Fisika Farmasi
“Objek 5 : Pengukuran Sudut Angkat Granul ”
Granul yang mempunyai sifat fisik baik yaitu mudah mengalir dengan
baik dan mudah dikempa (kompresibilitas baik), sehingga dapat
menghasilkan tablet dengan variasi bobot dan kekerasan yang lebih kecil
(Fassihi dan Kanfer, 1986).
Menurut Guyot, untuk 100 gram granul atau serbuk dengan waktu alir
lebih dari 10 detik akan mengalami kesulitan pada waktu penabletan
(Fudholi, 1983).
Granul adalah sejenis butiran kecil sebagai bahan dasar untuk membuat
tablet dan obat-obatan lainnya. Kualitas granul dapat dilakukan dengan
mengukur antara lain waktu alir sudut diam dan pengetapan tablet. Granula
merupakan gumpalan partikel-partikel yang kecil metode granulasi kering
dibentuk dengan penambahan bahan pengikat ke dalam campuran serbuk
kemudian dikempa menjadi tablet besar (slugging) setelah itu dipecahkan
menjadi granul yang lebih kecil . Metode ini baik bahan aktif maupun bahan
pengisi harus memiliki sifat kohesi supaya massa yang jumlahnya besar
dapat dibentuk metode ini khususnya untuk bahan-bahan yang tidak dapat
diolah dengan metode granulasi basah karena kepekaannya terhadap uap air
atau karena untuk mengeringkan dibutuhkan temperatur yang dinaikkan.
( Ansel, 2008 ).
Parameter Sifat Alir: Waktu alir Sifat alir > 10 gram/ detik Sangat baik 4
10 gram/ detik Baik 1,6 4 gram/ detik Buruk < 1,6 gram/ detik Sangat buruk
Sudut Diam, yaitu sudut tetap yang terjadi antara timbunan partikel
berbentuk kerucut dengan bidang horizontal, jika sejumlah serbuk atau
granul dituang kedalam alat pengukur. Besar kecilnya sudut diam
dipengaruhi oleh bentuk, ukuran partikel, dan kelembaban granul. Granul
akan mengalir dengan baik apabila mempunyai sudut diam antara 25 sampai
45 .
Sudut diam merupakan suatu sudut tetap yang terjadi antara timbunan
partikel bentuk kerucut dengan bidang horizontal jika sejumlah serbuk
dituang kedalam alat pengukur. Dimana sudut diam yang baik, Jika kurang
dari 40o (Lachman, 1994: 685). Faktor-faktor yang mempengaruhi sudut
diam suatu granul adalah bentuk ukuran serta kelembaban granul.
Sudut diam diukur dengan rumus :
Tg α = r
h
Keterangan :
α = sudut diam
h = tinggi kerucut
r = jari-jari
Sudut diam merupakan uji granul yang penting untuk mengetahui sifat
alir dari granul. Serbuk akan membentuk kerucut, semakin datar kerucut
yang dihasilkan maka sudut diamnya makin kecil (Voight, 1995: 161).
Nilai dari sudut diam yang dapat diterima antara 20-40° nilai dari sudut
diam jarang di bawah 20°, dan nilai sampai 40° menunjukkan potensial
aliran yang baik serta di atas 50° serbuk hanya mengalir dengan susah,
itupun jika mungkin (Lachman dkk,1989: 142).
Hubungan sudut diam dengan sifat alir granul Sudut Sifat alir Sangat
mudah mengalir Mudah mengalir Mengalir >45 Kurang mengalir
Pengetapan, yaitu penurunan volume sejumlah granul atau serbuk akibat
hentakan (tapped) dan getaran (vibrating). Semakin kecil indeks pengetapan
(dalam persen) maka semakin baik sifat alirnya. Uji pengetapan dilakukan
Volumenometer yang terdiri dari gelas ukur yang dapat bergerak secara
teratur ke atas dan ke bawah dengan bantuan motor penggerak (Fudholi,
1987). Granul atau serbuk yang mempunyai indeks pengetapan kurang dari
20 mempunyai sifat alir yang baik .
III. Alat dan Bahan
a. Bahan
- Granul 20 g
b. Alat
- Pipa
- Spatel
- Penggaris
- Kertas Perkamen
- Kertas Grafik
- Timbangan
Percobaan II
- Kecepatan Aliran = 20
2
= 10 gr/s
- Sudut Angkat Granul
Tan α = 2
5,25
= 0,36
α = 20,8 o
Percobaan III
- Kecepatan Aliran = 20
1,5
= 13,3 gr/s
b. Pembahasan
ABSTRAK
ABSTRACT
Roselle is a very useful plant. Widely used as traditional medicine, its calyx
functions as antioxidant, antiseptic, diuretic, and anticholesterol. This research is aimed
at knowing the concentrate of povidone toward the condition of a good quality of
granule, taste reaction, and the detection of content of flavonoid in the instant granule
of the roselle extract. The fresh calyx roselle was pounded with mixer and then the
obtained essence was steamed to lose the water content, until thick extract was derived.
The instant granule of rosella juice was formulated with wet granulation method in 3
formulas which is based on differrent concentrate of povidone, they are F I (1%), F II
29
PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN 1693-3591
(3%), F III (5%). The test were done to the instant granule from the extract Hibiscus
sabdariffa for its granule physical test and taste reaction test. The result of the test of
physical instant granule showed that F I meet the requirement of good granule. For flow
rate test (8,29 0,38 second), point of quit test (39,11 0,790), moisture content test
with %MC (2,99 0,046), and for test distribution of the size of particle with microscopis
method (692,1797 µm). The result of the test of taste reaction showed that the extract of
instant granule can be accept by the respodent.
30
PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN 1693-3591
tidak berasa seperti halnya jus alami ditambahkan pada pencampuran serbuk
namun hal ini lebih stabil dan mudah dalam keadaan kering dan granulasi in
dicampur kedalam bentuk sediaan situ dengan adanya penambahan air,
farmasi (Remington, 2000:729). alkohol.
Granul merupakan produk yang
dihasilkan dari proses granulasi yang Metode Penelitian
selanjutnya akan dijadikan sediaan Tempat dan Waktu Penelitian
tablet. Tetapi granul tidak hanya Penelitian dilaksanakan di
merupakan produk antara pada proses Laboratorium Biologi Farmasi dan
pembuatan tablet, akan tetapi juga Laboratorium Teknologi Sediaan Farmasi
merupakan sediaan obat tersendiri. Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Dalam skala besar, banyak campuran Bahan dan Alat
serbuk diubah menjadi serbuk granulat, Bahan yang digunakan dalam
agar lebih baik penggunaannya dan penelitian ini adalah ekstrak rosela,
takarannya lebih pasti. Dengan zat sorbitol, PVP, sukrosa, laktosa, aqua
tambahan rasa atau melalui penyalutan, destilata, pengaroma, asam asetat, air,
penggunaannya semakin mudah. Apalagi butanol. Alat yang digunakan dalam
pada saat ini konsumen banyak yang penelitian ini adalah alat-alat gelas,
memilih sesuatu yang praktis dan mortir, stamper, neraca analitik,
menarik. Sehingga banyak perusahaan stopwatch, pengayak, seperangkat alat
yang berlomba-lomba untuk uji sudut diam, seperangkat alat uji
menciptakan inovasi baru yang dapat waktu alir, lemari pengering, kertas
diterima oleh pasien dan masyarakat perkamen, mikroskopik, blender
luas. Bahan yang dibutuhkan dalam Jalannya Penelitian
pembuatan granul instan, berfungsi 1. Pengambilan Bahan
sebagai bahan pengisi, bahan pengikat, Rosela diambil dari daerah Purbalingga,
bahan pemanis dan bahan pelicin. Pada Jawa Tengah.
penelitian ini akan diteliti pengaruh 2. Determinasi Tanaman
bahan pengikat PVP. PVP bersifat Determinasi dan deskripsi tanaman ini
higroskopis sehingga memudahkan dimaksudkan untuk menetapkan
pengikatan dengan zat aktif nya. Dalam kebenaran sampel yang digunakan
proses granulasi padat PVP juga dapat dalam penelitian. Determinasi tanaman
31
PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN 1693-3591
32
PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN 1693-3591
tambahkan air sedikit demi sedikit horizontal jika sejumlah serbuk dituang
sampai terbentuk massa yang kempal. kedalam alat pengukur. Dimana sudut
Setelah terbentuk massa yang kempal diam yang baik, Jika kurang dari 40o
kemudian diayak dengan menggunakan (Lachman, 1994: 685). Faktor-faktor
ayakan no. 12. Setelah semua bahan yang mempengaruhi sudut diam suatu
berubah menjadi granul kemudian granul adalah bentuk ukuran serta
ditebarkan diatas selembar kertas yang kelembaban granul. Sudut diam diukur
lebar dalam nampan yang dangkal dan dengan rumus :
dikeringkan pada suhu 40-50 0C. Setelah h
Tg α =
granul kering diayak dengan ayakan no. r
16 dan tambahkan flavor aduk sampai Keterangan :
mengalir dalam suatu alat. Sifat alir ini termasuk air. Ditimbang seksama
dapat dipakai untuk menilai efektivitas seluruh granul basah yang sudah diayak
bahan pelicin, dimana adanya bahan dalam botol timbang yang telah
Sudut diam merupakan suatu sudut mencapai kelembaban 2-4%, setelah itu
33
PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN 1693-3591
34
PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN 1693-3591
Berdasarkan hasil waktu alir 10 detik untuk 100 gram granul, untuk
menunjukkan bahwa formula I dan formula III tidak memenuhi syarat yaitu
formula II memenuhi syarat yang telah 12,36 detik. Hal ini dikarenakan pada
ditetapkan oleh Siregar (1992: 39) yaitu formula III konsentrasi PVP terlalu
8,29 detik dan 9,17 dimana syarat granul banyak, dimana sifat dari PVP adalah
yang baik memiliki waktu alir kurang dari higroskopis (Wade dan Raul, 1994: 392),
35
PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN 1693-3591
Tabel 5. Hasil uji sudut diam granul instan jus rosela 100 gram
Replikasi Sudut diam ( 0 )
Formula I Formula II Formula III
36
PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN 1693-3591
Nilai dari sudut diam yang dapat granul yang bermakna antar formula.
diterima antara 20-40° nilai dari sudut Untuk mengetahui kebermaknaan
diam jarang di bawah 20°, dan nilai perbedaan antar masing-masing formula
sampai 40° menunjukkan potensial kemudian dilakukan uji t. Hasil uji t
aliran yang baik serta di atas 50° serbuk antara Formula I dengan Formula II
hanya mengalir dengan susah, itupun diperoleh t hitung sebesar 2,828 > t tabel
jika mungkin (Lachman dkk,1989: 142). (2,776) dengan demikian dapat
Berdasarkan hasil uji sudut diam dari disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
tabel 7 hanya formula II dan formula III bermakna w sudut diam granul antara
yang nilai sudut diamnya lebih dari 40° Formula I dengan Formula II.
yaitu 40,91° dan 42,19° ini dikarenakan Hasil uji t antara Formula I
penggunaan povidon yang banyak, dengan Formula III diperoleh t hitung
dimana povidon tersebut merupakan sebesar 4,945 > t tabel (2,776) dengan
serbuk halus (fines). Semakin demikian dapat disimpulkan bahwa
meningkatnya jumlah fines maka gaya terdapat perbedaan bermakna sudut
tarik menarik antar partikel akan diam granul antara Formula I dengan
semakin kuat sehingga akan terbentuk Formula III.
tumpukan granul akan sukar bergulir Hasil uji t antara Formula II
oleh karena itu formula I memiliki sudut dengan Formula III diperoleh t hitung
diam yang kecil. Sedangkan pada sebesar 2,104 < t tabel (2,776) dengan
formula II dan III nilai sudut diamnya demikian dapat disimpulkan bahwa tidak
diatas 40° yaitu 40,91° dan 42,19° terdapat perbedaan bermakna sudut
sehingga tidak memenuhi persyaratan. diam granul antara Formula II dengan
Dari hasil analisis menggunakan analisis Formula III.
variansi satu jalan dengan taraf 2. Uji Susut Pengeringan
kepercayaan 95% menunjukkan nilai F Uji susut pengeringan ini
hitung (12,349) > F tabel (5,14). Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui
menunjukkan ada perbedaan yang banyaknya bagian zat yang mudah
bermakna pada sudut diam granul antar menguap termasuk air yang terdapat
formula. dalam granul instan akibat proses
Hasil analisis variansi pemanasan yang terjadi pada granul
menunjukkan perbedaan sudut diam pada waktu pengeringan.
37
PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN 1693-3591
38
PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN 1693-3591
menunjukkan bahwa tidak ada sedimen yang terjadi pada waktu t. Cara
perbedaan yang bermakna pada melakukannya dengan cara 5 gram
kandungan lembab granul antara ketiga granul dilarutkan dalam 100 ml air,
formula. kemudian diaduk selama 20 detik, amati
5. Penentuan Tinggi Endapan banyaknya sedimen yang terjadi selama
Metode sedimentasi dilakukan 1-15 menit.
dengan cara mengukur banyaknya
39
PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN 1693-3591
40
PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN 1693-3591
masing formula kemudian dilakukan uji ukuran partikel dan uji tanggapan
t. Hasil uji t antara Formula I dengan rasa memenuhi kualitas granul
Formula II diperoleh t hitung sebesar instan yang baik.
1,956 < t tabel (2,00) dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat perbedaan Daftar Pustaka
bermakna tanggapan rasa sesudah Hidayat, T. 2007. Budi Daya Tanaman
Rosela. CV Sinar Cemerlang
dilarutkan antara Formula I dan II.
Abadi :Jakarta
Hasil uji t antara Formula I Kharis, A.N., Alifah S.O. 1996. Sifat fisik
Tablet Kunyah Asetol Dengan
dengan Formula III diperoleh t hitung
Bahan Pengisi Kombinasi
sebesar 5,982 > t tabel (2,00) dengan Manitol-Laktosa. Prossiding
Kongres Ilmiah XI ISFI 3-6 Juli.
demikian dapat disimpulkan bahwa
Universitas Gajah Mada:
terdapat perbedaan bermakna Yogyakarta
Lachman, L. Lieberman, H. A. Kanig. J.L.
tanggapan rasa sesudah dilarutkan
1994. Teori dan Praktek Farmasi
antara Formula I dengan Formula III. Industri edisi III (Terjemahan) Siti
Suyatni. UI Press : Jakarta.
Hasil uji t antara Formula II
Maryani dan Kristina. 2005. Khasiat dan
dengan Formula III diperoleh t hitung Manfaat Rosela. Jakarta. Agro
Media Pustaka.
sebesar 3,718 > t tabel (2,776) dengan
Remington 2000. The Science and
demikian dapat disimpulkan bahwa Practice Pharmacy 20th edition.
Philladelpia college of pharmacy
terdapat perbedaan bermakna
and science
tanggapan rasa sesudah dilarutkan Robinson. T. 1991. Kandungan Organik
Tumbuhan Tinggi. Penerbit ITB.
antara Formula II dengan Formula III.
Bandung.
Siregar, C. 1992. Proses Validasi
Manufaktur Sediaan Tablet.
Kesimpulan
FMIPA, ITB: Bandung.
1. Konsentrasi PVP pada formula I (1%) Voight, R. 1995. Buku Pelajaran
Teknologi Farmasi (Terjemahan)
memenuhi kualitas granul instan
Noerono, S. Edisi V. UGM press:
yang baik yaitu meliputi uji waktu Yogyakarta.
Wade. A & Raul. J.E. 1994. Handbook of
alir (8,29), sudut diam (39,11), susut
Pharmaceutical Exipients, 2nd
pengeringan (2,99) dan distribusi edition. London : American
Pharmaceutical Association and
ukuran partikel.
The Pharmaceutical Press.
2. Berdasarkan uji waktu alir, sudut
diam, susut pengeringan, distribusi
41
Ekologia, Vol. 15 No.2 , Oktober 2015: 33-40
E-mail : Prasetyorini67@yahoo.co.id
ABSTRACT
This event will be based on research by the large number of reports on the benefits of
soursop for various diseases especially antihipertensi and antihiperuresemia. Forms need to
be developed so that a more practical preparations and ketersediannya continuous, one of
which is in the form of effervescen granule juice. This research aims to find out whether the
soursop fruit juice can be a formulation in granule material of efervesen who meet the
requirements of quality, standards and terms of efervesen granule and making it acceptable
in society. In the study of fruit juice made with the soursop fruit flesh filter using Batiste,
juice drained using Freezedryer with the addition of maltodekstrin 20%. The powder is then
made 3 fruit formula granule effervesent with the difference of acid-catalyzed and the
manufacturing process is done by the method of smelting using alcohol 70% without binder.
Test results show the BSLT fruit pollen have toxic effects against larvae of shrimp
Artemiasalina Leach with LC50 108.914 ppm. The results of the evaluation of the third shows
the formula for granule corner quietly and solubility are eligible, cohesive, and the granule
flow values test froth above 70%, the test results of licentious formula2 has the most
preferred taste. Stability test for efervesen granule 8 weeks the most stable at a temperature
of 15 ° C containing Sodium ion levels 3, 97g/100 ggranul, potassium of 0, 24g/100 ggranul, 2,
19mg SAG polyphenols/ggranul and vitamins C51, 91mg/100ggranul.
33
Ekologia, Vol. 15 No.2 , Oktober 2015: 33-40
34
Ekologia, Vol. 15 No.2 , Oktober 2015: 33-40
absorbansi dan konsentrasi dari asam galat 3. Formulasi Granul Efervescen Sari
kemudian dimasukkan ke dalam grafik Buah Sirsak Kering
untuk mendapatkan persamaan regresi Formula granul efervesen yang
liniernya. Nilai pada persamaan regresi akan dibuat beserta bahan tambahan yang
linier digunakan untuk menyetarakan digunakan dalam pembuatan 3 formula
kandungan polifenol pada larutan uji granul efervesen disajikan dalam Tabel 1.
dengan kandungan polifenol pada asam
galat. Kadar polifenol dihitung Tabel 1. Formulasi granul efervesen
menggunakan rumus berikut: serbuk sari buah
Kadar polifenol = Bahan
F1 F2 F3
( ) (gram) (gram) (gram)
x 100% Serbuk Sari Sirsak 4,2 4,2 4,2
Asam sitrat 0,69 0,69 0,69
Kadar polifenol didapat sebagai mg setara Asam Tartrat 1,02 1,02 1,02
asam galat/100 g sampel Natrium
1,94 2,25 1,94
Bikarbonat
Penetapan kadar vitamin C:
Sukralosa 0,025 0,025 0,025
ditimbang 1 g sampel, dilarutkan dalam
Laktosa 4,13 3,82 4,33
campuran 100 ml aquadest dan 25 ml asam
sulfat 2 N, tambahkan 3 mL indikator
kanji. Titrasi dengan iodium 0,1 N. Pembuatan granul dilakukan
Perhitungan: 1 ml 0,1 N iodium = 8,806 dengan cara masing-masing bahan diayak
mg asam askorbat. Rumus yang digunakan dengan pengayak mesh 30, kemudian
untuk menghitung mg asam askorbat/100g ditimbang sesuai takaran.Dibuat campuran
sampel adalah: Ayang terdiri dari campuran Natrium
Asam askorbat = Bikarbonat dan Laktosa, yang ditambahkan
serbuk sari buah, dan campuran B terdiri
x 100% dari sukralosa ditambah asam sitrat dan
Analisis Natrium dan Kalium asam tartrat. Selanjutnya campuran Adan B
dilakukan dengan menimbang 2 g sampel, masing-masing dibuat massa granul dengan
ditempatkan dalam cawan krus, selanjutnya menyemprotkan alkohol 70% sampai
diabukan dalam tanur 550°C semalam. terbentuk massa granul, massa yang basah
Abu ditimbang, kemudian diencerkan diayak menggunakan ayakan mesh 12,
dengan HCl dalam labu 200 mL (1:3) ad selanjutnya granul dikeringkan di dalam
dengan aduadest. Larutan dipipet 10 mL di lemari pengering yang telah dialasi kain
ad 100 dengan aquadest, sampel batis pada suhu 40-50°C sampai granul
dimasukkan dalam alat Micro plasma, menjadi kering. Selanjutnya campuran A
Larutan standar (blanko) menggunakan dan campuran B dicampur dan diayak
HCl 50 mL dan aquadest 150 mL. kembali menggunakan ayakan mesh 8.
Uji toksisitas serbuk sari buah
4. Evaluasi Granul Efervesen Sari Buah
dilakukan dengan metode BSLT untuk
Sirsak
menentukan LC50 (konsentrasi serbuk sari
Evaluasi granul efervesen meliputi
buah yang dapat mematikan ≥ 50 % jumlah
uji: aliran granul, sudut istirahat, kelarutan,
larva udang yang diuji). Uji tersebut
hedonik dan stabilitas. Uji aliran granul
dilakukan di Laboratorium Pusat Studi
dilakukan dengan mencatat waktu saat 20 g
Biofarmaka.
granul dilewatkan ke dalam Flowmeter
sampai masa granul melewati corong.
Pengukuran dilakukan 3 kali, dan
Formulasi dan uji stabilitas granul efervesen Sari buah Sirsak …….………….. (Prasetyorini, dkk.)
35
Ekologia, Vol. 15 No.2 , Oktober 2015: 33-40
36
Ekologia, Vol. 15 No.2 , Oktober 2015: 33-40
sari buah 1261,5 g (rendemen 12,6 %). dapat menghambat pembentukan asam
Kadar abu serbuk sari buah adalah 1,91 % urat.
dan kadar air 3,58 % (<5% memenuhi Penetapan kadar vitamin C
persyaratan MMI). dilakukan terhadap sari buah, serbuk sari
buah dan granul efervesen. Kadar vitamin
2. Uji FitokimiaKualitatif C pada sari buah 87,2 mg/100 g bahan,
Hasil uji fitokimia serbuk sari buah serbuk sari buah 82,1 mg/100 g bahan, dan
disajikan dalam Tabel 2. granul efervesen 58,8 mg/100 g bahan.
Reduksi kadar vitamin C sari buah dalam
Tabel 2. Hasil uji fitokimia serbuk sari
pembuatan serbuk sari buah (5,8%)
buah sirsak
Golongan Data Pengamatan Hasil disebabkan oleh penambahan malto-
Senyawa analisis dekstrin 20 %, sedangkan reduksi kadar
Flavonoid Merah jingga + vitamin C dalam pembuatan granul (28 %)
Alkaloid Endapan merah + disebabkan penambahan bahan-bahan
Dragendroff dalam formula dan kemungkinan
Alkaloid Wagner Endapan coklat + kerusakan vitamin C dalam proses
Alkaloid Mayer Endapan putih + pembuatan granul juga menggunakan
Saponin Terbentuk emulsi +
pemanasan oven sehingga menyebabkan
Tanin Endapan putih +
kandungan vitamin C dalam granul
Polifenol Hitam kehijauan +
berkurang. Reduksi vitamin C dari sari
buah sampai menjadi granul adalah 33 %.
3. Hasil Uji Fitokimia Kuantitatif
Penetapan kadar polifenol 4. Uji Toksisitas
dilakukan menggunakan metode biru prusi, Uji toksisitas serbuk sari buah
senyawa biru prusi yang terbentuk dapat sirsak merupakan uji pendahuluan untuk
dideteksi menggunakan spektrofotometer mengamati aktivitas farmakologi senyawa
pada panjang gelombang 730 nm, panjang aktif yang terkandung didalamnya. Hasil
gelombang ini menghasilkan serapan uji BSLT menunjukkan bahwa semua
maksimum. Penentuan waktu inkubasi konsentrasi serbuk sari buah yang diuji
dilakukan untuk mengetahui waktu menunjukkan nilai nilai LC 50 108,9 ppm.
penyimpanan yang menghasilkan absorban Mortalitas yang terjadi pada hewan uji
dengan nilai yang stabil, berdasarkan disebabkan sifat toksik dari serbuk sari
penentuan waktu inkubasi, didapat waktu buah sirsak. Semakin kecil nilai LC50 akan
optimum ialah 21 menit. Waktu optimun semakin toksik, tingkat toksisitas suatu
yang didapat digunakan untuk pengujian bahan aktif yang telah dikategorikan
deret dan sampel. olehMeyer (1982), maka sari buah sirsak
Hasil penetapan kadar polifenol dikategorikan toksik dan berpotensi
menunjukkan kadar polifenol sari buah sebagai senyawa sitotoksin. Dilaporkan
2,68 mg SAG/100 g bahan, serbuk sari beberapa penelitian menunjukkan bahwa
buah 2,40 mg SAG/100 g bahan dan granul Arthemia salina memiliki korelasi positif
efervesen sari buah 2,30 mg SAG/100 g terhadap ekstrak yang bersifat bioaktif
bahan. Kadar sari buah paling tinggi karena (Meyer et al., 2003).
masih berupa sari buah murni yang belum
mengalami pemosesan pembuatan granul, 5. Formulasi Granul Efervesen
berbeda dengan sari buah kering dan granul Kendala yang dihadapi pada saat
efervesen sari buah yang telah mengalami pembuatan granul adalah sifat dari sari
proses pengolahan. Kandungan polifenol buah sirsak yang sangat higroskopis
yang tinggi sebagai antioksidan ini yang sehingga masa granul yang terbentuk
Formulasi dan uji stabilitas granul efervesen Sari buah Sirsak …….………….. (Prasetyorini, dkk.)
37
Ekologia, Vol. 15 No.2 , Oktober 2015: 33-40
sangat lengket, oleh karena itupembuatan konsentrasi natrium bikarbonat dan asam
granul dilakukan di dalam peti dengan sitrat yang digunakan maka CO2 yang
kondisi kering pada kelembaban 20-50 dihasilkan semakin banyak. Semakin
%.Ketiga formula granul yang telah dibuat banyak CO2 yang dihasilkan menunjukkan
memperlihatkan hasil yang secara umum buih yang dihasilkan semakin banyakpula.
baik, kadar air semua formula memenuhi Hasil pengukuran tinggi buih menunjukkan
syarat yaitu kuarang dari 5 %, yaitu 3,49 % formula 2 paling banyak menghasilkan
(formula 1), 3,6 % (formula 2) dan 3,85 % buih.
(formula 3).
38
Ekologia, Vol. 15 No.2 , Oktober 2015: 33-40
Formulasi dan uji stabilitas granul efervesen Sari buah Sirsak …….………….. (Prasetyorini, dkk.)
39
Ekologia, Vol. 15 No.2 , Oktober 2015: 33-40
Anshory, H., Syukri, Y., dan Malasari, Y., Meyer BN. NR Ferrigni, JE Putnam,
(2007). Formulasi TabletEfervesen jacobsen LB, Nicols DE & MC
Dari Ekstrak GinsengJawa (Tlinum Laughin JL. 1982. Brine shirmp: A
Convenent Gerieral Bioassay for
paniculatum) DenganVariasi Kadar
Active Plant Constituent. Planta
Pemanis Aspartam. Jurnal Ilmiah
Medica. Medicinal Plant Research,
Farmasi Vol 4 No.I.
Vol 45. Departemen of Chemistry
Bora PS, Holschuh HJ, dan Silva and Pharmacognosy, School of
Vasconcelos MA. 22004. Pharmacy and Pharmacal Science
Characterization of polyphenol and Cell Culture Laboratory,
oxidase of soursop (Annona Purdue Cancer Univercity, West
muricata L.) fruit and comparative Lafayett. Hal: 31-34.
study of its inhibition in enzyme
Pellssler Y., Marion, C., Lamaty,G. 1994.
extract and in pulp. Ciencia y
Volatile component of Annona
Technologia Alimentaria. 4 (4).
muricata L, J. EssentOil Res. 411-
267-273.
414
Cosmo, K., Mansour M., Victor A., 2007
Rajendra CE, Magadum DS, Nadaf MA,
Composition essential oil from
SV Yoshada, M Manjula. 2011.
Annona muricata L, Journal
Phytochemical screening of the
Essential oil Researc.
rhizome of Kaempferia galanga.
Dep.Kes.RI. 1995. Farmakope Indonesia. International Journal of
Edisi IV. Direktorat Jendral Pharmacognosy and Phytochemical
Pengawasan Obat dan Makanan. Research. 3(3): 61-63
Jakarta Soebagio, B., Rusdiana, T. dan Khairudin.
Feig DI., Duk-Hee Kang MD and Richard, 207. Pembuatan Gel dengan
J.J. 2008. Uric Acid and Aqupec HV-505 dari Ekstrak Umbi
Cardiovascular Risk, New England Bawang Merah (Alium cepa,
Journal Medicinal. 359, 1811-1821 L.)sebagai Antioksidan. Fakultas
Farmasi, Universitas Padjadjaran.
Hayden, M.R and Tyagi, S.C. 2004. Uric Bandung.
acid: A new look at an old risk Taylor L., 2002. Herbal Secrets of the Rain
marker for cardiovascular disease, Forest, 2ned, Sage Press. Inc.
metabolic syndrome, and type 2
diabetes mellitus ; the urate redox Thomas.1992. Tanaman obat tradisional,
shuttle, Nutrition & Metabolism, 1 Edisi 2. Yogyakarta: Kanisius.
: 10. Trupti P. Sawantand Dayanand P. Gogle.
Mardiana, L., 2012. Ramuan dan Khasiat 2014. A Brief review on recent
Sirsak. Bogor: Penebar Swadaya. advances in clinica lresearc of
(Annona muricata Lin,).
Mohrle, R.,1989, Efervesen Tablet, in International Journal of Universal
Lieberman. H., Lachman, L., Pharmacy and Bio Sciences3
andSchwart, J. B., Pharmaceutical (3):May-June 2014, page 268-304
Dosage forms: Tablet Volume I,
SecondEdition, Revised and Waring, SW., and Esmail Shahana. 2005.
Expanded, 282-294, 305, Marcel How should serum uric acid
Dekker Inc. ,United States of concentration be interpreted in
America. patiend with hypertension, Current
Hypertension Reviews,I, 89-95.
Formulasi dan uji stabilitas granul efervesen Sari buah Sirsak …….………….. (Prasetyorini, dkk.)
40
Ekologia, Vol. 15 No.2 , Oktober 2015: 33-40
Formulasi dan uji stabilitas granul efervesen Sari buah Sirsak …….………….. (Prasetyorini, dkk.)