Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA KEGIATAN TERAPI BERMAIN

BENTENGAN PADA ANAK AUTIS


DI SLB PROF. DR. SRI SOEDEWI MASJCHUNSOFWAN,SH

A. Latar Belakang

Autisme adalah keadaan yang di sebabkan oleh kelainan dalam

perkembangan tak yang di tandai oleh dengan kelainan dalam interaksi

social komunikasi dan prilaku yang sangat kaku dan pengulangan

prilaku .semua gejala tersebut telah dapat di identifikasi sebelum usia 3

tahun. Autism melibatkan berbagai bagian otak dan bagaimana keadaan

terjadi sampai saat ini .Belum ada yang dapat menjelaskannya .

(Desiningrum ,2016)

Autisme dapat di bagi kedalam dua jenis, yaitu autism spectrum

disolder (ASD) dan aspergersyndrom. Kedua jenis autism ini mengalami

keterlambatan dalam kognitif dan bahasa ,Pdd – Nos apabila criteria dari

kedua jenis autime yang terdahulu tidak cocok dengan karakteristik yang

di alami anak . Dalam kasus yang khusus autism timbul bersamaan dengan

faktor-faktor penyebab kesulitan dalam kelahiran (Jamaris 2014 )

Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan

interaksi sosial siswa dengan kegiatan yang sederhana yang memberikan

rasa senang sehingga tidak menimbulkan kejenuhan, contohnya adalah

bermain. Bermain menyajikan kegiatan yang berkaitan dengan jenis

permainan yang akan dilakukan (Delphie, 2009). Pada umumnya jenis

permainan dibagi menjadi dua, yaitu permainan modern dan tradisional.

Menurut Tedi 2016 permainan tradisional adalah salah satu bentuk

permainan anak, yang beredar secara lisan di anggota kolektif tertentu,


berbentuk tradisional dan diwariskan secara turun temurun serta

mempunyai banyak variasi dan juga melibatkan banyak pemain

didalamnya dengan begitu dapat mengkondisikan anak agar dapat

menjalin relasi, bekerja sama, melatih kematangan sosial dengan teman

sebaya dan meletakkan pondasi untuk melatih peran dengan orang yang

lebih dewasa dan masyarakat secara umum. Terdapat banyak jenis

permainan tradisional, salah satunya yaitu permainan bentengan.

Permainan bentengan adalah permainan yang bertempat pada

sebidang tanah dan dibentuk garis petak – petak yang terdiri dari dua regu

yakni regu pemain dan penjaga dimana regu pemain berusaha melewati

garis petak hingga belakang arena dan regu penjaga berusaha

mencegahnya, dan jika salah satu anggota regu pemain tersentuh regu

penjaga maka harus bergantian sebagai pemain dan penjaga.

Menurut penelitian Fifi Khoirul Fitriyah, dkk yang berjudul


“Pengaruh permainan tradisional gobak sodor dalam bimbingan
kelompok” didapat kan hasil yang menujukkan adanya peningkatan
kemampuan interaksi sosial anak setelah penerapan permainan gobak
sodor dalam bimbingan kelompok.

Berdasarkan latar belakang diatas maka kelompok Praktik Profesi

Keperawatan Anak II sepakat akan mengadakan kegiatan terapi bermain

terapeutik petani dan pencuri pada anak yang berkebutuhan khusus di SLB

Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan,SH.


B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan kegiatan terapi terapi bermain “Bentengan” pada

anak berkebutuhan khusus di SLB Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun

Sofwan,SH diharapkan meningkatkan kemampuan berkerjasama,

aktivitas dan kemampuan sosial.

2. Tujuan Khusus

a. Anak dapat bersosialisasi dan berkomunikasi dengan baik

b. Meningkatkan latihan kosentrasi

c. Melanjutkan perkembangan keterampilan motorik

d. Meningkatkan kekompakan

C. Pelaksanaan Kegiatan

1. Topik Kegiatan

Terapi bermain terapeutik “Bentengan” pada anak berkebutuhan

khusus

2. Sasaran

Sasaran dalam pelaksanaan terapi bermain terapeutik “Bentengan ”

adalah 10 orang Autisme di SLB Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun

Sofwan,SH

3. Target

10 orang anak Autisme di SLB Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun

Sofwan,SH

4. Metoda

a. Bermain bersama
b. Mendengarkan tanggapan anak/Tanya jawab

5. Media dan alat

a. Selotip

b. Lapangan

6. Waktu dan tempat

a. Hari / tanggal : Rabu, 5 Februari 2020

b. Waktu pelaksanaan : 30 Menit

c. Jam :08.30 WIB

d. Kegiatan :Terapi bermain “Betengan”

e. Tempat : SLB Prof. Dr. Sri Soedewi

Masjchun Sofwan,SH

7. Pengorganisasian

Setting tempat :


Keterangan :

☻: pembimbing
: tim pemain
: tim penjaga
8. KegiatanKBT

Media
N Kegiatan
Acara Waktu Kegiatan Peserta
o Penyuluhan
&Alat
1. Pembuka 5 menit Moderator
an a. Mengucap salam a. Menjawab
salam
b. Memperkenalka
n diri b. Memperhatikan
c. Menjelaskan
tujuan dan c. Mendengarkan
peraturan
kegiatan
d. menjelaskan
media yang akan d. Mendengarkan
dijadikan media denganseksama
permainan
e. Kontrak
kegiatan e. Menyepakati

2. Pelaksana 20 a. Mengumpulkan a. Mengikuti


an menit klien yang telah
diseleksi
b. Meminta kepada b. Anak
setiap anak melakukanya
untuk
menyebutkan
namanya masing
masing dan
bersalaman
dengan semua
peserta yang lain c. Menyimak
c. Berikan
reinforment (+) d. Anak-anak
d. Menjelaskan mulai bermain
kembali tenatng
permainan
beserta alat-alat
e. Meminta anak-
anak untuk
bersiap-siap
memulai
permainan
3. Penutup 5 menit a. Memberikan a. Anak – anak
a. Kesim kesimpulan memperhatikan
puln permainan
b. Penutu b. Mengucapkan b.Menjawab salam
p salam penutup

D. Uraian Tugas Terapis

1. Leader : ErlyNamora, S.Kep

Tugas :

a. Memimpin jalannya acara bermain

b. Membuka perkenalan

c. Membuat dan mengatur setting tempat dan waktu

d. Menutup kegiatan bermain

2. Fasilitator : Sri IntenAndriani,S.Kep

Tri Astuti, S.Kep

Satria Akbar Wibowo, S.Kep

Lusia Lovelinda, S.Kep

Masroni, S.kep

NyimasTiniMustika Sari, S.kep

Tugas:

a. mendampingi dan membantu peserta dalam bermain

3. Observer : Rico Ardiansyah, S.Kep

Tugas:

a. Mengobservasi jalanya acara permainan


b. Memberikan sekilas penilaian

c. Memberikan kritik dan saran setelah acara

selesai

d. Mengevaluasi dan memberikan feedback

pada leader

e. Membuat laporan hasil kegiatan penyuluhan

yang telah dilaksanakan

E. KriteriEvaluasi

1. Evaluasi Struktur

a. Persiapan untuk acara atau kegiatan yang akan dilaksanakan

b. Semua anggota mengetahui Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

c. Panitia terbentuk dan masing-masing seksi menjalankan tugas minimal

80 % sesuai dengan tanggung jawab dan perannya.

2. Evaluasi Proses

a. Pelaksanaan acara sesuai dengan alokasi waktu

b. Minimal 75 % peserta hadir dalam kegiatan

c. Respon anak selama bermain ( kontak mata, kehadiran penuh,

antusiasme anak selama bermain)

3. EvaluasiHasil

a. 75% peserta mengikuti KBT sampai selesai

b. 75 % anak dapat bersosialisasi dan berkomunikasi dengan baik

c. 75% anak dapat meningkatkan latihan kosentrasi

d. 75% Melanjutkan perkembangan keterampilan motorik halus

e. 75% kekompakan anak meningkat


f. Kesan – kesan anak setelah melakukan terapi bermain

Anda mungkin juga menyukai