Oleh
Endang Kasihati
1714131043
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Koperasi adalah sebuah organisasi kerjasama antar anggota yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan bagi para anggotanya. Koperasi pada awalnya
terbentuk karena adanya ketidak adilan dalam pelaksanaan sistem ekonomi. Pada
pertengahan abad ke-18 kemajuan teknologi dan pengetahuan telah mengubah
wajah dunia. Berbagai penemuan di bidang teknologi melahirkan tata dunia
ekonomi yang baru. Tatanan dunia ekonomi menjadi terpusat pada keuntungan
perseorangan, yaitu kaum pemilik modal ( kapitalisme) atau borjuis. Kaum
kapitalis atau pemilik modal memanfaatkan penemuan baru tersebut dengan
sebaik-baiknya untuk memperkaya dirinya dan memperkuat kedudukan
ekonominya. Hasrat serakah ini melahirkan persaingan bebas yang tidak terbatas.
Sistem ekonomi kapitalis/liberal memberikan keuntungan yang sebesar-besarnya
kepada pemilik modal dan melahirkan kemelaratan dan kemiskinan bagi
masyarakat ekonomi lemah.
2. Tujuan
A. Pengertian Koperasi
3. P.J.V. Doreen
P.J.V. Dooren mengatakan bahwa, tidak ada satupun devinisi koperasi yang
diterima secara umum. Kendati demikian dooren masi tetap memberikan
definisi koperasi Yaitu, dimana koperasi tidaklah hanya kumpulan orang-
orang, akan tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari badan-badan hukum
(coorporate).
4. Mohammad Hatta
Di dalam bukunya The Cooperative Movement in Indonesia” Mohammad
Hatta mengemukan bahwa koperasi adalah usaha bersama untuk
memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong.
Selanjutnya dikemukakan pula bahwa gerakan koperasi adalah perlambangan
harapan bagi kaum yang lemah ekonominya, berdasarkan self help dan tolong
menolong diantara para anggota-anggotanya, yang melahirkan diantara
mereka rasa percaya kepada diri sendiri dan persaudaraan.
5. UU No 25 Tahun 1992
Definisi Koperasi Indonesia menurut UU NO.25/1992 tentang perkoperasian
yaitu: Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seseorang
atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat, yang berdasar
atas asas kekeluargaan.
Sejak berdirinya tahun 1844, dari kota industri yang kecil ini, koperasi
konsumen kemudian menyebar ke seluruh dunia. Selanjutnya, jenis koperasi
konsumen ini dapat membanggakan diri sebagai koperasi paling sejati,
koperasi paling tulen, baik karena kemurnian hubungan kerjanya yang
disebabkan oleh:
Sekitar tahun 1848, ketika Inggris dan Perancis telah mencapai kemajuan
dalam pembangunan industri mereka, hal sebaliknya terjadi di Jerman.
Perekonomian Jerman bersifat agraris. Barang-barang Inggris dan Perancis
yang diimpor ke Jerman menekan perkembangan industri Jerman. Rakyat
petani pedesaan mengalami penderitaan.
Di sini terlihat bahwa para petani bergabung dalam koperasi dengan tujuan
untuk saling membantu sesama mereka. Petani mendapatkan kredit dari
sejumlah uang yang dari waktu ke waktu terkumpul dari uang simpanan
mereka sendiri. Dari sinilah di Jerman tumbuh koperasi simpan pinjam yang
bergerak di bidang pertanian, yang kemudian terkenal dengan nama Koperasi
Kredit Pertanian model Reiffesen.
Sampai dengan tahun 1952, jumlah anggota koperasi mencapai satu juta
orang atau merupakan 30% dari seluruh penduduk Denmark. Perkembangan
pesat koperasi merupakah hasil dari tingkat pendidikan masyarakat yang
sudah maju. Usaha pendidikan banyak diberikan kepada masyarakat melalui
Perguruan Tinggi Rakyat. Lembaga ini terkenal sebagai tempat bagi rakyat
untuk menambah pengetahuan mereka dengan cara praktis dan mudah.
