NIM : 13462.18.008
Bagi siapa rekam medis itu dirahasiakan, dan dalam keadaan bagaimana rekam
medis dirahasiakan Informasi di dalam rekam medis bersifat rahasia karena hal ini
menjelaskan hubungan yang khusus antara pasien dan dokter yang wajib dilindungi dari
pembocoran sesuai dengan kode etik kedokteran dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Kerahasiaan Rekam Medis Pada dasarnya informasi yang bersumber dari
rekam medis ada dua kategori:
1) Memastikan secara pasti informasi apa yang kiranya dapat memenuhi kebutuhan ,
serta hanya informasi itu yang hanya dikirmkan
2) Bila ada pertanyaan tentang kebenaran atau syah tidaknya tanda tangan surat kuasa
pasien di surat izin, lakukan pengecekan dengan tanda tangan pada saat pasien
dirawat dan surat izin lainnya yang ada dalam RM
3) Bila tidak ada tanda tangan sebagai pembanding dan ada keraguan tntang syah
tidaknya tanda tangan itu, maka orang itu harus mengsyahkan tanda tangannya di
notaris terlebih dahulu Demikian pula bila terjadi perubahan tanda tangan dari masa
gadis kemasa nikah (nona menjadi nyonya)
4) Resume pasien cukup digunakan sebagai penjelas informasi yang diinginkan, kecuali
bila ditentukan lebih dari pada itu (misal seluruh berkas)
Berdasarkan hukum sudah dijelaskan bahwa berkas rekam medis merupakan milik
rumah sakit dan isi rekam medis merupakan milik pasien, Jadi sudah sewajarnya pihak
rumah sakit benar-benar menjaga kerahasiaan dari berkas rekam medis itu sendiri.
Dengan kaitannya kepemilikan isi berkas rekam medis, pasien hanya berhak
mendapatkan penjelasan dari dokter yang merawat/menanganinya. Dokter atau pihak lain
tidak berhak memberikan penjelasan kepada pasien, kecuali dokter yang merawat
tersebut telah memberi wewenang kepada dokter lain untuk memberikan penjelasan
kepada pasien.
Analisis dari pendokumentasian rekam medis yang telah digunakan (setelah pasien
pulang) baik untuk rawat jalan /UGD maupun rawat inap terdapat 2 jenis analisis, yaitu :
1) Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif adalah telah/review bagian tertentu dari isi rekam medis dengan
maksud menemukan kekurangan khusus yang berkaitan dengan pencatatan rekam
medis. Tujuannya:
a) Menentukan sekiranya ada kekurangan agar dapat dikoreksi dengan segera pada
saat pasien masih dirawat, dan item kekurangan belum terlupakan, untuk
menjamin efektifitas kegunaan isi rekam medis di kemudian hari. Yang dimaksud
dengan koreksi ialah perbaikan sesuai keadaan yang sebenarnya terjadi
b) Untuk mengidentifikasi bagian yang tidak lengkap yang dengan mudah dapat
dikoreksi dengan adanya suatu prosedur sehingga rekam medis menjadi lebih
lengkap dan dapat dipakai untuk pelayanan pada pasien, melindungi dan kasus
hukum, memenuhi peraturan dan untuk analisa statistik yang akurat.
c) Kelengkapan Rekam medis sesuai dengan peraturan yang ditetapkan jangka
waktunya, perizinan, akreditasi, keperluan sertifikat lainnya
2) Analisis Kualitatif
Adalah suatu review pengisian rekam medis yang berkaitan tentang kekonsistenan
dan isinya merupakan bukti rekam medis tersebut akurat dan lengkap. Tujuannya;
a) Mendukung kualitas Informasi
b) Membantu dalam memberikan kode penyakit dan tindakan yang lebih spesifik
yang sangat penting untuk penelitian medis, studi administrasi dan untuk
penagihan
c) Meningkatkan kualitas pencatatan, khusunya yang dapat mengakibatkan ganti
rugi pada masa yang akan dating
d) Kelengkapan Informed consent sesuai dengan peraturan
e) Mengingatkan kembali tentang pencattan yang baik dan memperlihatkan
pencatatan yang kurang.
1) Membuat catatan kecil dan diletakan langsung dalam rekam medis atau Memberi
tanda dengan selotip/stempel di map rekam medis
2) Rekam Medis yang tidak lengkap dikirim ke tempat yang telah ditetapkan atau
diletakan di ruang perawat atau dikirim ke ruangan masing-masing petugas yang
akan mengisi ketidaklengkapan.
Karjono (2011) rekam medis yang baik merupakan arsip yang memiliki nilai
informasi kesehatan dan nilai hukum sebagai medikal lekal yang dapat digunakan sebagai
barang bukti di pengadilan.
Rekam medis merupakan berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan serta tindakan dan pelayanan lain kepada
pasien selama mendapatkan perawatan di suatu organisasi penyedia layanan kesehatan
baik rawat inap maupun rawat jalan (Brontowasisto, 2012)