Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI

“EKSIPIEN”

DISUSUN OLEH :
1. Angel Christine (03422119036)
2. Ismihani Sofyani (03422118205)
3. Novita Yuliani (03422118286)

REGULER 1 – 18B
AKADEMI FARMASI IKIFA
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmatnya kepada kita semua.

Rasa syukur itu dapat kita  dengancara memelihara lingkungan dan mengasah akal budi kita

kita untuk memanfaatkan karunia Tuhan itu dengan sebaik-baiknya.

Jadi , rasa syukur itu harus senantiasa kita wujudkan dengan rajin belajar dan

mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. Dengan cara itu, anda akan menjadi generasi

bangsa yang tangguh dan berbobot serta pintar. Makalah ini yaitu Materi “EKSIPIEN

TABLET”.

Segala usaha telah kami lakukan untuk menyelesaikan makalah ini. Namun dalam

usaha yang maksimal itu kami menyadari tentu masih terdapat banyak kekurangan.untuk itu

kami menharap kritik dan saran dari semua pihak yang bisa kami jadikan sebagai motivasi

Jakarta , maret 2020                                                                     

  Penyusun
Daftar isi
Hal

Kata pengantar i

Daftar isi ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar belakang 1

B. Rumusan masalah 1

C. Tujuan penulis 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi eksipien 2

B. Fungsi eksipien 3

C. Formula eksipien 12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 14

B. Saran 14

DAFTAR PUSAKA
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Bentuk sediaan liquid merupakan sediaan dengan wujud cair, mengandung satu atau lebih zat
aktif yang terlarut atau terdispersi stabil dalam medium yang homogen saat diaplikasikan (Anief, M,
2005). Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa. Kecuali dinyatakan lain,
kadar sakarosa, C12H22O11, tidak kurang dari 64,0% dan tidak lebih dari 66,0%. Pembuatan kecuali
dinyatakan lain, sirup dibuat dengan buat cairan untuk sirop, panaskan, tambahkan gula , jika perlu
didihkan hingga larut. Tambahkan air mendidih secukupnya hingga diperoleh bobot yang
dikehendaki, buang busa yang terjadi, serkai (Depkes RI,1979).

Sirup terdiri dari bahan aktif dan eksipien atau bahan tambahan. Bahan (zat) aktif adalah
setiap bahan atau campuran bahan yang berkhasiat (Siregar, 2010). Eksipien adalah zat tambahan
yang tidak mempunyai efek farmakologi Eksipien meningkatkan kualitas fisik obat dengan
mempengaruhi transport obat dalam tubuh, mencegah kerusakan sebelum sampai ke sasaran,
meningkatkan kelarutan dan bioavailabilitas, meningkatkan stabilitas obat, menjaga pH dan
osmolaritas, menstabilkan emulsi, mencegah disosiasi zat aktif dan memperbaiki penampilan
sediaan. Kriteria eksipien yang baik ialah harus netral secara fisiologis, stabil, tidak mempengaruhi
bioafailibilitas obat, sesuai peraturan undang-undang (Ansel,1989).

II. Rumusan masalah


1. Apa definisi eksipien?
2. Apa saja eksipien yang digunakan serta fungsinya pada sediaan cair?
3. Fungsi eksipien ?

III. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian eksipien.
2. Untuk mengetahui berbagai eksipien yang digunakan serta fungsinya pada sediaan cair.
3. Untuk mengetahui berbagai fungsi-fungsi eksipien
BAB II
Pembahasan

I. pengertian Eksipien

Eksipien (zat tambahan) merupakan bahan selain zat aktif yang ditambahkan dalam formulasi
suatu sediaan untuk berbagai tujuan atau fungsi. Bahan tambahan bukan merupakan bahan aktif,
namun secara langsung atau tidak langsung akan berpengaruh pada kualitas/mutu tablet yang
dihasilkan. Beberapa kriteria umum yang esensial untuk eksipien yaitu : netral secara fosiologis,
stabil secara fisika dan kimia, memenuhi peraturan perundangan, tidak mempengaruhi bioavaiabilitas
obat, bebas dari mikroba patogen dan tersedia dalam jumlah yang cukup dan murah (Haryanto,
2014). Eksipien farmasetika adalah bahan (substansi) yang terdapat dalam proses pembuatan sediaan
yang tidak memiliki aktivitas farmakologi atau terdapat dalam produk obat jadi (finished
pharmaceutical product dosage form) (Widmaier et al, 2008).

