Anda di halaman 1dari 3

Arah Pembangunan Wilayah Pulau Kalimantan

Pulau Kalimantan dikenal sebagai lumbung energi nasional dan paru-paru dunia,
maka pembangunan wilayah Pulau Kalimantan dalam lima tahun mendatang
diarahkan untuk mempertahankan fungsi Kalimantan sebagai paru-paru dunia (Heart
of Borneo) dengan menjaga kawasan berfungsi pelestarian lingkungan dan ekologis;
meningkatkan konservasi dan rehabilitasi DAS, lahan kritis, hutan lindung, dan hutan
produksi; mengembangkan pencegahan bencana alam banjir dan kebakaran hutan;
mempertahankan peran sebagai lumbung energi nasional melalui pengembangan
hilirisasi komoditas batu bara, termasuk pengembangan energi baru terbarukan
berbasis biomassa dan air atau matahari atau sesuai dengan kondisi wilayah;
pengembangan industri berbasis komoditas kelapa sawit, karet, bauksit, bijihbesi, gas
alam cair, pasir zirkon dan pasir kuarsa.
Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari Pulau Jawa ke Pulau Kalimantan
diharapkan dapat membantu mendorong diversifikasi ekonomi dan peningkatan
output sektor ekonomi non tradisional seperti jasa, pemerintahan, transportasi,
perdagangan, pengolahan akan terpacu untuk menopang pertumbuhan ekonomi
Pulau Kalimantan. Selain itu juga diharapkan terjadi peningkatan perdagangan
antarwilayah, meningkatkan kesempatan kerja dan menurunkan ketimpangan
pendapatan, serta menciptakan peluang investasi baru dan peningkatan kontribusi
investasi Pulau Kalimantan terhadap nasional.
Strategi pembangunan Wilayah Kalimantan akan mengutamalan pemerataan,
pertumbuhan, pelaksanaan otonomi daerah, penguatan konektivitas, serta mitigasi
dan pengurangan risiko bencana sebagai berikut:*)
(1) Peningkatan pelayanan dasar antara lain: (a) peningkatkan kualitas SDM
khususnya peningkatan akses layanan pendidikan dan kesehatan, pendidikan
vokasional pertanian, perikanan dan pariwisata; dan revitalisasi Balai Latihan
Kerja; (b) pembinaan dan keberpihakan dari K/L serta pelaku pembangunan
lainnya terhadap daerah tertinggal yang telah terentaskan tahun 2019, selama
maksimal 3 tahun (2020-2022); (c) pemenuhan pelayanan dasar dan
peningkatan tata kelola di kecamatan perbatasan; (d) percepatan
pembangunan desa secara terpadu untuk mendorong transformasi sosial,
budaya dan ekonomi desa; dan (e) pelaksanaan pembangunan afirmatif.
(2) Penguatan pusat-pusat pertumbuhan wilayah dilakukan melalui antara lain:
(a) pengembangan komoditas unggulan Wilayah Kalimantan antara lain
karet, kelapa sawit, kelapa, lada, pala, cengkeh, kakao, bauksit, emas, minyak
bumi, gas bumi, batubara, perikanan budidaya dan perikanan tangkap; (b)
pengembangan sentra produksi perikanan di SKPT/WPP; (c) pengembangan
sentra produksi perkebunan yang tersebar di beberapa KPPN; (d) revitalisasi
kawasan transmigrasi; (e) pengembangan ekonomi kawasan perbatasan
berbasis komoditas unggulan; (f) pengembangan komoditas unggulan,
industri pengolahan (hilirisasi) sumber daya alam perkebunan dan hasil
tambang, serta kawasan pertambangan pada Kawasan Industri (KI) dan/atau
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK); (g) pengembangan destinasi pariwisata
alam, budaya dan sejarah pada Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP); (h)
pengembangan kawasan perkotaan termasuk WM sebagai pemacu
pertumbuhan ekonomi Pulau Kalimantan dan pembangunan kota baru serta
pengembangan kota lainnya; (i) pembangunan IKN di Kalimantan Timur; dan
(j) penguatan keterkaitan desa-kota yang mendukung pusat pertumbuhan
wilayah.
(3) Pelaksanaan otonomi daerah dilakukan melalui antara lain: (a) peningkatan
kapasitas pemerintahan daerah (kelembagaan, aparatur dan keuangan daerah);
(b) pengembangan dan penguatan peran kecamatan sebagai pusat data,
informasi dan pengetahuan, pusat pelayanan dasar, pusat pemberdayaan
masyarakat, pusat pengembangan inovasi dan kewirausahaan, pusat
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan, serta pusat pertumbuhan
ekonomi kabupaten; dan (c) percepatan penerapan SPM, peningkatan
pelayanan perizinan investasi, dan perluasan kerjasama antardaerah.
(4) Penguatan konektivitas, infrastruktur pelayanan dasar pada wilayah
metropolitan, kota, dan perkotaan dilakukan melalui antara lain: (a)
pengembangan dan penguatan konektivitas antarmoda laut, sungai, darat dan
udara yang terintegrasi; dan (b) pengembangan jaringan telekomunikasi dan
informasi;
(5) Pengarusutamaan penanggulangan bencana dan adaptasi perubahan iklim
dilakukan melalui antara lain: (a) peningkatan kapasitas masyarakat dan
aparat; (b) peningkatan ketahanan kawasan wilayah timur Pulau Kalimantan;
(c) adaptasi masyarakat terhadap perubahan iklim di daerah rawan bencana
berbasis kearifan lokal masyarakat; (d) peningkatan investasi mitigasi
perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana; dan (e) peningkatan
penanganan abrasi pantai di pesisir dan daerah kepulauan, serta konservasi
hutan.
Gambaran integrasi pembangunan Wilayah Kalimantan dapat dilihat pada peta
berikut.

Anda mungkin juga menyukai