1
Mengingat : 1. Bahwa ibadah sholat jum’at tersebut hukumnya adalah fardlu „ain
berdasarkan firman Allah Subhanahu Wata‟ala:
صالَةِ ِم ْن ٌَ ْو ِم ْال ُج ُمعَ ِة فَا ْسعَ ْـوا ِإلَى ِذ ْك ِر َّ ِي ِلل َ ٌَآأٌَُّ َها الَّذٌِنَ آ َمنُواْ ِإذَا نُ ْود
َّٰللا َوذَ ُروا الْبَ ٌْ َع َٰذَ ِل ُك ْم َخٌ ٌْر لَّ ُك ْم إِ ْن ُكـنْـت ُ ْم تَعْلَ ُم ْون
ِه
“Hai orang orang yang beriman,apabila diseur untuk menunaikan
shalat jum‟at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah
dan tinggalkan jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika
kamu mengetahui.” QS: al-Jum’ah ayat: 9;
" ْال ُج ُمعَةُ َح ٌّك:َ لَال- ملسو هيلع هللا ىلص- ّٰللا ُ ب; أ َ َّن َر
ِ َّ َ سو َل ٍ ق ب ِْن ِش َها ِ ار
ِ ط َ ع ْنَ َو
,ً َ
َ َو,ٌ َواِ ْم َرأة,ون
ٌّ ص ِب ُ ً َ
ٌ َم ْمل:ع ٍة ِإ ََّّل أ ْربَعَة َ علَى كُ ِّل ُم ْس ِل ٍم فًِ َج َما
َ ب ٌ اج
ِ َو
ٌض
ٌ َو َم ِر
“Shalat jum‟at dengan berjama‟ah wajib bagi setiap muslim
kecuali empat : Hamba sahaya, wanita, anak-anak, atau orang
sakit” HR. Abu Daud/ 942,(Sunan Abi Daud);
َما ِم ْن ثَالثة فً لرٌة وَّل بد ٍو َّل تُمام فٌهم الصالة إَّل ولد استحوذ
علٌهم الشٌطان فعلٌن بالجماعة
“Tiada tiga orang yang berada di desa atau hutan yang tidak
mendirikan shalat jama‟ah, kecuali mereka telah dikalahkan oleh
syetan. Maka kerjakanlah dengan berjamaah. HR. Ahmad, Abu
Dawud dan Nasa’i;
ولد رجحه أٌضا أبو بكر بن المنذر فً اْلشراف كما نمله النووي
فً شرح المهذب ثانً المولٌن اثنا عشر وهل ٌجوز تملٌد هذٌن
المولٌن؟ الجواب نعم فإنه لول لإلمام نصره بعض أصحابه ورجحه
دار87 -85 :) فتح المعٌن مع حاشٌة إعانة الطالبٌن الجزء الثانى ص
(الفكر
“Dan telah ditarjih oleh Abu Bakar bin Mundzir di dalam kitab
al-Asyraf sebagaimana yang telah disadur oleh Imam Nawawi di
dalam kitab syarh al-Muhadzab, yang menjadi pendapat ke dua
dari dua pendapat Imam Syafi‟i, tentang batas minimal 12
orang. Apakah boleh mengikuti dua qoul qodim imam Syafi‟i
ini?. Jawab, boleh. Karena sesungguhnya keterangan tersebut
merupakan penjelasan imam Syafi‟i yang dibantu oleh sebagian
para ashhabnya dan mentarjihnya;
3
7. Shalat jum’at tidak harus dikerjakan di dalam masjid. Shalat
jum’at boleh diselenggarakan di mushalla, majelis ta’lim, atau
bangunan lainnya. Syekh Hasan bin Bisyr bin Yahya al-Amudi
menjelaskan:
4
“Menurut saya, thoun merupakan jenis penyakit yang sangat
menakutkan, Bahkan seluruh penduduk dalam satu kawasan
negara semuanya diberlakukan hukum selayaknya hukum
syariat bagi orang yang sakit dalam kondisi mengkhawatirkan.”;
MEMUTUSKAN
5
KEEMPAT : Bagi orang yang sedang sakit dan anak-anak yang belum baligh,
tidak diperkenankan mengikuti shalat jum’at.
KETUJUH : Fatwa ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan dapat
ditinjau kembali jika ada perubahan status di kemudian hari.
Ditetapkan di : Depok
Pada tanggal : 9 Syawal 1441 H
1 Juni 2020 M
Ketua Sekretaris
Mengetahui :
DEWAN PIMPINAN
MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) KOTA DEPOK
6
Lampiran : FATWA MUI KOTA DEPOK
Nomor : 04 Tahun 2020
Tanggal : 9 Syawal 1441 H / 1 Juni 2020 M
Tentang : Kegiatan Keagamaan di Rumah Ibadah
Pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB)
Dalam Situasi Pandemi Covid-19 di Kota Depok
1. Jama’ah sholat jum’at terlebih dahulu mandi dan berwudhu di rumah masing-
masing;
2. Memakai pakaian yang bersih dan memakai masker serta menggunakan alas kaki
yang bersih/suci;
3. Membawa peralatan shalat sendiri (antara lain sajadah) yang bersih dan suci;
4. Menuju rumah ibadah agar tidak menggunakan transportasi umum yang banyak
penumpang;
5. Menggunakan transportasi pribadi atau berjalan kaki mengikuti protokol kesehatan
pandemi Covid -19.
7
C. Persiapan teknis Pengurus/Pengelola Rumah Ibadah :
1. Memastikan area di lingkungan Rumah Ibadah aman dari penyebaran Covid-19;
2. Membuat batas jarak dalam shaf/barisan jama’ah shalat jum’at minimal 1,5 meter;
3. Membersihkan lantai/ruang Rumah Ibadah dari debu dan sejenisnya sebelum dan
setelah pelaksanaan shalat jum’at antara lain dengan cairan desinfektan;
4. Membersihkan segala peralatan dan utilitas lain di dalam ruang Rumah Ibadah;
5. Menyiapkan dan menyediakan alat pengatur suhu tubuh dan hand sanitizer yang
memadai sesuai dengan estimasi jumlah jama’ah;
6. Menyiapkan dan menyediakan tempat untuk cuci tangan di halaman/bagian luar
bangunan Rumah Ibadah yang memadai;
7. Menyediakan cadangan masker untuk jama’ah yang lupa tidak membawa masker;
8. Menata sirkulasi udara di dalam ruang utama Rumah Ibadah yang memadai sesuai
daya dukung yang dimiliki;
9. Menyiapkan petugas (sumber daya manusia) Rumah Ibadah yang sehat, bugar,
prima dan energik;
10. Menyediakan dan memberikan pelayanan yang optimal kepada para jama’ah
shalat jum’at (sesuai dengan daya dukung dan kemampuan yang dimiliki);
11. Membersihkan bagian teras dan halaman, taman serta area lainnya di sekitar
Rumah Ibadah dengan menggunakan peralatan kebersihan yang memadai sesuai
standar kesehatan pencegahan pandemi Covid-19;
12. Menyiapkan dan menyediakan ruangan khusus isolasi apabila ada jama’ah yang
tiba-tiba sakit, dilanjutkan koordinasi dengan tenaga medis terdekat, apabila
keadaan jama’ah yang sakit harus melakukan penanganan cepat dan pertolongan
pertama sebelum dibawa ke instalasi kesehatan;
13. Melakukan konsultasi dan koordinasi dengan Gugus Tugas Covid-19 di wilayah
masing-masing.
8
5. Melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan petugas kesehatan, tenaga medis,
dan/atau pihak instansi kesehatan terdekat dalam hal kerjasama jika sewaktu-
waktu dibutuhkan secara tiba-tiba dan mendesak.
6. Demikian teknis pelaksanaan kegiatan shalat jum’at pada masa AKB (Adaptasi
Kebiasaan Baru) ditengah-tengah pandemi Covid-19 di Kota Depok ini kami buat
untuk dapat dijadikan bahan pegangan umat Islam di Kota Depok.
DEWAN PIMPINAN
MAJELIS ULAMA INDONESIA
KOTA DEPOK
Sekretaris Umum