Eksipien dapat mempengaruhi :


1. Mempengaruhi transport obat dalam tubuh
2. Mencegah obat rudak sebelum sampai ke target
3. Meningkatkan kelarutan dan bioavailabilitas
4. Meningkatkan stabilitas obat
5. Menjaga pH dan osmolaritas
6. Sebagai antioksidan dan penstabil emulsi
7. Sebagai propelan dalam aerosol
8. Mencegah disosiasi zat aktif
9. Memperbaiki penampilan sediaan

Eksipien penting karena :


1. Untuk keamanan
2. Mempermudah proses pembuatan
3. Berdampak pada kualitas produk

Interaksi eksipien dan zat aktif akan memberikan implikasi terhadap :


1. Stabilitas produk terutama jika terdapat air
2. Produk jadi
3. Proses pelepasan obat
4. Mempengaruhi aktivitas terapeutik zat aktif
5. Mempengaruhi profil efek samping zat aktif

Sifat fungsional eksipien yang dapat diperbaiki :


1. Meningkatkan laju alir
2. Kompressibilitas
3. Penghomogenisasian massa
4. Meningkatkan kelarutan
5. Meningkatkan sensitifitas lubrikan
6. Sebagai superdisintegran
7. Mengubah profil laju disolusi

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan eksipien 

Pemilihan eksipien. International Pharmaceutical Excipient Council (ICPE): setiap bahan selain dari
bahan obat yang telah dieva- luasi keamanannya dan digunakan dalam formulasi utk tujuan :

~ memudahkan proses manufaktur

~ meningkatkan stabilitas, bioavailabilitas atau akseptabilitas pasien

~ meningkatkan keamanan dan khasiat produk

II. Fungsi Eksipien

FILLERS/DILUENTS/BAHAN PENGISI

Bahan pengisi dibutuhkan untuk membuat bulk (menambah bobot sehingga memiliki bobot yang
sesuai untuk dikempa), memperbaiki kompresibilitas dan sifat alir bahan aktif yang sulit dikempa
serta untuk memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dikempa langsung. Bahan pengisi dapat dibagi
berdasarkan katagori: material organik (karbohidrat dan modifikasi karbohidrat), material anorganik
(kalsium fosfat dan lainnya), serta co-processed diluents. Jumlah bahan pengisi yang dibutuhkan
bervariasi, berkisar 5-80% dari bobot tablet (tergantung jumlah zat aktif dan bobot tablet yang
diinginkan). Bila bahan aktif berdosis kecil, sifat tablet (campuran massa yang akan ditablet) secara
keseluruhan ditentukan oleh sifat bahan pengisi.

Tabel I. Macam-macam bahan pengisi tablet

Tidak larut Larut


Kalsium sulfat Laktosa

Kalsium fosfat, dibasic dan tribasik Sukrosa

Kalsium karbonat Dektrosa


Amilum Mannitol

Modifikasi amilum Sorbitol

Mikrokritalin selulosa

Bahan pengisi yang dapat digunakan untuk kempa langsung disebut dengan filler-binders. Filler-
binders adalah bahan pengisi yang sekaligus memiliki kemampuan meningkatkan daya alir dan
kompaktibilitas massa tablet. Filler binders digunakan dalam kempa langsung. Persyaratan suatu
material dapat berfungsi sebagai filler-binders adalah mempunyai fluiditas dan kompaktibilitas yang
baik. Material yang mempunyai sifat demikian biasanya mempunyai ukuran partikel yang relatif
besar (bukan fines) dengan bentuk yang sferis. Bahan pengisi yang dapat berfungsi sebagai filler-
binders biasanya hasil modifikasi, termasuk co-processed diluents. Co-processed diluents merupakan
material hasil modifikasi dan kombinasi 2 atau lebih material dengan proses yang sesuai. Material
co-processed diluents lebih baik untuk kempa langsung dibandingkan hasil modifikasi 1 macam
diluents saja.

