan penyakit kulit lain
(underlying diseases),
25% eritroderma tidak diketahui penyakit
mendasari → Eritroderma idiopatik
Introduksi…
25
Introduksi…
Etiopatogenesis
Patogenesis → belum sepenuhnya dapat
dijelaskan,
Pada kulit eritroderma tampak sejumlah
sel germinativum menunjukkan
peningkatan mitosis, fungsi keratinisasi
epidermis↑
Bentuk skuama → normal hanya
kecepatan degradasi skuama meningkat
dari 500 – 1000 mg menjadi 20 -30 gram
26
Etiopatogenesis ...
Etiopatogenesis ...
27
Etiopatogenesis ...
28
Eritroderma psoriatik terjadi...
Manifestasi klinis
Eritema generalisata, 90% disertai skuama, tanpa
menyerang mukosa.
Pembentukan skuama dimulai beberapa hari setelah
timbul eritem,
Lokasi lesi sering dimulai di daerah fleksura dengan
skuama warna putih atau kuning dan halus,
Stadium akut pada telapak tangan dan telapak kaki
skuama tampak lebar menyerupai lempengan tipis
(platelike),
Stadium lanjut skuama menjadi lebih kering warna
abu2, lesi kulit warna merah terang.
Pada beberapa kasus → infeksi sekunder lesi kulit
tampak basah, krusta melekat erat dan berbau apek
akibat kolonisasi bakteri
29
Manifestasi klinis...
Manifestasi klinis...
30
Manifestasi klinis...
Manifestasi klinis...
• Eritroderma idiopatik menyerang pria usia tua,
dengan eritroderma khronik, relaps, pruritus
hebat disertai dengan limfadenopati
dermatopati dan keratoderma palmoplantar
ektensif→ ”Red Man Syndrome”.
• Eritroderma disebabkan erupsi obat → akibat
pemberian topikal lesi kulit dimulai sebagai
dermatitis
• Eritroderma disebabkan obat sistemik → lesi
kulit dimulai lesi morbiliformis atau
scarlatiniformis.
31
Eritroderma klasik
Eritroderma klasik
32
Gambaran histopatalogik
33
Kelainan sistemik pada eritroderma
34
Eritroderma psoriatik
Eritroderma Psoriatik
35
Eritroderma Psoriatik
Erupsi obat
Gambaran klinis → lesi morbiliformis atau
eksentema scarlatiniform, edema fasial
Pada bagian tubuh tanpa lesi → lesi purpura
Gambaran histopatologik → tampak sel infiltrasi
eosinofil perivaskular, pada seluruh epidermis
tampak keratinosit nekrotik, lapisan basale
mengalami vaskular degeneratif
36
Eritroderma akibat perluasan penyakit...
Dermatitis Atopik
Gambaran klinis di tempat predileksi→ tampak
lesi kulit likenifikasi,gatal ↑↑,
dapat disertai prurigo nodularis, Katarak
terdapat riwayat dermatitis atopik ( asma, rinitis
alergika) dalam keluarga
Gambaran histopatologik : akantosis ringan – sedang,
parakeratosis, spongiosis bervariasi, eosinofilia pada
dermis.
Dalam serum eosinofilia, IgE↑
Eritroderma idiopatik
Terutama menyerang usia lanjut, bersifat
khonik, sering relaps, disertai pruritus
hebat, gambaran klinis khas → tampak
keratoderma palmoplantar, limadenopati
dermatopatik
perlu di evaluasi kemungkinan CTCL
(cutaneous T-cell lymphoma)
Gambaran histopatologik tidak spesifik
37
Eritroderma akibat perluasan penyakit...
Cutaneous T-cell lymphoma (CTCL)
Terdapat 2 bentuk Eritroderma CTCL yaitu sindroma
Sezary dan mikosis fungoides.
Sindroma Sezary terdiri dari trias
eritroderma,
dalam sirkulasi tampak T limfosit malignan
limfadenopati generalis
Gambaran klinis lain → fisure keratoderma terasa nyeri,
alopesia difusa, fasies leonina, disertai rasa gatal hebat.
Gambaran CTCL →menunjukkan eritroderma idiopatik.
Gambaran histopatologik tampak kumpulan limfosit atipik
pada stratum basale epidermis → merupakan sel
neoplasma membentuk mikroabses Pautrier’s → tanda
patognomonis CTCL
Terjadi rasio CD4+ dan CD8+↑
Pembuluh darah kulit ditemui populasi klonal sel T
Sindroma Sezary
38
Eritroderma akibat perluasan penyakit...
