Anda di halaman 1dari 10

Tugas individu

Membuat Makalah tentang


“Korosi”

Disusun oleh

Nama : Nisa’ul Imama

NIM : 1003113328

Jurusan : Matematika

Fakultas Matematika dan Ilmu


Pengetahuan Alam
Universitas Riau
2010
1
Kata pengantar
Rasa syukur yang dalam saya sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat
kemurahanNya makalah ini dapat saya selesaikan sesuai yang diharapkan.Dalam makalah ini saya
membahas “Korosi”, suatu permasalahan yang selalu kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Makalah ini dibuat dalam rangka memperluas pengetahuan masyarakat tentang perkaratan dan
sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas mahasiswa yang mengikuti mata kuliah “Kimia Dasar”.

Demikian makalah ini saya buat semoga bermanfaat,

Pekanbaru,6 Januari 2011

Nisa’ul Imama

2
Daftar isi
Kata pengantar..................................................................................................................2

Daftar isi.............................................................................................................................3

Bab I

Pendahuluan......................................................................................................................4

Bab II

Pembahsan

i. Korosi.............................................................................................................5
ii. Korosi dan cara Pencegahannya.....................................................................8

Bab III

Penutup.............................................................................................................................10

3
Bab I

Pendahuluan
Seringnya terjadi korosi dalam kehidupan sehari-hari atau lebih lazim disebut perkaratan
menyebabkan saya sebagai penulis mengambil tema ini untuk makalah saya. Banyak
kerugian yang terjadi akibat adanya korosi , seperti ambruknya jembatan dan jalan layang
mendorong saya untuk memperluas pengetahuan pembaca tentang Korosi.

4
Bab II

Pembahasan

Korosi
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam
dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak
dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang
paling lazim adalah perkaratan besi. Untuk lebih jelasnya , akan dibahas nanti di bab II dalam
Pembahasan.Dalam kehidupan sehari-hari, korosi dapat kita jumpai pada bangunan-
bangunan maupun peralatan yang memakai komponen logam seperti seng, tembaga, besi-
baja dan sebagainya. Seng untuk atap dapat bocor karena termakan korosi. Jembatan dari
baja maupun badan mobil juga dapat menjadi rapuh karena korosi. Selain pada perkakas
logam ukuran besar, korosi ternyata juga dapat terjadi pada komponen-komponen renik
peralatan elektronik yang terbuat dari logam.

Korosi atau pengkaratan merupakan fenomena kimia pada bahan-bahan logam pada
dasarnya merupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan logam yang kontak
langsung dengan lingkungan berair dan oksigen.  Salah satu penyebab ambruknya suatu
infrastruktur seperti jembatan, jalan layang atau dermaga adalah terkorosinya besi dalam
beton infrastruktur tersebut. Besi dalam beton sebenarnya tahan terhadap korosi karena
sifat alkali dari beton (pH 12-13) sehingga terbentuk lapisan pasif di permukaan besi dalam
beton. Besi baru terkorosi bila lapisan ini rusak. Proses karbonisasai (carbonation) dan

5
intrusi ion-ion klorida dan gas CO2  ke dalam beton merupakan faktor penyebab rusaknya
lapisan tersebut yang berlanjut dengan terkorosinya besi di dalam beton.

Kerugian yang dapat ditimbulkan oleh korosi tidak hanya biaya langsung seperti pergantian
peralatan industri, perawatan jembatan, konstruksi dan sebagainya, tetapi juga biaya tidak
langsung seperti terganggunya proses produksi dalam industri serta kelancaran transportasi
yang umumnya lebih besar dibandingkan biaya langsung.

Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal
dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan,
struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik
pencampuran bahan dan sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran
udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya.

Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam,
baik dalam bentuk senyawa an-organik maupun organik. Flour, hidrogen fluorida beserta
persenyawaan-persenyawaannya dikenal sebagai bahan korosif. Dalam industri, bahan ini
umumnya dipakai untuk sintesa bahan-bahan organik. Ammoniak (NH3) merupakan bahan
kimia yang cukup banyak digunakan dalam kegiatan industri. Pada suhu dan tekanan
normal, bahan ini berada dalam bentuk gas dan sangat mudah terlepas ke udara. Ammoniak
dalam kegiatan industri umumnya digunakan untuk sintesa bahan organik, sebagai bahan
anti beku di dalam alat pendingin, juga sebagai bahan untuk pembuatan pupuk. Aneka
partikel aerosol, debu serta gas-gas asam seperti NOx dan SOx  dapat berubah menjadi
asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) di udara. Oleh sebab itu, udara menjadi terlalu
asam dan bersifat korosif dengan terlarutnya gas-gas asam tersebut di dalam udara. Dalam
lingkungan dengan tingkat pencemaran tinggi, aneka barang mulai dari komponen
elektronika renik sampai jembatan baja semakin mudah rusak, bahkan hancur karena
korosi.

Korosi pada piranti maupun komponen-komponen elektronika dapat mengakibatan sifat


elektrik pada komponen-komponen tersebut menjadi rusak karena terbentuknya lapisan
non-konduktor. Dalam beberapa kasus, hubungan pendek yang terjadi pada peralatan

6
elektronik dapat menyebabkan terjadinya kebakaran yang menimbulkan kerugian bukan
hanya dalam bentuk kehilangan atau kerusakan materi, tetapi juga korban nyawa.

Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami
reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi
adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.

Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu
berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.

Fe(s) <--> Fe2+(aq) + 2e

Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak
sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.

O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)

atau

O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)

Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang
kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana
dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode,
bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.

Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi
secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa
korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih
mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida,
setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja
atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang
menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).

7
Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan
terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau
tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensial terhadap
elektroda lainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.

Korosi dan Cara Pencegahannya

Korosi atau perkaratan sangat lazim terjadi pada besi.  Besi merupakan logam yang mudah
berkarat.  Karat besi merupakan zat yang dihasilkan pada peristiwa korosi, yaitu berupa zat
padat berwarna coklat kemerahan yang bersifat rapuh serta berpori.  Rumus kimia dari
karat besi adalah Fe2O3.xH2O.  Bila dibiarkan, lama kelamaan besi akan habis menjadi karat.

Dampak dari peristiwa korosi bersifat sangat merugikan.  Contoh nyata adalah keroposnya
jembatan, bodi mobil, ataupun berbagai konstruksi dari besi lainnya.Siapa di antara kita
tidak kecewa  bila bodi mobil kesayangannya tahu-tahu sudah keropos karena korosi.  Pasti
tidak ada.  Karena itu, sangat penting bila kita sedikit tahu tentang apa korosi itu, sehingga
bisa diambil langkah-langkah antisipasi.

Peristiwa korosi sendiri merupakan proses elektrokimia, yaitu proses (perubahan / reaksi
kimia) yang melibatkan adanya aliran listrik.  Bagian tertentu dari besi berlaku sebagai kutub
negatif (elektroda negatif, anoda), sementara bagian yang lain sebagai kutub positif
(elektroda positif, katoda).  Elektron mengalir dari anoda ke katoda, sehingga terjadilah
peristiwa korosi.

8
Ion besi (II)yang terbentuk pada anoda selanjutnya teroksidasi menjadi ion besi (III) yang
kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi (karat besi), Fe 2O3.xH2O.

Dari reaksi terlihat bahwa korosi melibatkan adanya gas oksigen dan air.  Karena itu, besi
yang disimpan dalam udara yang kering akan lebih awet bila dibandingkan ditempat yang
lembab.  Korosi pada besi ternyata dipercepat oleh beberapa faktor, seperti tingkat
keasaman, kontak dengan elektrolit, kontak dengan pengotor, kontak dengan logam lain
yang kurang aktif (logam nikel, timah, tembaga), serta keadaan logam besi itu sendiri
(kerapatan atau kasar halusnya permukaan).

9
Bab III

Penutup
Demikian makalah ini saya buat semampu saya. Jika banyak terdapat kesalahan dalam
penulisan makalah ini , harap dimaklumi karena saya sebagai penulis juga dalam proses
pembelajaran. Saya berharap para pembaca dapat memahami apa yang saya buat dalam
makalah ini. Semoga makalah ini berguna untuk para pembaca sekalian.

10

Anda mungkin juga menyukai