Oleh:
Kelompok 11
i
MAKALAH KEPERAWATAN ANAK 1
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK GAGAL GINJAL AKUT
Oleh:
Kelompok 11
Makalah ini telah diperiksa dan disetujui untuk dipresentasikan pada tanggal
06 November 2019.
Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan
makalah dan askep Keperawatan Anak dengan judul “Makalah keperawatan anak
1 Asuhan keperawatan anak Gagal Ginjal Akut”.
Penyusunan makalah dan sap semaksimal mungkin kami upayakan dan
didukung bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam
penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam merampungkan makalah ini.
Dengan adanya tugas ini semoga para mahasiswa dapat memahami
tentangMakalah keperawatan anak 1 Asuhan keperawatan gagal ginjal akut dan
dapat menjadikan kerangka pikir dalam mengambil suatu keputusan pembelajaran
maupun pemecahan masalah.
Penulis menyadari bahwa makalah dan sap ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun guna menyempurnakan makalah dan sap ini agar lebih baik.
Kami sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil
manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.
Penulis
iii
3
DAFTAR ISI
Halaman Judul...............................................................................................................i
Lembar Pengesahan......................................................................................................ii
Kata Pengantar.............................................................................................................iii
Daftar Isi......................................................................................................................iv
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar belakang....................................................................................................1
1.2 Tujuan penulisan..................................................................................................
1.3 Manfaat penulisan................................................................................................
Daftar Pustaka.................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada fase awal, gagal ginjal akut biasanya tidak menunjukkan gejala apa pun.
Namun, penyakit ini bisa memburuk dengan cepat dan tiba-tiba penderita
mengalami beberapa gejala di atas.
Gejala klinis
b. Fase poliuria
Fase ini terjadi diuresis dimana volume urin lebih dari 1 liter/ 24
jam dan kadang dapat mencapai 4- 5 liter/ 24 jam. Poliuria terjadi
karena efek diuretik ureum, disamping adanya gangguan faal
tubuli dalam mereabsorbsi garam dan air.
Pada fase ini kadar ureum dan kreatini masih meningkat pada 3- 5
hari pertama. Setelah itu akan menurun dan diiringi perbaikan
klinisnya, karena permulaan fase poliuria, LFG masih terlalu
rendah.
Pada fase ini banyak kehilangan cairan dan elektrolit sehingga
perlu diperhatikan kemungkinan terjadinya dehidrasi serta
gangguan keseimbangan elektrolit.
c. Fase penyembuhan
1) Tes Darah
· Nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin serum –
meningkat. kadar kreatinin 10 mg/dl diduga tahap akhir
· Natrium dan Kalsium serum – menurun.
· Kalium dan Fosfor serum – meningkat.
· pH dan bikarbonat (HCO3) serum – menurun (asidosis
metabolik).
· Haemoglobin, hematokrit, trombosit – menurun (disertai
penurunan fungsi sel darah putih dan trombosit).
· Glukosa serum – menurun (umum terjadi pada bayi)
· Asam urat serum – meningkat.
· Kultur darah – positif (disertai infeksi sistemik).
· SDM: menurun, defisiensi eritropoitin
· GDA: asidosis metabolik, pH kurang dari 7,
· Protein (albumin) : menurun
· Magnesium: meningkat
2) Tes Urine
· Urinalitas – sel darah putih dan silinder.
· Elektrolit urine osmolalitas, dan berat jenis – bervariasi
berdasarkan proses penyakit dan tahap GGA.
· Warna: secara abnormal warna urin keruh kemungkinan disebabkan oleh
pus, bakteri, lemak, fosfat atau uratsedimen. Warna urine kotor, kecoklatan
menunjukkan adanya darah, Hb, mioglobin, porfirin
· Volume urine: biasanya kurang dari 400 ml/24 jam bahkan tidak ada urine
(anuria)
· Berat jenis: kurang dari 1,010 menunjukkn kerusakan ginjal berat
· Osmolalitas: kurang dari 350 mOsm/kg menunjukkan kerusakan ginjal
tubular dan rasio urin/serum sering 1:1
· Protein: Derajat tinggi proteinuria (3-4+) secara kuat menunjukkkan
kerusakan glomerulus bila SDM dan fragmen juga ada
· Klirens kreatinin: mungkin agak menurun
· Natrium: lebih besar dari 40 mEq/L karena ginjal tidak mampu mereabsorbsi
natrium
3) Elektrokardiogram (EKG) – perubahan yang terjadi berhubungan
dengan ketidakseimbangan elektrolit dan gagal jantung.
4) Kajian foto toraks dan abdomen – perubahan yang terjadi
berhubungan dengan retensi cairan.
