Anda di halaman 1dari 19

202

Gambaran Histologis Korteks Ginjal Tikus (Rattus norvegicus)


Pasca Penghentian Pajanan Monosudium Glutamat per Oral

Aulia Candra1, Heru Fajar Trianto2, M. In’am Ilmiawan3


1
Program Studi Pendidikan Dokter, FK UNTAN
2
Departemen Histologi Medik, Program Studi Pendidikan Dokter, FK UNTAN
3
Departemen Biologi dan Patobiologi, Program Studi Pendidikan Dokter, FK UNTAN

Abstrak
Latar Belakang. Monosodium glutamat (MSG), salah satu penyedap rasa yang berperan dalam
rasa umami. Penggunaan melebihi ambang batas menyebabkan kerusakan ginjal. Metode. Desain
penelitian ini merupakan eksperimental murni dengan menggunakan 27 tikus yang dibagi 9
kelompok. Sampel dipilih dengan metode simple random sampling. Tikus kemudian dimatikan
secara bertahap pada hari ke-29, ke-43 dan ke-57. Lalu, tikus dibedah dan diambil organ ginjalnya
untuk pembuatan preparat ginjal dengan pewarnaan H&E. Variabel data adalah jumlah
korpuskulum ginjal dan tubulus proksimal yang rusak maupun normal. Data diamati dengan
perbesaran lensa objektif 10x untuk korpuskulum ginjal dan perbesaran 40x untuk tubulus
proksimal. Data dianalisa menggunakan one-way anova dilanjutkan LSD dan Kruskal Wallis Test
dilanjutkan Mann-Whitney Test dengan program SPSS 20.0. Hasil: Tidak terdapat perbedaan
bermakna rerata jumlah tubulus proksimal normal dan rusak pada seluruh kelompok perlakuan (P)
(p≥0,05). Tidak terdapat perbedaan bermakna rerata jumlah korpuskulum ginjal normal pada
seluruh kelompok perlakuan (P) (p≥0,05). Terdapat perbedaan bermakna rerata jumlah
korpuskulum ginjal rusak pada seluruh kelompok perlakuan (P) (p<0,05). Kesimpulan: Pajanan
MSG menyebabkan kerusakan tubulus proksimal dan korpuskulum ginjal serta terjadi regenerasi
setelah 14 hari penghentian pajanan MSG.

Kata kunci: Monosodium Glutamat (MSG), regenerasi, tubulus proksimal,


korpuskulum ginjal
Background: Monosodium glutamate (MSG) is a flavor enhancher which used for arising umami
taste. Excessive consumption of MSG resulted in kidney degeneration. Method. The design of this
study is true experimental, using 27 rats which were divided into 9 groups. The sample was
selected using simple random sampling method. Then, the rats were dissected gradually at day-
29, day-43 and day-57. The kidney was processed into microscopic preparations and stained with
H&E. Measured variables include normal and abnormal proximal tubules and renal corpuscles.
The proximal tubules were observed with 40x objective lens and renal corpuscles were observed
with 10x objective lens. The data were analyzed using One-way ANOVA followed by LSD and
Kruskal Wallis Test followed by Mann-Whitney Test (SPSS v20.0). Results: There were no
significant differences in the mean number of normal and abnormal proximal tubules between
treatment groups (P) (p≥0,05). There were no significant differences in the mean number of
normal renal corpuscles between treatment groups (P) (p≥0,05). There were significant
differences in the mean number of abnormal renal corpuscles between treatment groups (P)
(p<0,05). Conclusions: Excessive consumption of MSG resulted in degeneration of proximal
tubules and renal corpuscles and regeneration occur in 14 days after withdrawal of MSG
exposure.

Keywords: Monosodium Glutamate (MSG), regeneration, proximal tubule, renal corpuscle.

