KEPERAWATAN
Inisial/Tanda 3. 5. 7.
Tangan
1.
2. 4. 6. 8.
1.4.1 C= Communication
Ciri khas perawat profesional di masa depan dalam memberikan
pelayanan keperawatan adalah dapat berkomunikasi secara lengkap,
akurat, dan cepat. Artinya setiap melakukan komunikasi (lisan maupun
tulis) dengan rekan sejawat atau dengan profesi kesehatan lainnya,
perawat tersebut harus memenuhi ketiga unsur di atas dan harus
didukung dengan fakta yang memadai. Profil perawat masa depan yang
terpenting adalah mampu berbicara dan menulis bahasa asinbg, minimal
bahasa Inggris dalam penerapan proses keperawatan kepada klien. Hal
ini dimaksudkan untuk mengantisipasi terjadinya persaingan dalam
pasar bebas (Nursalam, 2008).
1.4.2 A= Activity
Prinsip melakukan aktivitas atau pemberian asuhan keperawatan harus
dapat bekerja sama dengan rekan sejawat serta dengan profesi
kesehatan lainnya, khususnya tim medis sebagai mitra kerja dalam
memberikan asuhan kepada klien. Aktivitas tersebut harus ditunjang
dengan menunjukkan suatu kesungguhan dan sikap empati serta
bertanggung jawab terhadap setiap tugas yang diemban. Hal ini
diperlukan pada saat ini maupun di masa yang akan datang dalam upaya
mewujudkan jati diri perawat serta untuk menghilangkan masa lalu
tenaga keperawatan yang bekerja seperti robot dan berada pada posisi
yang lebih rendah (inferior) dari profesi kesehatan lainnya (Nursalam,
2008).
Hal terpenting bagi seorang perawat di masa depan adalah memberikan
asuhan keperawatan yang didasarkan pada ilmu yang telah dipelajari
dan ketepatan dalam menngaplikasikan ke pekerjaannya. Artinya, ilmu
keperawatan yang ada harus diidentifikasi sesuai dengan kondisi
budaya dan agama yang berbeda-beda agar dapat diterapkan di
Indonesia (Nursalam, 2008).
Untuk menghindari kesalahan dalam memberikan asuhan keperawatan
kepada klien, maka perlu dirapkan asuhan keperawatan dengan prinsip
CWIPAT (Nursalam, 2008).
C= Check the orders and equipment
W= Wash your hands
I= Identify the patient
P= Provide for safety and privacy
A= Assess the problem
T= Tell the person or teach the patient about what you are going to do.
(Nursalam, 2008)
1.4.3 R= Review
Prinsip utama dalam melaksanakan peran tersebut adalah pesan moral
dan kode etik keperawatan. Dalam setiap memberikan asuhan
keperawatan kepada klien, perawat harus selalu berpedoman pada nilai-
nilai kode etik dan standar keperawatan yang ada serta ilmu
keperawatan itu sendiri. Hal ini penting guna menghindari kesalahan-
kesalahan yang akan berakibat fatal terhadap klien an eksistensi profesi
keperawatan yang sedang mencari identitas diri (Nursalam, 2008).
Prinsip-prinsip yang menjadi pertimbangan dalam implementasi asuhan
keperawatan akan dijelaskan berikut ini.
a. Justice (asas keadilan)
“... equals should be treated equally and unequalls should be treated differently”
− Setiap prioritas intervensi yang diberikan harus berdasarkan kondisi klien.
− Tidak ada diskriminasi (pada klien dan alat-alat).
b. Autonomy (asas menghormati otonomi)
“... individual has the right to determine their own actions”
− Setiap manusia mempunyai hak untuk menentukan intervensi terhadap dirinya
sendiri.
c. Benerfience (asas manfaat)
“... doing or promoting good“
− Setiap intervensi yang diberikan kepada klien harus bermanfaat bagi klien dan
menghindarkan ia dari kecacatan.
d. Veracity (asas kejujuran)
“... telling the truth”
‒ Perawat dalam berkomunikasi harus mengatakan dengan benar dan jujur kepada
klien.
e. Fidelity (asas komitmen)
“... one has moral duty to be faithful to the commitments that one makes to others“
‒ Apa yang dilaksanakan oleh perawat harus didasarkan pada tanggung jawab
moral dan profesi.
(Nursalam, 2008)
Indikator Malpraktik-Kelalaian
Perawat profesional di masa mendatang diharapkan pada suatu tuntutan
tanggung jawab dan tanggung gugat yang lebih tinggi pada setiap
intervensi yang dilaksanakan. Artinya setiap asuhan keperawatan yang
diberikan kepada klien harus menghindari kesalahana karena kelalaian
(negligence) dengan melakukan pendekatan proses keperawatan dan
pendokumentasian akurat dan benar. Kesalahan sekecil apa pun yang
dilakukan oleh seorang perawat profesional akan berdampak pada citra
keperawatan secara keseluruhan dan akan dimintai pertanggungjawaban
dan pertanggunggugatan oleh klien. Indikator malprakti-kelalaian
dalam praktik keperawatan profesional meliputi:
a. Klien tidak menjadi tanggung jawab perawat yang bersangkutan;
b. Perawat tidak melaksanakan tugas yang diemban;
c. Perawat menyebabkan klien terluka atau cacat;
d. Luka atau cacat yang disebabkan kelalaian perawat bisa karena
kesalahan dalam melakukan intervensi (negligence) maupun karena
lupa (omission) (Nursalam, 2008).
1.4.4 E= Education
Dalam upaya meningkatkan kualitas asuhan keperawatan di masa
depan, perawat harus mempunyai komitmen yang tinggi terhadap
profesi dengan terus-menerus menambah ilmu melalui pendidikan
formal atau informal sampai pada suatu keahlian tertentu (Nursalam,
2008).
Pengembangan pelayanan keperawatan yang paling efektif harus
didasarkan pada hasil temuan-temuan ilmiah yang dapat diuji
kebenarannya. Keadaan tersebut menuntut perawat untuk dapat
melakukan penelitian-penelitian keperawatan. Oleh karena itu, bekal
yang paling utama dalam mempersiapkan keperawatan di masa
mendatang adalah penguasaan terhadap metodologi penelitian
keperawatan. Implikasinya adalah para lulusan keperawatan setiap
jenjang pendidikan tinggi keperawatan (D3/S1) harus melakukan riset
keperawatan. Hal ini menuntut semua pihak khususnya pengelola
pendidikan keperawatan, agar membekali para mahasiswanya dengan
riset keperawatan sebagai tanggung jawab moral dan profesional
(Nursalam, 2008).
Sedangkan karakter “Nurse Millenium” yang diharapkan adalah:
C=Career Specialist-Education-Management
A= Activity Understanding-Value--Integration
R= Role Recognition-Respect-Partnership
E= Enhancement Extension-Independence-Reward
(Nursalam, 2008)
Keterangan:
1.4.4.1 C= Career
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien
di masa mendatang nanti harus mempunyai dassr pendidikan
dan keahlian yang memadai. Keahlian dan dasar pendidikan
berperan sebagai indikator jaminan kualitas layanan kepada
klien dan menghindarkan dari kesalahan-kesalahan yang fatal
(Nursalam, 2008).
Perawat juga dituntut untuk menguasai konsep manajemen
secara keseluruhan, khususnya manajemen keperawatan. Di
masa depan, bukanlah sesuatu yang aneh apabila seseorang
perawat menduduki jabatab top manager di sistem pelayanan
kesehatan di Indonesia, misalnya sebagai direktur rumah sakit,
kepala dinas kesehatan, dan bahkan sebagai menteri kesehatan.
Untuk mecapai karir tersebut, maka perawat harus terus
bekerja keras seperti pepatah yang mengatakan “Journey of
thousand miles, can be begun with a single step” dan “ Mimpi
akan menjadi indah kalau kita mengejarnya, tetapi sia-sia kalau
kita hanya menghrapkannya” (Nursalam, 2008).
1.4.4.2 A= Activity
Perawat harus memahami semua intervensi yang
dilakukannya, baik dari segi keilmuan maupun kode etik dan
moral keperawatan. Hal ini sesuai dengan tuntutan masa depan
terhadap pelaksanaan pelayanan keperawatan yang profesional
(Nursalam, 2008).
1.4.4.3 R= Role
Dalam melaksanakan perannya di masa depan, perawat
dituntut untuk mampu bekerja sama dengan profesi kesehatan
yang lain. Oleh karena itu, perawat harus dapat membedakan
peran yang dimaksudkan (Nursalam, 2008).
1.4.4.4 E= Enhancement
Prinsip utama asuhan keperawatan adalah pengembangan diri
secara terus-menerus seiring dengan perkembangan zaman
yang dinamis dan berubah setiap saat. Perawat dituntut mampu
menunjukkan independensi dalam memberikan asuhan
keperawatan dan mampu rasa percaya diri yan tinggi. Hal ini
dapat ditempuh dengan mempersiapkan dan membekali diri
dengan baik terutama yang berhubungan dengan penghargaan.
Saat ini standar pemberian gaji bagi perawat yang bekerja di
pelayanan masih dirasa kurang layak, khususnya berhubungan
dengan insentif, terutama bagi perawat yang bekerja di instansi
pemerintah. Oleh karena itu, di masa depan sistem pemberian
penghargaan bagi perawat , khususnya berupa pelayanan, perlu
diperjuangkan dan ditata dengan baik (Nursalam, 2008).
1.5 KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA