Disusun oleh :
Disusun Guna Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis
Oleh
NPM. 1419002572
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
a. Cedera kepala meliputi trauma kulit kepala, tengkorak, dan otak.
Cedera kepala paling sering dan penyakit neurologik yang serius di
antara penyakit nuerologik dan merupakan proporsi epidemic
sebagai hasil kecelakaan jalan raya ( Brunner & Suddarth’s, 2002 )
b. Cedera kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan
kecacatan utama pada kelompok usia produktif dan sebagian besar
terjadi akibat kecelakaan lalu lintas .(Mansjoer Arif ,dkk ,2000)
c. Trauma / cedera kepala adalah suatu trauma yang mengenai daerah
kulit kepala, tulang tengkorak atau otak yang terjadi akibat injury
baik secara langsung maupun tidak langsung pada kepala. (Suriadi
& Rita Yuliani, 2001)
d. Trauma kapitis merupakan akibat kecelakaan baik kecelakaan lalu-
lintas maupaun kecelakaan lain seperti terjatuh, kejatuhan benda
keras atau kecelakaan kerja
Kepala
Trauma kepala
Iskemik
Hipoksia
Aliran darah ke
otak ↓ Perub. Metabolisme aerob
jadi anaerob & penimbunan
as. Laktat
↑ TIK
PCo² ↑
Hipersensitifitas Po² ↓
Ph ↓
Kematian
Gg. pemompaan natrium
dan kalium
Oedema otak
4. Tanda dan gejala ( Cholik Harun dkk, 2007 )
1) Sakit kepala, mual, muntah
2) Mengalami lupa ingatan ( amnesia retrograde atau antegrad)
3) Lemah ingatan, cepat lelah, amat sensitive
4) Pupil anisokor
5) TD turun
6) Suhu tubuh yang sulit dikendalikan
B. KEPERAWATAN
1. Pengkajian ( Marilynn E. Doenges, 2000 )
a. Riwayat kesehatan: waktu kejadian, penyebab trauma, posisi saat
kejadian, status kesadaran saat kejadian, pertolongan yang diberikan
segera setelah kejadian.
b. Pemeriksaan fisik
Sistem respirasi : suara nafas, pola nafas (kusmaull, cheyene
stokes, biot, hiperventilasi, ataksik)
Kardiovaskuler : pengaruh perdarahan organ atau pengaruh
PTIK
Sistem saraf :
Kesadaran GCS.
Fungsi saraf kranial trauma yang mengenai/meluas ke
batang otak akan melibatkan penurunan fungsi saraf
kranial.
Fungsi sensori-motor adakah kelumpuhan, rasa baal,
nyeri, gangguan diskriminasi suhu, anestesi, hipestesia,
hiperalgesia, riwayat kejang.
c. Aktifitas / istirahat
Gejala : merasa lemah, lelah, kaku, hilang keseimbangan
Tanda : Perubahan kesadaran, letargi, hemiparese
d. Sirkulasi
Gejala : perubahan tekanan darah atau normal, bradikardi
e. Integritas Ego
Gejala : Perubahan tingkah laku atau kepribadian (tenang atau
dramatis)
Tanda : Cemas, mudah tersinggung, delirium, agitasi, bingung
f. Eliminasi
Gejala : mual, muntah dan mengalami perubahan selera
Tanda : Muntah proyektil, gangguan menelan
g. Neurosensori
Gejala : kehilangan kesadaran sementara, amnesia sementara,
vertigo, sinkope, tinnitus, kehilangan pendengaran
Tanda : Perubahan kesadaran bisa sampai koma
h. Kemampuan bergerak : kerusakan area motorik
hemiparesis/plegia, gangguan gerak volunter, ROM, kekuatan otot.
i. Nyeri / ketidaknyamanan
Gejala : sakit kepala
Tanda : wajah menyeringai, gelisah
2. Diagnosa Keperawatan
a. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan edema
serebral dan peningkatan tekanan intrakranial.
b. Nyeri akut b/d kerusakan jaringan otak dan peningkatan tekanan
intracranial
c. Resiko terjadinya peningkatan intra cranial b/d adanya proses desak
ruang akibat penumpukan cairan / darah dalam otak
d. Kurang mandiri dalam merawat diri b/d kelemahan fisik
e. Resiko Infeksi b/d tindakan invasif
Setelah dilakukan
4 Kurang tindakan keperawatan 1. Kaji tingkat 1. Untuk mengeta
mandiri selama 4 x 24 jam, kemandirian klien tingkat kemampuan kl
dalam diharapkan klien dalam merawat diri dalam merawat diri
merawat diri mampu: 2. Bantu klien dalam 2. Mengurangi rasa le
b/d - Merawat diri melakukan aktivitas klien
kelemahan sendiri secara sehari-hari
fisik bertahap 3. Libatkan klien 3. Membantu klien dal
dalam beraktivitas merawat diri sec
memenuhi bertahap
kebutuhannya
4. Kolaborasi dengan 4. membantu keefekti
tim medis asuhan keperawatan y
diberikan
5 Resiko Setelah dilakukan 1. Pantau tanda-tanda 1. Mengetahui infeksi sed
infeksi b/d tindakan keperawatan infeksi pada luka mungkin sehingga da
tindakan selama 4 x 24 jam, (Rubor, dolor, dilakukan intervensi y
invasif diharapkan resiko kalor, tumor, tepat
infeksi tidak terjadi fungtiolessa) 2. Meminimalkan
dengan criteria : 2. Rawat luka dengan kontaminasi sila
-Tidak ditemukan teknik steril dengan perawat kep
tanda-tanda infeksi 3. Anjurkan klien klien
seperti robor, dolor, untuk 3. Protein sangat bergu
kalor, tumor, memaksimalkan dalam pro
fungtiolessa gizi terutama pertumbuhan sel
-Tidak ada pus/ anah protein
-Tanda vital normal: 4. Berikan antibiotic: 4. Mencegah adanya infe
S :36-37 ºC Ceftriaxon 2x 1 gr
DAFTAR PUSTAKA