KRISTUS
Sistematika Teologi 4
Tim penyusun:
15 ID1 P
2016
PENDAHULUAN
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas penyertaanNya
kami dapat menyelesaikan modul ini dari awal hingga selesainya. Banyak tantangan yang kami
lalui selama proses pembuatan modul ini. Mulai dari kesulitan mencari bahan referensi sampai
hal-hal yang ingin dikembangkan dalam modul ini. Dalam modul ini akan membahas mengenai
pertanyaan-pertanyaan dalam Kristologi. Adapun beberapa topik yang akan dibahas dalam
modul ini, yaitu isu-isu dan tantangan dalam Kristologi, natur Kristus, kesatuan dalam Yesus
Kristus, konsep kelahiran Yesus Kristus, isu dan tantangan terhadap pribadi dan karya Kristus.
Banyak hal yang dapat dipelajari dari modul ini. Pengenalan akan Kristus merupakan
salah satu hal yang akan dijelaskan secara rinci melalui topik-topik yang akan dibahas. Hal-hal
utama yang menjadi penekanan dalam modul ini adalah pemahaman konsep mengenai pribadi
Yesus Kristus sebagai Allah sepenuhnya dan Manusia sepenuhnya, sehingga dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan tentang isu-isu dalam Kristologi. Ketika sudah memahami konsep pribadi
Yesus sebagai Allah dan manusia sepenuhnya, kita dapat mengaitkannya dengan relasi, peran
dan posisi Yesus sebagai bagian dari ketritunggalan Allah.
Ketika mempelajari topik-topik yang dibahas dalam modul ini, kita harus melihat secara
objektif mengenai fakta-fakta yang ada dalam Alkitab agar dalam memahami konsep yang
ditekankan dalam setiap topik dapat dipahami dengan baik. Analogi dan ilustrasi yang ada akan
membantu pembaca untuk memahami penekanan konsep yang dimaksud dalam setiap topik
pembahasan dalam modul ini. Hal yang perlu untuk diperhatikan saat menelaa setiap materi
dalam modul ini memperhatikan setiap kata yang sulit dan menginterpretasikannya dengan tepat
agar tidak terjadi kesalapahaman dalam menafsirkan maksud atau makna dari katayang sulit
tersebut. Selain hal ini untuk memahami konsep teologi juga diperlukan analisis yang kristis dan
juga bagaimana kita dapat menghubungkan konsep-konsep tersebut kedalam kehidupan kita
sehari-hari.
Penulis mengharapkan agar modul ini dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Selain
itu modul semoga dapat menjadi sumber belajar yang baik, sumber belajar yang dapat membantu
setiap pembacanya untuk dapat memahami konsep kristologi yang benar. Adapun modul ini pasti
memiliki kelemahan ataupun kesalahan dalam proses pembuatannya sehingga penulis berharap
saat pembaca menggunakan modul ini kiranya dapat menggunakannya dengan bijak dan
memberi masukan jika terjadi kesalahan dalam modul ini.
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................................1
1. EBIONISME.......................................................................................................................................2
2. ARIANISME.......................................................................................................................................2
3. DOKETISME......................................................................................................................................3
4. NESTORIANISME.............................................................................................................................4
5. EUTHYCIANISME............................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................................6
NATUR KEILAHIAN............................................................................................................................6
NATUR KEMANUSIAAN YESUS.....................................................................................................10
BAB III.....................................................................................................................................................13
Kesatuan Natur Kristus..........................................................................................................................14
Kenosis..................................................................................................................................................15
Keberatan-Keberatan terhadap doktrin Kenosis....................................................................................16
BAB IV.....................................................................................................................................................18
Studi pribadi Yesus dan karya Yesus (Ontologis dan Fungsional)........................................................20
Latar Belakang Bangkitnya Isu-Isu Kristologi Kontemporer.................................................................21
BAB V.......................................................................................................................................................24
KUNCI JAWABAN..................................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................37
BAB I
Pada bab ini kita akan membahas tentang isu-isu dan tantangan Kristologi. Apa itu
Kristologi? Kristologi atau ajaran tentang Christos (kata Yunani) merupakan pusat teologi
Kristiani. “karena tiada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain daripada dasar yang
telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus” (1 Kor 3:11). Pokok Kristologi adalah pribadi, perusutan
dan riwayat Yesus Kristus, Allah-Putra yang menjadi manusia, dimulai dari saat Maria
mengandung-Nya sampai kenaikan ke surga dan kedatangan-Nya kembali pada akhir jaman.
Kristologi adalah jawaban antropologi-hamartologi. Kristologi memperkenalkan karya objektif
Allah dan membangun keterpisahan dengan manusia. Kristologi karya/ cara untuk
memperbaharui manusia untuk memasuki persekutuan dengan Allah.
Benarkah Yesus adalah Allah sejati dan manusia sejati? Kedua, tentang sifat dan kepribadian
Kristus: Apakah Yesus memiliki sifat dan pribadi ganda atau hanya mempunyai sifat dan pribadi
tunggal? Ketiga, menyangkut eksistensi dan ke-Allahan Kristus: Sejak kapan Kristus ada dan
menjadi Allah?
Pokok-pokok permasalahan tersebut cenderung diperdebatkan oleh sejumlah paham atau
pandangan selama berabad-abad. Adapun pandangan-pandangan yang berkembang mengenai
Kristologi adalah sebagai berikut:
1. EBIONISME
Kelompok ini dikenal dengan paham adopsionisme yang lahir pada abad kedua. Ajaran
ini berpendapat bahwa Yesus hanya sebagai anak Yusuf, sebab itu Ia tidak lebih dari manusia
yang lain. Maria tidak mengandung Firman, sebab Maria tidak lebih tua dari Firman itu, ia tidak
ada sebelum segala zaman. Karena itu yang dikandung oleh Maria adalah seorang manusia yang
sederajat dengan manusia pada umumnya, namun Yesus lebih tinggi dalam segala hal sebagai
hasil dari pengurapan Roh Kudus kepada-Nya ketika Ia dibaptis. Inti dari pengajaran Ebionisme,
yaitu menyangkal keilahian Yesus.
Ebionisme muncul di abad pertama yang dilatarbelakangi oleh ajaran Kristen Yahudi
yang masih berpegang pada ajaran monotheisme Yahudi, satu Allah.
Bagi Ebionisme: Yesus hanyalah anak manusia yaitu anak Maria dan Yusuf, yang pada
waktu pembabtisan diangkat menjadi putera Allah dan dipersatukan dengan ‘Kristus
abadi’, yang lebih tinggi dari malaikat agung, tetapi Yesus bukan Allah.
Yesus memperoleh kualitas-Nya setelah dibabtiskan menjadi Mesias, oleh karena Roh
Kudus turun ke atas-Nya.
Kaum Ebionit melihat Yesus hanya sebagai seorang nabi yang mengajar dan menjadi
teladan dan memberi kekuatan bagi umat-Nya untuk melawan dosa.
Dengan demikian Ebionisme mengakui Yesus hanya sebagai manusia (superior man)
2. ARIANISME
Arius dengan keras menolak konsep Allah trinitas, dimana Yesus menjadi salah satu
pribadi Allah. Menurutnya, Yesus itu tidak kekal, tidak ilahi, hanya makhluk ciptaan Bapa, yaitu
salah seorang malaikat tertinggi yang diangkat menjadi Anak Allah. Bukan tanpa alasan Arius
memiliki pandangan seperti ini. Ia bermaksud ingin menjaga ortodoksi akan Allah yang Esa.
Kalau Allah itu Esa, maka Yesus bukan Allah. Athanasius sangat tidak menyetujui pandangan
Arius tersebut, baginya Yesus itu sehakikat (homo-ousius) dengan Allah Bapa. Menurut Arius,
Kristus adalah bukan sungguh-sungguh Allah, namun juga bukan sungguh-sungguh manusia
(sebab jiwanya bukan jiwa manusia). Sebagai dasarnya Arius mengambil ayat Yoh Yoh 1:14,
“Firman itu menjadi manusia/ “the Word was made flesh”, dan ia berkesimpulan bahwa Firman
itu hanya menjelma menjadi daging saja tetapi tidak jiwanya. Prinsip ini kemudian juga diikuti
oleh Apollinaris (300-390).
3. DOKETISME
Doketisme berasal dari kata Yunani dokeo artinya nampaknya atau kelihatannya. Ajaran
ini mengajarkan, bahwa Kristus sesungguhnya tidak memiliki tubuh insani, namun Ia hanya
sebagai roh yang menampakkan diri seperti manusia. Sebab itu eksistensi Kristus sebenarnya
seperti hantu. Doketisme lahir pada akhir abad pertama dengan berpegang pada pandangan
umum, bahwa tubuh Kristus adalah hampa seperti hantu, sedangkan penderitaan dan kematian-
Nya hanya dongeng belaka. Jika Yesus menderita, berarti Dia bukan Allah. Sebaliknya jika Dia
Allah, tentunya Dia tidak mungkin mengalami penderitaan dan kematian.
Berikut ini adalah ringkasan ajaran Doketisme:
4. NESTORIANISME
Nerstorius berpendapat bahwa Kristus itu memiliki dua tabiat di dalam diri-Nya, yaitu
manusia dan ilahi. Kedua tabiat itu bagaikan air dan minyak di dalam satu wadah, yang walau
berada berada di dalam satu wadah, namun tidak bercampur.
5. EUTHYCIANISME
Ajaran ini dicetuskan oleh Eutyches, yang adalah seorang penganut monofisitisme dari
Alexandria (378-454) yang dipengaruhi oleh filsafat Aristotelian yang mengajarkan sebuah
konsep, yaitu unsur yang kuat menguasai unsur yang lemah.
Ia mengajarkan bahwa: karena sifat Allah lebih kuat dari sifat manusia, maka tentunya sifat
kemanusiaan Yesus yang lemah tidak bereksistensi karena ditelan oleh sifat ke-Allahan-Nya
yang kuat. Berdasarkan hal itu disimpulkan bahwa Kristus hanya memiliki satu sifat, namun
bukan sifat Allah sepenuhnya dan bukan juga merupakan sifat manusia seutuhnya. Yesus
hanya mempunyai satu sifat sebagai hasil perpaduan antara sebagian sifat Allah yang
dominan dan sebagian kecil sifat manusia yang tidak sejati.
Tokohnya Euthykhes
Meyakini bahwa kodrat manusiawi dan ilahi pada Kristus tergabung menjadi suatu
kodrat yang tunggal
Kodrat kemanusiaan-Nya telah hilang seperti memasukkan madu ke dalam laut
Tugas diskusi:
1. bagaimana kita yakin bahwa Kristus yang kita kenal melalui kesaksian para rasul adalah
Kristus yang sejati dan bukan Kristus dari perasaan kita saja?
2. Apa yang menjadi aplikasi dari isu-isu dan tantangan Kristologi masa kini?
SOAL UJIAN
NATUR KRISTUS
Yesus adalah
pribadi yang kita pahami sebagai Allah. Yesus juga dikatakan
sebagai pribadi yang 100% Allah dan 100% manusia. Cukup sulit
bagi orang awam untuk memahami konsep natur yang dimiliki
Kristus. Mungkin analogi yang mendekati untuk dapat
menggambarkan kedua natur ini adalah emas. Yang mana emas
sebagai bentuk keilahian Yesus (Allah) dan perhiasan (misalnya:
kalung) sebagai bentuk kemanusiaan Yesus. Emas memiliki harga
yang mahal dan sebutan lain yaitu logam mulia. Demikian juga dengan perhiasan yang memiliki
harga yang mahal dan sebagai logam mulia juga, namun dalam bentuk (rupa) yang berbeda.
Emas (batangan) tidak dapat dikatakan sebagai perhiasan, jika belum dibentuk menjadi
perhiasan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa perhiasan merupakan representasi dari emas.
Sama halnya dengan Kristus yang merupakan representasi Allah dalam rupa manusia.
NATUR KEILAHIAN
Kamus besar Bahasa Indonesia mengartikan bahwa
‘natur’ merupakan suatu sifat, watak atau pembawaan
asli. Natur keilahian memberi arti bahwa sifat
keilahian yang Kristus miliki bukanlah sesuatu yang
ditambahkan, melainkan sesuatu yang memang sudah
ada.
Natur keilahian Allah bisa diilustrasikan seperti wasit pada sebuah pertandingan sepak
bola. Wasit diibaratkan sebagai keilahian Allah dan pemain sepak bola adalah manusia serta
pertandingan sepak bola diibaratkan sebagai aktivitas hidup manusia dalam dunia.. Layaknya
wasit yang mempunyai tugas dan hak atas pertandingan yang berlangsung yang di dalamnya
wasit akan mengetahui setiap pelanggaran yang pemain lakukan, mempunyai kuasa untuk
memberikan pelanggaran, dan hadir selalu dalam setiap proses pertandingan begitu juga dengan
Kristus.
TUGAS DISKUSI
1. Carilah teman kelompok 2-3 orang. Diskusikan dan tuliskan diselembar kertas bagaimana
memahami berbagai istilah yang ada pada Kristus? Apakah istilah yang ada mempunyai
perbedaan peran? Berikan contoh dalam kehidupan sehari-hari!
2. Bagaimana anda menanggapi kemahatahuan, kemahakuasaan dan kemahahadiran
Kristus? Berikan tindakan nyata saat anda menanggapi hal itu untuk menjadi pengikut
Kristus yang setia!
SOAL UJIAN
KESIMPULAN
Pada dasarnya natur keilahian dan natur kemanusiaan Kristus tidak dapat dipisahkan
dalam diri Kristus.