Tabel II. Macam-macam filler- binder hasil modifikasi tunggal dan co-processed

Filler- binder Diskripsi


Modifikasi tunggal Modifikasi dari mikrokristalinselulosa/MCC

Avicel Hasil spray laktosa

Spray dried lactose Modifikasi dikalsium fosfat dihidrat

Ditab Hasil spray campuran α-lactose kristalin


monohidrat dan laktosa amorp.
Co-processed
75% laktosa dan 25% MCC (Microkristalin
Fast Flo lactose® selulosa).

Microcellac® 93% α-laktosa monohidra, 3,5% PVP dan


3,5% crospovidone.
Ludipress®
Sukrosa 95-97%, gula invert 3-4% dan
Nu-Tab ®
magnesium stearat 0,5%.

Di-Pac® Sukrosa 97% dan dextrin modifikasi 3%

Sugartab® Sukrosa 90-93% dan gula invert 7-10%.

Emdex® Dextrosa 93-99% dan maltosa 1-7%

Cal-Tab® Kalsium sulfat 93% da gom alam 7%


Cal-Carb® Kalsium karbonat 95% dan maltodektrin5%

Calcium 90® Kalsium karbonat (minimum) 90% da


Amilum, NF (maksimum) 9%
StarLac
Laktosa 80% dan Amilum Jagung 20%

BINDERS (PENGIKAT)

Binders atau bahan pengikat berfungsi memberi daya adhesi pada massa serbuk pada granulasi dan
kempa langsung serta untuk menambah daya kohesi yang telah ada pada bahan pengisi. Bahan
pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk kering dan bentuk larutan (lebih efektif). Bahan pengikat
secara umum dapat dibedakan menjadi: pengikat dari alam, polimer sintetik/semisintetik dan gula.

Pada granulasi basah, bahan pengikat biasanya ditambahkan dalam bentuk larutan (dibuat solution,
musilago atau suspensi), namun dapat juga ditambahkan dalam bentuk kering, setelah dicampur
dengan massa yang akan digranul baru ditambahkan pelarut.

Tabel III. Pengikat yang biasanya digunakan dalam granulasi basah

Nama Konsentrasi Pelarut

(%dari formula)
Selulosa mikrokristalin 10-50 Air

Polimer (turunan selulosa) 1-5 Air

CMC Na 2-7 Alcohol

HPC 2-5 Alkohol, air

HPMC 1-3 Air

MC 1-5 Air

HEC 2-5 Air (pasta)

EC 10-25 Air

PVP 2-20 Air

Gelatin 5-10 Air

5-10
Gom Alam

Akasia

Tragakan

Guar

Pektin

Amilum

Amilum pregelatin

Sukrosa

Lainnya

Sirup jagung

PEG

Na Alginat

Magnesium aluminum silikat

Pada proses granulasi, dengan adanya bahan pengikat dalam bentuk cair maka bahan pengikat akan
membasahi permukaan partikel, selanjutnya terbentuk jembatan cair (liquid bridges) antar partikel.
Selanjutnya partikel yang berikatan akan semakin banyak sehingga terjadi pertumbuhan/pembesaran
granul. Setelah proses pengayakan dilakukan proses pengeringan yang mengakibatkan terbentuknya
jembatan padat antara partikel yang saling mengikat membentuk granul. Banyaknya larutan pengikat
yang dibutuhkan dalam proses granulasi bervariasi tergantung pada: jumlah bahan, ukuran partikel,
kompresibilitas, luas permukaan, porositas, hidrofobisitas, kelarutan dalam larutan pengikat, dan
cara/metode penggranulan. Pada tabel IV terlihat perkiraan volume larutan pengikat yang dibutuhkan
untuk menggranul berbagai bahan pengisi.

Tabel IV. Banyaknya larutan pengikat yang dibutuhkan untuk menggranul 3000 g pengisi

Larutan bahan pengikat Pengisi


Sukrosa Lactosa Dektrosa Mannitol
Gelatin 10% 200 290 500 560

Glukosa 50% 300 325 500 585


Metilselulosa 2 % (400 cps) 290 400 835 570

Air 300 400 660 750

Akasia 10% 220 400 685 675

Musilagoamili 10% 285 460 660 810

Alkohol 50% 460 700 1000 1000

PVP dalam air 10% 260 340 470 525

PVP dalam alcohol 10% 780 650 825 900

Sorbitol dalam air 10% 280 440 750 655

Pada pembuatan tablet dengan metode granulasi kering dan kempa langsung, bahan pengikat
ditambahkan dalam bentuk kering.

Tabel V. Jenis-jenis bahan pengikat yang umum digunakan pada kempa langsung

Bahan Pengikat Kelas


Avicel (PH 101) Mikrokristalinselulosa
SMCC (50) Silicified Mikrokristalinselulosa
UNI-PURE(DW) Amilum pregelatin partial
UNI-PURE (LD) Amilum densitas rendah
DC Lactose DC laktosa anhydrous
DI TAB DC-Calsium fosfat dihidrat dibasa

Tabel VI. Karakteristik bahan pengikat untuk kempa langsung (DC/Direct compression)

Sifat alir DI TAB > SMCC(50) > DC Lactose , UNI PURE(DW) >
Avicel (PH 101) > UNI PURE(LD)
Compresibilitas UNI PURE(LD) > SMCC(50) , Avicel (PH 101) > UNI
PURE(DW) , DC Lactose > DI TAB
Crushing Strength UNI PURE(LD) > SMCC(50) > UNI PURE(DW) > Avicel

DISINTEGRANTS DAN SUPER DISINTEGRANTS

Bioavailabilitas suatu tablet tergantung pada absorpsi obatnya. Absorpsi obat tergantung pada
kelarutan obat dalam cairan gastrointestinal dan permeabilitas obat melintasi membran. Kecepatan
kelarutan suatu obat dalam tablet tergantung pada sifat fisika-kimia obat, dan juga kecepatan
disintegrasi dan disolusi dari tablet. Untuk mempercepat disintegrasi tablet, maka ditambahkan
disintegran/bahan penghancur. Bahan penghancur akan membantu hancurnya tablet menjadi granul,
selanjutnya menjadi partikel partikel penyusun sehingga akan meningkatkan kecepatan disolusi
tablet.

Bahan penghancur dapat ditambahkan langsung (pada kempa langsung) atau dapat ditambahkan
secara intragranular, ekstragranular serta kombinasi intra-ekstra pada granulasi. Aksi bahan
penghancur dalam menghancurkan tablet, ada beberapa mekanisme, yaitu: aksi kapiler,
swelling/pengembangan, heat of wetting, particle repulsive forces, deformation, release of gases,
enzymatic action.

Tabel VII. Tipe dan jumlah disintegran/bahan penghancur yang umum ditambahkan

Disintegrant Konsentrasi (%)


Amilum 5-20

Amilum 1500 5-15

Avicel (mikrokristalin selulosa) 5-10

Solka floc 5-15

Asam alginat 5-10

Explotab (sodium starch glycolate) 2-8

Gom guar 2-8

Policlar AT (Crosslinked PVP) 0,5-5

Amberlite IPR 88 0,5-5

Metilselulosa, CMC, HPMC. 5-10

BAHAN PELICIN

Bahan pelicin mempunyai 3 fungsi, yaitu:

1. Lubricants
Lubrikan adalah bahan yang berfungsi untuk mengurangi friksi antara permukaan dinding/tepi tablet
dengan dinding die selama kompresi dan ejeksi. Lubrikan ditambahkan pada pencampuran
akhir/final mixing, sebelum proses pengempaan. Lubrikan dapat diklasifikasikan berdasarkan
kelarutannya dalam air yaitu larut dalam air dan tidak larut dalam air. Pertimbangan pemilihan
lubrikan tergantung pada cara pemakaian, tipe tablet, sifat disintegrasi dan disolusi yang dinginkan,
sifat fisika-kimia serbuk/granul dan biaya.

Tabel VIII. Macam-macam lubrikan yang biasa digunakan pada sediaan tablet

Jenis Lubricants Konsentrasi(%)


Water insoluble lubricants
Stearates(Magnesium Stearate, Calcium Stearate, 0,25-1
Sodium stearate)
Talc 1-2
Sterotex 0,25-1
Waxes 1-5
Stearowet 1-5
Glyceryl behapate(Compritol®888) 1-5
Liquid paraffin Sampai 5
Water soluble lubricants
Boric acid 1
Sodium benzoate, Sodium oleate, Sodium acetate 5
Sodium Lauryl sulfate (SLS) 1-5
Magnesium lauryl sulfate (MLS) 1-5

2. Glidants

Glidants ditambahkan dalam formulasi untuk menaikkan/meningkatkan fluiditas massa yang akan
dikempa, sehingga massa tersebut dapat mengisi die dalam jumlah yang seragam. Amilum adalah
glidan yang paling populer karena disamping dapat berfunsi sebagai glidan juga sebagai disintegran
dengan konsentrasi sampai 10%. Talk lebih baik sebagai glidan dibandingkan amilum, tetapi dapat
menurunkan disintegrasi dan disolusi tablet. Pada tabel IX terlihat beberapa tipe glidan yang biasa
digunakan.
Tabel IX. Tipe dan jumlah lubrikan yang biasanya digunakan

Glidants Konsentrasi (%)


Logam stearat <1

Asam stearat 1-5

Talk 1-5

Amilum 1-10

Natrium benzoat 2-5

Natrium klorida 5-20

Natrium dan magnesium lauril sulfat 1-3

PEG 4000 dan 6000 2-5

3. Antiadherents

Antiadherents adalah bahan yang dapat mencegah melekatnya (sticking) permukaan tablet pada
punch atas dan punch bawah. Talk, magnesium stearat dan amilum jagung merupakan material yang
memiliki sifat antiadherent yang sangat baik.

Tabel X. Daftar antiadherent yang biasa digunakan

Jenis antiadherents Konsentrasi (% b/b)


Talk 1-5
Magnesium stearat <1
Amilum jagung 3-10
Colloidal silica 0,1-0,5
DL-Leucine 3-10
Natrium lauril sulfat <1

COLORS DAN PIGMENTS

Bahan pewarna tidak mempunyai aktifitas terapetik, dan tidak dapat meningkatkan bioavailabilitas
atau stabilitas produk, tetapi pewarna ditambahkan kedalam sediaan tablet untuk fungsi menutupi
warna obat yg kurang baik, identifikasi produk, dan untuk membuat suatu produk lebih menarik
(aesthetic appearance and brand image in the market). Akan tetapi penggunaan pewarna yang tidak
tepat/salah akan mempengaruhi mutu produk. Pewarna yang digunakan haruslah pewarna yang
diperbolehkan oleh undang-undang untuk digunakan sebagai pewarna untuk sediaan obat.

