Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“SEJARAH PERADABAN DAN PERSATUAN BANGSA"

Dosen :
Dr. Anthon Arie Kimbal, S. Pd., S.H., M.H.

Oleh :

KELOMPOK II
CLAUDIA F. PATTIMAHU (18021047)
BRYAN R. RORING (18021046)
4 TL 2 D3K PLN

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI MANADO
2020
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat tuntunan-Nya sehingga
kelompok kami bisa menyelesaikan penyusunan makalah ini. Kami juga berterima kasih kepada
Dosen serta teman – teman yang telah membantu kami dalam proses penyelesaian makalah ini.

Dalam makalah ini, kami akan membahas tentang Sejarah Peradaban dan Persatuan
Bangsa, dimana didalamnya kami membahas dari asal usul bangsa Indonesia, bukti peradaban,
serta sejarah persatuan dan kesatuan bangsa.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan pengetahuan yang lebih banyak
untuk semua orang terlebih untuk para pembaca. Oleh karena itu, kami meminta maaf jika ada
kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini. Saran dan kritik kami terima untuk perbaikan
makalah ini nantinya.

Manado, Juni 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................6
 ASAL USUL BANGSA INDONESIA..........................................................................................6
 BUKTI PERADABAN BANGSA...............................................................................................12
 SEJARAH PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA..........................................................20
BAB III PENUTUP..............................................................................................................................24
Simpulan.............................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Masa pra-aksara adalah masa dimana manusia belum mengenal tulisan. Maka
masa pra-aksara sering dikaitkan sebagai masa prasejarah. Kehidupan manusia pada
masapra-aksara disebut sebagai kehidupa manusia purba. Manusia muncul dipermukaan
bumikira-kira 3 juta tahun yang lalu bersama dengan terjadinya berkali-kali pengesan
atauglasiasi dalam zaman yang disebut kala plestosen. Manusia pra aksara adalah
manusia yang hidup sebelum tulisan dikenal. Karena belum ditemukan peninggalan
tertulis, maka gambaran mengenai kehidupan manusia purba dapat diketahui melalui
peninggalan-peninggalan berupa fosil,artefak, abris saus roche, Kejokken Moddinger dan
lainnya. Kehidupan awal masyarakat pra aksara Indonesia tidak dapat dipisahkan dari
perkembangan geografis wilayah Indonesia. Sebelum zaman es atau glasial,wilayah
Indonesia bagian barat menjadi satu dengan daratan Asia dan wilayah Indonesia
bagian timur menjadi satu dengan daratan Australia. Pendapat ini didasarkan pada
persamaan kehidupan flora dan fauna di Asia dan Australia dengan wilayah Indonesia.
Binatang yang hidup di wilayah Indonesia bagian barat memiliki kesamaan dengan
binatang yang hidup di daratan Asia. Misalnya, gajah, harimau,banteng, burung, dan
sebagainya. Sedangkan binatang yang hidup di wilayah bagian timur memiliki kesamaan
dengan binatang yang hidup di daratan Australia, seperti burung Cendrawasih.
Mencairnya es di kutub utara menyebabkan air laut mengalami kenaikan. Peristiwa ini
mengakibatkan wilayah Indonesia menjadi terpisah dengan daratan Asia Australia.
Ternyata, perubahan-perubahan itu sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan
kehidupan masyarakat pra aksara Indonesia.

Menurut para ahli, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan. Daerah Yunan
terletak di daratan Asia Tenggara. Namun, ahli lain mengatakan nenek moyang bangsa
Indonesia berasal dari Kamboja, Asia, bahkan Indonesia sendiri. Namun, sebelum nenek
moyang bangsa Indonesia tiba di daerah kepulauan Indonesia, daerah ini telah ditempati
oleh bangsa berkulit hitam dan berambut keriting. Bangsa - bangsa ini hingga sekarang
menempati daerah - daerah Indonesia bagian timur dan daerah - daerah Australia.
Berbagai argumen diperkuat oleh adanya temuan berupa fosil yang diduga manusia yang
sudah ada pada zaman pra-aksara.

Beberapa abad kemudian, para pedangang datang ke Indonesia, memperkenalkan


berbagai tradisi, bahasa dan kepercayaan, sehingga mengakhiri masa pra-aksara. Dengan
didirikannya kerajaan dari Hindu, Budha maupun Islam, memicu bangsa Indonesia untuk
bersatu melindungi negara Indonesia.
2. Permasalahan
1) Bagaimana asal-usul bangsa Indonesia?
2) Apakah terdapat bukti dari peradaban bangsa Indonesia?
3) Bagaimana sejarah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia?
3. Tujuan
1) Untuk mengetahui asal-usul bangsa Indonesia.
2) Untuk mengetahui bukti dari peradaban bangsa Indonesia.
3) Untuk mengetahui sejarah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

ASAL USUL BANGSA INDONESIA


Pra-aksara berasal dari dua kata, yakni pra yang berarti sebelum dan aksara yang berarti tulisan.
Degan demikian, zaman praaksara adalah masa kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan.
Ada istilah yang mirip dengan istilah pra-aksara, yakni istilah nirleka. Nir berarti tanpa dan leka
berarti tulisan.
Dimulainya zaman pra aksara tentu sejak manusia sudah ada, tetapi tepat dimulainya masa ini
belum dapat dipastikan secara pasti. Proses berlangsungnya zaman pra-aksara hingga zaman
sampai mengenal tulisan dalam kurun waktu yang sangat lama. Untuk bangsa indonesia, zaman
pra aksara berakhir sekitar tahun 400 M atau abad ke 5.
Secara arkeologis, zaman Praaksara terbagi dalam dua periodisasi zaman, yakni zaman Batu dan
zaman logam. Zaman batu terdiri atas empat  zaman, termasuk Paleolitikum, Mesolitikum,
Neolitikum dan Megalitikum. Pada zaman ini, alat perkakas manusia masih terbuat dari batu.
Lain halnya dengan zaman logam, dimana peralatan pada masa itu mayoritas terbuat dari
perunggu dan besi.
1. Zaman Batu
a. Zaman Paleolitikum (Batu Tua)
merupakan pembagian zaman prasejarah berdasarkan arkeologi. Paleolitikum atau
zaman batu tua ditandai dengan penggunaan alat pada manusia zaman batu yang
masih berbentuk sederhana serta primitif dan kasar. Ciri – ciri manusia yang hidup
pada zaman ini adalah sebagai berikut:
 Hidup berkelompok di sekitar aliran sungai, gua atau di atas pohon.
 Mengandalkan makanan dari alam menggunakan teknik berburu dan food
gathering.
 Hidup nomaden atau selalu berpindah – pindah tempat berdasarkan persediaan
makanan dari satu tempat ke tempat yang lain.
 Manusia purba yang hidup di zaman Paleolitikum adalah Pithecanthropus
Erectus, Pithecanthropus Robustus, Menganthropus Palaeojavanicus

b. Zaman Mesolithikum (Batu Tengah)

Zaman batu tengah terjadi pada akhir zaman es yaitu sekitar 10 ribu tahun lalu.
Manusia pada zaman ini adalah bangsa Melanoside, nenek moyang orang Papua,
Semang, Aeta, Sakai dan Aborigin. Masyarakat hidup nomaden dan mencari makan
dengan food gathering, berburu, menangkap ikan, tinggal di gua – gua bawah bukit
karang, menghasilkan artefak manusia purba seperti alat – alat batu kasar, ditemukan
bukit – bukit kerang setinggi 7 meter di pinggir pantai (Kjokkenmodinger) yang
diperkirakan merupakan sampah dapur. Alat – alat yang ditemukan adalah kapak
genggam (pebble), kapak pendek (hache coure), pipisan (batu penggiling), dan kapak
– kapak batu kali yang dibelah. Ada juga peninggalan berupa lukisan atau coretan di
gua dan alat  – alat kesenian, banyak ditemukan di daerah Sumatera, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi dan Flores.

c. Zaman Neolitikum (Batu Muda)


Zaman batu muda di Indonesia dimulai sekitar tahun 1500 SM. Cara hidup manusia
purba di zaman ini sudah beralih ke food producing, beternak dan bercocok tanam,
menetap di rumah – rumah panggung, membangun lumbung – lumbung untuk
menyimpan padi dan gabah. Ciri – ciri utama pada zaman ini adalah peralatan batu
yang sudah dihaluskan. Antara lain berupa kapak persegi seperti beliung, torah dan
pacul yang ditemukan di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi,
dan Kalimantan. Ada juga artefak di Indonesia berupa kapak batu atau kapak persegi
berleher yang ditemukan dari Minahasa, perhiasan yang ditemukan di Jawa, pakaian
dari kulit kayu, tembikar yang ditemukan di Sumatera, Jawa, dan Melolo.
d. Zaman Megalitikum (Zaman Batu Besar)
Penemuan batu – batu besar sebagai bukti – bukti peninggalan megalitikum
menunjukkan bahwa pada zaman ini manusia sudah mengenal kepercayaan terhadap
roh nenek moyang (animisme) dan kepercayaan pada kekuatan gaib yang ada pada
segala sesuatu (dinamisme). Peninggalan bersejarah zaman Megalitikum yang
berhubungan berbentuk menhir, dolmen, sarkofagus, arca, kubur batu dan punden
berundak. Manusia pada zaman ini juga sudah belajar untuk memperlakukan orang
yang meninggal dengan penuh hormat, terbukti dengan keberadaan sarkofagus batu
dan kubur batu tersebut.
2. Zaman Logam
Selain peralatan dari batu yang sudah ada manusia sudah bisa membuat jenis
artefak berupa alat – alat dari logam dan juga sudah mengenal teknik peleburan logam.
Dua macam teknik pembuatan pada kebudayaan logam yaitu cetakan batu (bivalve) dan
cetakan tanah liat serta lilin (a cire perdue). Teknik bivalve dapat digunakan berkali –
kali. Zaman logam juga dikenal sebagai masa perundagian karena pada zaman ini muncul
golongan undagi yang mahir melakukan pekerjaan tangan. Zaman logam terbagi
beberapa periode lagi yaitu:
a.  Zaman Perunggu
Dikenal juga dengan nama kebudayaan Dongson-Tonkin, kebudayaan ini terjadi
ketika manusia sudah mampu mencampur tembaga dengan timah sehingga
menghasilkan logam yang lebih keras lagi. Alat – alat dari zaman perunggu ini ada
kapak corong atau kapak perunggu yang ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa – Bali,
Sulawesi, Kepulauan Selayar, Irian. Nekara perunggu atau moko, yaitu sejenis
dandang yang digunakan untuk mas kawin, ditemukan di Sumatera, Jawa – Bali,
Sumbawa, Rote, Selayar dan Leti. Arca perunggu di Bangkinang (Riau), Lumajang
(Jawa Timur), dan Bogor (Jawa Barat).
b. Zaman Besi
Teknik peleburan besi dari bijinya sudah dikenal dan dituang menjadi bentuk alat –
alat yang diperlukan. Teknik melebur besi lebih sulit daripada teknik peleburan
tembaga atau perunggu karena memerlukan suhu panas kurang lebih 3500 derajat
celcius. Alat – alat peninggalan dari zaman besi antara lain mata kapak dengan
tangkai kayu, mata pisau, mata sabit, mata pedang dan cangkul yang ditemukan di
Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor (Jawa Barat), Besuki dan Punung (Jawa Timur).

Sedangkan secara geologi, pembabakan zaman pra-aksara sebagai berikut.

1. Arkeozoikum
Zaman prasejarah berdasarkan geologi ini berlangsung kira – kira pada 545 – 450 juta
tahun lalu. Waktu itu kulit bumi masih berada dalam tahap pembentukan sehingga
kondisi bumi belum stabil, belum terlihat adanya tanda – tanda kehidupan kerena udara
masih sangat panas. Pada akhir zaman Arkeozoikum barulah terjadi penurunan suhu yang
memungkinkan munculnya kehidupan.
2. Paleozoikum
Terjadi sekira 340 juta tahun lalu dan diperkirakan muncul makhluk hidup di bumi pada
saat ini. Yang muncul berupa makhluk hidup bersel satu dan tidak bertulang belakang
seperti bakteri dan semacam amfibi.
3. Mesozoikum
Juga dikenal dengan zaman sekunder yang berlangsung pada 140 juta tahun lalu.
Ditandai dengan kemunculan hewan – hewan reptil bertubuh besar seperti dinosaurus,
juga dikenal dengan sebutan zaman reptil.
4. Neozoikum
Berlangsung sekitar 60 juta tahun yang lalu, kehidupan sudah mulai stabil dan
berkembang. Zaman ini terbagi menjadi zaman Tersier ditandai dengan berkurangnya
hewan – hewan besar, lalu sudah muncul berbagai jenis binatang menyusui seperti
monyet atau kera. Pembagian kedua adalah zaman kuartier dimana di zaman ini terjadi
kemunculan manusia purba. Zaman kuartier juga terbagi lagi menjadi zaman Pleistosen
yang merupakan zaman es atau awal kehidupan manusia, pada saat ini banyak air yang
menjadi es sehingga permukaan air laut menurun. Periode kedua dari kuartier adalah
zaman Halosen yang berlangsung sekitar 20 ribu tahun lalu. Pada zaman ini muncul
Homo Sapiens, salah satu dari jenis – jenis manusia purba di Indonesia dan nenek
moyang manusia modern.
Pada masa Paleozoikum, keadaan geografis Kepulauan Indonesia belum terbentuk seperti
sekarang. Di kala itu wilayah ini masih merupakan bagian dari samudra yang sangat luas,
meliputi hampir seluruh bumi. Pada fase berikutnya, masa Mesozoikum, aktivitas tektonis
menjadi sangat aktif, menggerakkan lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik, membuat
daratan terpecah-pecah, dan membentuk pulau-pulau yang sekarang telah menjadi Kepulauan
Indonesia.
Kepulauan Indonesia memiliki beragam suku bangsa, sehingga banyak pendapat yang
bermunculan, terkait dengan darimana sejatinya asal usul bangsa Indonesia. Para ahli sejarah
saling mengeluarkan argumen disertai dalih pembenaran dari dugaan masing-masing. Berikut ini
adalah beberapa teori dari asal usulnya bangsa Indonesia.

1. Teori “OUT OF YUNNAN”

Asal - usul nenek moyang kita berasal


dari Yunnan, China. Teori ini didukung
oleh Moh. Ali, yang berpendapat bahwa
bangsa Indonesia berasal dari daerah
Mongol yang terdesak oleh bangsa-
bangsa yang lebih kuat sehingga
melakukan migrasi menuju ke selatan.
Ada pula R. H. Geldern dan J.H.C. Kern
yang mendukung teori ini. Dasar
pendapat mereka adalah :
 Ditemukannya kapak tua di
wilayah Nusantara yang memiliki kemiripan dengan kapak tua yang ada di kawasan Asia
Tengah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa telahtejadi migrasi penduduk dari
Asia Tengah ke Kepulauan Nusantara.
 Bahasa melayu yang berkembang di Nusantara
memiliki kemiripan dengan bahasachampa yang ada di Kamboja. Hal ini membuka
kemungkinan bahwa penduduk champayang ada di Kamboja berasal dari dataran Yunnan
dengan menyusuri sungai Mekong. Arus perpindahan ini selanjutnya diteruskan
ketika sebagian dari mereka melanjutkan perpindahan dan sampai ke wilayah Nusantara.
Menurut teori ini, migrasi penduduk dari Yunnan menuju Kepulauan Nusantara ini melalui tiga
gelombang, yaitu; perpindahan orang negrito, proto melayu dan juga deutro melayu.
a. Orang Negrito
Orang negrito diperkirakan sudah memasuki Kepulauan Nusantara sejak 1000 SM.
Mereka diyakini sebagai penduduk paling awal Kepulauan Nusantara. Hal ini dibuktikan
dengan penemuan arkeologi di gua Cha, Malaysia. Pada perkembangannya, orang
Negrito menurunkan orang Semang. Ciri-ciri fisik orang Negrito yaitu berkulit gelap,
rambut keriting, hidung lebar dan bibir tebal. Di Indonesia, ras ini sebagian besar
mendiami daerah Papua. Keturunan ras ini terdapat di Riau (pedalaman) yaitu suku Siak
(Sakai), serta suku Papua melanosoid mendiami Pulau Papua dan Pulau Melanesia.
b. Proto Melayu
Migrasi orang proto Melayu ke Kepulauan Nusantara diperkirakan memasuki wilayah
Nusantara pada 2500 SM. Sebutan Proto Melayu adalah untuk menyebutkan orang-orang
yang melakukan migrasi pada gelombang pertama ke Nusantara. Yang termasuk orang-
orang Proto Melayu adalah suku Toraja, Dayak, Sasak, Nias, Rejang, dan Batak. Orang
proto Melayu memiliki keahlian lebih baik dalam hal bercocok tanam bila dibandingkan
dengan orang Negrito.

c. Deutro Melayu
Deutro Melayu adalah sebutan untuk orang-orang yang melakukan gelombang migrasi
pada gelombang kedua ke Nusantara. Kedatangan Deutro Melayu ke Nusantara
diperkirakan pada 1500 SM. Suku bangsa yang termasuk Deutro Melayu di Indonesia,
antara lain Minangkabau, Aceh, Sunda, Jawa, Melayu, Betawi, dan Manado.

2. Teori Nusantara
Teori Nusantara menyatakan bahwa asal usul
bangsa Indonesia berasal dari Indonesia
sendiri, bukan dari luar. Teori ini didukung
antara lain oleh Muhammad Yamin, Gorys
Keraf, dan J. Crawford. Teori ini dilandasi
oleh beberapa argumen, antara lain :

 Bangsa Melayu merupakan bangsa yang


berperadaban tinggi. Peradaban ini tidak
mungkin dapat dicapai apabila tidak
melalui proses perkembangan dari
kebudayaan sebelumnya. Gambar: Asal usul nenek moyang
 Bahasa Melayu memang memiliki Indonesia berdasarkan Teori Nusantara
kesamaan dengan bahasa Champa (Kamboja), namun persamaan ini hanyalah suatu
kebetulan saja.
 Adanya kemungkinan bahwa orang Melayu adalah keturunan dari Homon soloensis dan
Homo wjakensis.
 Adanya perbedaan bahasa antara bahasa Austronesia yang berkembang di Nusantara
dengan bahasa Indo-eropa yang berkembang di Asia Tengah.

Berdasarkan hasil penelitian Gregorius Keraf (Gorys Keraf) mengenai bahasa-bahasa


Nusantara sebagai mana dipaparkan dalam bukunya yang berjudul Linguistik Bandingan
Historia (1984) membuahkan teori baru mengenai asal usul bahasa dan bangsa Indonesia.
Menurut teori keraf, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari wilayah Indonesia sendiri
bukan dari mana-mana, bukan pulau dari Asia Tenggara Daratan atau dari Semenanjung
Malaka.
Teori Keraf ini didasarkan pada tiga landasan tinjau sebagai berikut:

1) Situasi geografis masa lampau


2) Pertumbuhan dan penyebaran umat manusia
3) Teori migrasi bahasa dan leksikostatistik.

3. Teori Out of Taiwan


Teori ini berpandangan bahwa bangsa yang ada di Nusantara ini berasal dari Taiwan bukan
Daratan Cina. Teori ini didukung oleh Harry Truman Simanjuntak. Menurut pendekatan
linguistic, dijelaskan bahwa dari keseluruhan bahasa yang dipergunakan suku-suku di
Nusantara memiliki rumpun yang sama, yaitu rumpun Austronesia.

Akar dari keseluruhan cabang bahasa yang dipergunakan leluhur yang menetap di Nusantara
berasal dari rumpun Austronesia di Formosa atau dikenal dengan rumpun Taiwan. Selain itu,
menurut riset genetika yang dilakukan pada ribuan kromosom tidak menemukan kecocokan
pola genetika dengan wilayah Cina. 

4. Teori Out of Africa


Teori ini menyatakan bahwa manusia
modern yang hidup sekarang berasal
dari Afrika. Dasar dari teori ini adalah
berdasarkan ilmu genetika melalui
penelitian DNA mitokondria gen
perempuan dan gen laki-laki. Menurut
ahli dari Amerika Serikat, Max
Ingman, manusia modern yang ada
sekarang ini berasal dari Afrika antara
kurun waktu 100-200 ribu tahun lalu.
Dari Afrika, mereka menyabar ke luar
Afrika. Dari hasil penelitian Ingman, Gambar: Asal usul nenek moyang Indonesia
tidak ada bukti yang menunjukan berdasarkan Teori Afrika
bahwa gen manusia modern
bercampur dengan gen spesies
manusia purba.
Manusia Afrika melakukan migrasi ke luar Afrika diperkirakan berlangsung sekitar 50.000-
70.000 tahun silam. Tujuannya adalah menuju Asia Barat. Jalur yang mereka tempuh ada
dua, yaitu mengarah ke Lembah Sungai Nil, melintasi Semenanjung Sinai lalu ke utara
melewati Arab Levant dan yang kedua melewati Laut Merah. Pada 70.000 tahun yang lalu
bumi memasuki zaman glasial terakhir dan permukaan air laut menjadi lebih dangkal karena
air masih berbentuk gletser. Dengan keadaan seperti ini mereka sangat memungkinkan
menyeberangi lautan hanya dengan menggunakan perahu primitif.
Setelah memasuki Asia, beberapa kelompok tinggal sementara di Timur Tengah, sedangkan
kelompok lainnya melanjutkan perjalanan dengan menyusuri pantai Semenanjung Arab
menuju ke India, Asia Timur, Indonesia, dan bahkan sampai ke Barat Daya Australia, yaitu
dengan ditemukannya fosil laki-laki di Lake Mungo. Jejak paling kuat untuk membuktikan
bahwa manusia Afrika telah bermigrasi hingga ke Australia adalah jejak genetika.

BUKTI PERADABAN BANGSA


Berbagai teori asal usul bangsa Indonesia yang dikemukakan oleh para ahli, berasal dari hasil
penelitian berbagai temuan yang didapati di wilayah Indonesia. Penemuan ini juga yang
membuat kita untuk bisa mengenal jenis manusia yang sudah ada di Indonesia sejak zaman pra-
aksara, cara mereka hidup, tempat tinggal dan lain-lain. Berikut merupakan beberapa jenis
penemuan yang ditemukan.
1. Fosil manusia purba
berdasarkan penemuan fosil di beberapa wilayah seperti Mojokerto, Ngandong, Solo,
Pacitan dan Sangiran, jenis manusia purba yang ada di Indonesia yaitu

1) Meganthropus Palaeojavanicus

Jenis manusia purba ini ditemukan pada sekitar tahun 1936 di kawasan Sangiran.
Jenis manusia ini diperkirakan hidup sekitar satu hingga dua juta tahun yang lalu.
Fosil dari manusia Meganthropus ini adalah manusia yang memiliki tubuh tinggi
yang ditemukan oleh arkeolog asal Belanda, Van Koenigswald.

Ciri-ciri dari manusia purba ini memiliki tulang pipi yang tebal, otot rahang kuat,
bentuk tubuh yang tegap, tulang kening yang menonjol, tak memiliki dagu serta
memiliki bentuk kepala dengan tonjolan di belakang yang tajam.
2) Pithecanthropus Erectus

Jenis-jenis manusia purba selanjutnya


adalah Pithecanthropus Erectus yang
diperkirakan hidup di Indonesia pada
satu hingga dua juta tahun yang lalu.
Fosil pertamanya ditemukan pada fosil
bagian geraham di daerah Lembah
Bengawan Solo, daerah Trinil.
Penemunya ialah Eugene Dubois tahun
1890.

Pithecanthropus Erectus memiliki ciri –


ciri tengkuk dan geraham (gigi) yang kuat, tubuhnya belum tegap sempurna,
hidungnya tebal, dahinya lebih menonjol dan lebar, rata-rata tingginya 165 cm
sampai 180 cm. Memiliki otak sekitar 750 cc hingga 1350 cc.

3) Pithecanthropus Soloensis

Fosil manusia purba ini


ditemukan di daerah
Ngandong, Solo. Diberi
nama Pithecanthropus
Soloensis karena ditemukan
di Solo. Ciri-ciri manusia
purba ini yaitu memiliki
tulang belakang menonjol,
rahang bawah yang kuat,
hidungnya lebar dan tulang
pipi yang kuat serta
menonjol.

Pithecanthropus Soloeinsis
memiliki perkiraan tinggi
sekitar 165 hingga 180 cm. Ia
adalah pemakan tumbuhan
dan kerap juga berburu
hewan untuk dijadikan
santapan. Fosilnya ditemukan
sekitar tahun 1931 hingga 1933 oleh Openorth dan Van Koenigswald.
4) Pithecanthropus Mojokertensis

Tak hanya di Solo, di daerah


Mojokerto juga ditemukan fosil
manusia purba. Van Koenigswald
kembali menemukan fosil pada tahun
1939 di Mojokerto, Jawa Timur.
Pertama kali ia menemukan fosil
manusia purba yang diperkirakan
masih berusia 6 tahun. Lalu tahun
1936, Widenreich menemukan fosil
lagi di kota yang sama.

Ciri-ciri Pithecanthropus
Mojokertensis yaitu memiliki tulang
tengkorak yang tebal, tingginya
sekitar 165 sampai 180 cm, tak
memiliki dagu dan memiliki badan
tegap. Saat penemuan, fosil Pithecanthropus Mojokertensis hancur saat sedang
proses penggalian.

5) Homo Wajakensis

Manusia purba Homo Wajakensis hidup di


zaman yang lebih modern dari sebelumnya.
Hal ini dibuktikan dengan penemuan peralatan
yang bersamaan dengan fosil ini. Eugene
Dubois menemukan fosil Homo Wajakensis di
daerah Campur Darat Tulungagung Jawa
Timur.

Ciri-cirinya ia memiliki bentuk wajah dan


hidung datar dan lebar, tulang pipinya
menonjol ke samping, letak hidung dan mulut
sedikit jauh, tinggi 130 sampai 210 cm dan
mampu berjalan tegap.
6) Homo Floresiensis

Menggunakan sebutan
‘homo’ karena pada manusia
purba ini telah memiliki
kebiasaan yang hampir mirip
dengan manusia modern saat
ini. Mereka telah mengerti
berbagai kegiatan dan disebut
juga sebagai mahkluk
ekonomi.

Homo Floresiensis ditemukan


di Pulau Flores Nusa Tengara
dan diperkirakan hidup 12
ribu tahun yang lalu. Jenis
manusia purba ini telah
mampu hidup berdampingan
dengan jenis-jenis manusia
purba lainnya. Ciri-ciri
manusia purba ini hanya
memiliki tinggi badan satu meter, bentuk dahinya sempit dan tak menonjol, tulang
rahangnya menonjol, volume otak 380 cc serta tengkorak kepalanya yang kecil.

7) Homo Soloensis

Selain Pitecanthropus (manusia kera), di Solo juga ditemukan fosil Homo


Soloensis. Dikategorikan ‘homo’ karena manusia purba ini tergolong lebih cerdas.
Weidenrich dan Koenigswald menemukannya tahun 1931. Mereka diperkirakan
hidup sekitar 300.000 sampai 900.000 tahun yang lalu.
Ciri-ciri manusia purba ini memiliki volume otak 1000cc hingaa 1300 cc, tinggi
badannya mencapai 130 hingga 210 cm, tubuhnya tegap dan memiliki struktur
tulang wajah yang tidak mirip dengan manusia kera.

8) Homo Sapiens

Jenis manusia purba ini adalah jenis manusia purba yang usianya paling muda
ditemukan dan mendekati seperti manusia modern saat ini. Ia telah mengenal
kehidupan sosial dan berpikir cerdas. Bentuknya juga mirip dengan manusia seperti
bentuk tengkuk yang sudah kecil, tulang wajah tidak menonjol, memiliki dagu dan
tulang rahang yang tidak terlalu kuat dan volume otak antara 1000 sampai 1200 cc.

2. Artefak
Artefak adalah benda atau peninggalan sejarah yang di buat oleh tangan manusia yang
bisa di pindahkan dari satu tempat ke tempat yang lain, tanpa merusak bentuk aslinya.
Tujuan pemindahan artefak kuno tanpa merusaknya adalah agar, memudahkan para
peneliti dan ilmuwan untuk memberikan penelitian yang sangat bermanfaat untuk di
jadikan objek penelitian. Sehingga dapat dengan mudah di taruh di museum dan di
jadikan obyek untuk di lihat oleh banyak orang. Contoh artefak yang ditemukan :

1) Pisau Belati dari bahan tulang


Alat-alat dari tulang binatang yang merupakan artefak indonesia yang satu ini terbuat
dari tanduk rusa, biasanya alat yang satu ini banyak di pamerkan atau di perlihatkan di
banyak museum, karena keunikannya dan bentuknya yang indah. Peninggalan sejarah
zaman paleolitikum hasil budaya Ngandong. Macam-macam artefak yang satu ini juga
sempat di pamerkan di dalam sejarah museum Sumpah Pemuda di Jakarta yang
akhirnya banyak di kunjungi banyak orang kala itu.

2) Kapak Genggam
Ini merupakan senjata yang di
gunakan oleh manusia zaman
prasejarah, yang di gunakan untuk
berburu binatang atau keperluan
makanan sehari-hari. Ada
banyak sejarah Homo Sapiens yang bisa kita pelajari juga. Misalnya untuk mengupas
umbi-umbian, orang-orang zaman dulu, menggunakan alat yang satu ini. Alat ini
berhasil di temukan di daerah seperti kalinda (Lampung), Trunyan Bali dan Awang
Bangkal (Kalimantan Selatan). Kapak ini banyak di gunakan zaman dulu untuk
kehidupan sehari-hari, itu sebabnya di banyak museum, alat yang satu ini sangat
menarik banyak orang untuk melihatnya. 

3) Anak Panah
Alat yang satu ini, di gunakan juga untuk keperluan lainnya dalam kehidupan sehari-
hari. Anak panah ini terbuat dari bahan batuan gamping. Yang menarik adalah,
penemuan yang satu ini di temukan di beberapa daerah seperti Gua lawa (Sampung)
dan gua-gua di Tuban. Alat yang satu ini merupakan peninggalan benda
bersejarah yang juga terkenal dan banyak di cari, karena keunikan, dan nilai sejarahnya
yang tinggi.

4) Alat Serpih
Alat yang satu ini adalah batu serpihan sisa pembuatan kapak genggam yang di
tajamkan. Alat tersebut di gunakan untuk berbagai hal, misalnya sebagai serut, gurdi,
penusuk, dan pisau. Banyak yang tertarik oleh benda yang satu ini, karena bisa di
gunakan untuk berbagai jenis kebutuhan yang bermanfaat. Tempat peninggalan
bersejarah di dunia yang lainnya ini juga merupakan informasi menarik, yang bisa kita
dapatkan. Tempat di temukannya alat yang satu ini juga ada di berbagai tempat dan
kawasan kota. Seperti di Solo, Jawa Tengah, sampai di Flores.

5) Kapak Persegi
Alat yang satu ini, tak kalah menarik para ilmuwan dan banyak orang yang senang

datang berkunjung ke tempat sejarah dan mengenal banyak sejarah museum


Sonobudoyo yang tak kalah menarik untuk di lihat dan di datangi. Alat ini merupakan
alat dengan permukaan memanjang dan berbentuk segi empat. Seluruh permukaan alat
ini, biasanya sudah di gosok halus sejak zaman purba kala. Untuk sisi pangkalnya,
khusus di ikat pada tangkai, sehingga sisi depannya sangat tajam. Ukurannya pun besar,
yang bisa berfungsi sebagai cangkul, tapi untuk ukuran yang kecil, biasanya di gunakan
untuk pahatan di dalam rumah atau untuk penggunaan pribadi. Alat ini, di temukan di
daerah Jawa, Bali, Lombok, dan Sulawesi.

6) Mata Panah
Alat yang satu ini, adalah alat yang paling penting untuk di gunakan zaman dahulu.
Karena penggunaannya yang sangat penting, peninggalan zaman logam besi juga
banyak di cari dan di lihat untuk di jadikan penelitian yang luar biasa untuk banyak
orang. Selain untuk berburu, mata panah juga di gunakan untuk menangkap ikan, mata
panah di buat bergerigi, agar bisa dapat dengan mudah di gunakan kala itu. Selain
terbuat dari batu, mata panah juga terbuat dari tulang. Tempat di temukannya alat ini
adalah, di Gua Lawa, Gua Gede, Jawa Timur, Sulawesi Selatan.

7) Bejana Perunggu
Contoh Artefak di Indonesia yang satu ini berupa benda berbentuk seperti gitar spanyol
yang tidak bertangkai. Biasanya, alat yang satu ini di gunakan untuk hiasan dalam
kehidupan sehari-hari. Ada banyak peninggalan bersejarah di Jawa Barat untuk di
jadikan referensi banyak hal tentang sejarah atau artefak Indonesia. Permukaan dari
luar alat yang satu ini di hiasi pola anyaman simetris. Jadi, untuk hiasan yang indah
yang biasanya di letakkan di museum, benda yang satu ini sangatlah menarik dan indah.

8) Arca Perunggu
Bentuk dari artefak yang unik lainnya adalah Arca Perunggu. Alat yang satu ini
bermacam-macam bentuknya. Umumnya, bentuknya lebih sering yang kita jumpai atau
temukan di museum di Ubud Bali yang tak kalah menarik. Dan biasanya bentuk arca ini
berbentuk dalam beragam sikap. Tempat di temukannya alat atau benda ini adalah di
Riau, Jawa Timur, dan Jawa Barat.

9) Dolmen
Artefak bangunan yang satu ini adalah yang paling sering di gunakan sebagai alat
bangunan pada zaman dulu. Dolmen adalah meja batu, yang terdiri atas batu lebar yang
di topang oleh beberapa batu lain. Dolmen sendiri masuk dalam sejarah museum
Fatahillah yang kisahnya sangat menarik untuk di pelajari. Dolmen sendiri berfungsi
sebagi tempat persembahan.

10) Gerabah
Gerabah merupakan perabotan rumah tangga, yang sekaligus menjadi artefak yang
banyak di cari ilmuwan untuk di jadikan penelitian, sampai detik ini. Pada zaman dulu
alat ini masih di buat dengan cara yang paling sederhana. Belum menggunakan roda
pemutar dan teknik pembakaran yang sempurna. Jadi pasti artefak yang satu ini
merupakan peninggalan Indonesia yang berada di tempat-tempat bersejarah di
Indonesia yang tak kalah indah untuk di lihat bahkan sampai sekarang.

11) Pipisan
Pipisan adalah batu-batu penggiling beserta landasannya. Alat ini di gunakan tidak
hanya untuk menggiling makanan, tapi juga menghaluskan cat merah seperti yang
kalau kita lihat di museum, ada bekasnya. Biasanya, orang-orang zaman dahulu
menggunakan alat ini untuk upacara ritual dan kepercayaan. Jadi pasti alat ini sangat di
perlukan kala itu. Alat yang satu ini juga merupakan peninggalan kerajaan
Singasari yang terkenal dan banyak di cari para ilmuwan untuk penelitian mereka.
12) Kapak Bahu
Kapak yang satu ini juga merupakan alat yang banyak di cari oleh ilmuwan, karena
jenis artefaknya yang unik dan bersejarah. Kapak ini sejenis kapak persegi yang pada
tangkainya di beri leher sehingga menyerupai bentuk botol persegi. Pada umumnya,
sebenarnya kapak ini tidak terlalu terkenal di Indonesia, karena hanya ada di daerah
Minahasa Sulawesi Utara di temukan. Kapak ini ada di dalam peninggalan benda
bersejarah di Indonesia, dan masuk dalam peninggalan yang paling banyak di temukan
atau di jadikan referensi untuk para ilmuwan.

13) Kapak Lonjong

Alat yang satu ini, merupakan artefak Indonesia yang banyak di cari juga. Nama dari
kapak lonjong sendiri, itu karena alangnya yang berbentuk lonjong dengan ujung
pangkal runcing dan melebar. Bahan yang di gunakan untuk membuat kapak lonjong
ini adalah batu kali yang berwarna kehitaman. Kapak yang satu ini ada
dalam peninggalan bersejarah di Indonesia yang memiliki banyak ukuran dari yang
besar sampai yang kecil. Daerah pusat dari alat yang satu ini adalah Papua, sebenarnya
alat ini berasal dari Asia dan menyebar ke wilayah Indonesia melalui jalan timur.

14) Sarkofagus
Sarkofagus atau keranda adalah peti bangunan berupa peti mati tempat penyimpanan
mayat. Bentuknya seperti Palung yang terbuat dari abtu utuh dan di beri penutup.
Contoh artefak di Indonesia yang satu ini juga sangat terkenal. Banyak orang zaman
dulu, sering mengunakan alat ini untuk menguburkan mayat, agar lebih mudah dan
tidak perlu menggali tanah. Alat ini adalah alat pada manusia zaman batu yang banyak
di cara para ilmuwan. Tempat penemuan alat yang satu ini adalah Bali, tapi juga bisa di
temukan di Bondowoso Jawa Timur. Isinya dalam museum adalah tulang belulang
manusia, barang-barang perunggu, dan besi serta manik-manik.

15) Punden Berundak


Contoh artefak yang satu ini adalah bangunan megalith berupa susunan batu bertingkat
sebagai tempat pemujaan terhadap nenek moyang. Peninggalan yang satu ini di
temukan di wilayah Indonesia, seperti Garut, Banten Selatan, dan Kuningan.
Sebenarnya, bangunan ini merupakan dasar bagi pembuatan candi Keraton atau
bangunan keagamaan lainnya. Bangunan bersejarah ini ada dalam tempat-tempat
bersejarah di indonesia yang merupakan bagian terkenal dari sejarahnya.
16) Nekara Perunggu
Nekara yang kita tahu adalah alat bunyi-bunyian yang mirip genderang. Contoh artefak
di Indonesia yang satu ini di temukan dalam banyak sekali ukuran. Nekara terbesar
yang pernah di temukan adalah di Bali. Bergaris tengah 160 cm dan tinggi 198 cm.
Nekara berukuran kecil di sebut Moko. Alat bersejarah ini merupakan artefak
kuno yang masih banyak di cari, karena keunikannya. Dan bahkan, karena tidak ingin
musnah, alat yang satu ini, tidak di pindahkan dari satu tempat ke tempat yang lain,
agar tidak rusak, atau ada bagiannya yang hilang. 

SEJARAH PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA

Pada masa sebelum kekuatan Eropa Barat mampu menguasai daratan dan perairan Asia
Tenggara, belum ada Indonesia. Nusantara yang sekarang kita kenal sebagai Indonesia terdiri
dari pulau-pulau dan tanah yang dikuasai oleh berbagai kerajaan dan kekaisaran, kadang-kadang
hidup berdampingan dengan damai sementara di lain waktu berada pada kondisi berperang satu
sama lain. Nusantara yang luas tersebut kurang memiliki rasa persatuan sosial dan politik yang
dimiliki Indonesia saat ini.

Meskipun demikian, jaringan perdagangan terpadu telah berkembang di wilayah ini terhitung
sejak awal permulaan sejarah Asia. Terhubung ke jaringan perdagangan merupakan aset yang
penting bagi sebuah kerajaan untuk mendapatkan kekayaan dan komoditas, yang diperlukan
untuk menjadi kekuatan besar. Tetapi semakin menjadi global jaringan perdagangan ini di
nusantara, semakin banyak pengaruh asing berhasil masuk; suatu perkembangan yang akhirnya
mengarah pada kondisi penjajahan.

Keberadaan sumber tertulis adalah yang memisahkan masa sejarah dari masa prasejarah.
Karena sedikitnya sumber-sumber tertulis yang berasal dari masa sebelum tahun 500 Masehi,
sejarah Indonesia dimulai agak terlambat. Diduga sebagian besar tulisan dibuat pada bahan yang
mudah rusak dan - ditambah dengan iklim tropis lembab dan standar teknik konservasi yang
berkualitas rendah pada saat itu - ini berarti bahwa sejarawan harus bergantung pada
inskripsi/prasasti di atas batu dan studi sisa-sisa candi kuno untuk menelusuri sejarah paling
terdahulu nusantara. Kedua pendekatan ini memberikan informasi mengenai struktur politik tua
karena baik sastra maupun pembangunan candi adalah contoh budaya tinggi yang diperuntukkan
bagi elit penguasa.

Sejarah Indonesia memiliki ciri sangat khas, yaitu pada umumnya sejarah ini berpusat di
bagian barat Nusantara (khususnya di pulau Sumatera dan Jawa). Karena sebagian besar bagian
timur Nusantara memiliki sedikit kegiatan ekonomi sepanjang sejarah (terletak jauh dari jalur
perdagangan utama), hal itu menyebabkan sedikitnya kegiatan politik; suatu situasi yang
berlanjut hingga hari ini.

Pengaruh Agama Hindu dan Budha di Indonesia

Prasasti tertua yang ditemukan di Nusantara dikenal sebagai Prasasti Kutai dan berasal dari
Kalimantan Timur, yang sudah ada sejak sekitar 375 Masehi ketika kerajaan Kutai Martadipura
berkuasa. Prasasti ini ditulis dalam bahasa Sansekerta (bahasa liturgis agama Hindu)
menggunakan tulisan Palawa, tulisan yang dikembangkan di India Selatan sekitar abad ketiga
Masehi. Dalam prasasti ini tiga raja Kutai Martadipura disebutkan dan mereka menggambarkan
sebuah ritual yang merupakan karakteristik Hindu kuno. Sekitar satu abad kemudian, batu
prasasti pertama (yang diketahui) di Jawa diukir. Prasasti ini, yang juga dalam bahasa
Sansekerta, menyatakan raja Purnawarman dari kerajaan Tarumanegara (abad keempat sampai
ketujuh) di Jawa Barat dan menggambarkan sang raja ini dengan dewa Hindu (Wisnu). Secara
keseluruhan, prasasti ini menunjukkan bukti pengaruh besar dari agama Hindu India di kalangan
elit penguasa kerajaan pribumi kuno pertama yang diketahui di Nusantara.

Meskipun demikian, hubungan perdagangan antara India dan Nusantara diketahui telah
dibentukkan berabad-abad sebelum prasasti Kutai. Selat Malaka, jalur laut yang menghubungkan
Samudera Hindia dengan Samudera Pasifik, telah menjadi jalur pelayaran utama untuk
perdagangan yang pengantarannya melalui laut antara China, India dan Timur Tengah sejak
ingatan manusia. Sebagian besar garis pantai Sumatera terletak di sebelah jalur laut ini, yang
menyebabkan pedagang antara India dan China  berhenti di sini atau di sisi lain dari Selat
(sekarang Malaysia) untuk menunggu angin musim yang tepat yang akan membawa mereka
lebih jauh.

Tapi diasumsikan bahwa agama Hindu dan Buddha tidak disebarkan ke Nusantara oleh para
pedagang India. Kemungkinan besar, para raja dan kaisar di Nusantara tertarik dengan
kehormatan Brahmana (kelas imam agama Hindu yang merupakan peringkat tertinggi dari empat
kasta sosial). Brahmana ini, berdasarkan dugaan, memperkenalkan agama baru ke Nusantara
yang memungkinkan raja-raja pribumi untuk mengidentifikasikan diri mereka dengan dewa
Hindu atau Bodhisattva (yaitu makhluk mistis yang tercerahkan dalam agama Budha), sehingga
menggantikan pemujaan leluhur yang dianut sebelumnya. Oleh karena itu, lewat doktrin agama
baru ini raja-raja lokal mendapatkan kehormatan yang lebih besar. Kerajaan di Nusantara yang
meniru konsep India ditemukan di pulau Kalimantan, Jawa, Sumatera dan Bali.

Karena posisi strategis dari garis pantai Sumatera dan Malaysia yang dekat dengan Selat Malaka,
tidaklah mengherankan kita menemukan Negara pertama yang berpengaruh besar dalam sejarah
Indonesia di daerah pesisir Sumatra, dan membentang di wilayah geografis yang luas di sekitar
selat itu. Kerajaan ini dinamakan Sriwijaya dan menguasai jalur perdagangan yang
menghubungkan Samudra Hindia, Laut Cina Selatan dan Kepulauan Rempah Maluku antara
abad ke-13 dan abad ke-17. Sriwijaya juga dikenang sebagai Pusat di Asia Tenggara untuk studi
agama Budha dengan penekanan utama pada studi bahasa Sansekerta. Dari sumber-sumber Cina
diketahui bahwa para biksu Budha Cina tinggal di Sriwijaya selama lebih dari satu dekade untuk
melanjutkan studi mereka.

Sisa-sisa dari candi Hindu dan Buddha yang berasal dari antara abad ke-8 dan ke-10
menunjukkan pemerintahan dua dinasti di Jawa Tengah. Dinasti ini adalah Dinasti Sailendra
(penganut Agama Budha Mahayana dan kemungkinan besar dinasti yang membangun Candi
Borobudur yang berada di dekat Yogyakarta sekitar tahun 800 Masehi) dan Dinasti Sanjaya
(penganut agama Hindu yang membangun kompleks candi Prambanan sekitar tahun 850 Masehi
tidak jauh dari candi Borobudur dan sebagai reaksi terhadap candi Borobudur tersebut).
Keruntuhan perlahan-lahan Sriwijaya dan munculnya kerajaan besar baru di Jawa ini berarti
bahwa kekuasaan politik secara bertahap berpaling dari Sumatera menuju Jawa.

Namun pada abad ke-10 kehidupan penduduk di Jawa Tengah tiba-tiba tidak terekam karena
kurangnya sumber. Diduga letusan gunung berapi besar menggeser kekuasaan politik dari Jawa
Tengah ke Jawa Timur tempat berkembangnya sejumlah kerajaan baru.

Dua di antaranya yang patut mendapatkan perhatian khusus karena warisan mereka, yakni Kediri
(sekitar 1042-1222) untuk warisan prasasti dan warisan sastranya, dan penggantinya Singasari
(antara 1222 dan 1292) untuk memperkenalkan babak baru dalam sejarah Indonesia, yaitu
sinkretisme (penyatuan aliran) agama Hindu dan Budha. Babak baru ini mencapai kejayaannya
di kerajaan Majapahit di Jawa Timur (dari tahun 1293 sampai sekitar 1500), yang mungkin
merupakan kerajaan terbesar dalam sejarah Nusantara. Majapahit memiliki wilayah geografis
yang menyerupai perbatasan Indonesia saat ini (walaupun masih diperdebatkan di antara
kalangan sarjana mengenai  seberapa besar kekuasaan kerajaan ini benar-benar dinikmati di luar
pulau Jawa dan Bali). Majapahit dengan perkembangan seni dan sastranya yang luar biasa masih
merupakan konsep penting dan menjadi penyebab kebanggaan nasional bagi masyarakat
Indonesia saat ini karena dianggap sebagai dasar negara modern Indonesia. Pergerakan kaum 
nasionalis di abad ke-20 menggunakan konsep ini untuk menjustifikasi kemerdekaan dan
keabsahan batas-batas wilayah. Motto Nasional Indonesia Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti
‘Persatuan dalam Keberagaman', berasal dari sebuah puisi Jawa Kuno yang ditulis pada masa
pemerintahan Majapahit.

Kedatangan Islam di Indonesia


Meskipun merupakan kerajaan Hindu-Buddha, Islam berpengaruh bagi kalangan elit penguasa
Majapahit. Kemungkinan Islam sudah ada di Asia Tenggara maritim dari awal era Islam ketika
pedagang Muslim datang ke Nusantara, membuat permukiman di daerah pesisir, menikah
dengan perempuan setempat dan dihormati karena kekayaan mereka yang diperoleh melalui
perdagangan. Beberapa penguasa lokal kemungkinan tertarik dengan agama baru ini dan
dianggapnya menguntungkan untuk menganut sebuah keyakinan yang sama seperti sebagian
besar pedagang. Pendirian kerajaan Islam merupakan langkah logis berikutnya. Diduga rakyat
dari raja-raja ini mengikutinya dengan masuk Islam.

Prasasti pada batu nisan menunjukkan bahwa pada awal abad ke-13 terdapat sebuah kerajaan
Islam di bagian utara Sumatera disebut Pasai atau Samudera. Kerajaan ini dianggap sebagai
kerajaan Islam pertama di Nusantara. Dari Sumatra Utara, pengaruh Islam kemudian menyebar
ke arah timur melalui perdagangan. Di pesisir pantai utara Jawa berbagai kota Islam muncul

selama abad ke-14. Meskipun demikian, tidaklah mungkin kalau beberapa bangsawan Jawa dari
Majapahit di Jawa Timur memeluk agama Islam karena perdagangan. Mereka mungkin merasa
derajatnya jauh lebih tinggi dibanding dengan kelas sosial pedagang. Kemungkinan besar
bangsawan Jawa ini dipengaruhi oleh ulama Sufi dan orang-orang suci atau wali yang mengaku
memiliki kekuatan supranatural (karomah).

Pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15 pengaruh Majapahit di Nusantara mulai menurun
karena konflik suksesi dan meningkatnya kekuasaan kerajaan Islam. Sebuah negara perdagangan
baru, Malaka, merupakan salah satu kekuatan baru ini. Kekuatan ini bangkit di daerah pesisir -
saat ini Malaysia - dan terletak di bagian tersempit dari Selat Malaka itu. Negara ini menjadi
pelabuhan sangat sukses dengan fasilitas menguntungkan dalam jaringan perdagangan luas yang
membentang dari Cina dan Maluku di ujung timur ke Afrika dan Mediterania di ujung barat.
Meskipun pada awalnya Malaka adalah negara Hindu-Buddha, namun berubah dengan cepat
menjadi kesultanan Muslim (mungkin karena alasan terkait perdagangan).

Hubungan historis antara perdagangan dan Islam juga terlihat dalam perkembangan di pulau
Ternate - saat ini propinsi Maluku di kawasan timur Indonesia. Ternate (mirip dengan Tidore)
menjadi daerah kaya karena produksi cengkeh. Dari pulau Jawa - dan melalui perdagangan -
Islam menyebar ke daerah ini, mengakibatkan berdirinya kesultanan di akhir abad ke-15.
Kesultanan ini berhasil menguasai sebagian besar Indonesia Timur namun posisinya dirusak oleh
Belanda pada abad ke-17.

BAB III
PENUTUP
Simpulan

Peradaban bangsa Indonesia memakan waktu yang cukup lama. Dari zaman sebelum mengenal
tulisan, kita bisa mengetahui bagaimana awalnya teknologi itu dimulai. Berawal dari zaman batu,
manusia menggunakan batu dan tulang sebagai peralatan sehari-hari. Kemudian masuk zaman
logam, dimana logam yang ada mereka gunakan untuk membuat nekara dan perhiasan. Dan
ketika

Peradaban bangsa Indonesia memakan waktu yang cukup lama. Dari zaman manusia
belum mengenal tulisan, Nenek moyang bangsa Indonesia datang ke Indonesia melalui dua jalur
yakni jalur barat dan timur.. Mereka datang secara bergelombang, gelombang pertama adalah
bangsa prota melayu yang datang membawa kebudayaan kapak persegi dan kapal bercadik satu.
Gelombang kedua adalah bangsa deutro melayu yang datang membawa kebudayaan kapak
lonjong dan kapal bercadik dua.
Ketika pengaruh Hindu-Budha-Islam masuk ke Indonesia, membuat bangsa Indonesia
mengenal tulisan, sehingga mengakhiri masa pra-aksara di Indonesia. Indonesia yang kaya akan
rempah-rempah, membuat pedagang dari India dan penjuru lain datang ke Indonesia. Lewat
kegiatan perdagangan, bangsa Indonesia mulai mengenal beragam kebudayaan, bahasa, bahkan
kesenian, yang menghasilkan beragam peninggalan yang sangat berharga. Seperti Candi
Borobudur yang merupakan salah satu karya yang termasuk dalam keajaiban dunia. Indonesia
juga sudah mengenal bagaimana sebuah sistem pemerintahan, sehingga persatuan dan kesatuan
itu boleh terwujud. Sayangnya, ketika Indonesia dijajah oleh bangsa Barat, perjuangan bangsa
Indonesia masih bersifat kedaerahan, sehingga Indonesia dikuasai oleh bangsa Barat.
DAFTAR PUSTAKA

https://bsd.pendidikan.id/data/2013/kelas_10smk/Kelas_10_SMK_Sejarah_Indonesia_Siswa.pdf

https://brainly.co.id/tugas/26770115

https://sejarahlengkap.com/pra-sejarah/pembabakan-prasejarah

https://www.academia.edu/35151273/Teori_Asal_Usul_Nenek_Moyang_Bangsa_Indonesia

https://www.liputan6.com/citizen6/read/3915822/jenis-jenis-manusia-purba-yang-ditemukan-di-
indonesia-banyak-macamnya

https://sejarahlengkap.com/pra-sejarah/contoh-artefak-di-indonesia

https://perpustakaan.id/sejarah-meganthropus-paleojavanicus/

https://id.wikipedia.org/wiki/Homo_erectus

https://satujam.com/pithecanthropus-soloensis/

http://inisiswa.blogspot.com/2016/02/manusia-purba-pithecanthropus.html

https://www.facebook.com/museumnasionalindonesia/posts/homo-wajakensishomo-wajakensis-
merupakan-sub-genus-homo-sapiens-fosil-manusia-wa/10162374940075451/

https://simple.wikipedia.org/wiki/Homo_floresiensis

https://www.dewinuryanti.com/homo-
wajakensis/https://www.idntimes.com/science/discovery/threedots/fosil-homo-sapiens-tertua-di-
dunia-telah-ditemukan-c1c2/2

https://www.indonesia-investments.com/id/budaya/politik/sejarah-prakolonial/item123?
http://konsultasi-hukum-online.com/2013/06/kerajaan-kerajaan-islam-di-indonesia-sebelum-
masa-penjajahan-belanda/
https://pakdosen.co.id/peradaban-awal-masyarakat-indonesia/
https://fahriaufarkomputer.blogspot.com/2018/05/makalah-sejarah-peradaban-awal.html

Anda mungkin juga menyukai