Natur keilahian dinyatakan dalam Kemahakuasaan, Kekekalan, Kemahatahuan, dan
Kemahahadiran Yesus
Natur kemanusiaan dinyatakan dalam kelahiran dan pertumbuhan, unsur-unsur dasar
manusia, nama-nama yang diberikan manusia, dan kelemanahan sebagai manusia.
TUGAS DISKUSI
1. Carilah teman kelompok 2-3 orang. Diskusikan bagaimana memahami Yesus sebagai
manusia sejati? Apakah kemanusiaanNya mempengaruhi sifat keilahianNya?
2. Bagaimana anda menanggapi kelemahan yang dimiliki Yesus dalam kemanusiaanNya?
Tuliskan pendapatmu diselembar kertas!
SOAL UJIAN
1. Jelaskan serta sertakan ayat bukti-bukti natur kemanusiaan Kristus! (minimal 3 ayat)
2. Sebutkan apa saja kelemahan yang dimiliki Kristus sebagai manusia beserta ayat
pendukungnya! (minimal 3)
3. Sebut dan jelaskan 1 analogi yang dapat menggambarkan Kristus sebagai Allah dan
Manusia!
BAB III
Kesatuan Di dalam Diri Yesus adalah pernyataan dari suatu kenyataan di luar jangkauan indra,
Persatuan kedua natur Yesus sering dibandingkan dengan persatuan tubuh dan jiwa
dalam diri manusia dan memang ada beberapa kesamaan. Di dalam diri manusia ada dua
substansi, materi dan roh,sangat erat dihubungkan tetapi tidak bercampur, begitu juga sang
pengantara kita. Dalam diri prinsip kesatuan manusia, pribadi, tidak mendapat tempat pada
tubuh, tetapi pada jiwa, dalam diri sang pengantara bukan pada natur manusianya tetapi pada
natur IlahiNya. Sebagaimana pengaruh tubuh terhadap jiwa dan pengaruh jiwa terhadap tubuh
merupakan suatu kesatuan yang misteri, demikian juga komunikasi anatara kedua natur Kristus
dan saling mempengaruhi antara keduanya. Segala sesuatu yang terjadi dalam tubuh dan dalam
jiwa dikatakan terjadi pada pribadi itu, demikian juga dengan segala sesuatu yang terjadi pada
kedua natur Kristus dikatakan juga terjadi pada pribadi Kristus.
Demikian juga hal-hal yang melekat pada natur manusiawi Kristus disebut padaNya
ketika Ia disebut dengan natur Ilahi dan sebaliknya. Sebagaimana kemuliaan tubuh dekaitkan
dengan jiwa, demikian juga kehormatan bagi natur manusiawi Kristus dikaitan dengan pribadi
Logos. Ilustrasi ini tidak menggambarkan persatuan antara Ilahi dan manusiawi, yang tidak
terbatas dan terbatas. Bahkan juga tidak menggambarkan pengabungan dua natur spritual dalam
satu pribadi. Dalam hal manusia, tubuh itu materi dan jiwa itu rohani. Gabungan ini sangat
indah, tetapi tidak seindah gabungan kedua natur dalam Kristus.
Sekaipun demikian Yesus selalu merujuk kepada diriNya sendiri dalam bentuk tunggal.
Hal ini khususnya mencolok sekali dalam doa yang tercatat dalam yohanes 17 di mana Yesus
mengatakan bahwa dirinya dan Allah Bapa adalah satu. (ay 21-22) namun tidak menyebutkan
sifat rangkap di dalam diriNya sendiri. Karya Yesus yang menerima kemanusiaan maupun ke
AllahanNya merupakan karya satu orang yang diuraikan dalam surat itu juga sebagai Anak yang
di utus oleh Bapa untuk menjadu juruelamat dunia. Contoh dua pribadi terpisah/ Pribadi Allah
dan Manusiayaitu minyak dan air.Keilahian Yesus bercampur jadi satu contohnyayaitukopi dan
susu.
Human
Devine Devine New Nature
Person
Natur Person
Human
Natur
Istilah teknis yang kita gunakan untuk menjelaskan eksistensi dari natur manusia dan natur
Ilahi dalam pribadi Kristus adalah kesatuan hipotatis. Pada saat yang sama, Yesus memiliki 2
natur yang berbeda, natur manusia dan Ilahi. Kedua natur ini bersifat menyeluruh dan utuh, sama
seperti natur Bapa sepenuhnya Ilahi dan natur umat manusia sepenuhnya manusi. Yesus
memiliki setiap atribut yang bersifat esensial bagi keilahian dan setiap atribut yang esensial bagi
kemanusiaan. Desetisme, pandangan ini berasal dari kecenderungan untuk menekankan keilahian
lebih dari pada kemanusiaan, dan berarti bahwa Yesus bukan seorang manusia yang sungguh-
sungguh, tetapi secara Roh yang hanya kelihatan sebagai manusia. Tetapi di dalam perjanjian
baru mementingkan kemanusiaan Yesus, Baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Bukti Alkitab
Kenosis
Kira-kira pada pertengahan abad sembilan belas suatu bentuk baru Kristologi mulai
muncul pada teori-teori Kenosis. Teori ini berusaha memberikan keadilan sepenuhnya pada
kenyataan dan integrasi kemanusiaan Kristus, dan menekankan betapa besarnya penyangkalan
diri dan pengorbanan diri Kristus.Kesetaraan dengan Allah; Ontologis, Teori kenosis diartikan
sebagai “Megosongkan diri”. Dalam Filipi 2:7 dengan mengatakan bahwa pada waktu Yesus
menjadi manusia Ia kehilangan teori ini yang disebut kenosis. Kenosis, “ Sartonius” melihat
dalam Inkarnasi Kristus kasih Allah yang begitu besar sedemikian besarnya kasih Allah sampai
Ia rela menyangkal dirinya sedemikian rupa untuk menjadi manusia dan mengambil rupa seorang
hamba. Menurut “Thomasius” dalam Inkarnasinya Allah anak melepaskan sifat relatifNya
(relative atributes) yang mengkarakteristikkan relasinya dengan dunia ini, yakni kemahakuasaan
(omnipotent) kemahatahuan dan kemahaadilan. Namun, pada waktu Ia berinkarnasi Allah anak
tetap mempertahankan sifat imanenNya yang absolut dan esensial, yakni kesucian kebenaran dan
kasihNya.
“John Calvin” Mengosongkan diri itu tidak berarti bahwa Kristus melepaskan
keilahiaanNya, tetapi menyembunyikan dari pandangan manusia. Kristus tidak bisa melepaskan
diriNya sendiri dari keilahianNya, tetapi menyembunikannya untuk sementara waktu supaya
tidak kelihatan di bawah kelemahan daging. Jadi mengesampingkan kemulianNya dalam
pandangan manusia bukan dengan menguranginya, tetapi dengan menyembunyikannya.
