Anda di halaman 1dari 9

114

Pengaruh Penggunaan Media Animasi pada Model Discovery Learning terhadap Hasil Belajar
Kimia Peserta Didik Kelas X SMAN 1 Bungoro (Studi pada Materi Pokok Ikatan Kimia)

Pengaruh Penggunaan Media Animasi pada Model Discovery Learning


terhadap Hasil Belajar Kimia Peserta Didik Kelas X MIA SMAN 1
Bungoro (Studi pada Materi Pokok Ikatan Kimia)

Influence of Animation Media on Discovery Learning Models to Chemical


Learning Achievment of Students of Class X MIA SMAN 1 Bungoro (Study On
Chemical Bonding)

1)
Ade Fitriani, 2)Muhammad Danial, 3)Mohammad Wijaya
1, 2, 3)
Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya Makassar, Makassar 90224
Email: adefitriani9588@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media animasi
pada model discovery learning terhadap hasil belajar kimia peserta
didik kelas X MIA SMA Negeri 1 Bungoro pada materi pokok ikatan
kimia. Desain penelitian ini adalah “Posttest-Only Control Design”.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X
MIA SMA Negeri 1 Bungoro yang terdiri dari 5 kelas. Penentuan
sampel dilakukan secara random kelas dan terpilih kelas X MIA 3
sebagai kelas eksperimen dan X MIA 2 sebagai kelas kontrol. Pada
penelitian ini, variabel bebasnya terbagi atas dua yaitu model
discovery learning dengan penggunaan media animasi dan model
discovery learning tanpa penggunaan media animasi sedangkan
variabel terikatnya yaitu hasil belajar kimia peserta didik kelas X MIA
SMAN 1 Bungoro pada materi pokok Ikatan Kimia. Data hasil
penelitian diperoleh dengan pemberian Tes Hasil Belajar sebanyak 20
nomor jenis pilihan ganda yang telah divalidasi. Data yang diperoleh
dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan pengujian
hipotesis. Deskripsi hasil belajar peserta didik menunjukkan nilai
rata-rata untuk kelas eksperimen adalah 65,44 dan kelas kontrol
adalah 56,18. Ketuntasan untuk kelas eksperimen adalah 45,16% dan
kelas kontrol 21,21%. Hasil pengujian hipotesis dengan uji-t pada
taraf signifikan, α = 0,05 dengan nilai thitung 2,55 lebih besar t(0,05)(62)
1,669 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif penggunaan
media animasi pada model discovery learning terhadap hasil belajar
kimia peserta didik kelas X MIA SMA Negeri 1 Bungoro.
Kata kunci: Animasi, Discovery Learning, Ikatan Kimia

ABSTRACT
This study is a quasi-experimental research aimed to
determine the effect of animation media on the discovery learning
models to chemical learning achievment of students of class X MIA
SMA Negeri 1 Bungoro in the subject matter of chemical bonds. The
research design is "Posttest-Only Control Design". The population are
all students of class X MIA SMA Negeri 1 Bungoro which consists of

Jurnal Chemica Vo/. 15 Nomor 2 Desember 2014, 114 - 122


115
Pengaruh Penggunaan Media Animasi pada Model Discovery Learning terhadap Hasil Belajar
Kimia Peserta Didik Kelas X SMAN 1 Bungoro (Studi pada Materi Pokok Ikatan Kimia)

5 classes. Sampling is selected by randomly and class X MIA 3 as the


experimental class and X MIA 2 as the control class. In this study, the
independent variables are divided into two, namely a discovery
learning models using animation media and discovery learning models
without animation media while the dependent variable is the learning
achievnent. Data were obtained by Tests Learning Achievment as
many as 20 numbers that have been validated. Data are analyzed using
descriptive statistics and hypothesis testing. Description of the study
of students showed an average value for the experimental class is
65,44 and the control class is 56,18. The completeness of the
experimental class is 45,16% and the control class is 21,21%. The
results of hypothesis testing indicate tcount of 2,55 better than t(0,05)(62) of
1,669; there is a positive influence of the animation media on
discovery learning models to chemical learning achievment of
students of class X MIA SMA Negeri 1 Bungoro.
Keywords: Animation, Discovery learning, Chemical bonding

