Anda di halaman 1dari 10

e-ISSN.

2476-9843 Jurnal MATRIK


p-ISSN. 1858-4144 Vol.18 No.1 (Nopember) 2018, Hal 29-38
DOI : https://doi.org/10.30812/matrik.v18i1.340

TATA KELOLA SISTEM INFORMASI SANKEN


MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5

Kadek Putri Dwi Dharmayanti1), I Putu Agus Swastika2), I Gusti Lanang Agung Raditya Putra3)
1),2),3)
Prodi Sistem Informasi, STMIK Primakara Denpasar
Jl. Tukad Badung no 135, Renon, Denpasar,
Email : dwidndra01@gmail.com1), swastika@primakara.ac.id 2), raditya@primakara.ac.id3)

Abstrak
Pengelolaan tata kelola teknologi informasi pada PT. Istana Argo Kencana cabang Bali dengan brand SANKEN
menggunakan sistem informasi SANMAN dan SANWIN untuk menjalankan proses bisnisnya. Dalam
pelaksanaannya masih ada kendala antara lain masih adanya kesalahan input ke sistem, masalah jaringan, masalah
selisih stok spare part, stok spare part yang sering kosong, dan sering terjadi kesalahan komunikasi antara sales,
admin penjualan, dan pihak gudang terkait pengiriman. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan
pendekatan studi kasus dengan teknik pengambilan data melalui survei, wawancara, dan studi dokumen. Penelitian
ini menggunakan kerangka kerja COBIT 5 dengan domain EDM3, EDM4, APO7, BAI4, DSS3, DSS6, dan MEA1
dengan model perhitungan mengacu pada ISO/IEC15504. Hasil tingkat kematangan tata kelola adalah 2,93 berada
pada level 3 (Established) dengan tingkat kematangan yang diharapkan pada level 5. Untuk meningkatkan tata kelola
TI maka rekomendasi perbaikan antara lain melakukan pelatihan dan penilaian kinerja, penggunaan teknologi RFID,
mengevaluasi sistem secara berkala, mengajukan anggaran pembelian, dan membuat sistem yang terhubung secara
otomatis dengan pihak pusat.
Key word : Tata kelola teknologi informasi, COBIT 5, SANKEN

I. PENDAHULUAN yang tersebar di beberapa kota besar di


Indonesia salah satunya Bali.
Teknologi informasi dan komunikasi
saat ini berkembang begitu pesat seiring PT. Istana Argo Kencana (IAK) cabang
berjalannya waktu. Semua teknologi yang Bali dalam proses bisnisnya dibantu oleh tata
berkembang tersebut diperuntukkan untuk kelola teknologi informasi (TI) untuk mengatur
memudahkan pekerjaan manusia setiap beberapa divisi antara lain penjualan, gudang,
harinya. Seiring perkembangan teknologi dan service. Sistem informasi yang digunakan
tersebut, diikuti juga dengan banyaknya ada dua macam yaitu SANMAN dan SANWIN.
perusahaan asing maupun perusahaan lokal Sistem SANWIN digunakan pada bagian
yang mendirikan perusahaannya di Indonesia. warehouse dan penjualan dimana pada sistem
Hal ini dibuktikan dengan hasil sensus dari informasi ini pihak pusat dapat melihat tingkat
Badan Pusat Statistik (BPS) pada Sensus penjualan setiap harinya, stok barang di
Ekonomi 2016 yang mencatat sebanyak 26,7 gudang, dan dapat juga digunakan untuk
juta perusahaan yang sudah berdiri di mengklaim pengeluaran yang digunakan
Indonesia. Apabila dibedakan menurut skala perusahaan. Sedangkan sistem SANMAN
usaha, sekitar 450.000 perusahaan di Indonesia digunakan oleh bagian service, dimana sistem
berskala Usaha Menengah Besar (UMB) dan ini selain digunakan untuk menangani segala
sisanya berskala Usaha Mikro Kecil (UKM) kegiatan service, sistem ini dapat juga
[1]. digunakan untuk mengisi poin teknisi dalam
menyelesaikan service, stok spare part serta
Salah satu perusahaan yang berdiri di melakukan pemesanan spare part ke pihak
Indonesia adalah PT. Sanken Corporation yang pusat.
bergerak di bidang barang dan jasa. PT. Sanken
Corporation ini memiliki dua anak perusahaan Proses penggunaan sistem tersebut tentu
yaitu PT. Sanken Argadwija (SAK) yang saja memiliki kendala dan permasalahan dalam
bergerak di bidang produksi dan PT. Istana mencapai tujuan perusahaan. Dari berbagai
Argo Kencana (IAK) yang bergerak di bidang permasalahan yang ada, sebuah kerangka kerja
pemasaran dan distribusi. PT. Istana Argo yang telah diterapkan di berbagai perusahaan.
Kencana (IAK) ini memiliki banyak cabang Konsep tersebut diperkenalkan oleh

