Jurnal 1 PDF
Jurnal 1 PDF
Pengaruh Penggunaan Media Animasi pada Model Discovery Learning terhadap Hasil Belajar
Kimia Peserta Didik Kelas X SMAN 1 Bungoro (Studi pada Materi Pokok Ikatan Kimia)
1)
Ade Fitriani, 2)Muhammad Danial, 3)Mohammad Wijaya
1, 2, 3)
Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya Makassar, Makassar 90224
Email: adefitriani9588@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media animasi
pada model discovery learning terhadap hasil belajar kimia peserta
didik kelas X MIA SMA Negeri 1 Bungoro pada materi pokok ikatan
kimia. Desain penelitian ini adalah “Posttest-Only Control Design”.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X
MIA SMA Negeri 1 Bungoro yang terdiri dari 5 kelas. Penentuan
sampel dilakukan secara random kelas dan terpilih kelas X MIA 3
sebagai kelas eksperimen dan X MIA 2 sebagai kelas kontrol. Pada
penelitian ini, variabel bebasnya terbagi atas dua yaitu model
discovery learning dengan penggunaan media animasi dan model
discovery learning tanpa penggunaan media animasi sedangkan
variabel terikatnya yaitu hasil belajar kimia peserta didik kelas X MIA
SMAN 1 Bungoro pada materi pokok Ikatan Kimia. Data hasil
penelitian diperoleh dengan pemberian Tes Hasil Belajar sebanyak 20
nomor jenis pilihan ganda yang telah divalidasi. Data yang diperoleh
dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan pengujian
hipotesis. Deskripsi hasil belajar peserta didik menunjukkan nilai
rata-rata untuk kelas eksperimen adalah 65,44 dan kelas kontrol
adalah 56,18. Ketuntasan untuk kelas eksperimen adalah 45,16% dan
kelas kontrol 21,21%. Hasil pengujian hipotesis dengan uji-t pada
taraf signifikan, α = 0,05 dengan nilai thitung 2,55 lebih besar t(0,05)(62)
1,669 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif penggunaan
media animasi pada model discovery learning terhadap hasil belajar
kimia peserta didik kelas X MIA SMA Negeri 1 Bungoro.
Kata kunci: Animasi, Discovery Learning, Ikatan Kimia
ABSTRACT
This study is a quasi-experimental research aimed to
determine the effect of animation media on the discovery learning
models to chemical learning achievment of students of class X MIA
SMA Negeri 1 Bungoro in the subject matter of chemical bonds. The
research design is "Posttest-Only Control Design". The population are
all students of class X MIA SMA Negeri 1 Bungoro which consists of
PENDAHULUAN
Pendidikan sangat berperan learning merupakan teori belajar
penting dalam proses peningkatan yang didefinisikan sebagai proses
kualitas sumber daya manusia. pembelajaran dimana guru berperan
Dalam setiap program pendidikan sebagai pembimbing dengan
pasti mempunyai kurikulum yang memberikan kesempatan kepada
tertuang dalam Garis-garis Besar peserta didik untuk berperan secara
Program Pengajaran (GBPP). aktif.
Kurikulum merupakan salah satu Adapun media yang dianggap
perangkat pendidikan yang berisi mampu menarik perhatian peserta
perencanaan pembelajaran. Berhasil didik saat mengikuti proses
tidaknya kurikulum banyak pembelajaran adalah media animasi.
bergantung atas peranan guru yang Keunggulan animasi adalah memiliki
dapat dilakukan dalam kemampuan untuk menjelaskan suatu
pengembangan kurikulum. kejadian secara sistematis dalam tiap
Peranan guru dalam proses waktu perubahan dan membuat
pembelajaran sangat penting. materi pembelajaran yang abstrak
Namun, prestasi yang dicapai peserta menjadi lebih konkrit.
didik tidak hanya dipengaruhi oleh Ikatan kimia merupakan
tingkat pengetahuan guru terhadap salah satu materi dalam pelajaran
materi pembelajaran yang akan kimia yang bersifat abstrak. Bagian
diajarkan, tetapi yang juga ikut yang abstrak terdapat pada pelepasan
menentukan adalah model dan media elektron, penerimaan elektron,
pembelajaran yang digunakan. transfer elektron, terjadinya ikatan
Salah satu model pembelajaran antar atom/unsur, sehingga sulit
yang dapat mengaktifkan peserta untuk dipahami oleh peserta didik.
didik dalam mengikuti proses Dengan tidak dipahaminya bagian
pembelajaran adalah model tersebut menyebabkan peserta didik
discovery learning. Model discovery sulit untuk membedakan ikatan
learning lebih besar yaitu 65,44 yang diperoleh peserta didik pada
daripada kelas kontrol yang kelas eksperimen dan kelas kontrol,
dibelajarkan dengan tidak maka diperoleh frekuensi dan
menggunakan media animasi pada persentase ketuntasan hasil belajar
model discovery learning yaitu peserta didik pada Tabel 2.
56,18. Berdasarkan keseluruhan nilai
Tabel 2. Kategori Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas Eksprimen dan
Kelas Kontrol
Kelas Eksprimen Kelas Kontrol
Kategori Nilai
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Tuntas ≥75 14 45,16% 7 21,21%
Tidak
<75 17 54,14% 26 78,79%
Tuntas
Jumlah 31 100% 33 100%
Pada Tabel 2 jumlah peserta
didik yang tuntas pada kelas 100.00%
eksperimen sebanyak 14 orang 80.00%
dengan persentase 45,16% dan yang 60.00% Tuntas
tidak tuntas sebanyak 17 orang 40.00%
dengan persentase 54,14%. Adapun 20.00% Tidak
untuk kelas kontrol, jumlah peserta 0.00% Tuntas
didik yang tuntas hanya 7 orang Kelas Kelas
dengan persentase 21,21% dan yang Eksperimen Kontrol
tidak tuntas sebanyak 26 orang
Gambar 1. Histogram Ketuntasan
dengan persentase 78,79%. Hasil Belajar Peserta Didik Kelas
Ketuntasan hasil belajar peserta didik Eksperimen dan Kelas Kontrol
pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat disajikan dalam bentuk 2. Hasil Analisis Statistik
histogram seperti pada Gambar 1. Inferensial
Gambar 1 menunjukkan a. Pengujian Normalitas Data
Berdasarkan hasil analisis
bahwa persentase ketuntasan hasil
pengujian normalitas data dengan
belajar peserta didik pada kelas
menggunakan uji Chi-Kuadrat, nilai
eksperimen yang dibelajarkan
χ2hitung yang diperoleh untuk kelas
dengan menggunakan media animasi
eksperimen yaitu -54,3126
pada model discovery learning lebih
sedangkan untuk kelas kontrol ialah -
besar daripada persentase ketuntasan
59.1913. Nilai χ2tabel pada taraf
hasil belajar peserta didik pada kelas
signifikansi α = 0,05 dengan derajat
kontrol.
yang diajukan, maka terlebih dahulu sedangkan pada kelas kontrol hanya
dilakukan uji normalitas dan uji 92,19%. Pada pertemuan II dan III
homogenitas data sebagai uji pun demikian, peserta didik pada
prasyarat. Hasil dari kedua uji kelas eksperimen terlihat lebih aktif
normalitas dan uji homogenitas dalam mengerjakan tugas
menunjukkan bahwa data hasil dibandingkan dengan kelas kontrol.
belajar peserta didik terdistribusi Peserta didik dapat terlibat
normal dan homogen. Dengan aktif dalam proses pembelajaran
demikian dapat dilakukan uji karena pembelajaran pada model
hipotesis menggunakan uji-t. discovery learning menuntut peserta
Berdasarkan perhitungan diperoleh didik yang lebih aktif dan
nilai thitung sebesar 2,55 dan menemukan sendiri jawaban dari
ttabel(0,05)(62) sebesar 1,669. Nilai thitung masalah-masalah yang ada di
lebih besar daripada ttabel artinya H1 hadapan mereka. Sesuai dengan
diterima dan H0 ditolak. H1 diterima penelitian yang dilakukan oleh
berarti hipotesis yang diajukan oleh Indarti (2014) yang menyatakan
peneliti yaitu terdapat pengaruh bahwa kemampuan memecahkan
positif penggunaan media animasi masalah peserta didik yang
pada model discovery learning menggunakan model pembelajaran
terhadap hasil belajar kimia peserta discovery learning lebih baik
didik kelas X MIA SMA Negeri 1 daripada model pembelajaran
Bungoro pada materi pokok ikatan konvensional. Hal ini dikarenakan
kimia, diterima atau dengan kata lain karakteristik dari model discovery
terbukti kebenarannya. Jadi hasil learning menuntut peserta didik
analisis statistik inferansial lebih aktif untuk melakukan sebuah
memperkuat hasil analisis deskriptif. penemuan terhadap suatu konsep
Pada penelitian dilakukan sedangkan guru hanya bertindak
juga penilaian keterampilan kepada sebagai pembimbing dan pengarah.
peserta didik pada kelas eksperimen Selain itu, adanya penggunaan media
dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil animasi pada proses pembelajaran
observasi, peserta didik pada kelas juga menambah keaktifan dan
eksperimen terlihat lebih aktif dalam kerjasama peserta didik pada kelas
mengerjakan tugas dibandingkan eksperimen lebih besar dibandingkan
dengan kelas kontrol. Peserta didik kelas kontrol. Hasil ini sesuai dengan
pada kelas eksperimen yang aktif penelitian yang dilakukan oleh Yanto
dalam mengerjakan tugas hampir (2012) bahwa penggunaan media
100%. Presentase nilai keaktifan animasi flash meningkatkan
peserta didik dalam mengerjakan keaktifan belajaran biologi peserta
tugas pada kelas eksperimen pada didik kelas VIII SMP Negeri 1
pertemuan I sebesar 98,33% Janggawah.