Bahan pewarna ada yang larut dalam air dan ada tidak larut. Pewarna ditambahkan dalam bentuk
larutan atau suspensi dalam granulasi basah, tergantung apakah pewarna tersebut larut atau tidak.
Penggunaan pewarna yang larut kemungkinan dapat terjadi migrasi zat warna selama proses
pengeringan yang dapat mengakibatkan tidak meratanya warna. Penggunaan pewarna yang tidak
larut dapat mengurangi resiko interaksi yang kemungkinan terjadi dengan zat aktif dan bahan
tambahan yang lain. Terhadap tablet yang telah diberi pewarna, sangat penting untuk dilakukan
pengukuran keseragaman warna pengkilapan, serta perubahan warna karena pengaruh cahaya pada
permukaan tablet. Pengukuran dapat dilakukan dengan Reflectance Spectrophotometry, Tristimulus
Colourimetric Measurements dan Microreflectance Photometer

Tabel XI: Jenis pewarna (sintetik) yang biasa digunakan

Pewarna Nama umum


Red 3 Erythrosine
Red 40 Allura red AC
Yellow 5 Tartrazine
Yellow 6 Sunset Yellow
Blue 1 Brilliant Blue
Blue 2 Indigotine
Green 3 Fast Green

SWEETENERS, FLAVORS

Penambahan Pemanis dan pemberi rasa biasanya hanya untuk tablet-tablet kunyah, hisab, buccal,
sublingual, effervescent dan tablet lain yg dimaksudkan untuk hancur atau larut dimulut.

Tabel XII. Beberapa pemanis yang biasa digunakan dalam formulasi tablet

Pemanis alami Pemanis sintesis/buatan


Mannitol Sakarin
Lactosa Siklamat
Sukrosa Aspartame
Dektrosa

Sakarin 500 kali lebih manis dibandingkan sukrosa, kekurangannya berasa pahit pada akhir dan
bersifat karsinogenik, sama seperti siklamat yang juga karsinogenik. Aspartame 180 kali lebih manis
dibanding sukrosa, tetapi kurang stabil pada kondisi lembab sehingga tidak dapat digunakan dengan
komponen yang higroskopis.

Flavors digunakan untuk memberi rasa atau meningkatkan rasa pada tablet-tablet yang dikehendaki
larut atau hancur dimulut sehingga lebih dapat diterima oleh konsumen. Flavors dapat ditambahkan
dalam bentuk padat (spray dried flavors) atau dalam bentuk minyak atau larutan (water soluble)
flavors. Dalam bentuk padat lebih mudah penanganannya dan secara umum lebih stabil dari pad
bentuk minyak. Minyak biasanya ditambahkan pada tahap lubrikasi sebab minyak sensitif terhadap
moisture dan bertendensi menguap ketika dipanaskan pada pengeringan. Jadi yang paling mungkin
adalah diadsorbsikan ke dalam eksipien dan ditambahkan pada proses lubrikasi. Maksimum
penambahan minyak yang ditambahkan pada granul tanpa mempengaruhi karakter tablet atau proses
penabletan adalah 0,5-0,75. Aqueous flavors tidak banyak digunakan sebab tidak stabil because pada
penyimpanan.

III . Formula

III. Formula
Contoh Formula Sediaan Likuid berdasarkan jurnal berjudul “Formulasi Sirup Ekstrak Daun Legundi
(Vitex Trifolia L.)” adalah sebagai berikut (Lisprayatna et al.,2012):

Ekstrak Daun legundi


mengandung senyawa ester, alkaloid (vitrisin), glikosida flavon (artemetin dan 7 desmetil artemetin),
dan komponen non flavonoid friedelin sitosterol, glukosida, serta senyawa hidrokarbon (Sudarsono
dkk., 2002). Viteksikarpin merupakan senyawa golongan flavonoid yang terkandung di dalam daun
legundi dan berkhasiat sebagai antiasma. Viteksikarpin yang terdapat pada ekstrak etanol berperan
menghambat efek pelepasan histamin dari sel mast dengan cara menstabilkan fungsi membran sel.
Mekanisme penghambatan pelepasan histamin ialah antagonis nonkompetitif (Alam dkk., 2002).

 Propilenglikol
Propilenglikol merupakan bahan yang membantu meningkatkan kelarutan senyawa dalam
ekstrak tumbuhan obat dan berfungsi sebagai anti septic serta mampu melawan jamur (Owen dan
Weller, 2006). Bahan ini terbukti mampu meningkatkan kelarutan air dan minyak permen serta air
dan benzilbenzoat (Martin dkk., 1990). Penggunaan propilenglikol dalam bidang farmasetika ialah
berdasarkan atas aktivitas ikatan jembatan hidrogen, pembentukan kompleks, dan penurunan
tegangan permukaan (Gennaro, 1990).

 Sakarosa
Sakarosa adalah gula yang diperoleh dari Saccharum officinarum Linne (Familia Gramineae),
Beta vulgaris Linne (Familia Chenopodiaceae) dan sumber-sumber lain. Sakarosa berfungsi sebagai
zat pemanis dalam formula jurnal ini (Depkes RI, 1995).

 Essen anggur
Essen anggur berfungsi sebagai perasa atau corigen saporis (Depkes RI, 1995).

 Asam sitrat
Asam sitrat banyak digunakan dalam formulasi farmasi dan produk makanan, terutama untuk
mengatur pH larutan. Dalam jurnal ini asam sitrat berfungsi sebagai agen buffer (mengatur pH
larutan) dan zat pengawet (Rowe et al., 2009).

 Aqua destilata
Aqua destillata dalam jurnal ini berfungsi sebagai zat pelarut (Depkes RI, 1995).

PERTIMBANGAN DALAM PEMILIHAN EKSIPIEN UNTUK TABLET

Eksipien yang dibutuhkan dalam formulasi sediaan padat begitu banyak (jenis dan fungsinya),
dengan pilihan yang beragam pula. Dalam beberapa decade terakhir, produsen terus mengembangkan
dan meriset berbagai eksipien generasi baru dengan berbagai sifat kimia-fisika dan keunggulannya.
Dalam memilih eksipien, dituntut kejelian dan kecerdasan dari formulator sehingga dapat dihasilkan
suatu tablet yang bermutu (aman, manjur, acceptable dan stabil). Banyak faktor yang harus
dipertimbangkan dalam memilih eksipien seperti: sifat fisika kimia zat aktif dan eksipien,
proses/metode pembuatan, cara/rute pemakaian, dosis dan profil pelepasan yang dinginkan, dan lain
sebagainya. Semua pertimbangan tersebut harus dikaji secara komprehensif, sehingga akan dapat
dihasilkan suatu formula yang baik. Prinsip dasar yang dapat menjadi landasan adalah penggunaan
eksipien sebaiknya dalam jumlah (jenis dan kuantitas) yang sesedikit mungkin untuk menghindari
interaksi yang lebih besar yang mungkin terjadi antar komponen yang ada. Sebaliknya suatu ketika
mungkin akan dibutuhkan jumlah (jenis dan kuantitas) yang besar untuk mencapai tujuan tertentu.
BAB III

Kesimpulan dan Saran

KESIMPULAN

Dalam formulasi sediaan tablet, selain bahan aktif juga dibutuhkan eksipien/bahan tambahan, karena
zat aktif tidak memiliki semua sifat yang baik untuk langsung dibuat tablet. Bahan tambahan bukan
merupakan bahan aktif, namun secara langsung atau tidak langsung akan berpengaruh pada
kualitas/mutu tablet yang dihasilkan. Pemilihan bahan tambahan harus disesuaikan dengan sifat
kimia-fisika dari bahan obat, serta dengan tujuan yg ingin dicapai

SARAN

Sebaiknya dalam pemilihan penggunaan eksipien sebaiknya dalam jumlah (jenis dan kuantitas) yang
sesedikit mungkin untuk menghindari interaksi yang lebih besar yang mungkin terjadi antar
komponen yang ada
DAFTAR PUSAKA
https://www.academia.edu/9553227/EKSIPIEN_UNTUK_SEDIAAN_TABLET
https://gudangilmu.farmasetika.com/mengenal-bahan-eksipien-farmasi-dan-kegunaannya/
http://eprints.ums.ac.id/54722/3/BAB%20I.pdf
http://jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/download/12922/pdf

Anda mungkin juga menyukai