PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Dosen :
Dr. Anthon Arie Kimbal, S. Pd., S.H., M.H.
Oleh :
KELOMPOK II
CLAUDIA F. PATTIMAHU (18021047)
BRYAN R. RORING (18021046)
4 TL 2 D3K PLN
Dalam makalah ini, kami akan membahas tentang Sejarah Peradaban dan Persatuan
Bangsa, dimana didalamnya kami membahas dari asal usul bangsa Indonesia, bukti peradaban,
serta sejarah persatuan dan kesatuan bangsa.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan pengetahuan yang lebih banyak
untuk semua orang terlebih untuk para pembaca. Oleh karena itu, kami meminta maaf jika ada
kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini. Saran dan kritik kami terima untuk perbaikan
makalah ini nantinya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................6
ASAL USUL BANGSA INDONESIA..........................................................................................6
BUKTI PERADABAN BANGSA...............................................................................................12
SEJARAH PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA..........................................................20
BAB III PENUTUP..............................................................................................................................24
Simpulan.............................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Masa pra-aksara adalah masa dimana manusia belum mengenal tulisan. Maka
masa pra-aksara sering dikaitkan sebagai masa prasejarah. Kehidupan manusia pada
masapra-aksara disebut sebagai kehidupa manusia purba. Manusia muncul dipermukaan
bumikira-kira 3 juta tahun yang lalu bersama dengan terjadinya berkali-kali pengesan
atauglasiasi dalam zaman yang disebut kala plestosen. Manusia pra aksara adalah
manusia yang hidup sebelum tulisan dikenal. Karena belum ditemukan peninggalan
tertulis, maka gambaran mengenai kehidupan manusia purba dapat diketahui melalui
peninggalan-peninggalan berupa fosil,artefak, abris saus roche, Kejokken Moddinger dan
lainnya. Kehidupan awal masyarakat pra aksara Indonesia tidak dapat dipisahkan dari
perkembangan geografis wilayah Indonesia. Sebelum zaman es atau glasial,wilayah
Indonesia bagian barat menjadi satu dengan daratan Asia dan wilayah Indonesia
bagian timur menjadi satu dengan daratan Australia. Pendapat ini didasarkan pada
persamaan kehidupan flora dan fauna di Asia dan Australia dengan wilayah Indonesia.
Binatang yang hidup di wilayah Indonesia bagian barat memiliki kesamaan dengan
binatang yang hidup di daratan Asia. Misalnya, gajah, harimau,banteng, burung, dan
sebagainya. Sedangkan binatang yang hidup di wilayah bagian timur memiliki kesamaan
dengan binatang yang hidup di daratan Australia, seperti burung Cendrawasih.
Mencairnya es di kutub utara menyebabkan air laut mengalami kenaikan. Peristiwa ini
mengakibatkan wilayah Indonesia menjadi terpisah dengan daratan Asia Australia.
Ternyata, perubahan-perubahan itu sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan
kehidupan masyarakat pra aksara Indonesia.
Menurut para ahli, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan. Daerah Yunan
terletak di daratan Asia Tenggara. Namun, ahli lain mengatakan nenek moyang bangsa
Indonesia berasal dari Kamboja, Asia, bahkan Indonesia sendiri. Namun, sebelum nenek
moyang bangsa Indonesia tiba di daerah kepulauan Indonesia, daerah ini telah ditempati
oleh bangsa berkulit hitam dan berambut keriting. Bangsa - bangsa ini hingga sekarang
menempati daerah - daerah Indonesia bagian timur dan daerah - daerah Australia.
Berbagai argumen diperkuat oleh adanya temuan berupa fosil yang diduga manusia yang
sudah ada pada zaman pra-aksara.
Zaman batu tengah terjadi pada akhir zaman es yaitu sekitar 10 ribu tahun lalu.
Manusia pada zaman ini adalah bangsa Melanoside, nenek moyang orang Papua,
Semang, Aeta, Sakai dan Aborigin. Masyarakat hidup nomaden dan mencari makan
dengan food gathering, berburu, menangkap ikan, tinggal di gua – gua bawah bukit
karang, menghasilkan artefak manusia purba seperti alat – alat batu kasar, ditemukan
bukit – bukit kerang setinggi 7 meter di pinggir pantai (Kjokkenmodinger) yang
diperkirakan merupakan sampah dapur. Alat – alat yang ditemukan adalah kapak
genggam (pebble), kapak pendek (hache coure), pipisan (batu penggiling), dan kapak
– kapak batu kali yang dibelah. Ada juga peninggalan berupa lukisan atau coretan di
gua dan alat – alat kesenian, banyak ditemukan di daerah Sumatera, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi dan Flores.
