Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PEMISAHAN CAMPURAN DENGAN CARA

KRISTALISASI DAN KROMATOGRAFI

Dosen Pengampu: Dr. Kartimi, M.Pd

Oleh:

Nama : Ahmadun

NIM : 1413163049

Kelas : Biologi C

Kelompok : V (Lima)

Asprak : Diana Yulianti

Rina Rahmawati

PUSAT LABORATORIUM BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN TADRIS IPA BIOLOGI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SYEKH NURJATI CIREBON

2013
PEMISAHAN CAMPURAN DENGAN CARA

KRISTALISASI DAN KROMATOGRAFI

A. Tujuan
1. Untuk mempelajari pemurnian suatu zat secara kristalisasi melalui penguapan dan
pengendapan.
2. Untuk mengetahui cara pemisahan dan mengidentifikasi campuran.

B. Dasar Teori
A. Kristalisasi
Kristalisasi merupakan salah satu cara pemurnian zat padat yang jamak
digunakan, dimana zat tersebut atau zat pada tersebut dilarutkan dalam suatu
pelarut. Cara ini bergantung pada kelarutan pada kelarutan  zat dalam pelarut
tertentu dikala suhu diperbesar. Karena konsentrasi total impuriti biasanya lebih
kecil dari konsentrasi zat yang dimurnikan, bila dingin, maka konsentrasi impuriti
yang rendah tetapi dalam larutan sementara produk yang berkonsentrasi tinggi
akan mengendap (Arsyad, 2001).
Garam Dapur ( NaCl)
Natrium Klorida atau garam dapur sudah menjadi bagian penting didalam
makanan manusia. Garam merupakan bahan baku dasar untuk berbagai macam
ragam bahan kimia seperti Natrium Posfat, Natrium Sulfat, dan juga merupakan
bahan lain adalah turunan.  Garam dapur mengandung komponen utama natrium
klorida dengan berbagai pengotor yang umum yaitu ion – ion, Ca2+, Mg2+, Al3+,
Fe3+, SO42--, I--, dan Br--, yang kesemuanya mudah larut dalam air. Untuk
memperoleh NaCl dengan kemurnian tinggi dari garam dapur maka dapat
ditempuh metode rekristalisasi dengan pelarut air. Namun, untuk
melenyapkan/mengurangi kehadiran ion – ion pengotor perlu ditambahkan ion –
ion tertentu yang mampu mengikat ion – ion pengotor menjadi senyawa –
senyawa yang kelarutannya dalam air menjadi sangat rendah, sehingga dapat
dipisahkan melalui penyaringan sebelumnya.
Garam adalah suatu senyawa kimia sederhana yang terdiri dari atom-atom
yang membawa ion positif maupun ion negatif . Misalnya garam meja (natrium
klorida) terdiri dari ion positif natrium dan ino negatif dari klorida. Natrium
klorida membentuk kristal pada keadaan kering, tetapi seperti garam lainnya
dalam tubuh, mudah dilarutkan dalam air. Jika garam larut dalam air,
komponennya terpisah sebagai partikel yang disebut ion. 
Partikel ion terlarut ini dikenal sebagai larutan elektrolit. Kadar (konsentrasi)
setiap elektrolit dalam larutan dari garam terlarut dapat diukur dan biasanya
dihitung dalam satuan miliekuivalen dalam setiap volume larutan (meq/l).
( www.medicastore.com ).
Struktur kristal natrium klorida. Setiap atom mempunyai enam jiran terdekat,
dengan geometri oktahedron. Natrium klorid membentuk kristal dengan kiub
simetri. Di dalamnya, ion klorin, ditunjukkan di sebelah kiri sebagai sfera hijau,
disusun dalam bentuk padatan rapat kuib, sementara ion-ion yang lebih kecil
adalah natrium, ditunjukkan di sebelah kiri sebagai (sfera biru, memenuhi jurang
oktahedron di antara mereka). Setiap ion dikelilingi oleh enam ion yang berlainan
jenis. Struktur asas ini boleh dijumpai dalam banyak mineral lain, ianya dikenali
sebagai struktur halit. Susunan ini dikenali sebagai padatan rapat kuib (ccp). Ianya
dipegang bersama oleh satu ikatan ion dan daya elektrostatik.
(http://ms.wikipedia.org/wiki/Nat/ Klorida ).
Dalam ilmu kimia, garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif
(kation) dan ion negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral (tanpa
bermuatan). Garam terbentuk dari hasil reaksi asam basa. Natrium klorida , bahan
utama garam dapur adalah suatu garam. Larutan garam dalam air merupakan
larutan elektrolit, yaitu larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Cairan
dalam tubuh makhluk hidup mengandung larutan garam, misalnya sitoplasma
dalam darah.