PENDAHULUAN
Pendidikan sangat berperan learning merupakan teori belajar
penting dalam proses peningkatan yang didefinisikan sebagai proses
kualitas sumber daya manusia. pembelajaran dimana guru berperan
Dalam setiap program pendidikan sebagai pembimbing dengan
pasti mempunyai kurikulum yang memberikan kesempatan kepada
tertuang dalam Garis-garis Besar peserta didik untuk berperan secara
Program Pengajaran (GBPP). aktif.
Kurikulum merupakan salah satu Adapun media yang dianggap
perangkat pendidikan yang berisi mampu menarik perhatian peserta
perencanaan pembelajaran. Berhasil didik saat mengikuti proses
tidaknya kurikulum banyak pembelajaran adalah media animasi.
bergantung atas peranan guru yang Keunggulan animasi adalah memiliki
dapat dilakukan dalam kemampuan untuk menjelaskan suatu
pengembangan kurikulum. kejadian secara sistematis dalam tiap
Peranan guru dalam proses waktu perubahan dan membuat
pembelajaran sangat penting. materi pembelajaran yang abstrak
Namun, prestasi yang dicapai peserta menjadi lebih konkrit.
didik tidak hanya dipengaruhi oleh Ikatan kimia merupakan
tingkat pengetahuan guru terhadap salah satu materi dalam pelajaran
materi pembelajaran yang akan kimia yang bersifat abstrak. Bagian
diajarkan, tetapi yang juga ikut yang abstrak terdapat pada pelepasan
menentukan adalah model dan media elektron, penerimaan elektron,
pembelajaran yang digunakan. transfer elektron, terjadinya ikatan
Salah satu model pembelajaran antar atom/unsur, sehingga sulit
yang dapat mengaktifkan peserta untuk dipahami oleh peserta didik.
didik dalam mengikuti proses Dengan tidak dipahaminya bagian
pembelajaran adalah model tersebut menyebabkan peserta didik
discovery learning. Model discovery sulit untuk membedakan ikatan

Jurnal Chemica Vo/. 15 Nomor 2 Desember 2014, 114 - 122


116
Pengaruh Penggunaan Media Animasi pada Model Discovery Learning terhadap Hasil Belajar
Kimia Peserta Didik Kelas X SMAN 1 Bungoro (Studi pada Materi Pokok Ikatan Kimia)

kovalen dan ikatan kovalen dalam mengajar. 3) Bagi akademis


koordinasi, memahami ikatan antar dan lembaga pendidikan, diharapkan
unsur (ikatan ion, ikatan kovalen, dapat menjadi bahan informasi,
ikatan logam). Berdasarkan hasil masukan serta pengembangan ilmu
wawancara dengan salah satu guru pengetahuan khususnya bagi jurusan
mata pelajaran kimia di SMA Negeri kimia dalam upaya meningkatkan
1 Bungoro, ketuntasan belajar mutu mahasiswa dalam jurusan
peserta didik khususnya pada materi tersebut.
ikatan kimia hanya berkisar 30-40%
dengan kriteria ketuntasan belajar METODE PENELITIAN
peserta didik adalah ≥ 75. Rendahnya Penelitian ini merupakan
hasil belajar tersebut cenderung penelitian eksperimen semu. Desain
menuntut guru untuk melakukan penelitian yang digunakan yaitu
perbaikan pembelajaran sebagai Posttest-Only Control Design.
strategi untuk meningkatkan hasil Variabel yang diteliti dalam
belajar peserta didik. penelitian ini terdiri atas variabel
Salah satu upaya yang dapat bebas dan variable terikat. Variabel
dilakukan adalah penggunaan media bebasnya terbagi atas dua yaitu
animasi pada model discovery model discovery learning dengan
learning. Penggunaan media animasi penggunaan media animasi dan
pada model discovery learning model discovery learning tanpa
diharapkan mampu melibatkan penggunaan media animasi
peserta didik secara aktif dalam sedangkan variabel terikatnya yaitu
proses pembelajaran. Menurut hasil belajar kimia peserta didik
Hamalik (2003), penggunaan media kelas X MIA SMA Negeri 1
animasi dalam pendeskripsian Bungoro pada materi pokok ikatan
konsep kimia, selain akan kimia. Pemilihan sampel dalam
mengkonkritkan materi kimia yang penelitian ini dilakukan dengan
abstrak, juga dapat menambah daya teknik simple random sampling yaitu
ingat peserta didik. Adapun dalam mengambil dua kelas dari lima kelas
penilitian ini, animasi ikatan kimia secara acak. Sampel yang terpilih
yang digunakan dibuat oleh Theriuz secara acak adalah X MIA 3 sebagai
Oktavario dan Made Irma pada tahun kelas eksperimen dan kelas X MIA 2
2011 yang di download langsung sebagai kelas kontrol dengan jumlah
melalui media online. masing-masing peserta didik adalah
Penelitian ini diharapkan 31 dan 33 orang.
dapat memberikan manfaat sebagai Proses penelitian terlebih
berikut: 1) Bagi guru, diharapkan dahulu diawali dengan melakukan
dapat menambah wawasan baru persiapan, yaitu: 1) Meminta izin
tentang penggunaan media animasi kepada instansi yang terkait
pada model discovery learning sehubungan dengan penelitian yang
dalam pembelajaran kimia. 2) Bagi akan diadakan, 2) Mengadakan
sekolah, diharapkan dapat observasi ke sekolah dan
memberikan gambaran serta berkonsultasi dengan guru bidang
masukan bagi sekolah mengenai studi kimia kelas X MIA mengenai
model dan media yang digunakan kelas yang akan digunakan, waktu