Keberatan-Keberatan terhadap doktrin Kenosis
1. Teori ini didasarkan pada konsep panteistik bahwa Allah dan manusia tidak terlalu
mutlak berbeda. Tetapi satu dapat berubah menjadi yang lain. Pandangan hegel tentang
‘menjadi’ diterapkan pada Allah, dan garis batas yang mutlak disingkirkan.
2. Doktrin ini sangat bersifat subversifterhadap doktrin ketidakberubahan Allah, yang nyata
sekali diajarkan dalam Alkitab, Maleaki 3:6;Yakobus 1:17, dan juga yang terimplikasi
dalam pengertian paling mendasar tentang Allah. Kemutlakan dan kemungkinan berubah
merupakan dua hal yang sama sekali berbeda dan terpisah dan Allah yang berubah
bukanlah Allah yang diajarkan oleh Alkitab.
3. Doktrin kenosis berarti penghancuran Tritunggal dan dengan demikian menyingkirkan
Allah kita yang sejati. Allah putra yang dijadikan manusia, mengosongkan diri sendiri
dari atribut-atribut Ilahi, tidak dapat lagi menjadi subsistensi Ilahi daalm hidup tritunggal.
4. Doktrin itu terlalu longgar dalam mengasumsikan hubungan cara eksistensi Ilahi, atribut-
atrbut Ilahi itu seolah-oalh dapat dilepaskan demikian saja dari esensi Ilahi. Pendapat
seperti ini menyesatkan dan menyangkut kesalahan paling mendasar, yang patut ditegur,
berhubungan dengan doktrin Roma katolik tentang transubstansiaisi.
5. Doktrin ini tidak mengatasi persoalah yang ingin dopecahkan. Doktrin ini berkeinginan
untuk memastikan kesatuan pribadi dan kenyataan kemanusiaan Tuhan kita. Akan tetapi
kesatuan pribadi tentu saja tidak dijamin dengan cara mengasumsikan suatu Logos
manusiawi berada bersama-sama dengan jiwa manusia. Juga kenyataan manusia tidak
dapat dipertahankan dengan cara mengganti jiwa manusia dengan Logos yang tidak
memiliki potensi lain, seperti dikatakan Dr. Warfield, natur manusiawi Kristus hanya
sekedar mengecilkan keilahian.
Pentanyaan Diskusi.
SOAL UJIAN
Kemanusiaan-Nya
Keilahian-Nya
Dalam rencana keselamatan Allah sangatlah penting bahwa pengantara itu harus juga Allah yang
sejati. Hal ini penting dengan tujuan : Ia dapat membawa korban yang nilainya tanpa batas dan
memberikan ketaatan yang sempurna kepada hukum Allah, Ia dapat menanggung murka Allah
dan membawa penebusan, sehingga Ia dapat membebaskan orang lain dari kutukan hukuman, Ia
dapat menerapkan buah-buah karya-Nya yang telah diselesaikan-Nya bagi mereka yang
menerimanya dengan iman. Manusia dengan hidupnya yang telah rusak, tidak dapat memabayar
upah dosa atau melakukan ketaatan yang sempurna kepada Allah. Manusia hanya dapat
menanggung murka Allah dan kalau anugerah Allah yang menebusnya tidak ada, maka yang
dapat dilakukan manusia hanyalah menanggung kutukan murka itu selamanya [ CITATION Lou13 \l
1033 ].
Ilustrasi
Di dalam teologi, dikenal dua macam pendekatan Kristologi, yaitu: Kristologi dari bawah
dan Kristologi dari atas. Yang dimaksud dengan Kristologi dari atas adalah melihat siapa Yesus
Kristus sebelum Dia datang ke dalam dunia. Pandangan ini mengatakan bahwa ke-Allahan Yesus
Kristus terselubung ketika Dia di dalam dunia supaya manusia dapat mengenal Dia sebagai Allah
yang sejati, maka harus melihat siapa Yesus sebelum Dia datang ke dalam dunia.
Sebagai contoh adalah Yoh.1:1. Teolog yang menganut pendekatan ini adalah Rudolph
Bultmann [ CITATION Sal16 \l 1033 ] . Sedangkan Kristologi dari bawah, memiliki pendekatan yang
justru kebalikan dari pandangan tersebut di atas. Pandangan ini justru memperhatikan secara
sungguh-sungguh siapa Yesus ketika Dia berada di dalam dunia. Pendekatan ini lebih
menekankan keberadaan Yesus sebagai manusia. Bagaimana hidup-Nya, kuasa-Nya, serta apa
yang dikatakan-Nya. Semua itu menunjukkan siapa Dia sesungguhnya. Teolog yang menganut
pandangan ini adalah W.pannenberg [ CITATION Sal16 \l 1033 ].
Kristologi yang ontologis ialah Kristologi yang menekankan pada pemahaman tentang
siapakah Yesus, sedangkan Kristologi fungsional adalah Kristologi yang menekankan pada apa
yang dikerjakan Yesus bagi mausia [ CITATION Lum \l 1033 ]. Pada permulaan sejarah gereja,
kedua pokok ini, yakni pribadi dan karya Kristus, dibahas dalam kaitan yang cukup erat. Teori
skolastik memisahkan doktrin mengenai pribadi Kristus (ke-Tuhanan-Nya, kemanusiaan-
Nya,serta perpaduan keduanya) dari jabatan dan karya Kristus. Akibatnya, Kristologi tidak lagi
relevan bagi kebanyakan orang percaya. Perbedaan mengenai ke-Tuhanan Yesus, jangkauan
pengetahuan-Nya, dan keadaan-Nya yang tidak berdosa, maupun persoalan mengenai apakah
Yesus memiliki satu atau dua kehendak, semuanya merupakan persoalan yang sangat abstrak.
Reaksi terhadap skolastik, menyebabkan Philipp Melanchton dan Luther membangun Kristologi
Fungsional yang menekankan pada karya Kristus yang menyelamatkan. Persoalan relasi
ontologis dan fungsional terus berlanjut hingga kini. Sehubungan denga hal itu, maka yag paling
berantusias dengan Kristologi fungsional ialah kaum pluralis, yang menekankan karya Yesus
bagi manusia, bukan dalam arti penebusan tetapi dalam arti pembaharuan sosial [ CITATION Lum \l
1033 ].
Ada dua alasan mengapa pokok pembahasan tentang kepribadian Kristus ini didahului
oleh penelitian Karya Kristus. Salah satu alasan ialah keinginan untuk mengaitkan Kristologi
dengan Soteriologi. Memang mungkin untuk membahas Kristologi terlepas dari soteriology.
Namun tidak mungkin untuk membahas apa yang dilakukan Kristus dalam Kehidupan kita tanpa
mengaitkan karya tersebut dangan watak Kristus. Alasan yang kedua ialah keinginan untuk
menunjukkan pertalian Kristologi. Sangat sulit bagi kebanyakan orang untuk menaruh perhatian
pada pembahasan berbagai masalah yang berkaitan dengan watak Kristus, kecuali mereka
melihat pengaruhnya dalam hidup mereka [ CITATION Wis16 \l 1033 ].