Seperempat sampai sepertiga dari jumlah penduduk pedesaan yang berusia
anata 18-30 tahun rata-rata pernah duduk di Perguruan Tinggi ini. Berkat
sistem pendidikan inilah rakyat tani Denmark umumnya menjadi terpelajar.
Sehingga mereka mudah mennyatukan diri dalam koperasi, karena mereka
menyadari akan peran koperasi bagi perkembangan ekonomi mereka.
Dengan mendirikan koperasi penjualan bersama, mereka melihat langsung
manfaat koperasi. Harga penjualan melalui koperasi lebih baik, sehingga
pengadaan kebutuhan sarana pertanian juga diadakan bersama-sama melalui
koperasi. Selain koperasi pertanian, Denmarka juga mempunyai koperasi-
koperasi konsumsi yang didirikan oleh serikat-serikat pekerja, namun
perkembangannya kurang pesat.
Keinginan dan semangat untuk berkoperasi yang semula hancur akibat politik
Devide et Impera (Pecah Belah) pada masa kolonial Belanda dan dilanjutkan
oleh sistem “Kumiai” pada zaman penjajahan Jepang, lambat laun kembali
hangat. Hal ini sejalan dengan semangatnya rakyat dan pemerintah untuk
saling bahu-membahu mengatasi permasalahan-permasalahan disemua sektor
kehidupan, trmasuk peranan koperasi di sektor ekonomi.
Dan mengenai peranan koperasi ini di tuangkan secara jelas didalam pasal 33
UUD 1945 yang pada dasarnya menetapkan koperasi sebagai soko guru
perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, pada bulan Desember 1946
Pemerintah Republik Indonesia melakukan reorganisasi terhadap Jawatan
Koperasi dan Perdagangan. Jawatan yang disebut pertama bertugas mengurus
dan menangani pembinaan gerakan koperasi dan jawatan yang terakhir
bertugas menangani persoalan perdagangan.
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Pada awalnya koperasi didirikan karena penderitaan masyarakat akibat sistem
kapitalisme hal ini menyebabkan munculnya ide tentang perkoperasian
koperasi pertama adalah koperasi Rochdale yang didirikan oleh 28 orang
pekerja pabrik tekstil di Rochdale sebuah kota kecil di London, Inggris. Pada
12 Desember 1844 28 orang tersebut sepakat bekerjasama dalam kemampuan
mereka yang sangat terbatas, dengan membentuk sebuah perkumpulan untuk
meningkatkan kemakmuran mereka atau menolong diri mereka sendiri
melalui kerjasama. Mereka inilah yang kini dikenal sebagai pelopor koperasi
Rochdale (Rochdale Pioneers).
2. Di Indonesia koperasi pertama kali diperkenalkan oleh Patih di Purwokerto,
Jawa Tengah, R. Aria Wiraatmadja pada tahun 1896 dengan mendirikan Hulp
Spaarbank yang berarti bank simpanan. Yang pada awal pendiriannya, bank
itu hanya ditujukan untuk kaum priyayi atau pegawai pemerintahan yang
digunakan untuk membentengi mereka dari lintah darat (renternir) yang
banyak menyulitkan dan meresahkan. Setelah sitem ini dibentuk dan
membuahkan hasil pada akhirnya tujuan pendirian bank simpanan ini
semakin diperlebar agar bisa menyentuh kehidupan rakyat pribumi yang
memang tidak memiliki banyak pembela dalam bidang ekonomi.
3. Koperasi merupakan asosiasi orang-orang yang bergabung dan melakukan
usaha bersama atas dasar prinsip-prinsip koperasi, sehingga mendapatkan
manfaat yang lebih besar dengan biaya rendah melalui perusahaan yang
dimiliki dan diawasi secara demokratis oleh anggotanya.
DAFTAR PUSTAKA
Sudarsono. 2010. Koperasi Dalam Teori dan Praktek Rineka Cipta. Yogyakarta