Jurnal Chemica Vo/. 15 Nomor 2 Desember 2014, 114 - 122


117
Pengaruh Penggunaan Media Animasi pada Model Discovery Learning terhadap Hasil Belajar
Kimia Peserta Didik Kelas X SMAN 1 Bungoro (Studi pada Materi Pokok Ikatan Kimia)

penelitian, keadaan peserta didik menggunakan rumus (Arikunto,


serta materi pembelajaran yang akan 2009):
diteliti, 3) Menyusun RPP untuk tiap skor yang diperoleh peserta didik
Nilai = x 100
pertemuan, 4) Menyiapkan media skor maksimum
animasi yang akan digunakan, 5)
Menyusun instrumen tes hasil Analisis statistik deskriptif
belajar. dimaksudkan untuk mendeskripsikan
Penelitian ini dilaksanakan karakteristik distribusi skor hasil
dengan melakukan kegiatan belajar kimia peserta didik pada
pembelajaran sebanyak empat kali kelas eksperimen dan kelas kontrol.
pertemuan dengan tiga kali Sedangkan statistik inferensial
pertemuan tatap muka dan satu kali digunakan untuk menguji hipotesis
pertemuan untuk pemberian tes adalah uji – t. Sebelum uji hipotesis
(posttest) baik kelas eksperimen yang terlebih dahulu dilakukan uji
menggunakan media animasi pada normalitas dan uji homogenitas data
model discovery learning maupun sebagai uji prasyarat.
kelas kontrol yang tidak
menggunakan media animasi pada HASIL DAN PEMBAHASAN
model discovery learning. Prosedur A. Hasil Peeitian
penelitian ini secara garis besar 1. Hasil Analisis Statistik
dibagi dalam tiga tahap, yaitu tahap Deskriptif
persiapan, tahap pelaksanaan, dan Analisis deskriptif tes hasil
tahap pengumpulan data. belajar (posttest) peserta didik pada
Instrumen penelitian ini kelas eksperimen (Kelas X MIA 3)
adalah tes hasil belajar kimia peserta dan kelas kontrol (Kelas X MIA 2)
didik pada materi pokok ikatan kimia SMA Negeri 1 Bungoro, diperoleh
dalam bentuk soal objektif tipe data seperti pada Tabel 1.
pilihan ganda sebanyak 20 item soal
yang terdiri dari lima pilihan
jawaban. Instrumen ini diberikan Tabel 1. Deskrifptif Hasil Belajar
pada akhir perlakuan (posttest) pada Peserta Didik
Nilai Statistik
kelas eksperimen maupun kelas Statistik Kelas Kelas
kontrol. Instrumen ini telah Eksprimen Kontrol
divalidasi isi oleh pihak yang Jumlah sampel 31 33
berkompeten, yaitu dosen pendidikan Nilai terendah 40 35
Nilai tertinggi 85 85
kimia FMIPA UNM. Dalam
Nilai maksimum 100 100
pemberian nilai untuk jawaban yang Nilai rata-rata 65,44 56,18
benar dan diberi skor 1 sedangkan Standar deviasi 14,42 14,64
untuk jawaban yang salah dan tidak
menjawab diberi skor 0.
Teknik analisis data yang Pada Tabel 1, menunjukkan
digunakan adalah analisis statistik bahwa nilai rata-rata peserta didik
deskriptif dan analisis data pada kelas eksperimen yang
inferensial. Untuk mengetahui nilai
yang diperoleh peserta didik, maka dibelajarkan dengan menggunakan
skor diubah ke nilai dengan media animasi pada model discovery