1. Arkeozoikum
Zaman prasejarah berdasarkan geologi ini berlangsung kira – kira pada 545 – 450 juta
tahun lalu. Waktu itu kulit bumi masih berada dalam tahap pembentukan sehingga
kondisi bumi belum stabil, belum terlihat adanya tanda – tanda kehidupan kerena udara
masih sangat panas. Pada akhir zaman Arkeozoikum barulah terjadi penurunan suhu yang
memungkinkan munculnya kehidupan.
2. Paleozoikum
Terjadi sekira 340 juta tahun lalu dan diperkirakan muncul makhluk hidup di bumi pada
saat ini. Yang muncul berupa makhluk hidup bersel satu dan tidak bertulang belakang
seperti bakteri dan semacam amfibi.
3. Mesozoikum
Juga dikenal dengan zaman sekunder yang berlangsung pada 140 juta tahun lalu.
Ditandai dengan kemunculan hewan – hewan reptil bertubuh besar seperti dinosaurus,
juga dikenal dengan sebutan zaman reptil.
4. Neozoikum
Berlangsung sekitar 60 juta tahun yang lalu, kehidupan sudah mulai stabil dan
berkembang. Zaman ini terbagi menjadi zaman Tersier ditandai dengan berkurangnya
hewan – hewan besar, lalu sudah muncul berbagai jenis binatang menyusui seperti
monyet atau kera. Pembagian kedua adalah zaman kuartier dimana di zaman ini terjadi
kemunculan manusia purba. Zaman kuartier juga terbagi lagi menjadi zaman Pleistosen
yang merupakan zaman es atau awal kehidupan manusia, pada saat ini banyak air yang
menjadi es sehingga permukaan air laut menurun. Periode kedua dari kuartier adalah
zaman Halosen yang berlangsung sekitar 20 ribu tahun lalu. Pada zaman ini muncul
Homo Sapiens, salah satu dari jenis – jenis manusia purba di Indonesia dan nenek
moyang manusia modern.
Pada masa Paleozoikum, keadaan geografis Kepulauan Indonesia belum terbentuk seperti
sekarang. Di kala itu wilayah ini masih merupakan bagian dari samudra yang sangat luas,
meliputi hampir seluruh bumi. Pada fase berikutnya, masa Mesozoikum, aktivitas tektonis
menjadi sangat aktif, menggerakkan lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik, membuat
daratan terpecah-pecah, dan membentuk pulau-pulau yang sekarang telah menjadi Kepulauan
Indonesia.
Kepulauan Indonesia memiliki beragam suku bangsa, sehingga banyak pendapat yang
bermunculan, terkait dengan darimana sejatinya asal usul bangsa Indonesia. Para ahli sejarah
saling mengeluarkan argumen disertai dalih pembenaran dari dugaan masing-masing. Berikut ini
adalah beberapa teori dari asal usulnya bangsa Indonesia.
c. Deutro Melayu
Deutro Melayu adalah sebutan untuk orang-orang yang melakukan gelombang migrasi
pada gelombang kedua ke Nusantara. Kedatangan Deutro Melayu ke Nusantara
diperkirakan pada 1500 SM. Suku bangsa yang termasuk Deutro Melayu di Indonesia,
antara lain Minangkabau, Aceh, Sunda, Jawa, Melayu, Betawi, dan Manado.
2. Teori Nusantara
Teori Nusantara menyatakan bahwa asal usul
bangsa Indonesia berasal dari Indonesia
sendiri, bukan dari luar. Teori ini didukung
antara lain oleh Muhammad Yamin, Gorys
Keraf, dan J. Crawford. Teori ini dilandasi
oleh beberapa argumen, antara lain :
Akar dari keseluruhan cabang bahasa yang dipergunakan leluhur yang menetap di Nusantara
berasal dari rumpun Austronesia di Formosa atau dikenal dengan rumpun Taiwan. Selain itu,
menurut riset genetika yang dilakukan pada ribuan kromosom tidak menemukan kecocokan
pola genetika dengan wilayah Cina.