B. Kromatografi
Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan
kecepatan perambatan komponen dalam medium tertentu. Pada kromatografi,
komponen-komponennya akan dipisahkan antara dua buah fase yaitu fase diam
dan fase gerak. Fase diam akan menahan komponen campuran sedangkan fase
gerak akan melarutkan zat komponen campuran. Komponen yang mudah tertahan
pada fase diam akan tertinggal. Sedangkan komponen yang mudah larut dalam
fase gerak akan bergerak lebih cepat. ( Imam Haqiqi, Sohibul,2008 )
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan cara pemisahan campuran
senyawa menjadi senyawa murninya dan mengetahui kuantitasnya yang
menggunakan. Kromatografi juga merupakan analisis cepat yang memerlukan
bahan sangat sedikit, baik penyerap maupun cuplikannya. KLT dapat digunakan
untuk memisahkan senyawa – senyawa yang sifatnya hidrofobik seperti lipida –
lipida dan hidrokarbon yang sukar dikerjakan dengan kromatografi kertas. KLT
juga dapat berguna untuk mencari eluen untuk kromatografi kolom, analisis fraksi
yang diperoleh dari kromatografi kolom, identifikasi senyawa secara kromatografi
dan isolasi senyawa murni skala kecil. ( Anggraeni, Megawati,2009 ).
Pemisahan senyawa biasanya menggunakan beberapa tekhnik kromatografi.
Pemilihan teknik kromatografi sebagian besar bergantung pada sifat kelarutan
senyawa yang akan dipisahkan. Semua kromatografi memiliki fase diam (dapat
berupa padatan, atau kombinasi cairan-padatan) dan fase gerak (berupa cairan atau
gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa komponen-komponen
yang terdapat dalam campuran. Komponen-komponen yang berbeda bergerak
pada laju yang berbeda. ( Anggraeni, Megawati,2009 )
Pelaksaanan kromatografi lapis tipis menggunakan sebuah lapis tipis silika
atau alumina yang seragam pada sebuah lempeng gelas atau logam atau plastik
yang keras. Jel silika (atau alumina) merupakan fase diam. Fase diam untuk
kromatografi lapis tipis seringkali juga mengandung substansi yang mana dapat
berpendarflour dalam sinar ultra violet. Fase gerak merupakan pelarut atau
campuran pelarut yang sesuai.Pelaksanaan ini biasanya dalam pemisahan warna
yang merupakan gabungan dari beberapa zat pewarna atau pemisahan dan isolasi
pigment tanaman yang berwarna hijau dan kuning.

a. Kromatogram
Pelaksanaan kromatografi biasanya digunakan dalam pemisahan warna yang
merupakan sebuah campuran dari beberapa zat pewarna.
Contoh pelaksanaan kromatografi lapis tipis :
Sebuah garis menggunakan pinsil digambar dekat bagian bawah lempengan
dan setetes pelarut dari campuran pewarna ditempatkan pada garis itu diberikan
penandaan pada garis di lempengan untuk menunjukkan posisi awal dari tetesan.
Jika ini dilakukan menggunakan tinta, pewarna dari tinta akan bergerak
selayaknya kromatogram dibentuk / tinta ikut naik ke atas. Ketika bercak dari
campuran itu mengering, lempengan ditempatkan pada sebuah gelas kimia
bertutup berisa pelarut dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Perlu
diperhatikan bahwa batas pelarut berada dibawah garis dimana posisi bercak
berada. Alasan untuk menutup gelas kimia adalah untuk meyakinkan bahwa
kondisi dalam gelas kimia terjenuhkan oleh uap dari pelarut.
Untuk mendapatkan kondisi ini, dalam gelas kimia biasanya ditempatkan
beberapa kertas saring yang terbasahi oleh pelarut.
Kondisi jenuh dalam gelas kimia dengan uap mencegah penguapan pelarut.
Karena pelarut bergerak lambat pada lempengan, komponen-komponen yang
berbeda dari campuran pewarna akan bergerak pada kecepatan yang berbeda dan
akan tampak dari perbedaan bercak warna.

b. Perhitungan nilai Rf
Jumlah perbedaan warna yang telah terbentuk dari campuran, pengukuran
diperoleh dari lempengan untuk memudahkan identifikasi senyawa-senyawa yang
muncul.
Pengukuran ini berdasarkan pada jarak yang ditempuh oleh pelarut dan jarak
yang tempuh oleh bercak warna masing-masing. Ketika pelarut mendekati bagian
atas lempengan, lempengan dipindahkan dari gelas kimia dan posisi pelarut
ditandai dengan sebuah garis, sebelum mengalami proses penguapan.
Pengukuran berlangsung sebagai berikut :
Nilai Rf untuk setiap warna yang telah terbentuk dari campuran, pengukuran
diperoleh dari lempengan untuk memudahkan identifikasi senyawa-senyawa yang
muncul. Pengukuran ini didasarkan pada jarak yang ditempuh oleh pelarut dan
jarak yang ditempuh oleh bercak warna masing-masing.
Ketika pelarut mendekati bagian atas lempengan, lempengan dipindahkan dari
gelas kimia dan posisi pelarut ditandai dengan sebuah garis, sebelum mengalami
proses penguapan.
Nilai Rf untuk setiap warna dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Rf = jarak yang ditempuh oleh komponen / jarak yang ditempuh oleh pelarut

c). Mengidentifikasi senyawa-senyawa


Dimisalkan campuran asam amino yang ingin diketahui senyawanya.
Caranya: Setetes campuran ditempatkan pada garis dasar lempengan lapis tipis
dan bercak-bercak kecil yang serupa dari asam amino yang telah diketahui juga
ditempatkan pada disamping tetesan yang akan diidentifikasi. Lempengan lalu
ditempatkan pada posisi berdiri dalam pelarut yang sesuai dan dibiarkan seperti
sebelumnya. Dalam gambar, campuran adalah M dan asam amino yang telah
diketahui ditandai 1-5.

C. Alat dan Bahan


 Kristalisasi
A. Alat
a. Gelas kimia e. Corong
b. Pemanas spiritus f. Kaki tiga
c. Kertas saring g. Spatula
d. Kawat kassa
B. Bahan
a. Garam b. Air mineral
 Kromatografi
A. Alat
a. Gelas kimia
b. Kertas saring
c. Spatula
B. Bahan
a. Minuman fanta grape
b. Air mineral

D. Prosedur Kerja
A. Kristalisasi
1. Disiapkan gels kimia berisi 50 ml air
2. Gelas kimia ditambahkan dengan 1 sendok makan garam dapur
3. Larutan dipanaskan hingga airnya habis
4. Dasar gelas kimia diamati
B. Kromatografi
1. Serbuk fanta grape dilarutkan hingga mengental
2. Disediakan kertas saring, kemudian diberi garis menggunakan pensil dari
ujung dalam ukuran 2 cm pada kertas saring
3. Fanta grape kental ditotolkan pada garis kertas saring
4. Kertas saring digantungkan pada gelas kimia yang bersi 30 ml air (garis
pensil jangan sampai terendam)

E. Hasil Pengamatan
A. Kristalisasi

Sebelum pembanasan Sesudah pemanasan


Warna bentuk Warna Bentuk
bening Cair (larutan) putih Serbuk

B. Kromatografi

Komponen warna ke Warna yang timbul

kuning Kuning
Putih

1. Kuning
= 1,3 = 0,65
2
2. Putih
= 1,7 = 0,85
2

Komponen warna ke Warna yang timbul


hijau Hijau
Biru
Kuning
1. Hijau
= 5,5 = 0,78
7
2. Biru
= 7 =1
7
3. Kuning
= 4,5 = 0,64
7

