PENDAHULUAN
1.2 Permasalahan
Adapun permasalahan yang dihadapi pada penelitian ini ialah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pengukuran kuat pencahayaan pada titik-titik ukur utama (TUU) dan titik-titik ukur
samping (TUS)
2. Bagaimanakah analisis sistem pencahayaan siang hari ruang yang saat ini sedang dipakai.
1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini ialah sebagai berikut :
1. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran kuat pencahayaan pada titik-titik ukur utama (TUU) dan
titik-titik ukur samping (TUS)
2. Mahasiswa mampu menganalisis sistem pencahayaan siang hari ruang yang saat ini sedang dipakai.
2
BAB II
DASAR TEORI
H dan W masing-masing adalah tinggi dan lebar lubang cahaya. D adalah jarak titik U terhadap bidang
lubang cahaya.
Besarnya komponen langit (KL) di titik U :
.................(2.2)
3
2.1.2 Komponen Refleksi Luar (KRL)
Komponen refleksi luar adalah perbandingan antara kuat pencahayaan di suatu titik pada bidang
kerja di dalam ruang yang ditimbulkan oleh cahaya pantul dari penghalang yang berada di luar bangunan
dengan kuat pencahayaaan pada bidang horisontal di lapangan terbuka pada saat yang sama. Besarnya
komponen refleksi luar di suatu titik pada bidang kerja oleh sebuah lubang cahaya yang terletak pada
dinding vertikal adalah :
KRL = S . PL ……….(2.3)
dengan S adalah komponen langit dari bagian yang terhalang, PL adalah perbandingan antara luminansi
penghalang dengan luminansi langit.
.........(2.4)
dengan
τ : faktor transmisi cahaya dari kaca penutup lubang cahaya
Aw : lubang cahaya (jendela)
A : luar total dari permukaan ruang
R : faktor refleksi rata-rata seluruh permukaan dalam ruang
Rfw : faktor refleksi rata-rata dari lantai dan dinding bagian bawah dimulai dari bidang yang melalui
tengah-tengah lubang cahaya, tidak termasuk dinding dimana lubang cahaya terletak
Rcw : faktor refleksi rata-rata dari langit-langit dan dinding bagian atas dimulai dari bidang yang
melalui tengah-tengah lubang cahaya, tidak termasuk dinding dimana lubang cahaya terletak.
C : konstanta yang besarnya tergantung dari sudut penghalang
4
Gambar P-1.2 : Tiga komponen cahaya langit yang sampai pada suatu titik bidang kerja
5
a. Titik ukur utama (TUU), yaitu titik ukur yang letaknya ditengah-tengah kedua dinding samping
dan berjarak 1/3 d dari bidang lubang cahaya
b. Titik ukur samping (TUS), yaitu titik ukur yang letaknya 0,5 meter dari dinding samping dan
berjarak 1/3 d dari bidang lubang cahaya. Yang dimaksud dengan bidang lubang cahaya adalah
bidang vertikal setelah dalam dari lubang cahaya sedang d adalah jarak antara bidang lubang
cahaya dengan dinding seberangnya.
Bila d ≤ 6 meter, maka ketentuan 1/3 d diganti dengan 2 meter. Jarak antara 2 titik ukur tidak
boleh lebih dari 3 meter. Jadi bila ruangan mempunyai panjang lebih besar dari 7 meter, maka jumlah
titik ukur utama harus ditambah.
Tabel 7.2 Nilai komponen langit atau faktor langit untuk bangunan tempat tinggal (dalam proses).
6
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
7
BAB IV
Pintu
7m
8,55 m
D= 2,85 m
Jendela
Data pengukuran:
Dari data yang diambil yaitu spesifikasi ruangan ialah sebagai berikut :
1 4 . 95 2. 85 4 . 95
KLTUU =
2π [
arctg −
2 . 85 √ 2. 852 +11
arctg
√ 2. 852+11 ]
=0 . 015
1 4 . 95 4 . 514 4 .95
KLTUS =
2π [
arctg −
4 . 514 √ 4 . 5142 +11
arctg
√ 4 .514 2+11 ]
=0. 003
Sedangkan data yang didapat dari hasil pengukuran dengan luxmeter ialah sebagai berikut
8
ETUU 75
KLTUU = = =0. 0075
10000 10000
ETUU 50
KLTUS = = =0 . 005
10000 10000
Pembahasan
Dalam standart SNI 03-0000-2001 disebutkan bahwa pemilihan komponen langit (faktor
langit) sebagai angka karakteristik untuk digunakan sebagai ukuran keadaan pencahayaan alami
siang hari adalah untuk memudahkan perhitungan oleh karena komponen langit merupakan
komponen yang terbesar pada titik ukur. Nilai komponen langit atau faktor langit untuk bangunan
sekolah menurut SNI 03-0000-2001, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Nilai Komponen Langit untuk Bangunan Sekolah (dalam proses)
Untuk menjamin tercapainya suatu keadaan pencahayaan alami yang cukup memuaskan
didalam suatu ruang, maka komponen langit (faktor langit) di dua titik ukur yaitu di TUU dan
TUS harus memenuhi suatu nilai tertentu yang ditetapkan menurut fungsi dan ukuran ruangnya.
Pada Tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa nilai KL min TUU untuk ruang kelas biasa
adalah 0,35d dan nilai KL min TUS adalah 0,20d.
Nilai diatas merupakan nilai Standart pencahayaan dari SNI untuk nilai KL pada suatu
ruangan. Sedangkan pada ruangan kelas P-103 yang diukur nilai KL nya hanya memiliki nilai
KL untuk TUU senilai 0,015 dan nilai KL untuk TUS senilai 0,003. Perbedaan yang terdapat
cukup jauh, sehingga pada ruangan perlu diberikan pencahayaan buatan (artificial lighting).
Untuk TUU
9
KL TUU buatan = 2,975
Intensitas cahaya buatan untuk artificial lighting pada ruang kelas = 2,975 x 10000 = 29750 lux
Sehingga, agar pencahayan ruangan kelas sesuai dengan standart SNI maka harus ditambah
pencahayaan alami sebesar 29750 lux.
Untuk TUS
Sehingga, agar pencahayan ruangan kelas sesuai dengan standart SNI maka harus ditambah
pencahayaan alami sebesar 17070 lux.
10