Anda di halaman 1dari 4

Mengenal kesalahan umum dalam penulisan ilmiah keperawatan (Hanny Handiyani) 77

LEMBAR METODOLOGI

MENGENAL KESALAHAN UMUM DALAM PENULISAN


ILMIAH KEPERAWATAN
Hanny Handiyani *

Abstrak

Kualitas karya ilmiah yang baik ditentukan oleh kemampuan penulis dalam menyusun kalimat di setiap komponen karya ilmiah.
Kesalahan dalam penulisan dapat disebabkan oleh ketidaktahuan penulis akan kaidah penulisan maupun kaidah etika penulisan.
Tulisan ini menggambarkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun karya ilmiah keperawatan mulai dari menetapkan judul
sampai menyusun kepustakaan. Artikel ini dapat membantu penulis mempersiapkan karya ilmiah keperawatannya bebas dari kesalahan.

Kata kunci: penulisan ilmiah, penyuntingan

Abstract

The quality of a scientific article relies on the author’s ability to construct every single sentence through the article. Mistakes in
writing could be due to the authors fails to understand techniques as well as principles ethics of writing. This paper outlines
several important points in developing a nursing scientific article, starting from formulating title to compiling references. This
paper will help author increasing her/his roles in nursing publication preparation by means minimizing writing mistakes.

Key words: editing, scientific writing

PENDAHULUAN
banyak melakukan penyuntingan terhadap karya ilmiah
Penulis bertanggung jawab menampilkan karya tulis mahasiswa. Pembahasan meliputi peran penulis sebagai
(dalam hal ini karangan ilmiah) yang bermutu. Informasi penyunting, bias dalam pembentukan kalimat yang
yang bermanfaat, baik berupa tinjauan kepustakaan, studi menyusun suatu paragraf, dan peningkatan kualitas isi
kasus, maupun hasil penelitian dapat saja menjadi kurang artikel ilmiah (penulisan abstrak sampai kepustakaan).
diminati atau tidak dimengerti pembaca karena tampilan Kesemuanya dirangkum melalui pendekatan gaya
yang tidak sesuai dengan kaidah penulisan. Masalah ini editorial the American Psychological Association
dapat teratasi bila penulis menggunakan kaidah penulisan (APA), 2001.
karangan ilmiah yang sesuai dengan gaya penulisan yang
telah disepakati bersama. PENULIS SEBAGAI PENYUNTING
Pembahasan ini bertujuan untuk menyegarkan Setiap penulis dapat berperan sebagai editor yang
pembaca dan penulis agar memiliki kemampuan menilai memeriksa kembali suatu karangan ilmiahnya. Peran ini
kualitas karya ilmiah melalui pengenalan kesalahan umum penting dalam menghasilkan karya ilmiah yang bermutu.
dalam karya ilmiah keperawatan dan cara Penulis perlu selalu memeriksa kembali karangan ilmiah
meminimalkannya. Hal ini penting sebagai bagian dari (baik makalah, kertas kerja, skripsi, tesis, maupun
proses penyuntingan karya tulis yang harus dilakukan disertasi) yang telah disusun sebelum dipublikasikan.
penulis setelah selesai menulis maupun bagi pendidik yang Karangan ilmiah sendiri merupakan karangan ilmu
78 Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 11, No.2, September 2007; hal 77-80

pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut (Fischbach, 1991). Under communication
metodologi penulisan yang baik dan benar dikarakteristikkan dengan hilangnya informasi relevan
(Brotowidjoyo, 1985 dalam Arifin, 1998). karena tidak cukupnya atau tidak tepatnya informasi
yang diberikan. Hal ini dapat disebabkan karena
Penggunaan metodologi penulisan yang benar penyusunan kalimat yang tidak tepat.
memerlukan kemampuan khusus penulis sebagai editor
agar komunikasi tertulisnya efektif dan efisien. Agar hal tersebut tidak terjadi, penulis sebaiknya
Kemampuan memeriksa naskah ini memerlukan: waktu, melalui urutan proses penulisan. Proses tersebut menurut
semangat, kedisiplinan, ketekunan dalam menelusuri California Writing Project dikutip dari Porter &
kepustakaan, membaca secara efektif, menggunaan Hernacki, 2001 meliputi persiapan (mengelompokkan
komputer, dan memiliki ketajaman berfikir khususnya ide dan menulis cepat), penyusunan draft kasar
penggunaan belahan otak kiri (Menulis adalah aktifitas (eksplorasi dan pengembangan gagasan), berbagi
seluruh otak yang menggunakan belahan otak kanan (seorang rekan membaca draft dan memberikan umpan
[emosional] dan belahan otak kiri [logika]. [Porter, B.D. balik), perbaikan (memperbaiki tulisan dari umpan balik
dan Hernacki, M., 2001]). dan berbagi lagi), penyuntingan (memperbaiki semua
kesalahan, tata bahasa, dan tanda baca), penulisan
Editor dalam suatu penerbitan bertugas kembali (memasukkan isi yang baru dan melakukan
mempertimbangkan apakah suatu karangan layak untuk perubahan penyuntingan), dan evaluasi (memeriksa
diterbitkan, sedangkan penulis sebagai editor/ penyunting apakah tugas ini telah selesai).
karya ilmiahnya sendiri sebagai upaya meminimalkan
kesalahan dalam tampilan karya ilmiahnya. Aktifitas Karangan ilmiah merupakan ekspresi diri penulis.
pengeditan/ penyuntingan dilakukan dengan cara Cara berfikir penulis yang sistematis tercermin dari
membaca/ memeriksa kesalahan, memperbaiki, dan susunan kalimat yang tidak berbelit-belit (berlebihan),
mempersiapkan artikel untuk diterbitkan. lengkap, tidak memihak, akurat, dan objektif. Hal ini
memerlukan upaya penulis untuk think–plan–
Kesalahan/ masalah yang dapat timbul meliputi write–revise dalam meyusun suatu karya ilmiah yang
kesalahan dalam pembentukan kalimat, penggunaan diawali dengan pemilihan kata yang digunakan.
bahasa, penempatan tanda baca, dan penyajian
komponen artikel yang sesuai dengan calon pembaca Kata merupakan unsur bahasa terkecil yang
sehingga karangan ilmiah menjadi lebih menarik, mampu berdiri sendiri. Pilihan kata ilmiah dalam tulisan
sistematik, sederhana, dan lebih enak dibaca. ilmiah perlu diperhatikan, misalnya kata ”dapat” untuk
Berdasarkan pengalaman penulis menyunting karya menggantikan ”bisa”, kata ”saya” untuk menggantikan
ilmiah keperawatan, berikut ini akan dipaparkan upaya ”aku”, dan sebagainya. Gugusan kata yang berstruktur
meminimalkan kesalahan yang dapat timbul dari dan bersistem yang menimbulkan makna sempurna yakni
masalah di atas. makna yang dapat diterima orang lain sesuai dengan
maksud pembuatnya disebut kalimat.
BIAS DALAM PEMBENTUKAN Kesalahan penulis dapat terjadi karena penulis tidak
KALIMAT menggunakan kalimat efektif. Kalimat efektif menurut
Adanya keterbatasan dari kemampuan menulis Keraf (1989), Parera (1982), dan Semi (1990) yang
sering membuat pesan tertulis yang dibuat terlalu sedikit dikutip Yuwono (2004) adalah ”kalimat yang dapat
(under communication) atau terlalu banyak (over menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran
communication) sehingga akhirnya pesan yang pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh
disampaikan menjadi bias/ salah interpretasi, tidak pembicata atau penulisnya”. Kalimat tersebut memiliki
sampai, bahkan berlebihan. Under communication enam ciri yaitu kesatuan gagasan, kepaduan, penekanan,
lebih sering terjadi dari pada over communication variasi, paralelisme, dan penalaran.
Mengenal kesalahan umum dalam penulisan ilmiah keperawatan (Hanny Handiyani) 79

Yuwono selanjutnya menguraikan bahwa kesatuan Selain penggunaan kalimat efektif dan penyusunan
gagasan dapat dipenuhi dengan menyusun kalimat yang paragraf yang tepat, penggunaan punktuasi yang tepat
jelas subyek dan predikatnya. Kepaduan kalimat juga dapat mengurangi bias dalam pembentukan
didapatkan dari ketepatan penggunaan kata kerja kalimat. Penulisan punktuasi/ tanda baca harus segera
transitif. Penekanan kalimat dilakukan melalui setelah kata sebelumnya (jangan diberi spasi).
pengulangan kata, memakai pertentangan (memakai Kesalahan sering terjadi ketika penulis menempatkan
kata ”tetapi”), dan menggunakan partikel penekanan koma antara subjek dan predikat. Antara subjek dan
(-lah, -pun). Variasi kalimat dilakukan menggunakan predikat tidak boleh dipisahkan dengan koma. Sebelum
variasi sinonim kata, variasi panjang pendeknya kalimat, kata ”dan” atau kata ”atau” saat menguraikan lebih dari
dan mengubah struktur kalimat (aktif/ pasif). dua item harus diberikan tanda koma. Misalnya ”Burung,
Paralelisme/ kesejajaran kata kerja disejajarkan dengan ayam, dan bebek merupakan hewan unggas”. Kalimat
kata kerja yang lain (bukan kata benda) dan kalimat ”Burung dan bebek merupakan hewan unggas” tidak
aktif disejajarkan dengan struktur kalimat aktif juga). peru diberi tanda koma.
Penalaran didapatkan dengan menggunakan kalimat
yang logik. PENINGKATAN KUALITAS ISI
Susunan kalimat yang memiliki kesatuan maksud ARTIKEL
meliputi kalimat introduction, body, conlusion akan Kualitas ini artikel/ karya ilmiah keperawatan dapat
menyusun suatu paragraf. Kesalahan sering terjadi dinilai dari kelengkapan unsur pembentuknya.
karena satu paragraf hanya terdiri dari satu kalimat saja. Kelengkapan unsur artikel dapat ditingkatkan dengan
Susunan kalimat dalam suatu paragraf dapat menyusun elemen artikel ilmiah tanpa kesalahan ketik/
menggunakan kalimat singkat, kalimat agak panjang, typing error. Elemen artikel tersebut meliputi: judul,
dan kalimat panjang. Kalimat singkat dan sederhana abstrak, pendahuluan, isi artikel/ metoda, hasil, dan
digunakan untuk memberikan penekanan, kalimat agak penutup.
panjang untuk menjelaskan gagasan, dan kalimat
panjang untuk menguraikan hubungan atau gagasan. Halaman judul meliputi unsur judul, nama penulis
(tanpa gelar), dan asal institusi. Judul yang baik harus
Karangan ilmiah tersusun dari rangkaian paragraf konsisten dengan topik utama dan variabel yang dikaji
yang saling berhubungan dan berurutan. Upaya (berisi kesimpulan ide utama) sehingga mampu
mencapai koherensi dalam susunan paragraf menjelaskan sendiri isi naskah. Panjang judul 10-12
memerlukan berbagai tahapan penulisan, meliputi: kata (APA, 2001), namun untuk judul artiel penelitian
pembuatan pohon ide di mana gagasan disampaikan seperti tesis dapat mencapai maksimal 20 kata karena
secara berurutan, halus/ sopan, ekonomis, tepat-jelas; harus menjelaskan what, who, when, dan where.
pembuatan out line; pembuatan draft; proses koreksi; Judul diupayakan menggunakan kalimat aktif bukan
dan penulisan kembali. kalimat tanya atau perintah. Judul artikel harus dibuat
Penggunaan kata/ bahasa dan kalimat dalam setiap menarik agar dapat mengajak pembaca membaca
paragraf juga harus diperhatikan. Setiap kalimat akhir artikel lebih lanjut.
dari paragraf sebelumnya harus berhubugan dengan Jika judul merupakan kepala karangan, maka
kalimat pertama pada paragraf berikutnya sehingga abstrak merupakan ringkasan keseluruhan artikel.
kepaduan antar paragraf dapat dipertahankan. Upaya Abstrak harus mampu menggambarkan maksud dan
mengurangi bias dalam pembentukan kalimat yang isi naskah, berdiri sendiri, spesifik dan ringkas/ padat
menyusun paragraf dipenuhi dengan menggunakan informasi (< 980 karakter/ 120 kata), tidak
bahasa yang tepat dan bermakna tunggal, menjelaskan mengevaluasi (hanya melaporkan secara ringkas),
hal secara spesifik dengan tepat, dan menggunakan dan jelas.
bahasa yang hemat/ ekonomis.
80 Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 11, No.2, September 2007; hal 77-80

Isi abstrak untuk laporan penelitian berbeda dengan PENUTUP


abstrak tinjauan teoritis. Abstrak laporan penelitian
(100-120 kata) berisi masalah, subyek (karakteristik Hasil karya ilmiah yang ada di tangan pembaca dapat
spesifik: usia, jenis kelamin, genus, spesies), metoda mewakili kehadiran penulisnya. Sebagai wakil penulis,
penelitian (alat ukur, jenis test), kemaknaan secara karya tersebut menunjukkan bagaimana kemampuan
statistik, hasil akhir, dan implikasi. Sedangkan Abstrak penulisnya di samping memaparkan fakta ilmiah yang
tinjauan teoritis/ artikel (75-100 kata) berisi topik, ditemui penulis. Penulis perlu berhati-hati dalam menulis
manfaat, penorganisasian isi/ cakupan artikel, sumber dan menyunting kembali seluruh elemen karya ilmiahnya
yang digunakan, dan hasil akhir. (judul sampai penutup) sebelum ditampilkan pada
pembaca. Pemaparan ini telah berupaya menjembatani
Unsur/ elemen pendahuluan lebih menitikberatkan agar penulis lebih mencermati berbagai kaidah penulisan
pada hal-hal yang melandasi penulisan artikel. yang kerapkali terlupakan penulis sehingga kesalahan
Pendahuluan yang baik berisi masalah (masalah spesifik, dalam penulisan karya ilmiah, khususnya karya ilmiah
point penelitian, hipotesis-desain, dan implikasi teoritis keperawatan dapat diminimalkan (HH).
dari penelitian); latar belakang singkat (literature),
manfaat/ rasional, dan sistematika penulisan secara * Hanny Handiyani, SKp., M.Kep.: Staf Akademik
umum yang akan dibahas lebih detail pada isi artikel. Kelompok Keilmuan Dasar Keperawatan dan
Isi/ metoda/ detail penelitian pada umumnya Keperawatan Dasar Fakultas Ilmu Keperawatan
merupakan elemen yang paling panjang dalam suatu artikel Universitas Indonesia
ilmiah. Jika berisi penelitian lanjutan, maka perlu membawa
pembaca untuk merujuk pada sumber sebelumnya. Uraian
isi juga meliputi penjelasan sub judul, demografi responden
(karakteristik demografi/ spesies/ genus), alat (material KEPUSTAKAAN
yang digunakan dan fungsinya), prosedur (simpulkan setiap
langkah, instruksi bagi responden, dan hasil. Hasil berisi American Psychological Association (2001).
ringkasan data yang terkumpul dan perlakuan statistik untuk Publication manual of the American Psychologi-
mendukung hasil akhir pemecahan masalah, serta diakhiri cal Association. (5 th ed). Washington, DC: APA.
dengan simpulan hasil. Arifin, E.Z. (1998). Dasar-dasar penulisan karangan
Elemen penutup dalam suatu artikel ilmiah berisi ilmiah. Jakarta: PT Grasindo.
simpulan dan saran/ rekomendasi penulis. Ucapan Flischbach, FT. (1991). Documenting care:
terima kasih, daftar pustaka dan lampiran juga Communication, the nursing process, and
merupakan bagian dari penutup artikel. Kesalahan documentation standards. USA: F.A Davis
sering terjadi di kala penulis menuliskan suatu bahasan Company.
(unsur baru) yang tidak pernah disebutkan pada isi
artikel. Simpulan yang disusun penulis sebaiknya selaras Porter, B.D. & Hernacki, M. (2001). Quantum learn-
dengan tujuan penulisan dan menjawab masalah yang ing: Membiasakan belajar nyaman dan
telah diuraikan pada bagian pendahuluan artikel. menyenangkan (A. Abdurrahman, Trj.). Bandung:
Mizan Media Utama (Buku asli diterbitkan 1992).
Penulisan karya ilmiah yang tidak sesuai dengan
kaidah penulisan dapat berdampak pada pelangaran Yuwono, U. (2004). Penulisan kalimat dalam karya
etika penulisan, seperti mudahnya copy-paste tanpa ilmiah: Apa yang perlu dikuasai dan yang perlu
menyebutkan sumber tulisan meningkatkan peluang dihindari. Dalam YT Winarto, T. Suhardiyanto, &
terjadinya plagiarisme. Oleh karena itu penulisan sumber EM Choesin. Karya tulis ilmiah sosial:
kutipan atau kepustakaan yang tepat perlu menjadi Menyiapkan, menulis, dan mencermati (124-
perhatian utama penulis. 144). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai