Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA KERJA, DAN

SARANA PRASARANA TERHADAP PRESTASI SISWA SMA DI KOTA


SURAKARTA

Heriyanto
M. Wahyuddin

Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta


Jalan A. Yani, Tromol Pos 1, Pabelan, Surakarta 67102

ABSTRACT

Target of research is to know leadership factor influence, cultural of activity, and


supply to SMA student achievement in Surakarta, and to know most dominant
factor in influencing SMA student achievement in Surakarta. This research takes
location at senior high school country and private sector in Town Surakarta. This
Research is conducted in March - June 2006, with amount of population counted
1.998 people. Amount of taken sample in this research is 100 responders. Method
at this research is regression logistic binary, test accuracy model regression used
to assess accuracy regression model in this research is measured with chi-square
value with test Hosmer and Lemeshow. Pursuant to result of logistic binary
regression analysis obtained that independent variable consisting of leadership,
cultural of activity, and supply have positive association to and significance to
proved student achievement with sig value at third variable altogether < 0,05.
From three the free variable in the reality cultural variable of activity represent
most dominant factor, this matter is proved from result of B expertise test or Exp
(B) equal to 2,683, and coefficient beta value equal to 0,987 which actually is
bigger than other variable

Keyword: leadership, cultural of activity, achievement.

A. PENDAHULUAN
Dalam rangka membantu membebaskan masyarakat dari kebodohan dan
keterbelakangan yang mengakibatkan rendahnya kualitas sumber daya
manusia, pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Pendidikan
merupakan kebutuhan mendasar dalam upaya meningkatkan kualitas sumber
daya manusia. Dengan pendidikan, manusia akan menjadi berkualitas dan
pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas dan kemajuan bangsanya.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal,
nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.
Pendidikan nonformal atau yang biasa disebut dengan jalur pendidikan luar
sekolah memiliki peranan memberikan pelayanan pendidikan kepada warga
masyarakat karena faktor usia, waktu (kesempatan) dan sosial ekonomi yang
tidak memungkinkan mereka untuk mengikuti pendidikan melalui jalur
pendidikan sekolah. Salah satu pendidikan formal adalah Sekolah Menengah
Atas (SMA).
Tujuan penyelenggaraan pendidikan tingkat SMA berdasarkan
Keputusan Mendiknas Nomor 053/V/2001, tanggal 9 April 2001, tentang
Pedoman Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Persekolahan Bidang
Pendidikan Dasar dan Menengah adalah: (a) meningkatkan pengetahuan
siswa untuk melanjutkan pada jenjang pendidikan tinggi dan mampu
mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
tehnologi, dan kesenian; dan (b) meningkatkan kemampuan siswa sebagai
anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan
lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitar.
Bertolak dari tujuan penyelenggaraan tersebut, kurikulum yang dipakai
memiliki tujuan untuk mencapai standar kompetensi siswa dengan tamatan
yang diharapkan sebagai berikut: (a) memiliki akhlak dan budi pekerti yang
luhur; (b) menguasai materi pelajaran sebagaimana yang tercamtum dalam
susunan program pengajaran SMA; (c) memiliki pengetahuan dan
ketrampilan dasar untuk hidup dalam masyarakat; dan (d) memiliki
kemampuan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi.
Perubahan yang signifikan di bidang pendidikan setelah terbitnya
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor: 114/U/2001, Tanggal 11 Juli
2001, Tentang Penilaian Hasil Belajar Secara Nasional, membawa dampak
yang besar, terutama pada diri siswa yang dituntut belajar sesuai harapan yang
mengacu pada peningkatan mutu pendidikan secara nasional. Di dalam pasal
2, ayat (1) dijelaskan bahwa penilaian hasil belajar secara nasional bertujuan
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik dan untuk mengetahui
mutu pendidikan pada satuan, jenis atau jenjang/tingkat pendidikan tertentu.
Dampak tersebut sangat dirasakan terutama pada diri siswa dan sekolah-
sekolah yang kualitas belajar mengajarnya rendah sehingga capaian
kelulusannya secara umum juga rendah.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan, perlu dilakukan penjaminan
mutu sesuai dengan standar, norma, kriteria, dan pedoman penyelenggaraan
pendidikan nasional. Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) adalah
sebuah lembaga baru yang dibentuk oleh Mendiknas melalui Keputusan
Nomor: 087/0/2003, tanggal 4 juli 2003, tentang organisasi dan tata kerja
LPMP. Salah satu fungsi dari LPMP adalah merancang model-model
pembelajaran di sekolah sesuai dengan kebutuhan daerah dan standar mutu
nasional.
Di dalam penyelenggaraan Sekolah Menengah Atas (SMA), tingkat
keberhasilannya ditentukan oleh standar pelayanan minimal (SPM). Untuk
mengetahui apakah SPM ini telah diterapkan dengan baik dan benar,
diperlukan suatu indikator keberhasilan. Dalam indikator keberhasilan
tertuang berbagai indikator dan ukuran ketercapaian minimal sesuai dengan
komponen yang ada di dalam SPM. Komponen SPM terdiri dari: kurikulum,
peserta didik, ketenagaan, sarana prasarana, organisasi, pembiayaan,
manajemen sekolah, dan peran serta masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini
adalah untuk menganalisis pengaruh faktor kepemimpinan, budaya kerja, dan
sarana prasarana terhadap prestasi siswa SMA di Surakarta dan untuk
mengetahui faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi prestasi siswa
SMA di Surakarta.

C. METODE PENELITIAN
1. Kerangka Dasar Pemikiran
Prestasi belajar siswa sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor di
antaranya adalah kepemimpinan kepala sekolah, budaya kerja, dan sarana
prasarana belajar sekolah yang dimiliki. Dengan kepemimpinan kepala
sekolah yang baik, budaya kerja segenap karyawan dan guru yang
mendukung proses belajar mengajar siswa, serta ditunjang oleh sarana dan
prasarana yang memadai, prestasi belajar siswa akan lebih baik. Berikut
diagram kerangka dasar pemikiran penelitian ini.

Gambar 1
Kerangka Dasar Pemikiran

Kepemimpinan

Budaya Kerja Prestasi


Be-lajar
Siswa
Sarana
Prasarana

2. Data dan Sumber Data


Data yang digunakan penelitian ini diperoleh dari data primer yang
dikumpulkan melalui penyebaran angket kepada guru dan karyawan SMA
negri dan swasta di kota Surakarta yang dijadikan sampel. Adapun data-data
tersebut adalah:
a. Tanggapan responden tentang kepemimpinan kepala sekolah;
b. Tanggapan responden tentang budaya kerja di lingkungan SMA;
c. Tanggapan responden tentang sarana dan prasarana;
d. Tanggapan responden tentang prestasi siswa.

3. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling


Populasi penelitian ini adalah seluruh pegawai/karyawan SMA di
Surakarta yang berjumlah 1.998 orang terbagi dalam 39 SMA. Adapun
teknik sampling yang digunakan adalah random sampling yaitu
pengambilan sampel yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
strata yang ada dalam populasi itu. Mengingat besarnya jumlah populasi
dan wilayah penelitian, maka dalam penelitian ini ditetapkan besarnya
sampel sebesar 100 orang.
4. Analisis Data
a. Model Analisis Regresi Logistik
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi siswa
digunakan alat analisis dengan menggunakan model regresi logistik.
Model logistik dirancang untuk melakukan prediksi keanggotaan grup.
Regresi logistik digunakan bila variabel-variabel prediktor (predictors)
merupakan campuran antara variabel diskrit dan kontinyu dan distribusi
data yang digunakan tidak normal (Wahyuddin, 2004:34).
Kelebihan metode regresi logistik adalah lebih fleksibel dibanding
teknik lain yaitu:
1) Regresi logistik tidak memiliki asumsi normalitas atas variabel
bebas yang digunakan dalam model. Artinya, variabel penjelas tidak
harus memiliki distribusi normal, linier, memiliki varian yang sama
dalam setiap grup.
2) Variabel-variabel prediktor dalam regresi logistik, bisa merupakan
campuran dari variabel kontinyu, diskrit, dan dikotomis.
3) Regresi logistik sangat bermanfaat digunakan apabila distribusi
respon atas variabel hasil diharapkan nonlinier dengan satu atau lebih
variabel prediktor.

Persamaan umum analisis regresi logistik dinyatakan sebagai berikut.


eu
Ŷi=
1 + eu
Di mana probabilitas yang diestimasi dengan kasus sebanyak
i=1,……,n dan µ adalah the usual linier regression equation, di mana
µ = A + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + ……..+ bkXk
dengan konstanta A, koefisien regresi bi, dan variabel-varibel prediktor
Xj dengan jumlah k prediktor (j= 1, 2 ,3, 4 , 5,......, k ).

Pada penelitian ini, analisis untuk membedakan antara siswa


yang berprestasi dan tidak berprestasi digunakan model logistik binary
dan multinomial, dilakukan dengan menggunakan persamaan berikut
ini:
D Pr estasi = β 0 + β 1 X 1 + β 2 X2 + β 3X3+ V

Di mana D prstasi adalah dummy prestasi (di mana nilai 1 adalah

berprestasi dan nilai 0 adalah tidak berprestasi), sedangkan X 1 , X2, X3,


masing-masing adalah kepemimpinan, budaya kerja, dan sarana
prasarana.

b. Uji Ketepatan Model


Uji ketepatan model regresi digunakan untuk menilai ketepataan
model regresi dalam penelitian ini diukur dengan nilai chi square dengan
uji Hosmer dan Lemeshow. Pengujian ini akan melihat nilai goodness of fit
test yang diukur dengan nilai chi square pada tingkat signifikansi 5%.
Keputusan penerimaan hipotesis didasarkan pada kriteria sebagai
berikut.
H0 = model yang dihipotesiskan fit dengan data.
HA = model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data.

Untuk menguji hipotesis digunakan model Hosmer and


Lemeshow’s goodness of fit test. Jika nilai Hosmer and Lemeshow’s
goodness of fit test statistik sama dengan atau kurang dari 0,05, maka
hipotesis nol ditolak yang berari ada perbedaan signifikan antara model
dengan nilai observasinya, yang goodness fit model tidak baik, karena
model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik
Hosmer and Lemeshow’s goodness of fit lebih besar dari 0,05, maka
hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu
memprediksikan nilai obsevasinya atau dapat dikatakan model dapat
ditemui karena cocok dengan observasinya (Ghozali, 2001:218).
c. Variabel Hasil (Outcome)
Berdasarkan pertimbangan studi empiris sebelumnya, untuk
menentukan sejauh mana prestasi siswa terkonsentrasi pada siswa yang
berprestasi dan siswa yang tidak berprestasi, maka studi ini menggunakan
variabel hasil penilaian prestasi siswa (Y ik ). Variabel ini diperoleh
berdasarkan jawaban angket.

C. ANALISIS DATA
1. Model Regresi Binary Logistic
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
regresi binary logistic yaitu model lain dari analisis regresi untuk
menjelaskan pola hubungan antara variabel independen dan dependen.
Variabel independen penelitian ini adalah variabel kepemimpinan, budaya
kerja, dan sarana prasarana, sedangkan variabel dependen dalam penelitian
ini menggunakan variabel prestasi siswa dengan skala biner (bernilai 0
dan 1). Prestasi siswa dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan
ukuran prestasi/tidak prestasi, sehingga dalam penelitian ini menggunakan
model regresi binari.
Model regresi binary logistic dilakukan dengan menggunakan
persamaan berikut ini.
Dpres = β0 + β1Kep + β2Bud + β3Pras + e

Di mana:
Dpres = prestasi siswa
Kep = kepemimpinan
Bud = budaya kerja
Pras = sarana prasarana
e = error
Setelah dilakukan estimasi dan berbagai uji dengan komputer
hasilnya dapat disajikan sebagai berikut.
Tabel 1
Uji Koefisien Regresi Binary Logistik

Variabel B Wald P
konstanta -84,443 17,012 0,000
Kepemimpinan (kep) 0,632 4,886 0,027
Budaya kerja (BUD) 0,987 7,163 0,007
Sarana prasarana (PRAS) 0,580 6,695 0,010
Sumber: Hasilolah data tahun 2006

Hasil pengujian model regresi binary logistic dengan variabel


dependen prestasi atas prestasi siswa (Y) diperoleh persamaan sebagai
berikut.
DPRES= -84,443 + 0,632KEP + 0,987BUD + 0,580PRAS + e
(4,886) (7,163) (6,695)

Persamaan di atas dapat ditafsirkan bahwa ketiga variabel tersebut


mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan.

2. Uji Ketepatan Model Regresi


Untuk menilai ketepatan model regresi binary logistic dalam
penelitian ini diukur dengan nilai chi square dengan uji Hosmer dan
Lemeshow. Uji ketepatan model regresi binary logistic dengan uji Hosmer
and Lemeshow diperoleh nilai chi square = 12,318 dengan level keyakinan
sebesar 0,138. Angka tersebut lebih besar dari 0,05 atau 5 persen maka Ho
diterima. Hal ini berarti model regresi binary logistic dengan variabel
dependen prestasi siswa adalah sesuai dengan data sehingga layak dipakai
untuk analisis selanjutnya.

3. Uji Koefisien Regresi


Uji koefisien regresi dalam penelitian ini untuk mengetahui
signifikansi pengaruh masing-masing variabel independen terhadap
variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai
signifikansi Wald yang dilaporkan pada print out SPSS. Berdasarkan hasil
analisis dapat diuraikan sebagai berikut hasil pengujian masing-masing
variabel.
Uji signifikansi pengaruh variabel kepemimpinan, budaya kerja, dan
sarana prasarana terhadap prestasi siswa. Dari hasil analisis regresi binary
logistic diketahui bahwa semua variabel independen berpengaruh
signifikan terhadap variabel prestasi siswa. Hal ini ditunjukkan dari nilai
signifikansi Wald < 0,10 atau 10 persen.

4. Uji Ekspektasi B
Setelah dilakukan pengujian model regresi binari terungkap bahwa
prediktor yang tepat digunakan sebagai variabel untuk memprediksi
prestasi siswa adalah variabel yang telah memberikan hasil yang signifikan
yaitu variabel kepemimpinan, budaya kerja, dan sarana prasarana. Nilai
Exp (B) yang dilaporkan pada output SPSS dapat digunakan sebagai
petunjuk untuk mengetahui besarnya kontribusi yang diberikan masing-
masing variabel terhadap prestasi siswa. Berdasarkan hasil pengujian
model regresi binary logistic diperoleh hasil uji ekspektasi B atau nilai
Exp (B) dari variabel yang signifikan seperti nampak pada tabel 2 di
bawah ini.
Tabel 2
Uji Ekspektasi B

Variabel Independen Nilai Exp


(B)
Kepemimpinan (kep) 1,881
Budaya kerja (bud) 2,683
Sarana prasarana (pras) 1,786
Sumber: diolah dari sumber primer.

Keterangan:
** = Signifikan pada α = 0,05
Melihat besarnya nilai ekstektasi B atau nilai Exp (B) di atas,
menunjukkan bahwa variabel budaya kerja mempunyai pengaruh yang
lebih besar nilai Exp (B) = 2,683 terhadap prestasi siswa dibandingkan
variabel kepemimpinan dan sarana prasarana. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel budaya kerja memberikan kontribusi yang paling besar
dibandingkan variabel lain.

D. PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis regresi binary logistic diperoleh bahwa
variabel independen yang terdiri dari kepemimpinan, budaya kerja, dan sarana
prasarana berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi siswa. Hasil uji
koefisien regresi diperoleh bahwa semua variabel independen yang terdiri dari
kepemimpinan, budaya kerja, dan sarana prasarana berpengaruh signifikan
terhadap prestasi siswa. Dari hasil uji ekspektasi B atau Exp (B) diketahui
bahwa kontribusi yang diberikan variabel budaya kerja terhadap prestasi
siswa adalah yang paling besar dibandingkan variabel kepemimpinan dan
sarana prasarana. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya nilai Exp (B) = 2,683
yang paling besar dari nilai Exp (B) variabel yang lain.
Mengingat budaya kerja memberikan kontribusi yang cukup besar
terhadap prestasi siswa pada Sekolah Menengah Atas (SMA) di kota
Surakarta, disarankan agar di dalam meningkatkan prestasi siswa dipandang
perlu untuk meningkatkan disiplin melaksanakan jam belajar-mengajar,
melaksanakan kewajiban sesuai jadwal, kehadiran tepat waktu, memberikan
penghargaan bagi guru dan karyawan yang berprestasi, serta memberikan
sangsi bagi yang melanggar peraturan.
Kepemimpinan juga memberikan konstribusi yang cukup signifikan
terhadap prestasi siswa. Oleh sebab itu, perlunya seorang kepala sekolah
selalu mempertimbangkan pendapat dari bawahan, mampu menjalin
kerjasama dengan institusi lain, menciptakan situasi yang kondusif, bersikap
jujur dan terbuka, dan mempunyai kemampuan manajerial yang baik.
Sarana dan prasarana merupakan suatu kebutuhan yang harus tersedia
bagi setiap sekolah karena mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.
Sarana prasarana yang dibutuhkan sekolah meliputi: ruang kelas yang cukup
sesuai jumlah murid, fasilitas ruang untuk kepala sekolah, guru, tata usaha,
ruang tamu, kamar mandi/WC, aula, tempat ibadah, tersedianya peralatan
kesenian (band, gamelan), peralatan untuk olah raga, ruang perpustakaan,
ruang laboratorium untuk IPA maupun IPS, peralatan penunjang kegiatan
misalnya LCD, OHP, komputer, televisi, dan AC.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 1990. Evaluasi Instruksional, Prinsip Tehnik Prosedur. Bandung:


PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Bandung: Rineka Cipta.

As’ad, Moh. 1996. Teori Ilmu Sumber Daya Manusia, Psikologi Industri (Edisi
Keempat). Yogjakarta: Liberty.

Badawi, Ahmad.1995. Kelompok Belajar sebagai Teknik Penyuluhan dan Metode


Pengajaran. Yogyakarta: FIB Universitas Gajah Mada.

Depdiknas. 2003. Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal


Penyelenggaraan Persekolahan Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah.
Jakarta: Dirten Pendasmen.

Depdiknas. 2003. Pola Induk Pengembangan Sistem Penilaian, Kurikulum


berbasis kompetensi Sekolah Menengah Atas (SMA). Jakarta.

Ghofur, Abdul. 2004. Himpunan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional


Republik Indonesia. Jakarta: Depdiknas.

Hadi, Sutrisno. 2000. Statistik. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Hadisusanto, Dirto. 1998. Capita Selekta Pendidikan dan Masalah-Masalah


Pokoknya. Yogyakarta IKIP Yogjakarta.

Kartono, Kartini. 1985. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Rajawali.

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara RI Nomor: 15/KEP/M.PAN/


04/2002, tentang Pedoman Pengembangan Budaya Kerja Aparatur
Negara, Jakarta.

Luciana, S. Ashid. 2005. ”Pengaruh Upah, Motivasi, dan budaya Kerja terhadap
Prestasi Kerja Pegawai di Perusahaan Plastik Bintang Fajar Surakarta”
(Tesis). Surakarta: Program Pascasarjana UMS.

Mulyasa, Enco. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Nawawi, Handari. 1985. Metodologi Penelitian Bidang Sosial. Yogjakarta: UGM.

Negoro, Adi. 1954. Ensiklopedia Umum dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT


Bulan Bintang.
Osborn, D. Peter. P. 2000. Memangkas Birokrasi (Edisi Revisi). Jakarta: LPPM.

Prasetyastuti, Etty. 2003. ”Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan, Promosi


jabatan terhadap Prestasi Kerja Pegawai Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Propinsi Jawa Tengah” (Tesis). Surakarta: Program Pascasarjana UMS.

Purwadarminto. 1979. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Samani, Muchlas. 1999. Panduan Manajemen Sekolah. Jakarta: Depdiknas.

Santoso, Singgih. 2001. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik (Edisi Pertama).
Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Setiaji, Bambang. 2004. Panduan Riset dengan Pendekatan Kuantitatif.


Surakarta: Pascasarjana UMS.

Siagian, Sondang. P. 1995. Teori Motivasi dan Aplikasinya (Cetakan Kedua).


Jakarta: PT Rineka Cipta.

Singgih, D. Gunarso. 1980. Psikologi untuk Membimbing. Jakarta: Gunung Mulia.

Sofo, F. 2003. Pengembangan Sumber Daya Manusia (Esdisi I). Surabaya:


Airlangga.

Sudjana, Nana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Tirtonegoro, Sutratinah. 1989. Anak Supernormal dan Program Pendidikannya.


Jakarta: Gramedia.

Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional. Jakarta: BP Panca Usaha.

Wahjosumidjo. 1994. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan


Permasalahannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Wahyuddin, M. 2004. Industri dan Orientasi Ekspor: Dinamika dan Analisis


Spasial. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

West, M.A. 2000. Mengembangkan Kreativitas dalam Organisasi (Edisi 1).


Yogjakarta: Kanisius.

Widijastoeti, Erna. 2005. “Pengaruh Motivasi dan Disiplin terhadap Prestasi Kerja
Pegawai Kantor Kecamatan Kartasura” (Tesis). Surakarta: Program
Pascasarjana.
Winkel, W.S. 1978. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Menengah. Jakarta:
Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai