Makalah Hukum Internasional
Makalah Hukum Internasional
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu:
Untuk mengetahui perkembangan hukum perjanjian internasional secara
umum dalam hukum internasional
Untuk mengetahui pengesahan hukum perjanjian internasional?
BAB II
KAJIAN TEORI
1
Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes, Pengantar Hukum Internasional, Op.Cit., hlm.117.
Pasal tersebut bermakna bahwa perjanjian yang dimaksud adalah suatu
persetujuan internasional yang diadakan antara negara-negara dalam bentuk yang
tertulis dan diatur oleh hukum internasional, baik yang berupa satu instrument
tunggal atau berupa dua atau lebih instrumen yang saling berkaitan tanpa
memandang apa pun juga namanya. Pengertian perjanjian internasional juga
tercantum dalam tatanan hukum nasional Indonesia, yakni dalam Undang-undang
Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional Pasal 1 butir a yang
menyebutkan bahwa perjanjian internasional adalah perjanjian, dalam bentuk dan
nama tertentu, yang diatur dalam hukum internasional yang dibuat secara tertulis
serta menimbulkan hak dan kewajiban di bidang hukum publik.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat dijabarkan beberapa unsur
atau kualifikasi yang harus terpenuhi dalam suatu perjanjian, untuk dapat disebut
sebagai perjanjian internasional, yaitu: kata sepakat, subyek-subyek hokum
internasional, berbentuk tertulis, obyek tertentu, dan tunduk pada atau diatur oleh
hukum internasional. Unsur yang paling utama, yaitu persetujuan para pihak yang
diberikan secara sukarela, sebagaimana yang terjadi dalam hukum perdata, atau
asas konsensualisme yang dikenal di sistem perdata barat. Namun, perlu diingat
bahwa perjanjian internasional harus diadakan oleh subjek hukum internasional
yang menjadi anggota masyarakat hukum internasional. Jadi, termasuk dalam
perjanjian internasional adalah perjanjian antara negara-negara, perjanjian antara
negara dengan organisasi internasional, perjanjian antara suatu organisasi
internasional dengan organisasi internasional lainnya.2
Di samping itu, Huala Adolf juga menyatakan bahwa kontrak
internasional tidak dapat dipersamakan dengan perjanjian internasional. Kata
"kontrak" terasosiasi dengan suatu hal yang bersifat privat (perdata) seperti
misalnya: KKS (Kontrak Kerja Sama) antara Pemerintah c.q. Badan Pengelola
Minyak dan Gas (BP Migas) dengan perusahaan asing, adalah kontrak komersial
yang tidak tunduk pada hukum publik. Standar untuk menentukan apakah
perjanjian masuk kategori perjanjian dalam arti publik atau privat dapat dilihat
dari hubungan hukum yang mengaturnya, yaitu hukum privat atau hukum publik,
bukan kepada status para pihaknya. Sebuah perjanjian internasional yang bersifat
2
I Wayan Parthiana, Hukum Perjanjian Internasional – Bagian 1, Op.Cit., hlm. 14.
publik harus ada penundukan kepada hukum internasional (publik). Secara teori,
ketika prosedur investasi harus melibatkan proses politik, prinsip kebebasan
berdagang atau kebebasan berkontrak para pihak (termasuk Pemerintah) akan
terganggu. Prinsip kebebasan berdagang pada prinsipnya, tidak boleh diintervensi
oleh kepentingan politik atau proses politik.
4.1 Simpulan
Era Globalisasi yang ditandai dengan terjadinya perkembangan di bidang
ilmu pengetahuan, teknologi, komunikasi, dan transportasi serta meningkatnya
kebutuhan masyarakat internasional dalam berbagai segi kehidupan menjadi
faktor pendorong suatu negara untuk melakukan kerjasama internasional dengan
negara lain ataupun subyek hukum internasional lain. Dalam hal ini hukum
perjanjian internasional memiliki peran yang sangat penting sebagai instrumen
utama pelaksanaan hubungan internasional antar negara.
Kerjasama internasional secara hukum diwujudkan dalam bentuk
perjanjian internasional, yaitu negara-negara dalam melaksanakan hubungan atau
kerjasamanya membuat perjanjian internasional. Berdasarkan beberapa pengertian
tersebut, disimpulkan bahwa perjanjian internasional adalah perjanjian yang
dilakukan oleh subjek-subjek hukum internasional dan mempunyai tujuan untuk
melahirkan akibat-akibat hukum tertentu. Perjanjian antarbangsa atau yang sering
disebut sebagai perjanjian internasional merupakan persetujuan internasional yang
diatur oleh hubungan internasional serta ditandatangani dalam bentuk tertulis.
Contoh perjanjian internasional diantaranya adalah antarnegara atau lebih,
antarorganisasi internasional atau lebih, dan antarorganisasi internasional.
Perjanjian internasional pada hakekatnya merupakan suatu tujuan atau
agreement. Bentuk perjanjian internasional yang dilakuka antarbangsa maupun
antarorganisasi internasional ini tidak harus berbentuk tertulis. Dalam perjanjian
internasional ini ada hukum yang mengatur perjanjian tersebut. Dalam perjanjian
internasional terdapat istilah subjek dan obyek. Yang dimaksud subjek perjanjian
internasional adalah semua subjek hukum internasional, terutama negara dan
organisasi internasional. Sedangkan yang dimaksud dengan obyek hukum
internasional adalah semua kepentingan yang menyangkut kehidupan masyarakat
internasional, terutama kepentingan ekonomi, sosial, politik, dan budaya.
4.2 Saran
Dalam penerpan hukum perjanjian internasional yang merupakan
instrumen dari perjanjian internasional diharapkan negara-negara di dunia serta
subyek hukum internasional lain dapat saling memenuhi kebutuhannya dengan
tetap menjaga hubungan dengan baik dengan negara-negara lain seperti hubungan
internasional yang berbentuk perjanjian internasional ataupun kerjasama
kerjasama yang sifatnya saling menguntungkan.
DAFTAR PUSTAKA