MATRIK : JURNAL MANAJEMEN, TEKNIK


29
INFORMATIKA & REKAYASA KOMPUTER
e-ISSN. 2476-9843 Jurnal MATRIK
p-ISSN. 1858-4144 Vol.18 No.1 (Nopember) 2018, Hal 29-38
DOI : https://doi.org/10.30812/matrik.v18i1.340

Information System Audit and Control Tata kelola teknologi informasi awalnya
Associate (ISACA) yang diberi nama COBIT berkembang di sektor swasta, namun kemudian
(Control Objectives for Information and sektor publik seperti organisasi pemerintahan
Related Technology). COBIT adalah kerangka mulai menggunakakan tata kelola teknologi
kerja atau framework yang memiliki domain, informasi. Tata kelola teknologi informasi ini
proses, tujuan,model kematangan, dan struktur dibutuhkan di berbagai sektor yang menuntut
yang logis untuk menyediakan solusi tata kelola adanya perbaikan pelayanan untuk masyarakat
teknologi informasi [2]. [3].
Ada beberapa penyebab dari Penerapan tata kelola teknologi
permasalahan tersebut yang kemudian informasi pada suatu perusahaan tidak
dikaitkan menggunakan teori COBIT 5 antara selamanya sejalan dengan tujuan perusahaan.
lain, dibidang service, admin memiliki kendala Oleh karena itu perlu dilakukan analisis
pada kesalahan input stok spare part ke terhadap infrastruktur dan pengelolaan
komputer, hal ini terjadi karena banyaknya teknologi informasi agar sesuai dengan tujuan
nama spare part yang ada di komputer dengan perusahaan [4].
tipe-tipe berbeda. Masalah tersebut dimasukkan
ke dalam domain APO7 (mengatur sumber Pada tahun 1996, Information Systems
daya manusia) dan domain EDM3 (memastikan Audit and Control Foundation atau yang
optimalisasi resiko). Masalah kedua yaitu dikenal ISACA menyusun COBIT. Kemudian
terkadang terjadi selisih stok fisik spare part pada tahun 1998, ISACA mengeluarkan
dan stok yang ada di dalan sistem. Masalah ini COBIT edisi kedua. Tahun 2000, ITGI merilis
termasuk dalam domain EDM4 (memastikan COBIT 3.0 kemudian disusul oleh COBIT 4.0
pengoptimalan sumber daya). tahun 2005 dan COBIT 4.1 tahun 2007.
Selain itu juga muncul beberapa Terakhir COBIT 5 pada Juni 2012 [5].
permasalahan lainnya seperti jaringan internet
yang kadang terganggu yang termasuk dalam COBIT versi 5 merupakan Framework
domain BAI4 (mengelola ketersediaan dan COBIT dari ISACA yang menyediakan
kapasitas sumber daya) dan adanya kesalahan penjabaran bisnis secara end-to-end dari tata
komunikasi antara sales, admin penjualan dan kelola teknologi informasi perusahaan untuk
pihak gudang mengenai pengiriman barang menggambarkan peran utama dari informasi
yang termasuk dalam domain DSS3 (mengelola dan teknologi dalam menciptakan nilai
masalah) dan DSS6 (mengelola dan mengontrol perusahaan [6]. COBIT 5 memiliki 37 control
proses bisnis). Dan permasalahan terakhir yaitu practices dan 209 control activities terkait
spare part yang digunakan untuk perbaikan proses tata kelola dan manajemen. COBIT versi
kerusakan barang konsumen terkadang kosong, 5 ini membantu perusahaan menciptakan nilai
sehingga konsumen harus menunggu proses yang optimal dengan cara menyeimbangkan
order spare part terlebih dahulu yang termasuk antara keuntungan dan tingkat resiko
ke dalam domain MEA1 (monitor, evaluasi, penggunaan sumber daya. [7]
dan penilaian kinerja dan kesesuaian).
ISO/IEC 15504 adalah suatu kerangka
Berdasarkan latar belakang dan kerja untuk penilaian proses. ISO/IEC 15504
permasalahan diatas maka perlu dilakukan memiliki 4 kategori level antara lain :
evaluasi tata kelola teknologi informasi di PT.
Istana Argo Kencana cabang Bali. Evaluasi tata 1. N (Not achieved / tidak tercapai) artinya
kelola tersebut memiliki tujuan untuk pada kategori ini memiliki sedikit bukti
mengetahui nilai kematangan tata kelola pencapaian atribut proses dengan range
perusahaan serta memberikan rekomendasi berkisar 0-15%.
permasalahan tersebut. Peneliti menggunakan 2. P (Partially achieved / tercapai sebagian)
framework COBIT 5 untuk mengevaluasi tata artinya memiliki beberapa bukti mengenai
kelola di perusahaan tersebut dengan beberapa pendekatan dan pencapaian atribut proses
domain yang sesuai dengan permasalahan yang tersebut dengan range 15-50%.
terjadi.