5) Osmolalitas serum:
· Lebih dari 285 mOsm/kg
6) Pelogram Retrograd:
· Abnormalitas pelvis ginjal dan ureter
7) Ultrasonografi Ginjal :
· Untuk menentukan ukuran ginjal dan adanya masa , kista, obstruksi pada
saluran perkemihan bagian atas
8) Endoskopi Ginjal, Nefroskopi:
· Untuk menentukan pelvis ginjal, keluar batu, hematuria dan pengangkatan
tumor selektif
9) Arteriogram Ginjal:
· Mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi ekstravaskular, masa
4) Monitor TD dan HB
R/ Tachycardi dan HT terjadi karena kegagalan ginjal untuk mengeluarkan
urine dan pembatasan cairan berlebihan selama mengobati hipovolemia/
hipotensi/perubahan fase oliguria gagal ginjal.
5) Kaji edema, turgor kulit, membran mukosa
R/ Edema terjadi terutama pada masa jaringan yang tergantung pada tubuh.
BB pasien dapat meningkat sampai 4,5 kg cairan sebelum edema pitting
terdeteksi. Edema periorbital dapat menunjukkan tanda perpindahan
cairan ini, karena jaringan rapuh ini mudah terdistensi oleh akumulasi
cairan walaupun minimal.
b) Dx. Kep. II
Tujuan : Pola nafas anak menjadi efektif kembali.
Kriteria hasil : Bunyi nafas bersih.
Intervensi :
1) Kaji bunyi nafas
R/ Kelebihan cairan dapat menimbulkan edema paru dibuktikan oleh
terjadinya bunyi napas tambahan.
2) Bila sesak, posisikan kepala lebih tinggi, pemberian oksigen dan latihan
nafas dalam
R/ Meningkatkan lapang paru.
c) Dx. Kep. III
Tujuan : Anak menunjukkan BB yang sesuai dan ada nafsu
makan serta dapat menyelesaikan makanan sesuai diit.
Kriteria hasil : Klien menghabiskan porsi diitnya.
Intervensi :
1) Timbang BB tiap hari
R/ Px. puasa/katabolik akan secara normal kehilangan 0,2 – 0,5 kg/hari.
Perubahan kelebihan 0,5 kg dapat menunjukkan perpindahan
keseimbangan cairan.
f) Dx. Kep. VI
Tujuan : Bersihan jalan nafas efektif, pola nafas dan pertukaran gas
efektif.
Kriteria hasil :Suara nafas vesikuler.
Intervensi :
1) Lakukan auskultasi suara 2 – 4 jam sekali.
R/ Mengetahui obstruksi pada saluran nafas dan menifestasinya pada suara
nafas.
2) Berikan posisi kepala lebih tinggi dari posisi badan dan kaki
R/ Penurunan diafragma dapat membantu ekspansi paru maskimal.
3) Ubah posisi klien tiap 2 jam.
R/ Posisi klien yang tetap secara terus menerus dapat mengakibatkan
akumulasi sekret dan cairan pada lobus yang berada dibagian bawah.
4) Monitor tanda vital tiap 4 jam.
R/ Peningkatan frekwensi nafas mengindikasi tingkat keparahan.
g) Dx. Kep. VII
Tujuan :Meningkatkan derajat rasa nyaman klien.
Kriteria hasil :Klien terlihat rileks, dapat tidur dan beristirahat.
Intervensi :
1) Biarkan pasien mengambil posisi yang nyaman pada waktu tidur atau
duduk di kursi. Tingkatkan istirahat di tempat tidur.
R/ Tirah baring mungkin diperlukan sampai perbaikan objektif dan
subjektif didapat.
2) Dorong penggunaan tekhnik manajemen sterss, misalnya relaksasi.
R/ Meningkatkan relaksasi, meningkatkan rasa kontrol dan mungkin
meningkatkan kemampuan koping.
3) Libatkan dalam aktivitas atau latihan yang direncanakan sesuai
petunjuk.
R/ Meningkatkan relaksasi, mengurangi tegangan otot / spasme
memudahkan untuk ikut serta dalam dalam terapi.
i) Dx. Kep. IX
Tujuan :Perfusi jaringan perifer tetap adekuat.
Kriteria hasil :
· Suhu ekstremitas hangat, tidak lembab, warna merah muda.
· Ekstremitas tidak nyeri, tidak ada pembengkakan.
· Turgor kembali dalam 1 detik.
Intervensi :
1) Kaji dan cacat tanda-tanda vital (kualitas dan frekuensi nadi, tensi,
capilarry refill).
R/ Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui penurunan perfusi
jaringan.
2) Kaji dan catat sirkulasi pada ekstremitas (suhu, kelembaban dan warna).
R/ Suhu dingin, warna pucat dan ekstremitas menunjukkan sirkulasi darah
kurang adekuat.