Bagaimanapun juga pendekatan ini menimbulkan berbagai kesulitan, yaitu:
1. ketika kita menekankan apa yang diperbuat Kristus bagi umat manusia, maka persepsi diri
manusia akan kebutuhannya sendirilah yang cenderung mendiktekan atau menentukan agenda
untuk membangun pengertian tentang pribadi atau watak Kristus. Dengan demikian muncullah
persoalan bagi mereka yang pertama memusatkan perhatian kepada karya Kristus dan kemudian
baru membahas pribadi-Nya, atau mereka mempelajari dulu baru kemudian menerapkan hasil
penelitian mereka kepada situasi kehidupan manusia dahulu baru kembali kepada materi Alkitab
tentang karya Kristus. Dalam cara ini masih ada persoalan intervensi yang potensial, yaitu
kemungkinan tidak mengena pada situasi kehidupan manusia.
2. Cara yang kedua, bahayanya ialah bahwa pengertian tentang karya Kristus akan disesuaikan
dengan persepsi manusia tentang kebutuhannya. Tidak dapat dipungkiri bahwa mungkin sekali
terdapat masalah-masalah kristologi yang tidak pernah dipertimbangkan dalam agenda
pembahasan sekedar ditentukan oleh kesadaran kita yang subyektif tentang kebutuhan kita.
3. Persoalan yang lain adalah bahwa pengalaman khusus tentang karya kristus belum tentu
menyelesaikan masalah yang berkaitan tentang pribadi Kristus. Sebuah kesimpulan soteriologis
mungkin saja membiarkan terbuka beberapa pendapat yang mungkin tentang sifat Kristus.
Dengan demikian jelas bahwa melandaskan Kristologi kita pada “kebutuhan yang
dirasakan” akan kurang memadai. Oleh sebab itu kita harus senantiasa menyadari bahwa apabila
kita ingin merumuskan sebuah kristologi yang lengkap, kita harus memperhatikan pertimbangan-
pertimbangan disetiap bidang untuk menemukan jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan di bidang
lain.
John Hick di dalam pendekatanya terhadap agama-agama lain lebih menekankan filsafat
dan society dari pada pandangan Alkitab sendiri. Ia merupakan seorang pelopor utama pluralism
yang merubah konsepnya tentang Allah dan lebih melihat Allah dari sifat kasih-Nya saja.
Baginya penderitaan dan kejahatan dari dunia ini dapat dibenarkan jika Allah dapat membawa
manusia kepada pemulihan akhir setiap pribadi manusia. Ia menolak pendekatan “kristosentris”
terhadap agama-agama lain. Hick dalam hal ini sangat dipengaruhi oleh konsep “karl rahner”
dengan konsepnya “Anonymous Christian”. Oleh karena itu ia menolak pernyataan bahwa
Kristus adalah satu-satunya jalan kebenaran dan hidup (Yoh 14:3). Bagi Hick apa yang tercatat
di dalam injil mitos atau legenda sifatnya termasuk juga tentang pribadi dan karya Kristus.hick
berani menyerukan agar untuk setiap orang Kristen supaya membuka diri untuk mencari
pengertian yang baru tentang Yesus di dalam sejarah dan di dalam konteks sekarang [ CITATION
Pdt16 \l 1033 ].
Ia adalah seorang teolog dari Taiwan yang beraliran pluralism. Bagi Song “semua sejarah
adalah sejarah Allah dan sekaligus sejarah keselamatan dan tidak ada sejarah, bahkan sejarah
China dan Vietnam yang berada di luar sejarah Allah. Sejarah ada di dalam Allah dan kembali
kepada Allah. Song tidak percaya adanya “wahyu umum” dan “wahyu khusus”, khususnya ia
menolak adanya wahyu khusus di dalam dan melalui Yesus Kristus. Bagi Song, orang Kristen
yang menyembah Yesus sebagai Allah yang hidup, mereka ini sedang hidup dalam
penyembahan berhala. Bagi Song Yesus sendiri tidak memahami diri-Nya sebagai Allah dan
Yesus justru memberitakan tentang tentang Allah Bapa dan bukan diri-Nya sebagai Allah.
Song berusaha juga untuk membuang konsep “Sentrisme” yang sudah berakar dalam
pemahaman doktrin Kristen , bahwa Yesus Tuhan dan Juruselamat. Ia juga tidak percaya bahwa
Israel, Yesus Kristus dan Gereja-Nya sebagai pusat sejarah keselamatan, yang dimulai dari
penciptaan sampai penggenapan akhir. Song sangat dipengaruhi oleh sidang raya gereja-gereja
se-dunia di upsalla (1968) dan hal ini nyata melalui konsep-konsepnya. Song menekankan bahwa
sejarah keselamatan bukan hanya menyangkut aspek keselamatan yang bersifat rohani saja,
melinkan juga berkaitan dengan keselamatan manusia dari dehumanisasinya karena masalah
sosial, politik ekonomi. Bagi Song semua sejarah umat manusia merupakan pernyataan Allah
[ CITATION Pdt16 \l 1033 ].
Kesimpulan :
Sejak masa yang paling awal dan terustama sejak konsili Chalcedon gereja mengakui doktrin dua
natur Kristus. Karena manusia berdosa maka hukuman dosa haruslah oleh manusia juga. Hal itu
yang menjadi alasan Yesus mengambil natur mausia. Kemausiaan Yesus dibuktikan dalam
Alkitab misalnya matius 26:26, Lukas 23:46, dll. Dalam rencana keselamatan dari Allah
sangatlah penting bahwa pengantara Allah itu harus juga Allah sendiri. Manusia tidak dapat
menanggung dan tidak dapat membayar upah dosa atau melakukan ketaatan dengan sempurna.
Alkitab menunjukkan ke-Allah-an Kristus dengan sangat jelas, misalkan dalam: Yesaya 9:6,
Daniel 7:13, Roma 1:7, termasuk injil sinoptik, serta diri Yesus sendiri.
TUGAS DISKUSI
1. Yesus Kristus dikenal dalam dua natur (manusia dan Allah), bagaimana cara perpaduan
kedua natur tersebut apakah terpisah atau bercampur, atau bahkan berubah-ubah?
Jelaskan.
2. Apakah pengertian tentang pribadi Kristus dan sifat-Nya harus diungkapkan dan
diterapkan dahulu agar membantu untuk memahami karya-Nya? Ataukah harus
mengawali dari karya Kristus dan baru kemudian menarik kesimpulan tentang pribadi
macam apakah Dia itu? Jelaskan
SOAL UJIAN
1. Coba tanggapi pernyataan ini berdasarkan ajaran Alkitab serta tunjukkan nats yang
mendukung!