Jurnal Chemica Vo/. 15 Nomor 2 Desember 2014, 114 - 122


118
Pengaruh Penggunaan Media Animasi pada Model Discovery Learning terhadap Hasil Belajar
Kimia Peserta Didik Kelas X SMAN 1 Bungoro (Studi pada Materi Pokok Ikatan Kimia)

learning lebih besar yaitu 65,44 yang diperoleh peserta didik pada
daripada kelas kontrol yang kelas eksperimen dan kelas kontrol,
dibelajarkan dengan tidak maka diperoleh frekuensi dan
menggunakan media animasi pada persentase ketuntasan hasil belajar
model discovery learning yaitu peserta didik pada Tabel 2.
56,18. Berdasarkan keseluruhan nilai

Tabel 2. Kategori Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas Eksprimen dan
Kelas Kontrol
Kelas Eksprimen Kelas Kontrol
Kategori Nilai
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Tuntas ≥75 14 45,16% 7 21,21%
Tidak
<75 17 54,14% 26 78,79%
Tuntas
Jumlah 31 100% 33 100%
Pada Tabel 2 jumlah peserta
didik yang tuntas pada kelas 100.00%
eksperimen sebanyak 14 orang 80.00%
dengan persentase 45,16% dan yang 60.00% Tuntas
tidak tuntas sebanyak 17 orang 40.00%
dengan persentase 54,14%. Adapun 20.00% Tidak
untuk kelas kontrol, jumlah peserta 0.00% Tuntas
didik yang tuntas hanya 7 orang Kelas Kelas
dengan persentase 21,21% dan yang Eksperimen Kontrol
tidak tuntas sebanyak 26 orang
Gambar 1. Histogram Ketuntasan
dengan persentase 78,79%. Hasil Belajar Peserta Didik Kelas
Ketuntasan hasil belajar peserta didik Eksperimen dan Kelas Kontrol
pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat disajikan dalam bentuk 2. Hasil Analisis Statistik
histogram seperti pada Gambar 1. Inferensial
Gambar 1 menunjukkan a. Pengujian Normalitas Data
Berdasarkan hasil analisis
bahwa persentase ketuntasan hasil
pengujian normalitas data dengan
belajar peserta didik pada kelas
menggunakan uji Chi-Kuadrat, nilai
eksperimen yang dibelajarkan
χ2hitung yang diperoleh untuk kelas
dengan menggunakan media animasi
eksperimen yaitu -54,3126
pada model discovery learning lebih
sedangkan untuk kelas kontrol ialah -
besar daripada persentase ketuntasan
59.1913. Nilai χ2tabel pada taraf
hasil belajar peserta didik pada kelas
signifikansi α = 0,05 dengan derajat
kontrol.

Jurnal Chemica Vo/. 15 Nomor 2 Desember 2014, 114 - 122


119
Pengaruh Penggunaan Media Animasi pada Model Discovery Learning terhadap Hasil Belajar
Kimia Peserta Didik Kelas X SMAN 1 Bungoro (Studi pada Materi Pokok Ikatan Kimia)

kebebasan (dk) = 3 adalah 7,815. yaitu 40 untuk kelas eksperimen dan


Terlihat bahwa nilai χ2hitung baik 35 untuk kelas kontrol. Selain nilai
untuk kelas eksperimen maupun terendah, nilai rata-rata kelas
kontrol lebih kecil daripada χ2tabel, ekperimen juga lebih besar, yaitu
dengan dimikian dapat disimpulkan 65,44 sedangkan pada kelas kontrol
bahwa data yang diperoleh pada sebesar 56,18. Adapun presentase
kedua kelas terdistribusi normal. ketuntasan hasil belajar kimia peserta
didik pada kelas eksperimen sebesar
b. Pengujian Homogenitas 45,16% dan untuk kelas kontrol
Berdasarkan hasil analisis sebesar 21,21%. Data tersebut
pengujian homogenitas varians menunjukkan bahwa presentase
dengan menggunkana uji-F, ketuntasan hasil belajar peserta didik
diperoleh Fhitung = 1,34 sedangkan baik kelas eksperimen maupun kelas
Ftabel(0,05)(30/32) = 1,83. Oleh karena kontrol belum mencapai 50% dan
Fhitung < Ftabel, maka disimpulkan masih tergolong rendah.
bahwa data hasil belajar peserta didik Banyaknya peserta didik
dari kedua kelas bersifat homogen. yang belum tuntas disebabkan oleh
beberapa faktor yang menjadi
c. Pengujian Hipotesis kelemahan dalam penelitian ini.
Bedasarkan perhitungan Adapun kelemahan-kelemahan yang
yang telah dilakukan diperoleh thitung dialami peneliti selama penelitian
= 2,55. Pada taraf signifikansi α = yakni kurangnya contoh soal yang
0,05 dengan dk 62 diperoleh diberikan dalam proses pembelajaran
ttabel(0,05)(62) = 1,669. Oleh karena nilai menyebabkan peserta didik yang
thitung > ttabel, maka H1 diterima dan kurang aktif bertanya akan
H0 ditolak. Hal ini berarti terdapat mengalami kesulitan dalam
pengaruh positif penggunaan media menyelesaikan soal yang berbeda.
animasi pada model discovery Meskipun demikian, teknik yang
learning terhadap hasil belajar kimia digunakan tetap berpengaruh positif
peserta didik kelas X MIA SMA terhadap hasil belajar kimia peserta
Negeri 1 Bungoro (studi pada materi didik karena persentase ketuntasan
pokok ikatan kimia). hasil belajar kimia pada kelas
eksperimen yang dibelajarkan
B. Pembahasan
dengan menggunakan media animasi
Pada Tabel 1 terlihat bahwa
pada model discovery learning masih
nilai tertinggi yang diperoleh peserta
lebih besar dibandingkan persentase
didik pada kelas eksperimen sama
ketuntasan hasil belajar kimia peserta
dengan nilai tertinggi yang diperoleh
didik pada kelas kontrol.
pada kelas kontrol. Sedangkan, nilai
Pada analisis statistik
terendah untuk kelas eksperimen
inferensial untuk menguji hipotesis
lebih besar daripada kelas kontrol

Jurnal Chemica Vo/. 15 Nomor 2 Desember 2014, 114 - 122


120
Pengaruh Penggunaan Media Animasi pada Model Discovery Learning terhadap Hasil Belajar
Kimia Peserta Didik Kelas X SMAN 1 Bungoro (Studi pada Materi Pokok Ikatan Kimia)

yang diajukan, maka terlebih dahulu sedangkan pada kelas kontrol hanya
dilakukan uji normalitas dan uji 92,19%. Pada pertemuan II dan III
homogenitas data sebagai uji pun demikian, peserta didik pada
prasyarat. Hasil dari kedua uji kelas eksperimen terlihat lebih aktif
normalitas dan uji homogenitas dalam mengerjakan tugas
menunjukkan bahwa data hasil dibandingkan dengan kelas kontrol.
belajar peserta didik terdistribusi Peserta didik dapat terlibat
normal dan homogen. Dengan aktif dalam proses pembelajaran
demikian dapat dilakukan uji karena pembelajaran pada model
hipotesis menggunakan uji-t. discovery learning menuntut peserta
Berdasarkan perhitungan diperoleh didik yang lebih aktif dan
nilai thitung sebesar 2,55 dan menemukan sendiri jawaban dari
ttabel(0,05)(62) sebesar 1,669. Nilai thitung masalah-masalah yang ada di
lebih besar daripada ttabel artinya H1 hadapan mereka. Sesuai dengan
diterima dan H0 ditolak. H1 diterima penelitian yang dilakukan oleh
berarti hipotesis yang diajukan oleh Indarti (2014) yang menyatakan
peneliti yaitu terdapat pengaruh bahwa kemampuan memecahkan
positif penggunaan media animasi masalah peserta didik yang
pada model discovery learning menggunakan model pembelajaran
terhadap hasil belajar kimia peserta discovery learning lebih baik
didik kelas X MIA SMA Negeri 1 daripada model pembelajaran
Bungoro pada materi pokok ikatan konvensional. Hal ini dikarenakan
kimia, diterima atau dengan kata lain karakteristik dari model discovery
terbukti kebenarannya. Jadi hasil learning menuntut peserta didik
analisis statistik inferansial lebih aktif untuk melakukan sebuah
memperkuat hasil analisis deskriptif. penemuan terhadap suatu konsep
Pada penelitian dilakukan sedangkan guru hanya bertindak
juga penilaian keterampilan kepada sebagai pembimbing dan pengarah.
peserta didik pada kelas eksperimen Selain itu, adanya penggunaan media
dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil animasi pada proses pembelajaran
observasi, peserta didik pada kelas juga menambah keaktifan dan
eksperimen terlihat lebih aktif dalam kerjasama peserta didik pada kelas
mengerjakan tugas dibandingkan eksperimen lebih besar dibandingkan
dengan kelas kontrol. Peserta didik kelas kontrol. Hasil ini sesuai dengan
pada kelas eksperimen yang aktif penelitian yang dilakukan oleh Yanto
dalam mengerjakan tugas hampir (2012) bahwa penggunaan media
100%. Presentase nilai keaktifan animasi flash meningkatkan
peserta didik dalam mengerjakan keaktifan belajaran biologi peserta
tugas pada kelas eksperimen pada didik kelas VIII SMP Negeri 1
pertemuan I sebesar 98,33% Janggawah.

Jurnal Chemica Vo/. 15 Nomor 2 Desember 2014, 114 - 122


121
Pengaruh Penggunaan Media Animasi pada Model Discovery Learning terhadap Hasil Belajar
Kimia Peserta Didik Kelas X SMAN 1 Bungoro (Studi pada Materi Pokok Ikatan Kimia)

Pada penelitian yang telah implementasi tindakan dengan media


dilakukan, penggunaan animasi film animasi mengalami
ikatan kimia ditampilkan pada fase peningkatan.
pertama atau fase pemberian Adapun pemberian animasi
stimulus dan pada fase kelima atau pada fase kelima atau fase
fase pembuktian. Pemberian animasi pembuktian bertujuan untuk
pada fase pertama dilakukan untuk mencegah kebosanan peserta didik
merangsang dan menarik perhatian setelah mengerjakan permasalahan
peserta didik dalam mengikuti proses yang diberikan serta memudahkan
pembelajaran serta meningkatkan materi untuk dicerna dan lebih
keingintahuan peserta didik terhadap membekas sehingga tidak mudah
materi yang akan dipelajari. Dengan dilupakan oleh peserta didik. Dalam
demikian peserta didik akan penelitian Sakti, dkk (2012)
terdorong untuk menyampaikan menyebutkan bahwa media animasi
pendapat mereka. Terbukti, pada dapat meningkatkan semangat dan
pertemuan I yang menunjukkan gairah serta mencegah kabosanan
bahwa peserta didik pada kelas peserta didik saat mengikuti proses
eksperimen lebih banyak yang pembelajaran. Setelah menyaksikan
mengungkapkan pendapat animasi pada tahap pembuktian
dibandingkan dengan peserta didik peserta didik pada kelas eksperimen
pada kelas kontrol. Presentase terlihat peserta didik berlomba-
peserta didik yang aktif berbicara lomba untuk mengajukan pertanyaan
(komunikatif) pada kelas eksperimen serta mempresentasekan kesimpulan
pada pertemuan I sebesar 70,83% mereka dibandingkan pada kelas
sedangkan pada kelas kontrol hanya kontrol. Hal ini berdasarkan hasil
67,97%. Begitupun pada pertemuan observasi, dimana metode penyajian
II dan III, peserta didik yang aktif mempresentasekan kesimpulan
dalam menyampaikan pendapatnya peserta didik pada kelas eksperimen
pada kelas eksperimen lebih besar lebih baik, dengan rata-rata
dibandingkan dengan kelas kontrol presentase yang diperoleh sebesar
dan data yang diperoleh juga 78,29% dibandingkan kelas control
menunjukkan bahwa presentase yang hanya 64,84%.
peserta didik yang aktif berbicara
(komunikatif) pada kelas eksperimen KESIMPULAN DAN SARAN
tiap pertemuan meningkat. Hal ini A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data
didukung oleh penelitian Darojah,
dan pembahasan maka dapat
DU (2011) bahwa kemampuan
disimpulkan bahwa ada pengaruh
peserta didik kelas VIII SMPN 12
positif penggunaan media animasi
Yogyakarta dalam hal berbicara atau
pada model discovery learning
melaporkan setelah dilakukan
terhadap hasil belajar kimia peserta

Jurnal Chemica Vo/. 15 Nomor 2 Desember 2014, 114 - 122


122
Pengaruh Penggunaan Media Animasi pada Model Discovery Learning terhadap Hasil Belajar
Kimia Peserta Didik Kelas X SMAN 1 Bungoro (Studi pada Materi Pokok Ikatan Kimia)

didik kelas X MIA SMAN 1 Fakultas Sains dan


Bungoro pada Materi Pokok Ikatan Teknologi. UIN Sunan
Kimia. Nilai rata-rata peserta didik Kalijaga Yogyakarta.
Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar
pada kelas eksperimen yang
Evaluasi Pendidikan Edisi
dibelajarkan dengan menggunakan Revisi. Jakarta : Bumi
media animasi pada model discovery Aksara.
learning lebih besar yaitu 65,44 Hamalik. (2003). Kurikulum dan
daripada kelas kontrol yang Pembelajaran. Jakarta:
dibelajarkan tanpa menggunakan Bumi Aksara.
media animasi pada model discovery Indarti, 2014. Pengaruh Model
Discovery Learning
learning yaitu 56,18.
Terhadap Kemampuan
Memecahkan Masalah
B. Saran Siswa Kelas X SMAN 8
Berdasarkan dari penelitian Malang. Jurnal OL. FMIPA
yang telah dilakukan, maka saran Universitas Negeri Malang
yang dapat dikemukakan oleh Jihad, A. 2012. Evaluasi
peneliti adalah sebagai berikut: 1) Pembelajaran. Yogyakarta:
Diharapkan kepada guru bidang studi Multi Pressindo.
kimia untuk menerapkan penggunaan Purwanto. 2008. Evaluasi Hasil
Belajar. Surakarta: Penerbit
media animasi pada model discovery Pustaka Pelajar.
learning sebagai salah satu upaya Sakti, dkk. 2012. Pengaruh Model
dalam mengaktifkan peserta didik Pembelajaran Langsung
dalam mengikuti proses (Direct Instruction) Melalui
pembelajaran. 2) Diharapkan kepada Media Animasi Berbasis
peneliti selanjutnya yang ingin Macromedia Flash
Terhadap Minat Belajar
mengkaji penelitian yang serupa agar
Dan Pemahaman Konsep
melakukan penelitian dan pengkajian Fisika Siswa di SMA Plus
yang lebih dalam dengan memilih Negeri 7 Kota Bengkulu.
materi pokok yang berbeda sehingga Jurnal Exacta, Vol X No.1.
akan diperoleh banyak informasi FKIP Universitas Bengkulu.
tentang penggunaan media animasi Yanto, MA. 2012. Pengaruh Media
pada model discovery learning pada Pembelajaran Animasi
Flash Dengan
materi.
Pembelajaran Kooperatif
Model Number Head
DAFTAR PUSTAKA Together Terhadap
Afendi, 2012. Efektivitas Keaktifan dan Hasil belajar
Penggunaan Metode Siswa Kelas VIII SMP
Discovery Learning Negeri Jenggawah
Terhadap Hasil Belajar Kabupaten Jember. FKIP
Kelas X SMK Diponegoro Unversitas Jember.
Yogyakarta. Skripsi.

Jurnal Chemica Vo/. 15 Nomor 2 Desember 2014, 114 - 122

Anda mungkin juga menyukai