3) Nilai kemungkinan kematian jaringan ekstremitas lebih awal dapat
berguna untuk mencegah kematian jaringan.
R/ Jaringan edema lebih cenderung rusak atau robek.
4. Pelaksanaan
a) Mempertahankan keseimbangan cairan
b) Menjaga fungsi pernapasan
c) Memberikan stimulus untuk meningkatkan nafsu makan
d) Menciptakan metode komunikasi yang dapat dipahami oleh klien dan
keluarga.
e) Mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal
f) Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi klien untuk memenuhi
kebutuhan istirahat tidurnya.
g) Mempertahankan keefektifan bersihan jalan nafas
h) Memberikan suasana dan posisi yang nyaman bagi klien.
i) Mempertahankan agar tidak terjadi kerusakan integritas kulit.
j) Memantau terjadinya tanda-tanda perubahan perfungsi jaringan.
5. Evaluasi
a. Suhu tubuh 365 - 372 °C
b. Adanya minat dan selera makan
c. Porsi makan sesuai dengan kebutuhan
d. Klien tidak sesak
e. Orang tua mengerti tentang penyakit anaknya
f. Kebutuhan istirahat tidur terpenuhi
g. Bersihan jalan nafas efektif
h. Klien menyatakan merasa nyaman
i. Tidak terjadi kerusakan integritas kulit
j. Perfusi jaringan adekuat
Analisa Data
No Data Fokus Etiologi Masalah
1. DS :
Ibu si anak mengatakan Sekresi yang tertahan Bersihan Jalan
bahwa anaknya sulit tidur Napas Tidak Efektif
Ibunya mengatakan anak
Sesak saat tidur
DO :
Batuk tidak efektif
Ada suara whezzing
Warna kulit pucat
gelisah
2. DS :
Ibu mengatakan anaknya Perubahan membrane Gangguan
sesak nafas disertai pusing alveolus-kapiler Pertukaran Gas
DO :
Anak terlihat pucat
Bunyi nafas tambahan
Takikardia 105x/menit
PO2 menurun
Pola nafas abnormal
3. DS : Faktor Psikologis
Anak mengatakan tidak (keengganan untuk Defisit Nutrisi
nafsu untuk makan makan)
DO :
menurut NCHS BB :
23/33,3 x 100% = 69,06%
(gizi kurang)
bising usus hiperaktif
membrane mucosa pucat
porsi makan yang
dihabiskan hanya 5 sendok
4. DS :
Ibu mengatakan anak rewel Restraint fisik Gangguan
sekali dan sulit tidur Pola Tidur
Ibu mengatakan anak sering
terbangun
DO :
Anak terlihat menangis dan
rewel di gendongan ibu
B. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
b.d Sekresi yang tertahan d.d anak sesak saat tidur, batuk tidak
efektif ada suara whezzing, gelisah
2. Gangguan pertukaran gas b.d
perubahan membrane alveolus-kapiler d.d anak sesak nafas, anak
terlihat pucat, ada bunyi nafas tambahan (wheezing), takikardia,
PO2 menurun, pola nafas abnormal
3. Deficit nutrisi b.d faktor psikologis
(keengganan untuk makan) d.d anak tidak nafsu makan, penurunan
bb, bising usus hiperaktif, membrane mukosa pucat
3.1 Kesimpulan
4 Ginjal (renal) adalah organ tubuh yang memiliki fungsi utama untuk menyaring
dan membuang zat-zat sisa metabolisme tubuh dari darah dan menjaga
keseimbangan cairan serta elektrolit (misalnya kalsium, natrium, dan kalium)
dalam darah.
5 Gagal ginjal adalah suatu kondisi di mana ginjal tidak dapat menjalankan
fungsinya secara normal. Gagal ginjal dibagi menjadi dua bagian besar yakni
gagal ginjal akut (acute renal failure = ARF) dan gagal ginjal kronik (chronic
renal failure = CRF). Pada gagal ginjal akut terjadi penurunan fungsi ginjal
secara tiba-tiba dalam waktu beberapa hari atau beberapa minggu dan ditandai
dengan hasil pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin darah) dan kadar
urea nitrogen dalam darah yang meningkat. Sedangkan pada gagal ginjal kronis,
penurunan fungsi ginjal terjadi secara perlahan-lahan. Proses penurunan fungsi
ginjal dapat berlangsung terus selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun
sampai ginjal tidak dapat berfungsi sama sekali (end stage renal disease).
5.1 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu :
1. Persiapan diri sebaik mungkin sebelum melaksanakan tindakan asuhan
keperawatan.
2. Bagi mahasiswa diharapkan bisa melaksakan tindakan asuhan
keperawatan sesuai prosedur yang ada.
38
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran edisi ketiga jilid 1. Jakarta:
FKUI
Muttaqin. 2009. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Kardivaskuler dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.
39
40