39
Eritroderma akibat perluasan penyakit...
Dermatosis bulosa
Pemfigus Foliaseus
Gambaran klinis → lokasi lesi kulit primer terutama di batang badan
bagian atas, muka → erosi menyerupai impetigo, skuama kolaret,
skuama mirip krusta dan vesikel
Gambaran histopatologi → akantolisis di epidermis superfisial
DIF tampak IgG pada interselular
Pempigoid Bulosa
Gambaran klinis → plakat urtika, bula intak, menyerang lanjut usia
Gambaran histopatologik → bula subepidermal, eosinofilia
DIF tampak IgG dan C3 pada based membrane zone (BMZ)
Pemfigus paraneoplastik
Gambaran klinis lesi → menyerupai eritema multiformis disertai erosi dan
krusta hemorhagi di mukosa
Gambaran histopatologik → akantolisis fokal dengan keratinosit nekrotik
DIF tampak IgG pada interselular dan BMZ
Eritroderma disebabkan
pemfigus foliaseus
40
pempigus bulosa
Eritroderma
pempigus bulosa pempigus bulosa
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah → anemia 70% kasus, limfositosis
41% kasus, eosinofilia 35% kasus
LED meningkat pada 36% kasus.
Protein serum menurun pada 34% kasus,
eosinofil ↑↑ → kemungkinan besar eritroderma disebabkan
limfoma Hodgkin’s.
Fungsi ginjal & elektrolit serum ↓
Ditemukan IgE serum ↑↑ > 80% kasus
jumlah limfosit termasuk CD4 ↓
Sel sezary dalam sirkulasi dapat ditemukan → pada
eritroderma <10%, pada sindroma sezary → > 20% sel
sezary.
Eritroderma idiopatik perlu dilakukan biopsi bone marrow
→ melihat eosinofilia (32%)
41
penatalaksanaanan eritroderma
Pengobatan eritroderma umumnya sama,
Penyebabnya erupsi obat, obat yang
dicurigai dihentikan,
Perlu di ingat beberapa obat seperti obat
antimalaria dan litium dapat menyebabkan
eksaserbasi misal Eritroderma psoriasis
Obat lain seperti fenitoin menyebabkan
eritroderma menyerupai sindroma sezary
penatalaksanaanan eritroderma....
Pemberian nutrisi, balans cairan dan elektrolit
terutama pada eritroderma bayi dan neonatus
untuk mencegah dehidrasi dan hipernatremia,
mencegah hipotermi,
Mencegah infeksi sekunder
Lingkungan dalam kondisi hangat, humid.
Bila berat sebaiknya dirawat untuk memonitor
intake dan output cairan serta fungsi renal.
Perhatikan secara teratur → kemungkinan gagal
jantung (cardiac failure),
Beri suplemen asam folat serta tinggi protein
42
penatalaksanaanan eritroderma....
penatalaksanaanan eritroderma....
43
Penatalaksanaanan eritroderma....
Pada kasus berat atau kasus refrakter dapat
dipertimbangkan pemberian obat Imunsupresan→
cyclosporine, methotrexate, acitretin
Pada CTCL → beri kortikosteroid sistemik & PUVA.
Eritroderma etiologi tidak diketahui atau kasus berat →
beri prednison sistemik dosis 1 – 3 mg/kg/hari + IVIG
(Intravenous immunoglobulin).
Eritroderma idiopatik → beri topikal kortikosteriod
potensi rendah dan antihistamin oral.
Pada kasus refrakter → beri cyclosporine dengan dosis
awal 5 mg/kg/hari kemudian tappering off 1 – 3
mg/kg/hari → hasil memuaskan
Prognosis
Tergantung penyebab.
Eritroderma disebabkan erupsi obat → prognosis baik.
Rekurensi Eritroderma psoriasis 20%
Eritroderma CTCL, keganasan pada alat dalam lebih
resisten terhadap pengobatan.
Pada studi kasus 38 penderita eritroderma dengan
etiologi tidak diketahui menunjukkan 4 kasus menjadi
progres MF, 9 kasus suspek mikosis fungoides.
Kematian pada eritroderma CTCL ↑→ mortality rate 25%
disebabkan progresifitas penyakit, infeksi, komplikasi
pengobatan.
Bayi mortalitas rate 16%.
44
45