“tidak mungkin hanya ada satu agama yang benar. Setiap agama sama benar dan sama-sama
menuju pada Allah yang sama”, “banyak jalan menuju Roma” , “satu Tuhan banyak jalan”.
2. Apakah ada cara untuk memadukan Kristologi dari atas dengan Kristologi dari bawah?
Jelaskan!
BAB V
INKARNASI DAN KELAHIRAN YESUS KRISTUS
Setiap kelahiran yang terjadi pasti bermula dari benih sel telur dan sel sperma, namun ada
satu kelahiran yang sangat berbeda yakni tidak seperti pada umumnya dan telah terjadi di bumi
terlebih kelahiran ini tidak akan terjadi lagi yakni
kelahiran Yesus Kristus yang sangat luar biasa.
Proses biologis yang dialami Yesus sama seperti kita
yakni dikandungan ibu selama 9 bulan, kemudian
dilahirkan. Namun proses terbentuknya atau
terciptanya sama sekali berbeda yakni Yesus lahir
dari seorang wanita yang masih perawan dan
terbentuk dari Roh Kudus. Dalam hal ini kita
berbicara tentang konsep keperawanan dimana kita
dapat mengartikan bahwa konsep Yesus dikandung
oleh Maria bukanlah hasil dari hubungan seksual melainkan merupakan hasil pekerjaan Allah
melalui Roh Kudus (Matius 1:18-21). Lalu benarkah ada seorang bayi yang bisa lahir dari
seorang yang perawan? Pertanyaan ini cukup menarik untuk dipertanyakan oleh orang awam
yang tidak mengerti dan mengenal Kristus.
Kelahiran Yesus tercantum dalam kitab sinoptik yakni Matius dan Lukas. Dalam kitab
Lukas peristiwa kelahiran ini diawali oleh pemberitahuan Malaikat Tuhan kepada Maria yang
disebut sebagai Anak Dara (Lukas 1:27), bahwa Maria akan mengandung dan melahirkan
seorang Anak Laki-laki yang akan dinamai Yesus dan juga akan disebut “Anak Allah Yang
Maha Tinggi” (Lukas 1:30). Pemberitaan mengenai hal ini merupakan gabungan antara
Manusiawi dan Ilahi Yesus (Yesus yang lahir sebagai manusia dan juga Anak Allah Yang Maha
Tinggi sebagai Ilahi). Hal ini disampaikan sebelum Maria diberi kesempatan untuk mengandung.
Dari pemaparan ini menggambarkan bahwa Lukas tidak mengutamakan cara Maria mengandung
tersebut meskipun Lukas tidak mendasari keadaan Yesus sebagai Anak pada kelahiran dari Anak
dara. Cara mengandung yang dimaksudkan ialah bahwa hal itu terjadi karena campur tangan Roh
Kudus, hal ini hanya sebagai jawaban atas rasa ingin tahu Maria yang bingung mengenai
bagaimana mungkin dia bisa mengandung saat tidak bersetubuh dengan seorang lelaki (Lukas
1:35-36). Tanpa memberikan perincian lebih dalam lagi, pemberitaan yang disampaikan oleh
malaikat ini menjelaskan bahwa kelahiran bukan terjadi karena
proses insani yang biasa namun, oleh karena pekerjaan Roh
Kudus yang sama sekali tak ada taranya.
Kini dalam menggabungkan kedua Kitab ini perlu diperhatikan bahwa pandangan apapun
yang dipegang sehubungan dengan asal mula kelahiran dari Anak Dara ini, haruslah diterima
bahwa baik Matius maupun Lukas bermaksud untuk memperlihatkannya sebagai kenyataan yang
benar-benar terjadi. Perbedaan dalam kedua kitab ini hanyalah untuk saling menambahkan dan
saling melengkapi setiap pendapat mereka yang mengagumkan dalam menegaskan bahwa Yesus
dilahirkan dari seorang anak dara tanpa ayah secara manusiawi.
Yesus berperan penting dalam Trinitas, yakni sebagai Anak Allah yang berinkarnasi ke
dunia ini. Yesus adalah dimensi Tuhan yang tampak bagi manusia, dimana Dia mengambil
bentuk daging yang kemudian tinggal bersama manusia. Lalu mengapa Kristus mau berinkarnasi
menjadi manusia? Hal ini sudah jelas dikarenakan inkarnasi-Nya untuk penggenapan perjanjian
penebusan, Allah secara aktif berinisiatif mengajukan karya keselamatan. Untuk itu dapat
dikatakan bahwa Inkarnasi menjelaskan oknum kedua dalam Trinitas yang telah mengambil rupa
seorang manusia (Daging).Istilah teologis “inkarnasi” merujuk kepada Yesus yang secara
permanen mengenakan natur manusia. Secara harafiah, kata “inkarnasi” memiliki pengertian
“mengenakan daging”, yaitu tubuh manusia. Tetapi seperti yang telah kita lihat, teologi Kristen
telah secara teratu rmenyatakan bahwa Yesus juga mengenakan jiwa manusia. Jadi, ketika kita
berbicara tentang inkarnasi dalam teologi, kita secara umum sedang merujuk kepada natur
kemanusiaan Yesus secara keseluruhan. Kitab Suci berbicara tentang inkarnasi Kristus di banyak
bagian, seperti dalam Yohanes 1:1, 14; Filipi 2:6-7; dan Ibrani 2:14-17. Yesus Kristus lahir
melalui Perawan Maria (Matius 1:23) dan hal ini telah dinubuatkan oleh Yesaya (Yesaya 7:12).
Yohanes juga telah menyatakan hal ini secara lebih teologis, yakni bahwa Firman yang ilahi dan
kekal telah menjadi daging, dan bahwa Allah telah diam diantara manusia (Yohanes 1:1, 14).
Cara Yesus berinkarnasi ialah dengan perantara Firman yang menjadi daging (Yohanes
1:14) dan melalui kelahiran Anak Dara Maria. Saat Kristus berinkarnasi, Ia yang sejak
praeksistensi adalah Allah, tidak menghitungkan keberadaan-Nya yang setara dengan Allah itu
sebagai sesuatu yang harus dipertahankan, Yesus bahkan mengosongkan diri-Nya dan
mengambil rupa seorang hamba (manusia). Hal ini dinyatakan dengan kerelaan-Nya
menempatkan diri untuk senantiasa taat. Maksud dari Kristus mengosongkan diri-Nya dengan
mengambil rupa seorang hamba bukanlah sekadar masalah pengesampingan penggunaan atribut
ilahi, tetapi lebih tentang kerendahan diri Anak Allah dengan mengambil rupa manusia, bahkan
rupa seorang hamba.
