Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pupuk kompos aerob merupakan pupuk yang berasal dari bahan sisa organik
yang berada di rumah yang diolah dengan cara meningkatkan keasaman dan
penambahan unsur karbon yang berasal dari arang sekam padi ke dalam bahan sisa
organik yang akan dijadikan pupuk. Bahan sisa organik yang ada di rumah hanya
akan tertumpuk di TPA dan tidak akan menjadi pupuk dengan sendirinya. Masyarakat
berpikir bahwa membuat kompos adalah hal yang sulit, namun kenyataannya
membuat pupuk kompos tak sesulit yang dibayangkan. Contohnya, pokja kompos
kader adiwiyata SMP Negeri 24 Surabaya yang membuat pupuk kompos di sekolah
untuk tanaman di lingkungan sekolah. Pokja kompos kader adiwiyata SMP Negeri 24
Surabaya membuat pupuk kompos dari bahan sisa makanan dan kotoran hewan.
1. Siapkan untuk bak pengomposan (lebar 1 m dan panjang 1,5 m). Lebih baik diberi
peneduh untuk menghindari hujan.
2. Siapkan bahan organik dan cacah hingga menjadi potongan-potongan kecil. •
Susun semua bahan di dalam bak secara berlapislapis.
3. Tiap lapisan disiram air hingga kelembaban 40%
4. Masukkan beberapa bambu yang sudah dilubangi kedalam bahan kompos dan
tutup dengan terpal/karung goni.
5. Balik bahan kompos setiap minggu hingga diperoleh kompos matang ( 8
minggu).
6. Setelah 8 minggu, tinggi tumpukan tinggal 1/3 dari tinggi semula.
7. Kompos sudah dapat dipanen (Kompos matang) jika tekstur remah (mudah
hancur), bau tidak menyengat seperti bau tanah, warna coklat kehitaman.
Pupuk Kompos anaerob
Pembuatan pupuk kompos anaerob dianggap lebih mudah dari pada pupuk
kompos aerob. Bahan pupuk kompos anaerob berasal dari daun hijau dan daun coklat
uang dipotong kecil-kecil. Bukan hanya dedaunan saja yang dapat dijadikan bahan,
tetapi bangkai hewan juga dapat dijadikan bahan untuk pupuk kompos. Hasil dari
pupuk kompos anaerob lebih halus dan berwarna coklat kehitaman. Semakin lama
pupuk anaerob dibiarkan atau tidak diambil, maka semakin bagus hasil yang akan
didapatkan. Pembuatan pupuk kompos anaerob sudah dilakukan oleh pokja kompos
kader adiwiyata SMPN 24 Surabaya dengan bantuan dekomposer untuk mengurai
bahan olahan.
1. Siapkan bahan kompos. Pilih bahan yang lunak terdiri dari limbah tanaman atau
hewan seperti hijauan tanaman, ampas tahu, limbah organik rumah tangga, kotoran
ayam, kotoran kambing, dll.
2. Contoh campuran (bahan harus kering): 1. Kotoran ternak 1 blek 2. Dedak halus 1
blek 3. Arang sekam 1 blek 4. Hijauan/serbuk gergaji/pakan ternak 1 blek 5.
Molases atau tetes tebu 5 sendok makan 6. EM4 5 sedok makan (1 sendok makan
15 ml) 7. Air 10 liter.
3. Rajang bahan kompos hingga halus, semakin halus semakin baik. • Siapkan terpal
plastik dan campurkan seluruh bahan kompos hingga merata di atas terpal tersebut.
4. Larutkan molases ke dalam air dan tambahkan EM4 dan aduk hingga merata.
5. Siramkan larutan molases dan EM4 tadi ke dalam campuran bahan hingga
diperoleh kadar air sekitar 40% (Cara: kepal campuran dan lepas, campuran masih
menggumpal, namun bila disentuh jari akan pecah
6. Ratakan campuran di atas terpal (atau lantai) dengan ketinggian 15 – 20 cm.
7. Tutup campuran dengan sisa terpal atau karung goni hingga rapat.
8. Setelah 4 – 5 hari kompos sudah jadi (matang) dengan ciri bau sedap seperti bau
tape dan warnanya keputihan (ada lapisan jamur)
Kompos konvensional
Cara membuat pupuk kandang dapat dilakukan dengan dua sistem, yaitu :
a. Sitem terbuka
1. Kotoran ternak disebar diatas permukaan tanah, dan dijemur selama 2-3 hari
2. Kemudian pindahkan kelokasi yang beratap, diamkan selama dua minggu, agar
kotoran ternak “matang”.
3. Pupuk kandang dapat langsung digunakan, atau dikemas dalam kantong plastik
dan simpan pada tempat tertutup yang kering dan tidak terlalu lembab
b. Sistem tertutup
1. Siapkan lubang yang ukurannya disesuaikan dengan jumlah kotoran ternak yang
akan di proses.
2. Masukan kotoran ternak tersebut kedalam lubang, jangan terlalu penuh.
3. Agar tidak terjadi proses pengasaman, taburkan kapur tohor yang sudah di
haluskan diatas permukaan kotoran ternak secara merata dan tipis.
4. Timbun dengan tanah.
5. Kemudian buat parit kecil disekeliling timbunan agar tidak terjadi genangan air.
6. Diamkan selama 2-3 bulan, hingga pupuk kandang “matang” dengan sempurna.
Membuat Kompos dengan Metode Takakura
1. Siapkan stoples kaca ukuran lima liter, pilih yang kedap udara.
2. Tambahkan kedalam toples 200 gram gula merah, encerkan dengan 3 liter air
bersih aduk sampai merata.
3. Masukkan 5 butir ragi atau ragi tempe. Apabila tidak ada bisa diganti dengan
sepotong tempe atau tape.
4. Tutup rapat dalam toples, diamkan hingga 3-5 hari. Warna akhir larutan coklat
pekat baunya wangi tape. Larutan siap untuk digunakan.
1. Siapkan stoples kaca ukuran lima liter, pilih yang kedap udara.
2. Tambahkan kedalam toples 1 sendok makan garam dapur, encerkan dengan 3 liter
air bersih aduk sampai merata.
3. Pilih beberapa potong sayuran hijau seperti kangkung, bayam, atau kulit buah-
buahan seperti pepaya, pisang. Lumat material tersebut dengan blender, masukkan
kedalam toples.
4. Tutup toples dengan rapat, diamkan 3-5 hari. Apabila baunya enak, seperti bau
tape atau alkohol artinya larutan sudah siap digunakan.
2. Aduk secara merata bibit kompos Takakura dan sampah organic dalam
keranjang. Tutup rapat agar serangga tidak masuk, kemudian sampah organik
lainnya masukkan rutin setiap hari sampai penuh. Sampah baru akan mengalami
fermentasi 1 sampai 2 hari.
4. Kompos yang terbentuk harus kering dan tidak ada cairan. Bentuknya seperti
tanah ketika diremas, berwarna coklat kehitaman, dan tidak berbau.
1. Pilih tanah yang tidak berbatu atau jika berbatu atau keras maka bisa
menggunakan palu untuk sedikit menghancurkannya
2. Lubangi tanah dengan menggunakan bor tanah yang diputar searah jarum jam,
hingga kurang lebih dengan kedalaman 1 m. Jika ada akar atau tanah yang agak
keras, bisa disiram dengan air dan ditunggu sebentar agar menjadi lebih lunak
3. Masukkan pipa PVC yang telah dilubangi dan masukkan sampah organik dari
dapur dan sekitar
4. Tutup dengan tutup yang telah dilubangi kemudian tutupi dengan tanah
sekitarnya namun jangan sampai menutupi tutup pipanya. Biarkan tutup pipa
terlihat sehingga kita tau dimana lubang biopori berada.