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 3. Agustus 2015


203

PENDAHULUAN mengenai kadar penggunaan MSG

Monosodium Glutamat yang dianjurkan.3 Hal inilah yang

(MSG) merupakan bahan penyedap kemungkinan membuat beberapa

rasa yang berperan dalam rasa produk yang mengandung MSG

umami. MSG banyak digunakan tidak mencantumkan kadar MSG

dalam kehidupan sehari-hari pada didalamnya sehingga sulit untuk

masakan rumah dan restoran.1,2 mengetahui berapa banyak MSG

Konsumsi MSG rata-rata di yang dikonsumsi oleh seseorang

Indonesia tiap tahun meningkat setiap harinya. Padahal banyak

sekitar 10,3%.3 Hasil penelitian lain penelitian yang melaporkan beberapa

juga menunjukkan bahwa rata-rata efek yang merugikan dari MSG

penggunaan MSG pada pedagang berupa kerusakan di berbagai organ

bakso adalah 4,79-10,35 gram per diantaranya ginjal.5-10

porsi, sejauh ini Food Agriculture Ginjal merupakan organ

Association (FAO) dan World Health eksresi utama yang sangat penting

Organization (WHO) untuk membuang sisa-sisa

mengelompokkan MSG sebagai metabolisme dan senyawa asing lain

Food Additive (zat tambahan yang masuk ke dalam tubuh.

makanan) dengan Acceptable Daily Komponen ginjal yang memainkan

Intake (ADI) bila penggunaannya peranan penting dalam fungsi filtrasi

kurang dari 120 mg/kgBB/hari.2-4 dan reabsorpsi adalah korpuskulum

Di Indonesia sendiri, belum ginjal dan tubulus proksimal pada

ada regulasi yang jelas dari BPOM korteks ginjal.11 Menurut beberapa

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 3. Agustus 2015


204

penelitian, kerusakan ginjal akibat Alat yang digunakan dalam

pajanan MSG ini dikarenakan penelitian ini adalah sonde, gelas

terdapat banyak reseptor glutamat kimia, kaca objek, mikroskop,

pada apparatus jukstaglomerular dan mikrotom, bak bedah, alat bedah

polus urinarius pada korpuskulum minor, staining jar, piranti

ginjal serta pada tubulus proksimal komputer ImageJ, dan Axioo

ginjal.12 Camera.

Banyak penelitian yang 2. Bahan yang digunakan adalah:

melaporkan tentang kerusakan ginjal Bahan yang digunakan dalam

akibat pajanan MSG, tetapi belum penelitian ini antara lain

ada penelitian yang melaporkan Monosodium Glutamat dengan

apakah kerusakan yang terjadi pada kandungan 99% yang dibeli dari

ginjal dapat mengalami regenerasi pabrik. Sedangkan bahan-bahan

bila pajanan MSG dihentikan.5-9 yang digunakan untuk

Oleh karena itu, penulis tertarik pembuatan slide dan

untuk meneliti bagaimana kerusakan pemeriksaan histopatologis

ginjal pasca penghentian pajanan adalah larutan Formalin buffer

MSG dengan mengamati gambaran 10%, Alkohol 70%, 80%, 90%,

histologis dari korteks ginjal. 95%, dan alkohol absolute,

Larutan xylol, Paraffin cair

METODOLOGI (histoplast), Hematoxylin-Eosin,

Bahan dan eter.

1. Alat yang digunakan adalah:

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 3. Agustus 2015


205

Hewan Uji hari, perlakuan kemudian dihentikan

Tikus yang digunakan adalah selama 1 hari, 14 hari, dan 28 hari

tikus putih (Rattus norvegicus) jantan sesuai kelompok perlakuan. Pada

galur Wistar. Sampel yang hari ke-2, hari ke-15, dan hari ke-29

digunakan adalah tikus putih jantan dilakukan pengambilan organ ginjal

galur Wistar sebanyak 27 ekor tikus untuk pembuatan preparat.

dengan umur 8-12 minggu dengan Ginjal tikus kemudian dibuat

berat badan 180-200 gram. Sampel preparat histologis dengan potongan

diadaptasikan dengan lingkungan melintang dan dilakukan pengecatan

laboratorium selama 10 hari dan HE. Setiap jaringan dibuat 2 preparat

dibagi secara acak menjadi 9 dengan tebal irisan 5µm. Dari tiap

kelompok. Pemberian makanan preparat dilihat seluruh daerah

adalah pakan standar dan minum ad korteks ginjal, kemudian dipilih

libitum. korteks ginjal yang paling utuh dan

Prosedur Penelitian dihitung tubulus proksimal dan

Perlakuan pada penelitian ini korpuskulum ginjal pada lapisan

adalah pemberian MSG dengan dosis korteks ginjal sebanyak sepuluh

sebesar 5mg/gBB tikus/hari yang lapang pandang dengan pembesaran

dilarutkan dalam 1,5 ml Akuadest. 400x untuk tubulus proksimal dan

Pemberian MSG dilakukan secara 100x untuk korpuskulum ginjal yang.