Yang merupakan subjek inkarnasi bukanlah Allah Tritunggal, tetapi pribadi kedua Allah
Tritunggal yang mengambil natur manusia, untuk itu lebih baik jika dikatakan bahwa Firman itu
telah menjadi daging dan bukannnya Allah menjadi manusia. Dan satu hal yang pasti bahwa
masing-masing pribadi Ilahi ikut aktif dalam inkarnasi (Matius 1:20). Dari pemaparan ini maka
bisa dilihat bahwa inkarnasi bukanlah suatu peristiwa yang hanya terjadi pada Logos, akan tetapi
juga merupakan penyelesaian aktif di pihak-Nya. Praeksistensi Allah bahkan diajarkan dalam
Alkitab “Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu
adalah Allah.”(Yohanes 1:1), “Aku datang dari surga”(Yohanes 6:38).
Sering muncul pertanyaan apakah Putra Allah akan juga lahir dalam daging jika
seandainya manusia tidak berdosa. Ada seseorang ahli Rupert, ia berpendapat bahwa Ia tetap
akan berinkarnasi tanpa mempedulikan adanya dosa atau tidak. Inkarnasi pun menjadikan
Kristus salah satu dari umat manusia, hal ini sangat jelas dan masih dipegang erat oleh kaum
Anabaptis, dimana mereka menyatakan bahwa Tuhan membawa natur manusia-Nya dari surga,
dan Maria hanyalah sekadar saluran yang harus dilalui. Sehingga dapat dikatakan bahwa natur
manusiawi Kristus adalah ciptaan baru, sama seperti milik kita, tetapi secara organik tidak terkait
dengannya. Namun pandangan seperti ini harus ditentang, karena yang sebenarnya terjadi ialah
natur Kristus tidak berasal dari sumber yang sama seperti kita manusia yang hina tetapi hanya
serupa saja (dengan manusia).Selain itu dikatakan bahwa Inkarnasi sendiri merupakan bagian
dari kehinaan Kristus. Apakah hal ini adalah benar? Yesus masih tetap memiliki natur manusia,
akan tetapi yang membedakan natur manusia Yesus dengan manusia bahwa Ia tidak lagi berada
dalam kehinaan. Dari hal ini dapat dikatakan bahwa inkarnasi ini abstrak, kenyataannya bahwa
Allah dalam Kristus mengambil natur manusia walaupun merupakan tindakan merendah diri,
namun sesungguhnya bukanlah kehinaan itu sendiri melainkan satu kehinaan bahwa Tuhan
mengambil daging yaitu natur manusia sebagaimana adanya sejak kejatuhan. Karya Inkarnasi
Yesus menghasilkan tiga hal yakni;
a. Raja KeturunanDaud
Yesus hanya bisa mengklaim takhta Daud jika ia memiliki seorang ayah manusia yang
adalah keturunan Daud. Maksudnya ialah karya inkarnasi memberikan kepada Anak
Allah, hak legal untuk menjadi raja keturunan Daud.
b. Imam Besar
Inkarnasi memberi-Nya belas kasihan dan simpati yang dibutuhkan-Nya untuk menjadi
seorang imam besar yang efektif.
c. Korban Pendamaian
Yesus harus menjadi manusia untuk dapat mati menggantikan (menebus) umat-Nya.
Maksudnya ialah inkarnasi merupakan keharusan supaya Yesus bisa menjadi korban
pendamaian untuk dosa.
Kita sebagai manusia sering menyebutkan bahwa sang mesias atau Kristus haruslah
manusia agar Allah dapat menggenapi janji-janji yang diberikan-Nya kepada Daud. Hingga saat
ini manusia ingin memikirkan bagaimana karya inkarnasi Yesus
memberi-Nya hak untuk menduduki takhta Daud. Masalah yang
dihadapi terkait hal ini adalah bahwa hak legal untuk mewarisi
takhta Daud hanya bisa diwarisi oleh anak-anak lelaki. Jadi, Yesus
hanya bisa mengklaim takhta Daud jika ia memiliki seorang ayah
manusia yang adalah keturunan Daud.
Selain memberikan kepada Allah Anak suatu hak bebas untuk menjadi raja keturunan
Daud, inkarnasi memberikan kepada-Nya belas kasihan dan simpati yang dibutuhkan-Nya untuk
menjadi seorang imam besar yang efektif untuk mewakili umat-Nya.
Jadi, Tuhan Yesus datang ke dunia dalam wujud manusia atau dengan kata lain Dia
berinkarnasi, tidak dengan cara yang luar biasa, menakjubkan ataupun
mengagumkan seperti yang diharapkan orang-orang Yahudi zaman
dahulu, yang oleh karena Yesus mereka dapat percaya bahwa Ia adalah
Mesias. Melainkan kedatangan-Nya melalui cara yang sangat
sederhana dan tidak dapat diperkirakan orang-orang sebelumnya yakni
melalui proses kelahiran sewajarnya manusia pada umumnya. Namun
yang membuat hal ini berbeda ialah Yesus dikandung oleh Roh kudus
melalui perawan Maria, yang adalah gadis desa yang hidupnya sangat
sederhana (Matius 1:21-23 dan Lukas 2). Silsilah orang tua dari Yesus yakni Yusuf dan Maria
pun tercatat dalam Alkitab sebagai keturunan Abraham dalam garis keturunan Daud (Matius 1:1-
16 dan Lukas 3:23-38).
Soal Diskusi!
Soal Latihan.
1. Jelaskan apa perbedaaan pemaparan Lukas dan Matius mengenai kelahiran Kristus
dari perawan Maria?
2. Jelaskan salah satu hasil dari inkarnasi Yesus ?
KUNCI JAWABAN
BAB 1
ISU-ISU DAN TANTANGAN KRISTOLOGI
1. Ya, pada saat yang sama, Yesus memiliki dua natur yang berbeda: natur manusia dan
natur Ilahi. Kedua natur ini bersifat menyeluruh dan utuh, sama seperti natur Bapa
sepenuhnya Ilahi dan natur umat manusia sepenuhnya manusia. Yesus memiliki setiap
atribut yang bersifat esensial bagi keilahian dan setiap atribut yang esensial bagi
kemanusiaan.
2. Yesus hanya mempunyai sifat dan pribadi tunggal. Kedua natur sebagai satu kesatuan
dalam satu pribadi.
BAB II
NATUR KRISTUS
Keilahian
1. Jelaskan secara singkat serta menyertakan ayat pendukung minimal 4 bukti natur
keilahian Kristus!
1) Menyatakan kemahakuasaan (Omnipotence)
Kristus menunjukkan kemahakuasaan yang Ia miliki lewat aktivitas
hidupnya di muka bumi ini. Markus 5:11-15 yang menyatakan perbuatan yang
Kristus lakukan begitu penuh kuasa pada saat Ia mengusir roh jahat dari orang
Galilea. Markus 2 :1-12 yaitu orang lumpuh disembuhkan dan masih banyak lagi.
2) Menegaskan kekekalan (Eternity)
Wahyu 22:13 menuliskan “Aku adalah Alfa dan Omega, yang pertama
dan yang terkemudian, yang awal dan yang akhir. Ayat ini menyatakan kekekalan
Kristus yang Ia miliki. Kekekalan yang ada padanya tidak akan pernah hilang.
3) Menyatakan kemahatahuan (Omniscience)
Tidak ada hal yang sekecil apapun yang tidak diketahuiNya, termasuk
yang manusia pikirkan dalam hatinya (Mazmur 139)
4) Kemahahadiran (Omnipresent)
Imamat 26:12 menuliskan “Tetapi Aku akan hadir di tengah-tengahmu
dan Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku”. Ayat itu
menunjukkan bahwa Kristus yang adalah Tuhan selalu ada dalam kehidupan
manusia dan selalu bersama-sama dengan manusia.
5) Kristus diberi berbagai istilah
Istilah yang pertama adalah ‘Allah’ (Theos) seringkali digunakan dalam
Perjanjian Baru yang merujuk kepada Allah Bapa. Istilah yang kedua adalah
‘anak Allah’ seringkali digunakan untuk merujuk pada mahkluk atau pribadi
yang bersifat ilahi. Istilah Tuhan seringkali digunakan untuk meujuk pada Yesus
Kristus.
6) Menyatakan relasi tritunggal
Konsep tritunggal mengartikann bahwa Kristus tidak lebih rendah dari
Bapa, Roh Kudus tidak lebih rendah dari Kristus dan tidak lebih rendah dari
Bapa; sebagaimana Bapa adalah Allah yang sejati, maka Anak Allah adalah Allah
yang sejati, dan Roh Kudus juga adalah Allah yang sejati. Ketritunggalan Allah
terdapat relasi yang menyatakan keterkatian keberadaanNya yaitu relasi ontologis
yang mengartikan bahwa kesetaraan hakekat yang sama dan relasi ekonomis yang
mengartikan bahwa setiap pribadi Kristus memiliki tugas dan peran yang berbeda
tanpa melunturkan hakekat sebagai Allah.
2. Jelaskan konsep tritunggal yang menyatakan keilahan Allah! Berikan bagan sederhana
untuk mendukung penjelasan
Kemanusiaan
BAB III
Kesatuan Di dalam Diri Yesus adalah pernyataan dari suatu kenyataan di luar
jangkauan indra, sesuatu yang tidak dapat dipahami, sama sekali tidak memiliki analogi
dalam hidup serta tidak ada dukungan dari pikiran manusia, dan dengan demikian hanya
dapat diterima dengan iman berdasarkan otoritas firman Tuhan. Persatuan kedua natur
Yesus sering dibandingkan dengan persatuan tubuh dan jiwa dalam diri manusia dan
memang ada beberapa kesamaan. Di dalam diri manusia ada dua substansi, materi dan
roh, sangat erat dihubungkan tetapi tidak bercampur, begitu juga sang pengantara kita.
Dalam diri prinsip kesatuan manusia, pribadi, tidak mendapat tempat pada tubuh, tetapi
pada jiwa, dalam diri sang pengantara bukan pada natur manusianya tetapi pada natur
IlahiNya. Sebagaimana pengaruh tubuh terhadap jiwa dan pengaruh jiwa terhadap tubuh
merupakan suatu kesatuan yang misteri, demikian juga komunikasi anatara kedua natur
Kristus dan saling mempengaruhi antara keduanya.
BAB IV
“tidak mungkin hanya ada satu agama yang benar. Setiap agama sama benar dan sama-sama
menuju pada Allah yang sama”, “banyak jalan menuju Roma” , “satu Tuhan banyak jalan”.
b. Di luar Kristus tidak ada jalan lain menuju kepada Allah yang benar (Yoh.14:6)
2. Apakah ada cara untuk memadukan Kristologi dari atas dengan Kristologi dari bawah?
Jelaskan .
Jawab : Kristologi yang benar harus mempertahankan baik iman maupun akal. Ini adalah
dua sarana yang saling melengkapi dan rukun yang dipakai untuk menyatakan diri-Nya.
Keduanya adalah sumber pengenalan akan Dia. Karena Kristologi dari bawah didekati lewat
akal, dan Kristologi dari atas didekati oleh iman, maka iman-akal yang harus menjadi landasan
dalam berkristologi.
BAB V
1. Kini dalam menggabungkan kedua Kitab ini perlu diperhatikan bahwa pandangan apapun
yang dipegang sehubungan dengan asal mula kelahiran dari Anak Dara ini, haruslah
diterima bahwa baik Matius maupun Lukas bermaksud untuk memperlihatkannya sebagai
kenyataan yang benar-benar terjadi. Perbedaan dalam kedua kitab ini hanyalah untuk
saling menambahkan dan saling melengkapi setiap pendapat mereka yang mengagumkan
dalam menegaskan bahwa Yesus dilahirkan dari seorang anak dara tanpa ayah secara
manusiawi.
2. 3 Hasil karya Inkarnasi.
a. Raja Keturunan Daud
Yesus hanya bisa mengklaim takhta Daud jika ia memiliki seorang ayah
manusia yang adalah keturunan Daud. Maksudnya ialah karya inkarnasi
memberikan kepada Anak Allah, hak legal untuk menjadi raja keturunan
Daud.
b. Imam Besar
Inkarnasi memberi-Nya belas kasihan dan simpati yang dibutuhkan-Nya untuk
menjadi seorang imam besar yang efektif.
c. Korban Pendamaian
Yesus harus menjadi manusia untuk dapat mati menggantikan (menebus) umat-
Nya. Maksudnya ialah inkarnasi merupakan keharusan supaya Yesus bisa
menjadi korban pendamaian untuk dosa.
DAFTAR PUSTAKA
Hutahean, P. T. (2016, November 20). FINALITAS KARYA YESUS SEBAGAI TUHAN DAN
JURUSELAMAT. grii-andhika.org.
Lumintang, S. I. (n.d.). Theologia Abu-abu: pluralisme Agama. Malang: gandum mas.
Wisma Pandia, S. T. (2016, November Sunday). isu isu kristologi kontemporer. SEKOLAH
TINGGI TEOLOGI INJILI PHILADELPHIA, pp. 4-14.
Yonha, S. (2016). KAJIAN KRISTOLOGI ALKITABIAH . uksw.edu/bitstream, 2.
Tong, S. (2006). Allah Tritunggal. Surabaya: Momentum (Lembaga Reformed Injili Indonesia).
Erickson, M. (2001). Christian Doctrine. USA: Baker Academic Grand Rapids.
Guthrie, D. (2006). Teologi Perjanjian 1. Surabaya: Momentum (Lembaga Reformed Injili
Indonesia).
Berkhof, L. (1996). Teologi Sistematika 3. Surabaya: Momentum (Lembaga Reformed Injili
Indonesia).
Ambarsari, T. (2014). Kristologi (Doktrin Kristus). Surabaya: Momentum (Momentum Christian
Literature).
.