1) Meganthropus Palaeojavanicus
Jenis manusia purba ini ditemukan pada sekitar tahun 1936 di kawasan Sangiran.
Jenis manusia ini diperkirakan hidup sekitar satu hingga dua juta tahun yang lalu.
Fosil dari manusia Meganthropus ini adalah manusia yang memiliki tubuh tinggi
yang ditemukan oleh arkeolog asal Belanda, Van Koenigswald.
Ciri-ciri dari manusia purba ini memiliki tulang pipi yang tebal, otot rahang kuat,
bentuk tubuh yang tegap, tulang kening yang menonjol, tak memiliki dagu serta
memiliki bentuk kepala dengan tonjolan di belakang yang tajam.
2) Pithecanthropus Erectus
3) Pithecanthropus Soloensis
Pithecanthropus Soloeinsis
memiliki perkiraan tinggi
sekitar 165 hingga 180 cm. Ia
adalah pemakan tumbuhan
dan kerap juga berburu
hewan untuk dijadikan
santapan. Fosilnya ditemukan
sekitar tahun 1931 hingga 1933 oleh Openorth dan Van Koenigswald.
4) Pithecanthropus Mojokertensis
Ciri-ciri Pithecanthropus
Mojokertensis yaitu memiliki tulang
tengkorak yang tebal, tingginya
sekitar 165 sampai 180 cm, tak
memiliki dagu dan memiliki badan
tegap. Saat penemuan, fosil Pithecanthropus Mojokertensis hancur saat sedang
proses penggalian.
5) Homo Wajakensis
Menggunakan sebutan
‘homo’ karena pada manusia
purba ini telah memiliki
kebiasaan yang hampir mirip
dengan manusia modern saat
ini. Mereka telah mengerti
berbagai kegiatan dan disebut
juga sebagai mahkluk
ekonomi.
7) Homo Soloensis
8) Homo Sapiens
Jenis manusia purba ini adalah jenis manusia purba yang usianya paling muda
ditemukan dan mendekati seperti manusia modern saat ini. Ia telah mengenal
kehidupan sosial dan berpikir cerdas. Bentuknya juga mirip dengan manusia seperti
bentuk tengkuk yang sudah kecil, tulang wajah tidak menonjol, memiliki dagu dan
tulang rahang yang tidak terlalu kuat dan volume otak antara 1000 sampai 1200 cc.
2. Artefak
Artefak adalah benda atau peninggalan sejarah yang di buat oleh tangan manusia yang
bisa di pindahkan dari satu tempat ke tempat yang lain, tanpa merusak bentuk aslinya.
Tujuan pemindahan artefak kuno tanpa merusaknya adalah agar, memudahkan para
peneliti dan ilmuwan untuk memberikan penelitian yang sangat bermanfaat untuk di
jadikan objek penelitian. Sehingga dapat dengan mudah di taruh di museum dan di
jadikan obyek untuk di lihat oleh banyak orang. Contoh artefak yang ditemukan :
2) Kapak Genggam
Ini merupakan senjata yang di
gunakan oleh manusia zaman
prasejarah, yang di gunakan untuk
berburu binatang atau keperluan
makanan sehari-hari. Ada
banyak sejarah Homo Sapiens yang bisa kita pelajari juga. Misalnya untuk mengupas
umbi-umbian, orang-orang zaman dulu, menggunakan alat yang satu ini. Alat ini
berhasil di temukan di daerah seperti kalinda (Lampung), Trunyan Bali dan Awang
Bangkal (Kalimantan Selatan). Kapak ini banyak di gunakan zaman dulu untuk
kehidupan sehari-hari, itu sebabnya di banyak museum, alat yang satu ini sangat
menarik banyak orang untuk melihatnya.
3) Anak Panah
Alat yang satu ini, di gunakan juga untuk keperluan lainnya dalam kehidupan sehari-
hari. Anak panah ini terbuat dari bahan batuan gamping. Yang menarik adalah,
penemuan yang satu ini di temukan di beberapa daerah seperti Gua lawa (Sampung)
dan gua-gua di Tuban. Alat yang satu ini merupakan peninggalan benda
bersejarah yang juga terkenal dan banyak di cari, karena keunikan, dan nilai sejarahnya
yang tinggi.
4) Alat Serpih
Alat yang satu ini adalah batu serpihan sisa pembuatan kapak genggam yang di
tajamkan. Alat tersebut di gunakan untuk berbagai hal, misalnya sebagai serut, gurdi,
penusuk, dan pisau. Banyak yang tertarik oleh benda yang satu ini, karena bisa di
gunakan untuk berbagai jenis kebutuhan yang bermanfaat. Tempat peninggalan
bersejarah di dunia yang lainnya ini juga merupakan informasi menarik, yang bisa kita
dapatkan. Tempat di temukannya alat yang satu ini juga ada di berbagai tempat dan
kawasan kota. Seperti di Solo, Jawa Tengah, sampai di Flores.
5) Kapak Persegi
Alat yang satu ini, tak kalah menarik para ilmuwan dan banyak orang yang senang
6) Mata Panah
Alat yang satu ini, adalah alat yang paling penting untuk di gunakan zaman dahulu.
Karena penggunaannya yang sangat penting, peninggalan zaman logam besi juga
banyak di cari dan di lihat untuk di jadikan penelitian yang luar biasa untuk banyak
orang. Selain untuk berburu, mata panah juga di gunakan untuk menangkap ikan, mata
panah di buat bergerigi, agar bisa dapat dengan mudah di gunakan kala itu. Selain
terbuat dari batu, mata panah juga terbuat dari tulang. Tempat di temukannya alat ini
adalah, di Gua Lawa, Gua Gede, Jawa Timur, Sulawesi Selatan.
7) Bejana Perunggu
Contoh Artefak di Indonesia yang satu ini berupa benda berbentuk seperti gitar spanyol
yang tidak bertangkai. Biasanya, alat yang satu ini di gunakan untuk hiasan dalam
kehidupan sehari-hari. Ada banyak peninggalan bersejarah di Jawa Barat untuk di
jadikan referensi banyak hal tentang sejarah atau artefak Indonesia. Permukaan dari
luar alat yang satu ini di hiasi pola anyaman simetris. Jadi, untuk hiasan yang indah
yang biasanya di letakkan di museum, benda yang satu ini sangatlah menarik dan indah.
8) Arca Perunggu
Bentuk dari artefak yang unik lainnya adalah Arca Perunggu. Alat yang satu ini
bermacam-macam bentuknya. Umumnya, bentuknya lebih sering yang kita jumpai atau
temukan di museum di Ubud Bali yang tak kalah menarik. Dan biasanya bentuk arca ini
berbentuk dalam beragam sikap. Tempat di temukannya alat atau benda ini adalah di
Riau, Jawa Timur, dan Jawa Barat.
9) Dolmen
Artefak bangunan yang satu ini adalah yang paling sering di gunakan sebagai alat
bangunan pada zaman dulu. Dolmen adalah meja batu, yang terdiri atas batu lebar yang
di topang oleh beberapa batu lain. Dolmen sendiri masuk dalam sejarah museum
Fatahillah yang kisahnya sangat menarik untuk di pelajari. Dolmen sendiri berfungsi
sebagi tempat persembahan.
10) Gerabah
Gerabah merupakan perabotan rumah tangga, yang sekaligus menjadi artefak yang
banyak di cari ilmuwan untuk di jadikan penelitian, sampai detik ini. Pada zaman dulu
alat ini masih di buat dengan cara yang paling sederhana. Belum menggunakan roda
pemutar dan teknik pembakaran yang sempurna. Jadi pasti artefak yang satu ini
merupakan peninggalan Indonesia yang berada di tempat-tempat bersejarah di
Indonesia yang tak kalah indah untuk di lihat bahkan sampai sekarang.
11) Pipisan
Pipisan adalah batu-batu penggiling beserta landasannya. Alat ini di gunakan tidak
hanya untuk menggiling makanan, tapi juga menghaluskan cat merah seperti yang
kalau kita lihat di museum, ada bekasnya. Biasanya, orang-orang zaman dahulu
menggunakan alat ini untuk upacara ritual dan kepercayaan. Jadi pasti alat ini sangat di
perlukan kala itu. Alat yang satu ini juga merupakan peninggalan kerajaan
Singasari yang terkenal dan banyak di cari para ilmuwan untuk penelitian mereka.
12) Kapak Bahu
Kapak yang satu ini juga merupakan alat yang banyak di cari oleh ilmuwan, karena
jenis artefaknya yang unik dan bersejarah. Kapak ini sejenis kapak persegi yang pada
tangkainya di beri leher sehingga menyerupai bentuk botol persegi. Pada umumnya,
sebenarnya kapak ini tidak terlalu terkenal di Indonesia, karena hanya ada di daerah
Minahasa Sulawesi Utara di temukan. Kapak ini ada di dalam peninggalan benda
bersejarah di Indonesia, dan masuk dalam peninggalan yang paling banyak di temukan
atau di jadikan referensi untuk para ilmuwan.
Alat yang satu ini, merupakan artefak Indonesia yang banyak di cari juga. Nama dari
kapak lonjong sendiri, itu karena alangnya yang berbentuk lonjong dengan ujung
pangkal runcing dan melebar. Bahan yang di gunakan untuk membuat kapak lonjong
ini adalah batu kali yang berwarna kehitaman. Kapak yang satu ini ada
dalam peninggalan bersejarah di Indonesia yang memiliki banyak ukuran dari yang
besar sampai yang kecil. Daerah pusat dari alat yang satu ini adalah Papua, sebenarnya
alat ini berasal dari Asia dan menyebar ke wilayah Indonesia melalui jalan timur.
14) Sarkofagus
Sarkofagus atau keranda adalah peti bangunan berupa peti mati tempat penyimpanan
mayat. Bentuknya seperti Palung yang terbuat dari abtu utuh dan di beri penutup.
Contoh artefak di Indonesia yang satu ini juga sangat terkenal. Banyak orang zaman
dulu, sering mengunakan alat ini untuk menguburkan mayat, agar lebih mudah dan
tidak perlu menggali tanah. Alat ini adalah alat pada manusia zaman batu yang banyak
di cara para ilmuwan. Tempat penemuan alat yang satu ini adalah Bali, tapi juga bisa di
temukan di Bondowoso Jawa Timur. Isinya dalam museum adalah tulang belulang
manusia, barang-barang perunggu, dan besi serta manik-manik.
Pada masa sebelum kekuatan Eropa Barat mampu menguasai daratan dan perairan Asia
Tenggara, belum ada Indonesia. Nusantara yang sekarang kita kenal sebagai Indonesia terdiri
dari pulau-pulau dan tanah yang dikuasai oleh berbagai kerajaan dan kekaisaran, kadang-kadang
hidup berdampingan dengan damai sementara di lain waktu berada pada kondisi berperang satu
sama lain. Nusantara yang luas tersebut kurang memiliki rasa persatuan sosial dan politik yang
dimiliki Indonesia saat ini.
Meskipun demikian, jaringan perdagangan terpadu telah berkembang di wilayah ini terhitung
sejak awal permulaan sejarah Asia. Terhubung ke jaringan perdagangan merupakan aset yang
penting bagi sebuah kerajaan untuk mendapatkan kekayaan dan komoditas, yang diperlukan
untuk menjadi kekuatan besar. Tetapi semakin menjadi global jaringan perdagangan ini di
nusantara, semakin banyak pengaruh asing berhasil masuk; suatu perkembangan yang akhirnya
mengarah pada kondisi penjajahan.
Keberadaan sumber tertulis adalah yang memisahkan masa sejarah dari masa prasejarah.
Karena sedikitnya sumber-sumber tertulis yang berasal dari masa sebelum tahun 500 Masehi,
sejarah Indonesia dimulai agak terlambat. Diduga sebagian besar tulisan dibuat pada bahan yang
mudah rusak dan - ditambah dengan iklim tropis lembab dan standar teknik konservasi yang
berkualitas rendah pada saat itu - ini berarti bahwa sejarawan harus bergantung pada
inskripsi/prasasti di atas batu dan studi sisa-sisa candi kuno untuk menelusuri sejarah paling
terdahulu nusantara. Kedua pendekatan ini memberikan informasi mengenai struktur politik tua
karena baik sastra maupun pembangunan candi adalah contoh budaya tinggi yang diperuntukkan
bagi elit penguasa.
Sejarah Indonesia memiliki ciri sangat khas, yaitu pada umumnya sejarah ini berpusat di
bagian barat Nusantara (khususnya di pulau Sumatera dan Jawa). Karena sebagian besar bagian
timur Nusantara memiliki sedikit kegiatan ekonomi sepanjang sejarah (terletak jauh dari jalur
perdagangan utama), hal itu menyebabkan sedikitnya kegiatan politik; suatu situasi yang
berlanjut hingga hari ini.
Prasasti tertua yang ditemukan di Nusantara dikenal sebagai Prasasti Kutai dan berasal dari
Kalimantan Timur, yang sudah ada sejak sekitar 375 Masehi ketika kerajaan Kutai Martadipura
berkuasa. Prasasti ini ditulis dalam bahasa Sansekerta (bahasa liturgis agama Hindu)
menggunakan tulisan Palawa, tulisan yang dikembangkan di India Selatan sekitar abad ketiga
Masehi. Dalam prasasti ini tiga raja Kutai Martadipura disebutkan dan mereka menggambarkan
sebuah ritual yang merupakan karakteristik Hindu kuno. Sekitar satu abad kemudian, batu
prasasti pertama (yang diketahui) di Jawa diukir. Prasasti ini, yang juga dalam bahasa
Sansekerta, menyatakan raja Purnawarman dari kerajaan Tarumanegara (abad keempat sampai
ketujuh) di Jawa Barat dan menggambarkan sang raja ini dengan dewa Hindu (Wisnu). Secara
keseluruhan, prasasti ini menunjukkan bukti pengaruh besar dari agama Hindu India di kalangan
elit penguasa kerajaan pribumi kuno pertama yang diketahui di Nusantara.
Meskipun demikian, hubungan perdagangan antara India dan Nusantara diketahui telah
dibentukkan berabad-abad sebelum prasasti Kutai. Selat Malaka, jalur laut yang menghubungkan
Samudera Hindia dengan Samudera Pasifik, telah menjadi jalur pelayaran utama untuk
perdagangan yang pengantarannya melalui laut antara China, India dan Timur Tengah sejak
ingatan manusia. Sebagian besar garis pantai Sumatera terletak di sebelah jalur laut ini, yang
menyebabkan pedagang antara India dan China berhenti di sini atau di sisi lain dari Selat
(sekarang Malaysia) untuk menunggu angin musim yang tepat yang akan membawa mereka
lebih jauh.
Tapi diasumsikan bahwa agama Hindu dan Buddha tidak disebarkan ke Nusantara oleh para
pedagang India. Kemungkinan besar, para raja dan kaisar di Nusantara tertarik dengan
kehormatan Brahmana (kelas imam agama Hindu yang merupakan peringkat tertinggi dari empat
kasta sosial). Brahmana ini, berdasarkan dugaan, memperkenalkan agama baru ke Nusantara
yang memungkinkan raja-raja pribumi untuk mengidentifikasikan diri mereka dengan dewa
Hindu atau Bodhisattva (yaitu makhluk mistis yang tercerahkan dalam agama Budha), sehingga
menggantikan pemujaan leluhur yang dianut sebelumnya. Oleh karena itu, lewat doktrin agama
baru ini raja-raja lokal mendapatkan kehormatan yang lebih besar. Kerajaan di Nusantara yang
meniru konsep India ditemukan di pulau Kalimantan, Jawa, Sumatera dan Bali.
Karena posisi strategis dari garis pantai Sumatera dan Malaysia yang dekat dengan Selat Malaka,
tidaklah mengherankan kita menemukan Negara pertama yang berpengaruh besar dalam sejarah
Indonesia di daerah pesisir Sumatra, dan membentang di wilayah geografis yang luas di sekitar
selat itu. Kerajaan ini dinamakan Sriwijaya dan menguasai jalur perdagangan yang
menghubungkan Samudra Hindia, Laut Cina Selatan dan Kepulauan Rempah Maluku antara
abad ke-13 dan abad ke-17. Sriwijaya juga dikenang sebagai Pusat di Asia Tenggara untuk studi
agama Budha dengan penekanan utama pada studi bahasa Sansekerta. Dari sumber-sumber Cina
diketahui bahwa para biksu Budha Cina tinggal di Sriwijaya selama lebih dari satu dekade untuk
melanjutkan studi mereka.
Sisa-sisa dari candi Hindu dan Buddha yang berasal dari antara abad ke-8 dan ke-10
menunjukkan pemerintahan dua dinasti di Jawa Tengah. Dinasti ini adalah Dinasti Sailendra
(penganut Agama Budha Mahayana dan kemungkinan besar dinasti yang membangun Candi
Borobudur yang berada di dekat Yogyakarta sekitar tahun 800 Masehi) dan Dinasti Sanjaya
(penganut agama Hindu yang membangun kompleks candi Prambanan sekitar tahun 850 Masehi
tidak jauh dari candi Borobudur dan sebagai reaksi terhadap candi Borobudur tersebut).
Keruntuhan perlahan-lahan Sriwijaya dan munculnya kerajaan besar baru di Jawa ini berarti
bahwa kekuasaan politik secara bertahap berpaling dari Sumatera menuju Jawa.
Namun pada abad ke-10 kehidupan penduduk di Jawa Tengah tiba-tiba tidak terekam karena
kurangnya sumber. Diduga letusan gunung berapi besar menggeser kekuasaan politik dari Jawa
Tengah ke Jawa Timur tempat berkembangnya sejumlah kerajaan baru.
Dua di antaranya yang patut mendapatkan perhatian khusus karena warisan mereka, yakni Kediri
(sekitar 1042-1222) untuk warisan prasasti dan warisan sastranya, dan penggantinya Singasari
(antara 1222 dan 1292) untuk memperkenalkan babak baru dalam sejarah Indonesia, yaitu
sinkretisme (penyatuan aliran) agama Hindu dan Budha. Babak baru ini mencapai kejayaannya
di kerajaan Majapahit di Jawa Timur (dari tahun 1293 sampai sekitar 1500), yang mungkin
merupakan kerajaan terbesar dalam sejarah Nusantara. Majapahit memiliki wilayah geografis
yang menyerupai perbatasan Indonesia saat ini (walaupun masih diperdebatkan di antara
kalangan sarjana mengenai seberapa besar kekuasaan kerajaan ini benar-benar dinikmati di luar
pulau Jawa dan Bali). Majapahit dengan perkembangan seni dan sastranya yang luar biasa masih
merupakan konsep penting dan menjadi penyebab kebanggaan nasional bagi masyarakat
Indonesia saat ini karena dianggap sebagai dasar negara modern Indonesia. Pergerakan kaum
nasionalis di abad ke-20 menggunakan konsep ini untuk menjustifikasi kemerdekaan dan
keabsahan batas-batas wilayah. Motto Nasional Indonesia Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti
‘Persatuan dalam Keberagaman', berasal dari sebuah puisi Jawa Kuno yang ditulis pada masa
pemerintahan Majapahit.
Prasasti pada batu nisan menunjukkan bahwa pada awal abad ke-13 terdapat sebuah kerajaan
Islam di bagian utara Sumatera disebut Pasai atau Samudera. Kerajaan ini dianggap sebagai
kerajaan Islam pertama di Nusantara. Dari Sumatra Utara, pengaruh Islam kemudian menyebar
ke arah timur melalui perdagangan. Di pesisir pantai utara Jawa berbagai kota Islam muncul
selama abad ke-14. Meskipun demikian, tidaklah mungkin kalau beberapa bangsawan Jawa dari
Majapahit di Jawa Timur memeluk agama Islam karena perdagangan. Mereka mungkin merasa
derajatnya jauh lebih tinggi dibanding dengan kelas sosial pedagang. Kemungkinan besar
bangsawan Jawa ini dipengaruhi oleh ulama Sufi dan orang-orang suci atau wali yang mengaku
memiliki kekuatan supranatural (karomah).
Pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15 pengaruh Majapahit di Nusantara mulai menurun
karena konflik suksesi dan meningkatnya kekuasaan kerajaan Islam. Sebuah negara perdagangan
baru, Malaka, merupakan salah satu kekuatan baru ini. Kekuatan ini bangkit di daerah pesisir -
saat ini Malaysia - dan terletak di bagian tersempit dari Selat Malaka itu. Negara ini menjadi
pelabuhan sangat sukses dengan fasilitas menguntungkan dalam jaringan perdagangan luas yang
membentang dari Cina dan Maluku di ujung timur ke Afrika dan Mediterania di ujung barat.
Meskipun pada awalnya Malaka adalah negara Hindu-Buddha, namun berubah dengan cepat
menjadi kesultanan Muslim (mungkin karena alasan terkait perdagangan).
Hubungan historis antara perdagangan dan Islam juga terlihat dalam perkembangan di pulau
Ternate - saat ini propinsi Maluku di kawasan timur Indonesia. Ternate (mirip dengan Tidore)
menjadi daerah kaya karena produksi cengkeh. Dari pulau Jawa - dan melalui perdagangan -
Islam menyebar ke daerah ini, mengakibatkan berdirinya kesultanan di akhir abad ke-15.
Kesultanan ini berhasil menguasai sebagian besar Indonesia Timur namun posisinya dirusak oleh
Belanda pada abad ke-17.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Peradaban bangsa Indonesia memakan waktu yang cukup lama. Dari zaman sebelum mengenal
tulisan, kita bisa mengetahui bagaimana awalnya teknologi itu dimulai. Berawal dari zaman batu,
manusia menggunakan batu dan tulang sebagai peralatan sehari-hari. Kemudian masuk zaman
logam, dimana logam yang ada mereka gunakan untuk membuat nekara dan perhiasan. Dan
ketika
Peradaban bangsa Indonesia memakan waktu yang cukup lama. Dari zaman manusia
belum mengenal tulisan, Nenek moyang bangsa Indonesia datang ke Indonesia melalui dua jalur
yakni jalur barat dan timur.. Mereka datang secara bergelombang, gelombang pertama adalah
bangsa prota melayu yang datang membawa kebudayaan kapak persegi dan kapal bercadik satu.
Gelombang kedua adalah bangsa deutro melayu yang datang membawa kebudayaan kapak
lonjong dan kapal bercadik dua.
Ketika pengaruh Hindu-Budha-Islam masuk ke Indonesia, membuat bangsa Indonesia
mengenal tulisan, sehingga mengakhiri masa pra-aksara di Indonesia. Indonesia yang kaya akan
rempah-rempah, membuat pedagang dari India dan penjuru lain datang ke Indonesia. Lewat
kegiatan perdagangan, bangsa Indonesia mulai mengenal beragam kebudayaan, bahasa, bahkan
kesenian, yang menghasilkan beragam peninggalan yang sangat berharga. Seperti Candi
Borobudur yang merupakan salah satu karya yang termasuk dalam keajaiban dunia. Indonesia
juga sudah mengenal bagaimana sebuah sistem pemerintahan, sehingga persatuan dan kesatuan
itu boleh terwujud. Sayangnya, ketika Indonesia dijajah oleh bangsa Barat, perjuangan bangsa
Indonesia masih bersifat kedaerahan, sehingga Indonesia dikuasai oleh bangsa Barat.
DAFTAR PUSTAKA
https://bsd.pendidikan.id/data/2013/kelas_10smk/Kelas_10_SMK_Sejarah_Indonesia_Siswa.pdf
https://brainly.co.id/tugas/26770115
https://sejarahlengkap.com/pra-sejarah/pembabakan-prasejarah
https://www.academia.edu/35151273/Teori_Asal_Usul_Nenek_Moyang_Bangsa_Indonesia
https://www.liputan6.com/citizen6/read/3915822/jenis-jenis-manusia-purba-yang-ditemukan-di-
indonesia-banyak-macamnya
https://sejarahlengkap.com/pra-sejarah/contoh-artefak-di-indonesia
https://perpustakaan.id/sejarah-meganthropus-paleojavanicus/
https://id.wikipedia.org/wiki/Homo_erectus
https://satujam.com/pithecanthropus-soloensis/
http://inisiswa.blogspot.com/2016/02/manusia-purba-pithecanthropus.html
https://www.facebook.com/museumnasionalindonesia/posts/homo-wajakensishomo-wajakensis-
merupakan-sub-genus-homo-sapiens-fosil-manusia-wa/10162374940075451/
https://simple.wikipedia.org/wiki/Homo_floresiensis
https://www.dewinuryanti.com/homo-
wajakensis/https://www.idntimes.com/science/discovery/threedots/fosil-homo-sapiens-tertua-di-
dunia-telah-ditemukan-c1c2/2
https://www.indonesia-investments.com/id/budaya/politik/sejarah-prakolonial/item123?
http://konsultasi-hukum-online.com/2013/06/kerajaan-kerajaan-islam-di-indonesia-sebelum-
masa-penjajahan-belanda/
https://pakdosen.co.id/peradaban-awal-masyarakat-indonesia/
https://fahriaufarkomputer.blogspot.com/2018/05/makalah-sejarah-peradaban-awal.html