Komponen warna ke Warna yang timbul


Hitam Ungu
Merah muda
Orange
Coklat
Biru

1. Ungu
= 4 = 0,61
6,5
2. Merah Muda
= 5,3 = 0,81
6,5
3. Orange
= 5,9 = 0,90
6,5

4. Coklat
= 6,3 = 0,96
6,5

5. Biru
= 6,5 = 1
6,5
F. Pembahasan
1. Kristalisasi
Garam dapur atau natrium klorida atau NaCl adalah zat padat berwarna
putih yang dapat diperoleh dengan menguapkan dan memurnikan air laut.
pada proses kristalisasi pada garam Setelah satu sendok garam dapur
dilarutkan kedalam air 50 ml, diaduk dan dipanaskan, namun sebelum larutan
campuran antara garam dan air dipanaskan, yang terjadi pada garam larut
dalam air, dan warna air tersebut berubah menjadi bening. Dan setelah itu
larutan dipanaskan hingga terjadinya penguapan, pada saat proses pemanasan
larutan dibiarkan hingga air berkurang sampai habis. Setelah proses tersebut
pada dasar gelas kimia terdapat endapan putih membeku yang disebut kristal.
Adapun cara penghitungannya yaitu Rf = jarak ke titik awal ke titik
noda dibagi jarak ke titik awal ke titik akhir.
2. Kromatografi
Pada komponen warna warna kuning, maka yang ditimbulkan adalah
warna kuning dan putih, kuning menghasilkan nilai 0,65 dengan penghitungan
jarak ketitik awal ke titik noda adalah 1,3 dibagi jarak titik awal ke titik akhir
yaitu 2. Dan pada warna putih menghasilkan nilai 0,8 dengan penghitungan
1,7 : 2 = 0,8.
Komponen warna hijau yang ditimbulkan adalah warna hijau, biru dan
kuning yang masing-masing penghitungannya sama menggunakan RF = jarak
titik awal ke titik noda : jarak titik awal ke titik akhir, penghitungan pada
warna hijau menghasilkan nilai 0,78, warna biru 1 dan warna kuning 0,64.
Komponen warna hijau yang ditimbulkan adalah warna ungu, merah
muda, orange, coklat dan biru. Proses penghitungan untuk menghasilkan nilai
akhir masih dengan cara yang sama, yaitu titik awal ke titik noda : titik awal
ke titik akhir maka yang dihasilkan pada warna ungu = 0,61, warna merah
muda = 0,81, warna orange = 0,90, warna coklat = 0,96 dan warna biru = 1.

G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum kali ini adalah:
1. Pada proses kromatografi, komponen perambatan kecepatan terpisah menjadi
dua fase yaitu fase diam dan fase gerak.
2. Kristalisasi merupakan salah satu proses pemisahan campuran.
Daftar Pustaka

Anggraeni, Megawati. 2009. Kromatografi Lapis Tipis.


http://greenhati.blogspot.com/2009/01/kromatografi-lapis-tipis.html. diakses tanggal 03 juni
30 november 2013 pukul 14:59 wib

Hafni, Aswita. 2010. Kromatografi Kertas. http://mimin-mien.blogspot.com/2010


/03/kromatografi-kertas.html. diakses tanggal 30 november 2013 pukul 14:10 wib

Haqiqi, Sohibul Himam. 2008. Kromatografi Lapis Tipis. nadjeeb.files.wordpress .com


/2009/10/kromatografi.pdf

Anonim. 2011. Laporan praktikum. http://rumahpintarkimia.blogspot.com/2011/06/laporan-


praktikum.html. diakses tanggal 1 desember 2013 pukul 18:00 wib
Lampiran :

Garam pengkristalan Proses pemanasan

Proses kromatografi Proses kromatografi Noda pada kertas Noda pada kertas

pemanasan Corong kaca Pemanasan Air dan garam

Kertas diberi garis Pemanasan Kaki tiga Kawat kassa

Fanta grape Gelas kimia Pipet tetes Pengadukan fanta


grape

Anda mungkin juga menyukai