oral menggunakan sonde. MSG Pengamatan ini dilakukan

diberikan tiap hari selama 28 hari. menggunakan mikroskop cahaya

Setelah diberi perlakuan selama 28 Zeis. Perhitungan jumlah tubulus

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 3. Agustus 2015


206

proksimal dan korpuskulum ginjal ini HASIL DAN PEMBAHASAN

dilakukan dengan aplikasi komputer Rerata Jumlah Tubulus Proksimal

ImageJ. Hasil perhitungan masing- Normal

masing kelompok kemudian Pada data statistik di atas

dianalisis secara statistik (gambar 1) tampak bahwa seiring

menggunakan program SPSS 20 dengan pemberian pajanan MSG,

dengan menggunakan uji One Way terlihat bahwa rerata jumlah tubulus

Anova dilanjutkan Post Hoc Test proksimal normal pada kelompok

LSD dan Kruskal Wallis dilanjutkan negatif lebih sedikit dibandingkan

Mann-Whitney Test. dengan kelompok kontrol positif

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 3. Agustus 2015


207

walaupun secara statistik tidak Lalu terjadi peningkatan rerata

bermakna (p≥0,05). Pada kelompok jumlah tubulus proksimal normal

perlakuan, setelah pajanan MSG setelah 28 hari pasca penghentian

dihentikan, terlihat rerata jumlah pajanan MSG yaitu 167,33±12,858

tubulus proksimal normal pada walaupun secara statistik tidak

kelompok 14 hari pasca penghentian bermakna (p=0,05).

pajanan MSG lebih tinggi

dibandingkan kelompok 1 hari pasca Rerata Jumlah Tubulus Proksimal

penghentian MSG walaupun secara Rusak

statistik tidak bermakna (p=0,077).

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 3. Agustus 2015


208

Berdasarkan data statistik Pada kelompok perlakuan,

(gambar 2), didapatkan bahwa pada setelah pajanan MSG dihentikan,

kelompok kontrol positif memiliki terlihat rerata jumlah tubulus

rerata jumlah tubulus proksimal proksimal rusak semakin menurun

rusak yang lebih sedikit seiring berjalannya waktu walaupun

dibandingkan dengan kelompok secara statistik penurunan ini tidak

kontrol negatif pada semua hari bermakna (p≥0,05).

perlakuan, walaupun secara statistik

tidak bermakna (p≥0,05).

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 3. Agustus 2015


209

Rerata Jumlah Korpuskulum meningkat seiring berjalannya waktu


walaupun tidak adanya perbedaan
Ginjal Normal
signifikan antara P1-P2 (p=0,782)
maupun P2-P3 (p=0,712).

Berdasarkan data (gambar 4), Berdasarkan data pada gambar


pada seluruh data kelompok kontrol 5, tampak bahwa perbedaan yang
negatif seiring dengan pajanan yang bermakna antar seluruh kelompok
diberikan, terlihat rerata jumlah kontrol positif dengan kontrol negatif
korpuskulum ginjal normal semakin dengan perbedaan signifikansi KP1-
menurun dengan perbedaan KN1 (p=0,000), KP2-KN2
signifikan antara KN1-KN2 (P=0,000), maupun KP3-KN3
(p=0,645) dan KN2-KN3 (p=0,009). (p=0,000). Hal ini menandakan
Selain itu, pada kelompok perlakuan terjadi kerusakan korpuskulum ginjal
yang sama pada hari yang berbeda akibat pajanan MSG yang ditandai
didapatkan rerata jumlah dengan rerata jumlah korpuskulum
korpuskulum ginjal normal semakin rusak kontrol negatif > kontrol

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 3. Agustus 2015


210

positif. Pada kelompok perlakuan, PEMBAHASAN


terlihat perbedaan yang bermakna Hasil penelitian ini
antara rerata jumlah korpuskulum menunjukkan bahwa pemberian
ginjal rusak pada kelompok 14 hari MSG dengan dosis 5mg/gBB tikus
pasca penghentian pajanan MSG selama minimal 28 hari memberikan
dengan kelompok 1 hari pasca suatu pengaruh terhadap struktur
penghentian pajanan MSG korpuskulum ginjal tikus putih jantan
(p=0,000). dewasa yang bermakna secara
statistik. Sementara itu, pengaruh

Sementara itu, terjadi penurunan MSG ini terhadap tubulus


rerata jumlah korpuskulum ginjal proksimal tidak bermakna secara
rusak setelah 28 hari pasca statistik walaupun secara gambaran
penghentian pajanan MSG walaupun histologis, MSG ini menimbulkan
penurunan ini tidak bermakna kerusakan pada tubulus proksimal.
(p=0,172). Hal ini kemungkinan diakibatkan

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 3. Agustus 2015


211

oleh tidak homogennya data Pemberian MSG dengan dosis


persebaran tubulus proksimal di tiap yang melebihi kadar yang dianjurkan
lapang pandang sehingga subjek dapat menyebabkan kerusakan
penelitian perlu ditambah agar data tubulus proksimal berupa
yang dihasilkan dapat lebih penyempitan lumen tubulus akibat
homogen. tubular swelling, terdapatnya hyaline
Pada penelitian ini, dosis MSG cast pada lumen tubulus, dan juga
yang diberikan sebanyak 5 mg/gBB. nekrosis epitel tubulus proksimal
Dosis ini setara 800mg/kgBB pada tersebut. Selain itu, dosis ini juga
manusia dengan berat badan rata-rata dapat mengakibatkan kerusakan
70kg. Dosis ini melebihi ambang korpuskulum ginjal berupa
batas aman yang ditetapkan oleh penyusutan dan penyempitan
FDA yaitu sekitar 120mg/kgBB pada glomerulus maupun kapsula
manusia. bowman.

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 3. Agustus 2015


212

Penelitian ini menunjukkan meningkatnya ruang kapsula

hasil bahwa kerusakan yang terjadi bowman, dilatasi tubulus proksimal,

pada tubulus proksimal ditandai dan ditemukannya hyaline cast pada

dengan adanya penyempitan lumen tubulus tersebut.8

tubulus proksimal. Hal ini sejalan Pada penelitian ini didapatkan

dengan penelitian Zulfiani (2011) bahwa pada kelompok hewan coba

yang mengamati pengaruh yang diberikan MSG secara terus

pemberian MSG dengan dosis 4 menerus (kontrol negatif) selama 28,

mg/gBB/hari pada mencit.17 42, dan 56 hari mengalami kerusakan

Onaolapo (2013) juga menyatakan tubulus proksimal dan korpuskulum

mikroanatomi ginjal kelompok yang ginjal yang semakin bermakna. Hasil

mendapat MSG menunjukkan ini sejalan dengan penelitian Simon

adanya dilatasi ruang kapsula (2013) yang mengatakan bahwa

Bowman, kontraksi korpuskulum semakin lama pajanan MSG

ginjal, dan terjadi hiperselularitas.13 diberikan terbukti semakin

Hasil penelitian ini juga sejalan bertambah sel yang mengalami

dengan penelitian Abass dan Abd. kerusakan.23 Selain itu, penelitian ini

El-Haleem (2011) yang mengamati menunjukkan bahwa rerata jumlah

bahwa pemberian MSG dengan dosis sel yang rusak antara kelompok

830 mg/kgBB secara oral selama 28 kontrol negatif dan positif memiliki

hari menimbulkan kerusakan pada perbedaan, yang berarti pemberian

ginjal berupa penyusutan MSG per oral selama 28 hari berhasil

korpuskulum ginjal dengan menyebabkan kerusakan tubulus

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 3. Agustus 2015


213

proksimal dan korpuskulum ginjal. penggunaan respirasi anaerob ini

Hal ini didukung pula dengan data adalah terbentuknya asam laktat yang

rerata jumlah korpuskulum ginjal dan menyebabkan pH intraseluler

tubulus proksimal ginjal normal yang menurun. Lingkungan asam dalam

menunjukkan perbedaan yang berarti sel inilah yang menyebabkan

diantara kelompok kontrol negatif disfungsi dari kanal Na+/K+ATPase

dan positif. Hasil ini sejalan dengan sehingga Na+ dan H2O dapat masuk

penelitian-penelitian sebelumnya ke dalam sel secara tak

yang menyatakan bahwa MSG terkendali.8,16,18

menyebabkan berbagai kerusakan Saat masuk ke dalam tubuh,

pada jaringan ginjal.8,10,13-17 MSG ini akan diubah menjadi ion

Pembengkakan glomerulus Natrium dan L-glutamat. Ketika L-

sebagai salah satu jenis kerusakan glutamat dalam konsentrasi yang

yang terjadi akibat pajanan MSG tinggi ini memasuki arteri renal,

yang berlebihan dalam jangka waktu maka ginjal berusaha untuk

tertentu diduga dapat disebabkan mengeksresikannya.19 Konsentrasi

oleh kurangnya kadar O2 di sekitar yang berlebihan inilah yang

sel yang mengakibatkan sel sulit kemungkinan dapat mengaktifkan

untuk melakukan respirasi aerob secara berlebihan reseptor-reseptor

sehingga memaksa sel tersebut untuk glutamat seperti NMDA, AMPA, dan

melakukan respirasi anaerob untuk reseptor metabotropik (mGluR) yang

menjaga asupan ATP agar tetap ada di ginjal. Aktivasi AMPA

stabil. Akan tetapi, efek samping dari membuat sel mengalami depolarisasi

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 3. Agustus 2015


214

sehingga memicu kanal NMDA yang kematian sel ginjal baik tubulus

sebelumnya tertutup ikut terbuka maupun glomerulus ginjal.20,21

yang memungkinkan Ca2+ dapat Kerusakan tubulus proksimal

masuk. Depolarisasi juga membuka tikus akibat MSG ini sesuai dengan

kanal voltage-gated Ca2+ untuk teori bahwa proses eksresi suatu zat

berkontribusi dalam masuknya Ca2+ yang berlangsung di ginjal dapat

ke dalam sel. Selain itu, mGluR juga menimbulkan dampak buruk bagi

menyebabkan pelepasan Ca2+ ginjal itu sendiri. Hal tersebut dapat

intraseluler dari retikulum disebabkan oleh beberapa faktor,

endoplasma. Beberapa keadaan ini salah satunya adalah karena

menyebabkan akumulasi Ca2+ di tingginya aliran darah menuju ginjal

dalam sel. Hal ini dapat mengganggu yang menyebabkan bahan-bahan

fungsi mitokondria untuk kimia yang terdapat di sirkulasi

mensintesis ATP dalam sel sehingga sistemik dikirim ke ginjal dalam

dapat mengurangi energi yang jumlah yang besar. Faktor lain yang

tersedia untuk kelangsungan hidup diduga dapat menyebabkan

sel. Selain itu, akumulasi Ca2+ yang kerusakan ginjal adalah kemampuan

berlebihan di dalam sel akan disertai ginjal untuk mengonsentrasikan

dengan terbentuknya radikal bebas substansi xenobiotic di dalam sel.

yang dapat memicu terjadinya Jika suatu zat kimia disekresi secara

peroksidasi lipid, menonaktifkan aktif dari darah ke urin, zat kimia

enzim seluler, dan merusak tersebut terlebih dahulu

kromosom akhirnya berujung pada diakumulasikan dalam tubulus

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 3. Agustus 2015


215

proksimal atau jika substansi kimia pasca penghentian pajanan MSG

ini direabsorbsi dari urin maka akan terjadi pula penurunan rerata jumlah

melalui sel epitel tubulus dengan tubulus proksimal dan korpuskulum

konsentrasi tinggi. Akibatnya, zat-zat ginjal rusak walaupun secara statistik

toksik ini akan terakumulasi di ginjal tidak bermakna. Hal ini dapat

dan menyebabkan kerusakan bagi menandakan bahwa masih terjadi

ginjal itu sendiri.17,22 proses perbaikan pada tubulus

Pada kelompok perlakuan hari proksimal dan korpuskulum ginjal

ke-15 pasca penghentian pajanan ginjal tersebut. Hasil penelitian ini

MSG menunjukkan penurunan rerata sejalan dengan beberapa penelitian

jumlah tubulus proksimal dan yang mengamati proses regenerasi

korpuskulum ginjal rusak bila korpuskulum ginjal dan tubulus

dibandingkan dengan kelompok proksimal ginjal dimana mulai terjadi

perlakuan dengan dosis MSG yang proliferasi sel endotel glomerulus

sama yang dimatikan 1 hari pasca pada hari pertama dan puncaknya

perlakuan dihentikan. Hasil ini pada hari ke-5 hingga perbaikan

menunjukkan bahwa terjadinya sebagian besar struktur korpuskulum

perbaikan pada tubulus proksimal ginjal akan kembali ke bentuk

dan korpuskulum ginjal pada semula pada minggu ke 4-6,

kelompok perlakuan setelah sedangkan regenerasi tubulus

dilakukan penghentian pajanan MSG mencapai puncaknya pada hari ke-7

selama 14 hari. Pada kelompok pasca terjadinya kerusakan.24,25

perlakuan yang dimatikan hari ke-29

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 3. Agustus 2015


216

Ada dua mekanisme yang yakni protein-protein penginduksi

mungkin mendasari proses mitosis yang diekspresikan dalam

regenerasi pada tubulus proksimal kadar yang sangat tinggi pada sel

ginjal. Mekanisme yang pertama embrional ginjal fetus yang sedang

dinamakan dediferensiasi sel berkembang.24,26

(gambar 2.10), di mana dijelaskan Mekanisme kedua adalah

bahwa sel-sel tubulus yang masih adanya sel punca yang berperan

bertahan dari kerusakan berperan dalam proses regenerasi ini (gambar

sebagai epithelial mesenchymal 2.10). Sel punca ini berasal dari

transition (EMT). EMT ini terbukti sumsum tulang yang disebut sebagai

dapat mengalami proses diferensiasi “rumah” dari sel-sel hematopoietik

ulang dan berproliferasi menjadi sel- multipoten dan mesenchymal stem

sel epitel tubulus baru. Proses cells (MSC). Sel punca inilah yang

dediferensiasi ini berdasarkan pada akan bermigrasi ke tubulus yang

ditemukannya ekspresi gen-gen rusak dan berdiferensiasi menjadi

pertumbuhan termasuk faktor sel-sel tubulus baru. Selain itu,

transkripsi Paired box 2 (Pax2), beberapa penelitian baru saja

neural cell adhesion molecule menemukan bahwa pada bagian

(NCAM), dan gen nefrogenik ginjal juga terdapat sel-sel punca

lainnya pada sel-sel tubulus yang yang memiliki kemampuan untuk

masih bertahan ini. Selain itu, berdiferensiasi menjadi sel baru. Sel

ditemukan pula kadar protein punca ini mengekspresikan antigen

vimentin dan EGFP yang tinggi unik dan dapat diidentifikasi dengan

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 3. Agustus 2015


217

antibodi sebagai penandanya. Suatu tubulus (gambar 2.11). Hal ini

penelitian berhasil mengisolasi sel terbukti karena diekspresikannya

tubulus yang dapat mengekspresikan CD24+ dan CD133+ pada bagian

antigen CD133 (penanda sel punca tersebut. Ketika diisolasi dan

hematopoietik) dan Pax2 dari sampel ditumbuhkan pada kultur, PEC

korteks ginjal manusia. Sel CD24+CD133+ ini menunjukkan

CD133+Pax2+ ini dapat memperbaiki kapasitas colony-forming yang tinggi

diri dan berdiferensiasi menjadi dan berpotensi melakukan

tubulus secara in vitro. Penelitian pembaruan diri. Hal ini dibuktikan

lain juga menunjukkan bahwa sel dalam penelitian pada tikus dengan

CD133+CD24+ dapat berdiferensiasi rhabdomyolysis yang diinduksi acute

menjadi sel epitelial ginjal yang kidney injury (AKI), di mana pada

menyusun struktur tubulus secara in penelitian ini terbukti PEC

vitro.27 Sel-sel punca ini terletak di CD24+CD133+ ini berkontribusi

bagian polus urinarius, di daerah dalam pengembalian fungsi ginjal

tubuloglomerular junction dan di dan perbaikan sel-selnya. PEC ini

papila renalis.26,28 menghasilkan sel progenitor yang

Sementara itu, mekanisme bermigrasi secara perlahan ke sekitar

regenerasi pada glomerulus kapsula bowman dan akhirnya

diperankan oleh sel epitel parietal menggantikan podosit yang hilang

(PEC) yang terletak di polus atau rusak.27

urinarius yang merupakan

persimpangan antara glomerulus dan

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 3. Agustus 2015


218

KESIMPULAN jantan dewasa galur wistar pada

1. Pemberian MSG dengan dosis pajanan selama 56 hari.

5mg/gBB peroral 4. Telah terjadi regenerasi pada

mengakibatkan kerusakan pada tubulus proksimal dan

tubulus proksimal berupa korpuskulum ginjal setelah 14

penyempitan lumen tubulus, hari penghentian pajanan MSG.

terdapatnya hyaline cast pada

lumen tubulus, dan juga nekrosis DAFTAR PUSTAKA

epitel tubulus proksimal 1. Samuels, A. The Toxicity/Safety of


MSG: A Study in Suppression of
tersebut. Information. Accountability in
Research. 1999. Vol. 6. No. 4. pp. 259-
310.
2. Pemberian MSG dengan dosis 2. Ronald W, John RL. The Safety
Evaluation of Monosodium Glutamate.
5mg/gBB peroral dapat J Nutr. 2000;130: 1049S-1052S.
3. Astuti N. Studi tentang pemakaian
mengakibatkan kerusakan pada Monosodium Glutamat (MSG) beserta
faktor-faktor yang berhubungan pada
pedagang bakso di sekitar kampus
korpuskulum ginjal berupa Undip Tembalang [skripsi]. Semarang:
Fakultas Kesehatan Masyarakat,
penyusutan atau penyempitan Universitas Diponegoro; 2003.
4. Geha, R., Beiser, A., Ren, C.,
kapsula bowman serta Patterson, R., Greenberger, P.,
Grammer, L., Ditto, A., Harris, K.,
Saughnessy, M., Yarnold, P., Corrent,
glomerulus. J., dan Saxon, A. Review of Alleged
Reaction to Monosodium Glutamat
3. Kerusakan tertinggi and Outcome of a Multicenter
Double-blind Placebo-controlled
Study. The Journal of Nutrition.
korpuskulum ginjal dan tubulus 2000; 130: 1058S-1062S.
5. Farombi, E. O. & Onyema, O. O.
ginjal terjadi pada pemberian Monosodium Glutamate-induced
Oxidative Damage And Genotoxity In
MSG dengan dosis 5mg/gBB The Rat: Modulatory Role of Vitamin
C, Vitamin E And Quercetin. Hum Exp
Toxicol. 2006; 25: 251-9.
secara peroral terhadap tikus
6. Sukawan, U. Y. Efek Toksik
Monosodium Glutamat (MSG) Pada
Binatang Percobaan. [Tesis]. Jakarta:

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 3. Agustus 2015


219

Fakultas Kedokteran Universitas Studies on the Kidney of Rats After


Kristen Indonesia; 2008. Administration of Monosodium
7. Megawati, E. R. Penurunan Jumlah Glutamate. Gaza Palestine: Al-Aqsa
Sperma Hewan Coba Akibat Paparan University; 2007.
Monosodium Glutamat. [Tesis]. Medan: 17. Zulfiani. Pengaruh Pemberian Vitamin
Fakultas Kedokteran Universitas C dan E Terhadap Gambaran Histologis
Sumatera Utara; 2008. Ginjal Mencit (Mus musculus L.) yang
8. Abass, M. Haleem, M. Evaluation of Dipajankan Monosodium Glutamat
Monosodium Glutamate Induced (MSG). [Tesis]. Medan: Fakultas
Neurotoxicity and Nephrotoxicity in Kedokteran Universitas Sumatera Utara;
Adult Male Albino Rats. Journal of 2011.
American Science. 2011; 7(8): 264-76. 18. Lieberthat, W. Menza S.A. Levine J.S.
9. Gao, X, Xu, X, Pang, J, Zhang, C, Ding, Graded ATP depletion
JM, Peng, X, Liu,Y, Cao, JM. NMDA can cause necrosis or apoptosis of
receptor activation induces cultured mouse proximal tubular cells.
mitochondrial dysfunction, oxidative Am J Physiol. 1998; 274: F315-F327.
stress and apoptosis in cultured neonatal 19. Attia, HA, Faddah, LM, Yaqub, H.
rat cardiomyocytes. Physiol Res. 2007; Trans-retinol Precursor and/or N-Acetyl
56: 559-69. Cysteine Protects Against Monosodium
10. Eweka A.O. Histological Studies of the Glutamate-induced Nephrotoxicity in
Effect of Monosodium Glutamate on the Rats. Journal of Applied Sciences
Kidney of Adult Wistar Rats, Internet J. Research. 2008; 4(12): 2108-19.
of Health. 2007; 6 (2) ISSN: 1528-8315. 20. Rang HP, Dale MM, Ritter JM, Flower
11. Eroschenko, Victor P. Atlas Histologi RJ, Henderson G. Rang and dale’s
diFiore: dengan Korelasi Fungsional pharmacology 7th ed. Elsevier Churchill
Ed.11. Jakarta: EGC; 2008. Livingstone.
12. Gill, Santokh., Olga Pulido. Glutamate 21. Blaylock R.L. Excitotoxins,
Receptors in Peripheral Tissue: Neurodegeneration and
Excitatory Transmission Outside the Neurodevelopmental. The Medical
CNS. New York: Plenum Publishers; Sentinel Journal; 2000.
2005. 22. Anggriani, Y. W. Pengaruh Pemberian
13. Onaolapo, Adejoke Yetunde., Olakunle, Teh Kombucha Dosis Bertingkat Per
J.O,, Tolulope, J.M., Onigbinde, O.A., Oral Terhadap Gambaran Histologi
Oyeleke, A. A Histological Study of the Ginjal Mencit BALB/C. Artikel Karya
Hepatic and Renal Effects of Tulis Ilmiah. Semarang: Universitas
Subchronic Low Dose Oral Diponegoro. 2008.
Monosodium Glutamate in Swiss 23. Simon H, Muhartomo H, Pudjonarko.
Albino Mice. British Journal of Pengaruh pemberian monosodium
Medicine & Medical Research. 2011; glutamat peroral terhadap degenerasi
3(2): 294-306. neuron piramidal CA1 hipokampus
14. Stegink, L., Filler, L., dan Bake, G. pada tikus wistar. Med Hosp
Monosodium Glutamate Metabolism in 2013;1(3):175-81.
the Neonatal Pig: Effect of Bad on 24. Shimizu, A. Masuda, Y. Kitamura, H.
Plasma, Brain, Muscle and Spinal Fluid Ishizaki, M. Sugisaki, Y. Yamanaka, N.
Free Amino Acid Levels. Journal of 1998. Recovery of Damaged
Nutrition. 1973; 103: 1138-45. Glomerular Capillary Network with
15. Contini, María del Carmen. Néstor Endothelial Cell Apoptosis in
Millen. Luisina Riera. Stella Mahieu. Experimental Proliferative
Kidney and Liver Functions and Stress Glomerulonephritis. [Abstract].
Oxidative of Monosodium Glutamate- Nephron. 2000; 79(2): 206-14.
Induced Obese Rats. Food and Public 25. Nonclercg, D. Wrona, S. Toubeau, G.
Health. 2012; 2(5): 168-77. Zanen, J. Heuson-Stiennon JA.
16. Al-Agha, Salam Z. Histological, Schaudies RP. Laurent G. Tubular
Histochemical and Ultrastructural Injury and Regeneration in the Rat

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 3. Agustus 2015


220

Kidney Following Acute Exposure to


Gentamicin: a time-course study.
[Abstract]. Ren Fail. 1992; 14(4): 507-
21.
26. Balogh, Peter., Peter Engelmann.
Transdifferentiation and Regenerative
Medicine; Kidney Regeneration. 2011.
http://www.tankonyvtar.hu/hu/tartalom/
tamop425/0011_1A_Transzdifferenciati
on_en_book/ch01s11.html diakses pada
21 Juni 2014.
27. Li, Yue. And Rebecca A. Wingert.
Regenerative Medicine For the Kidney:
Stem Cell Prospects & Challenges.
Clinical and Translational Medicine.
2013; 2:11.
28. Lin, Fangmin. Ashley Moran. Peter
Igarashi. Intrarenal cells, not bone
marrow-derived cells, are the major
source for regeneration in postischemic
kidney. Journal of Clinical
Investigation. 2005; 115(7): 1756–64.

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 3. Agustus 2015

Anda mungkin juga menyukai