MATRIK : JURNAL MANAJEMEN, TEKNIK


30
INFORMATIKA & REKAYASA KOMPUTER
e-ISSN. 2476-9843 Jurnal MATRIK
p-ISSN. 1858-4144 Vol.18 No.1 (Nopember) 2018, Hal 29-38
DOI : https://doi.org/10.30812/matrik.v18i1.340

3. L (Largely achieved / tercapai secara garis 4. F (Fully achieved / tercapai penuh) artinya
besar) artinya terdapat pencapaian yang memiliki bukti pendekatan yang sistematis
signifikan dan memiliki bukti atas dan lengkap dengan pencapaian penuh atas

pendekatan secara sistematis dengan range atribut yang diklarifikasi dalam ketogori
50-85%. tersebut. Range kategori ini berkisar 85-
100%.

Gambar 1. Model Tingkat Kapabilitas ISO/IEC 15504


Penjelasan mengenai tingkat kapabilitas Pada level ini telah
ISO/IEC 15504 menurut ISACA [5] dapat terstandarisasi dengan
dilihat pada tabel berikut : baik kemudian
Level 3 diimplementasikan
(Established) menggunakan proses yang
Tabel 1. Penjelasan Model Tingkat telah didefinisikan untuk
Kapabilitas ISO/IEC 15504 mencapai hasil yang
diinginkan
Tingkat Pada level ini sudah
Penjelasan
Kematangan memiliki batasan yang
Pada level ini, proses gagal Level 4 konsisten untuk meraih
Level 0
untuk mencapai tujuannya (Predictable) harapan dari proses yang
(Incomplete)
atau tidak dilaksanakan. dimaksud.
Pada level ini, proses telah Proses pada levelini sudah
Level 1
dilaksanakan dan mencapai ditingkatkan secara
(Performed)
tujuan. Level 5 berkelanjutan untuk
Proses pada level ini harus (Optimizing) memenuhi tujuan bisnis
dikelola berupa saat ini dan yang akan
Level 2 perencanaan, penerapan datang.
(Managed) dan monitor serta hasil
dari proses ini harus
dikontrol dengan baik.

MATRIK : JURNAL MANAJEMEN, TEKNIK


31
INFORMATIKA & REKAYASA KOMPUTER
e-ISSN. 2476-9843 Jurnal MATRIK
p-ISSN. 1858-4144 Vol.18 No.1 (Nopember) 2018, Hal 29-38
DOI : https://doi.org/10.30812/matrik.v18i1.340

II. METODOLOGI
Penelitian tata kelola sistem informasi ini
menggunakan metode kualitatif. Dimana
metode kuatitatif ini akan meneliti kondisi
objektif yang alamiah. Intrumen yang
digunakan adalah orang yaitu peneliti dengan
sumber deta dilakukan secara purposive dan
snowball. Teknikpengumpulan data bersifat
triangulasi atau gabungan. Analisis data ini
berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan di
lapangan yang kemudian dijadikan hipotesis
ataupun teori. Hasil dari penelitian kualitatif ini
lebih bersifat makna dari generalisasi [8].
Jenis pendekatan yang dilakukan yaitu
studi kasus. Studi kasus merupakan metode
untuk memahami individu secara integratif dan
komprehensif untuk memperoleh pemahaman Gambar 2. Alur penelitian
tentang individu beserta masalah yang
dihadapi. Tujuan studi kasus ini adalah untuk 1. Tahap awal atau pendahuluan adalah tahap
memperoleh pemecahan dari masalah tersebut dimana tim auditor melakukan observasi
dan memperoleh perkebangan diri dengan baik awal serta menelaah masalah yang
[9]. terjadi,selanjutnya dilakukan evaluasi
Dalam penelitian ini tentang analisis dan pemilihan domain pada kerangka kerja
evaluasi tata kelola dan audit sistem informasi COBIT 5 yang terkait dengan masalah
menggunakan COBIT 5 di PT. Istana Argo yang terjadi pada PT. Istana Argo Kencana
Kencana yang fokus pada beberapa domain cabang Bali.
antara lain domain EDM3 tentang memastikan
2. Tahap kedua yaitu tahap pengumpulan
optimalisasi resiko, EDM4 tentang memastikan
pengoptimalan sumber daya, domain APO7 data. Tahap ini setelah menurunkan
tentang mengelola sumber daya manusia, BAI domain COBIT 5 menjadi item kuisioner.
4 tentang mengelola ketersediaan dan kapasitas Selanjutnya melakukan survei
sumber daya, DSS 3 tentang mengelola menggunakan kuisioner yang telah dibuat
masalah, DSS6 tentang mengelola dan ditunjukan kepada pemangku kepentingan
mengontrol proses bisnis dan domain MEA1 (stakeholder) selaku responden agar
tentang monitor, evaluasi, dan penilaian kinerja
pertanyaan atau pernyataan kuisioner
dan kesesuaian. Model penilaian yang akan
digunakan untuk mengetahui nilai tingkat dapat dijawab dengan tepat. Studi
kematangan saat ini tata kelola sistem informasi dokumentasi dan wawancara dilakukan
pada PT. Istana Argo Kencana cabang Bali untuk melihat dokumen-dokumen dan
berdasarkan model ISO/IEC 15504. Alur kondisi organisasi saat ini sebagai data
penelitian yang yang akan dilakukan selama penunjang hasil kuisioner.
penelitian ini adalah sebagai berikut : 3. Tahap ketiga adalah teknik analisis data
yang dilakukan dengan 3 cara sebelum
merumuskan rekomendasi perbaikan,
analisis kematangan saat ini diperoleh dari
hasil pengumpulan data yang dilakukan.
Analisis kematangan yang diharapkan
diperoleh dengan teknik wawancara
kepada pimpinan organisasi atau manajer

MATRIK : JURNAL MANAJEMEN, TEKNIK


32
INFORMATIKA & REKAYASA KOMPUTER
e-ISSN. 2476-9843 Jurnal MATRIK
p-ISSN. 1858-4144 Vol.18 No.1 (Nopember) 2018, Hal 29-38
DOI : https://doi.org/10.30812/matrik.v18i1.340

TI (CIO). Selanjutnya dilakukan analisis 3.2 Identifikasi Aktivitas Proses Domain


kesenjangan diperoleh dengan COBIT 5
membandingkan level antara tingkat Pada tabel di bawah ini merupakan
kematangan yang diharapkan dengan aktivitas proses domain COBIT 5.
tingkat kematangan saat ini. hasil
Tabel 3. Aktivitas Proses Domain
perbandingan ini harus diperkecil
COBIT 5
organisasi dalam kurun waktu tertentu
dengan cara melaksanakan rekomendasi Proses Aktivitas
Deskripsi Aktivitas
IT Proses
perbaikan yang diberikan. EDM03.01 Mengevaluasi manajemen resiko
EDM3 EDM03.02 Mengarahkan manajemen resiko
III. HASIL DAN PEMBAHASAN EDM03.03 Memantau manajemen resiko
Mengevaluasi sumber daya
3.1 Mengidentifikasi Proses Domain COBIT EDM04.01 manajemen
5 Mengarahkan sumber daya
EDM4
EDM04.02 Manajemen
Pada tahap ini, domain COBIT 5 yang Memantau sumber daya
terkait masalah tata kelola sistem informasi di EDM04.03 manajemen
PT. Istana Argo Kencana Cabang Bali antara Memelihara susunan
APO07.01
kepegawaian yang baik
lain :
Mengidentifikasi personil
APO07.02
teknologi informasi
Memelihara kemampuan dan
APO 7 APO07.03
Tabel 2. Deskripsi Proses COBIT 5 kompetensi dari personil
APO07.04 Mengevaluasi kinerja pegawai
Domain Rencana dan alur penggunaan
No Deskripsi Proses APO07.05 teknologi informasi dan bisnis
Proses
pada sumber daya manusia
Evaluate,
Menilai ketersediaan, kinerja dan
1 Direct, and Memastikan optimalisasi BAI04.01 kapasitas, dan menciptakan
Monitor 3 resiko baseline.
(EDM 3) BAI04.02 Menilai dampak bisnis.
Evaluate, BAI 4
Memastikan Rencana untuk kebutuhan
Direct, and BAI04.03
2 layanan baru atau diubah.
pengoptimalan sumber
Monitor 4 Memantau dan ketersediaan
daya BAI04.04
ulasan dan kapasitas.
(EDM 4)
Align, Plan, Mengidentifikasi dan
3 Mengelola sumber daya DSS03.01
and Organize mengklasifikasi masalah
manusia Menyelidiki dan mendiagnosis
7 (APO 7) DSS03.02
masalah
Build, DSS 3
Mengelola ketersediaan DSS03.03 Membahas permasalahan terkait
4 Acquire, and DSS03.04 Menyelesaikan masalah
kapasitas dan sumber
Implement 4 Melakukan manajemen masalah
daya DSS03.05
(BAI 4) proaktif
Delivery, Mensejajarkan kegiatan
5 Service, and DSS06.01 pengendalian dalam proses bisnis
Mengelola masalah
Support 3 dengan tujuan perusahaan.
(DSS 3) DSS06.02 Kontrol pengolahan informasi.
Delivery, Mengelola peran, tanggung
Mengelola dan DSS06.03 jawab, hak akses dan tingkat
6 Service, and DSS 6
mengkontrol proses kewenangan.
Support 6
bisnis Mengelola kesalahan dan
(DSS 6) DSS06.04
pengecualian.
Monitor, Memastikan alur informasi dan
Monitor, evaluasi, dan DSS06.05
7 Evaluate, and akuntabilitas.
penilaian kinerja dan
Assess 1 DSS06.06 Aset keamanan informasi
kesesuaian
(MEA 1) Menetapkan pendekatan
MEA01.01
monitoring.
MEA1
Mengatur kinerja dan kesesuaian
MEA01.02
target.

MATRIK : JURNAL MANAJEMEN, TEKNIK


33
INFORMATIKA & REKAYASA KOMPUTER
e-ISSN. 2476-9843 Jurnal MATRIK
p-ISSN. 1858-4144 Vol.18 No.1 (Nopember) 2018, Hal 29-38
DOI : https://doi.org/10.30812/matrik.v18i1.340

Proses Aktivitas
Deskripsi Aktivitas diperoleh belum sesuai dengan yang
IT Proses diharapkan saat melakukan wawancara.
Mengumpulkan dan kinerja
MEA01.03
proses dan kesesuaian data.
Selanjutnya dilakukan analisis tingkat
MEA01.04 Analisa dan melaporkan kinerja. kesenjangan untuk membandingkan tingkat
Memastikan pelaksanaan kematangan saat ini dengan tingkat kematangan
MEA01.05
tindakan perbaikan. yang diharapkan. Hasil dari perbandingan itu
akan mendapatkan jarak (gap). Berikut
3.3 Analisis Tingkat Kematangan merupakan hasil analisis dari tingkat
Pada tahap ini penulis melakukan kesenjangan di PT. Istana Argo Kencana
evaluasi penilaian tiap aktivitas berdasarkan cabang Bali :
hasil kuisioner. Kemudian penulis mencari nilai
rata-rata tiap domain untuk mendapatkan Tabel 5. Perhitungan Tingkat Kesenjangan
tingkat kematangan saat ini (as-is). Penilaian Kemata Kematang
tingkat kematangan setiap proses mengacu Domain ngan an yang GAP = (to be –
pada model ISO/IEC 15504 dengan rumus [10]: Proses Saat ini Diharapka as-is)
(as-is) n (to-be)
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖
𝑀𝑎𝑡𝑢𝑟𝑖𝑡𝑦 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙 (1) EDM 3 5 5 – 2,19 = 2,81
2,19
3.4 Rata-rata Hasil Kuisioner EDM 4 3,39 5 5 – 3,39 = 1,61

Hasil dari rata-rata seluruh domain APO 7 3,43 5 5 – 3,43 = 1,57


proses kemudian dibulatkan untuk menentukan BAI 4 5 5 – 2,23 = 2,77
2,23
level tingkat kematangan yang sesuai dengan
penilaian ISO/IEC 15504 tertera pada tabel DSS 3 2,72 5 5 – 2,72 = 2,28
berikut ini : DSS 6 5 5 – 2,96 = 2,04
2,96

Tabel 4. Rata-rata Analisis Kuesioner MEA 1 3,56 5 5 – 3,56 = 1,44


Domain Deskripsi Rata- Rata-rata 2,07
Level Kondisi
Proses Proses rata
Memastikan
EDM 3 optimalisasi 2,19 2 Managed Perbandingan tingkat kematangan saat
resiko ini dan tingkat kematangan yang diharapkan
Memastikan dapat dilihat pada gambar berikut ini :
pengoptimal
EDM 4 3,39 3 Established
an sumber
daya
EDM 3 2.19 5
Mengelola
APO 7 sumber daya 3,43 3 Established EDM 4 3.39 5
manusia APO 7 3.43 5
Mengelola BAI 4 5
2.23
ketersediaan
BAI 4 2,23 2 Managed DSS 3 2.72 5
kapasitas dan
sumber daya DSS 6 2.96 5
Mengelola MEA 1 3.59 5
DSS 3 2,72 3 Established
masalah
Mengelola 0 2 4 6
dan
DSS 6 2,96 3 Established
mengkontrol tingkat kematangan yang diharapkan
proses bisnis
Monitor, tingkat kematangan saat ini
evaluasi, dan
MEA 1 penilaian 3,56 4 Predictable
kinerja dan Gambar 3. Perbandingan tingkat kematangan
kesesuaian
Rata-rata 2,93 3 Established 3.6 Temuan dan Rekomendasi Perbaikan

3.5 Analisa Tingkat Kesenjangan Dari hasil evaluasi dan analisa terkait
Berdasarkan hasil perhitungan kuisioner tujuh proses domain pada COBIT 5, belum ada
dan studi dokumen yang dilakukan di PT. Istana yang mencapai level yang diharapkan PT.
Argo Kencana cabang Bali, hasil yang Istana Argo Kencana cabang Bali. Hal ini
dibuktikan dengan masih adanya tingkat

MATRIK : JURNAL MANAJEMEN, TEKNIK


34
INFORMATIKA & REKAYASA KOMPUTER
e-ISSN. 2476-9843 Jurnal MATRIK
p-ISSN. 1858-4144 Vol.18 No.1 (Nopember) 2018, Hal 29-38
DOI : https://doi.org/10.30812/matrik.v18i1.340

kesenjangan yang harus dibenahi dengan cara kartu stok. Selain itu juga untuk
memberikan rekomendasi perbaikan sesuai mengantisipasi permasalahan selisih stok
dengan tingkat kematangan yang diharapkan spare part pihak perusahaan dapat
(to-be) oleh perusahaan. Berikut adalah menggunakan teknologi Radio Frequency
rekomendasi yang diajukan untuk mencapai Identification (RFID) untuk mendeteksi
tingkat kematangan yang diharapkan : setiap barang yang keluar dari gudang
spare part.
a. EDM 3 tentang memastikan optimalisasi
resiko dan APO 7 tentang mengelola c. BAI 4 tentang mengelola ketersediaan dan
sumber daya manusia kapasitas sumber daya
Pada domain EDM 3 dan APO 7 terkait Pada domain BAIK 4 terkait jaringan
permasalahan kesalahan input yng yang sering terganggu berada pada level 2
dilakukan oleh pihak admin. Tingkat (Managed). Oleh karena itu rekomendasi
kematangan saat ini pada domain EDM 3 yang tepat untuk menyelesaikan
yaitu level 2 (Managed) dan APO 7 yaitu permasalahan ini antara lain :
level 3 (Established). Untuk menghindari 1) Memperbaharui kemampuan setiap
kesalahan ini terulang terus menerus perlu pegawai IT mengenai teknologi terbaru
adanya rekomendasi perbaikan yaitu sehingga dapat menangani gangguan
pengarahan dan pelatihan secara intens jaringan secara cepat.
oleh teknisi IT kepada seluruh admin 2) Perusahaan segera membuat anggaran
terutama saat adanya pembaharuan di untuk pembaharuan hardware komputer
sistem SANMAN dan SANWIN. yang sesuai dengan software yang
Sehingga resiko kesalahan dapat digunakan.
diminimalisasi. Selain itu juga pihak 3) Pihak IT melakukan evaluasi dan
perusahan melakukan penilaian secara penilaian terhadap sistem secara berkala
berkala terkait kinerja pegawai untuk mencegah gangguan jaringan.
perusahaan. d. DSS 3 tentang mengelola masalah dan
b. EDM 4 tentang pengoptimalan sumber DSS 6 tentang mengelola dan mengontrol
daya proses bisnis
Pada domain EDM 4 terkait selisih stok Pada DSS 3 dan DSS 6 terkait
spare part, tingkat kematangan saat ini permasalahan pengiriman yang terjadi di
yaitu pada level 3 (Established). Selisih PT. Istana Argo Kencana cabang Bali.
stok spare part memang merupakan Dari hasil evaluasi kuisioner kedua
masalah yang cukup serius di perusahaan domain proses itu berada pada level 3
ini karena terkait dengan pengoptimalan (Established). Untuk memngatasi
sumber daya yang perusahaan miliki. permasalahan tersebut, penulis
Oleh karena itu untuk memperbaiki memberikan rekomendasi antara lain :
kesalahan sesuai yang diharapkan 1) Setiap melakukan order barang, pihak
perusahaan, penulis mengajukan sales memberikan nota order yang harus
rekomendasi berupa pembuatan kartu disetujui kedua pihak.
pengeluaran stok spare part. Kartu stok 2) Dokumen pengiriman barang harus
tersebut dibagi menjadi dua yaitu dicatat setiap hari. Apabila terjadi
penggunaan spare part indoor dan kesalahan dalam pengiriman pihak gudang
penggunaan spare part outdoor. Dimana tidak perlu membuka tumpukan nota
setiap teknisi yang akan menggunakan pengiriman.
spare part harus mengisi kartu tersebut. 3) Membuatkan sistem yang terhubung
Dan masing-masing teknisi bertanggung dengan admin penjualan. Dimana pihak
jawab dengan kartu penggunaan stok sales melakukan input order melalui
tersebut. Apabila setelah perbaikan sistem tersebut.
ternyata spare part tersebut tidak jadi e. MEA 1 tentang monitor, evaluasi, dan
digunakan maka teknisi dapat penilaian kinerja dan kesesuaian
mengembalikan spare part tersebut atas Pada domain proses MEA 1 terkait
seizin admin service dan diberi tanda pada permasalahan dalam stok spare part yang

MATRIK : JURNAL MANAJEMEN, TEKNIK


35
INFORMATIKA & REKAYASA KOMPUTER
e-ISSN. 2476-9843 Jurnal MATRIK
p-ISSN. 1858-4144 Vol.18 No.1 (Nopember) 2018, Hal 29-38
DOI : https://doi.org/10.30812/matrik.v18i1.340

sering kosong untuk perbaikan barang 2. Tingkat kematangan tata kelola teknologi
rusak berada pada level 4 (Predictable). informasi berada pada level 3
Untuk mengatasi permasalahan ini penulis (Established) dengan rata-rata 2,93.
mengajukan rekomendasi antara lain: 3. Untuk meningkatkan tingkat kematangan
1) Pengecekan stok kosong dilakukan dari level 3 (Established) ke level 5
setiap 3 hari sekali untuk mencegah (Optimizing), maka rekomendasi yang
kekurangan spare part saat perbaikan. diajukan adalah sebagai berikut :
2) Pengorderan spare part dilakukan a) Pengarahan dan pelatihan terhadap
setiap 2-3 hari sekali mencegah penundaan seluruh admin terutama saat adanya
perbaikan cukup lama. pembaharuan di sistem SANMAN
3) Untuk barang dengan tipe lama, teknisi dan SANWIN. Sehingga resiko
berusaha membeli spare part diluar kantor kesalahan dapat diminimalisasi.
untuk tetap menjaga pelayanan service b) Pihak perusahan melakukan penilaian
yang baik. secara berkala terkait kinerja pegawai
4) Menambah fitur pada sistem perusahaan.
SANMAN dalam order spare part dimana c) Pembuatan kartu pengeluaran stok
pihak pusat mendapatkan pemberitahuan spare part. Kartu stok tersebut dibagi
otomatis setiap spart part kosong dan menjadi dua yaitu penggunaan spare
mengirimkan stok spare part kosong ke part indoor dan penggunaan spare
setiap cabang. part outdoor. Dimana setiap teknisi
yang akan menggunakan spare part
IV. SIMPULAN DAN SARAN harus mengisi kartu tersebut. Dan
Penulis telah mengevaluasi tata kelola masing-masing teknisi bertanggung
dan audit sistem informasi menggunakan jawab dengan kartu penggunaan stok
COBIT 5 di PT. Istana Argo Kencana cabang tersebut.
Bali pada domain EDM 3 tentang memastikan d) Menggunakan teknologi Radio
optimalisasi resiko, EDM 4 tentang Frequency Identification (RFID)
memastikan pengoptimalan sumber daya, untuk mendeteksi setiap barang yang
domain APO 7 tentang mengelola sumber daya keluar dari gudang spare part.
manusia, BAI 4 tentang mengelola e) Setiap melakukan order barang, pihak
ketersediaan dan kapasitas sumber daya, DSS 3 sales memberikan nota order yang
tentang mengelola masalah, DSS 6 tentang harus disetujui kedua pihak.
mengelola dan mengontrol proses bisnis dan f) Dokumen pengiriman barang harus
domain MEA 1 tentang monitor, evaluasi, dan dicatat setiap hari. Apabila terjadi
penilaian kinerja dan kesesuaian. Tingkat kesalahan dalam pengiriman pihak
kematangan saat ini (as-is) dengan rata-rata gudang tidak perlu membuka
2,93 yang berada pada level 3 (Established) tumpukan nota pengiriman.
dengan rata-rata kesenjangan (gap) 2,07. g) Membuatkan sistem yang terhubung
Tingkat kematangan yang diharapkan (to-be) dengan admin penjualan. Dimana
berada pada level 5 (Optimizing). Berdasarkan pihak sales melakukan input order
hasil analisis dan evaluasi yang telah dilakukan melalui sistem tersebut.
selama penelitian, maka dapat disimpulkan h) Pengecekan stok kosong dilakukan
sebagai berikut : setiap 3 hari sekali untuk mencegah
kekurangan spare part saat
4.1 Kesimpulan perbaikan.
i) Pengorderan spare part dilakukan
1. Pelaksanaan tata kelola teknologi
setiap 2-3 hari sekali mencegah
informasi pada sistem informasi di PT.
penundaan perbaikan cukup lama.
Istana Argo Kencana cabang Bali
j) Untuk barang dengan tipe lama,
menggunakan COBIT 5 pada domain
teknisi berusaha membeli spare part
EDM 3, EDM 4, APO 7, BAI 4, DSS 3,
diluar kantor untuk tetap menjaga
DSS 6, dan MEA 1.
pelayanan service yang baik.

MATRIK : JURNAL MANAJEMEN, TEKNIK


36
INFORMATIKA & REKAYASA KOMPUTER
e-ISSN. 2476-9843 Jurnal MATRIK
p-ISSN. 1858-4144 Vol.18 No.1 (Nopember) 2018, Hal 29-38
DOI : https://doi.org/10.30812/matrik.v18i1.340

k) Membuat sistem dimana pihak pusat Available:


secara otomatis mengirimkan stok https://finance.detik.com/berita-
spare part kosong ke setiap cabang. ekonomi-bisnis/d-3485474/ada-398-juta-
l) Memperbaharui kemampuan setiap perusahaan-baru-di-ri-dalam-10-tahun-
pegawai IT mengenai teknologi terakhir. [Diakses Juli 2018].
terbaru sehingga dapat menangani
gangguan jaringan secara cepat. [2] Swastika, I Putu Agus; Putra, I.G.L.A
m) Perusahaan segera membuat Raditya, Audit Sistem Informasi dan Tata
anggaran untuk pembaharuan Kelola Teknologi Informasi
hardware komputer yang sesuai Implementasi dan Studi Kasus,
dengan software yang digunakan. Yogyakarta: Andi, 2016.
n) Pihak IT melakukan evaluasi dan
penilaian terhadap sistem secara [3] F. Adikara, "Implementasi Tata kelola
berkala untuk mencegah gangguan Teknologi Informasi Perguruan Tinggi
jaringan. Berdasarkan Cobit 5 pada Labolatorium
Rekayasa Perangkat Lunak Universitas
4.2 Saran Esa Unggul," Seminar Nasional Sistem
Berdasarkan hasil penelitian ini, saran Informasi Indonesia, pp. 2-4, 2013.
yang dapat diperhitungkan untuk meningkatkan
[4] K. Surendro, "Rancangan Tatakelola
tata kelola perusahaan adalah sebagai berikut :
Teknologi Informasi Untuk Pabrik
1. Melakukan evaluasi, penilaian dan Pupuk," Jurnal Informatika, vol. 9, no. 2,
pengarahan terkait seluruh kegiatan yang pp. 115-121, 2008.
ada di perusahaan baik dalam bidang
service maupun di bidang pengiriman [5] ISACA, "COBIT 5: A Business
barang. Framework for Governance &
2. Melakukan penilaian dan evaluasi terkait Management IT," 2012.
penggunaan sisten SANMAN dan
SANWIN. [6] K. S. Jayanti, "Tata Kelola Dan Audit
3. Mengingkatkan tata kelola terkait domain Sistem Informasi Rumah Sakit Umum
EDM 3, EDM 4, APO 7, BAI 4, DSS 3, Negara Menggunakan Kerangka Kerja
DSS 6, dan MEA 1 sesuai dengan Cobit 5," Jurnal Seminar Nasional
rekomendasi. Teknologi Informasi dan Multimedia,
4. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan 2018.
melakukan evaluasi menggunakan domain
[7] J. K. Sitinjak, A. Fajar and R. Hanafi,
yang berbeda pada sistem SANMAN dan
"Penilaian Terhadap Penerapan Proses IT
SANWIN.
Governance Menggunakan COBIT Versi
V. UCAPAN TERIMA KASIH 5 Pada Domain BAI Untuk
Pengembangan Aplikasi Studi Kasus
Penulis mengucapkan terima kasih IPOS di PT. POS Indonesia," E-
kepada pihak kampus STMIK Primakara yang Proceeding of Engineering, vol. 2, no. 2,
telah memberikan dukungan terhadap peneliti. 2015.
Selain itu juga terima kasih untuk pembimbing
program studi sistem informasi yang selalu [8] Suryana, Writer, Metodelogi Penelitian :
memberikan dukungan untuk melakukan Model Prakatis Penelitian Kualitatif dan
penelitian dan publikasi ilmiah ini. Kuantitatif. [Performance]. Universitas
Pendidikan Indonesia, 2010.
REFERENSI
[9] S. Rahardjo and G. , Pemahaman Individu
Teknik Non Tes, Kudus: Nora Media
[1] M. Agustinus, “Ada 3,98 Juta Perusahaan Enterprise, 2011.
Baru di RI dalam 10 Tahun Terakhir,”
detikFinance, 27 April 2017. [Online].

MATRIK : JURNAL MANAJEMEN, TEKNIK


37
INFORMATIKA & REKAYASA KOMPUTER
e-ISSN. 2476-9843 Jurnal MATRIK
p-ISSN. 1858-4144 Vol.18 No.1 (Nopember) 2018, Hal 29-38
DOI : https://doi.org/10.30812/matrik.v18i1.340

[10] I. G. L. A. Raditya, "Evaluasi Tata Kelola Ganesha," Jurnal Buana Informatika,


Teknologi Informasi Berbasis Cobit 5 vol. 6, no. 4, pp. 279-288, 2015.
Dalam Pelayanan Sistem Informasi
Akademik Di Universitas Pendidikan

MATRIK : JURNAL MANAJEMEN, TEKNIK


38
INFORMATIKA & REKAYASA KOMPUTER

Anda mungkin juga menyukai