Anda di halaman 1dari 7

1

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN


KELUARGA DENGAN KEPATUHAN
MINUM OBAT PADA PENDERITA HIPERTENSI
DI PRAKTEK dr. DWI MUDI HANDAYANI
BANJARMASIN TAHUN 2019

Normila Sari1, Netty2, Ahmad Zacky Anwary3


1
Fakultas Kesehatan Masyarakat
*E-mail: normila.sari150993@gmail.com, Telepon: 0813-4623-9367

ABSTRAK

Rendahnya pendidikan, pengetahuan dan kepatuhan minum obat pada penderita hipertensi serta minimnya
dukungan keluarga pada penderita hipertensi mengakibatkan kejadian hipertensi menjadi salah satu penyebab mortalitas
dan morbiditas. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan dan dukungan
keluarga dengan kepatuhan minum obat pada penderita hipertensi di Praktek dr. Dwi Mudi Handayani Banjarmasin
Tahun 2019. populasi dalam penelitian ini sebanyak 1141 kunjungan dan pengambilan sampel menggunakan teknik
accidental sampling sebanyak 92 orang penderita hipertensi yang datang berkunjung di Praktek dr. Dwi Mudi
Handayani Banjarmasin Tahun 2019. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross
sectional. Jenis data yang digunakan data kuantitatif berupa hasil kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil
bahwa sebagian besar responden berpendidikan dasar sebanyak 57 orang (62,5%), berpengetahuan kurang sebanyak 54
orang (58,7%), kurang mendapat dukungan keluarga sebanyak 56 orang (60,9%) dan tidak patuh minum obat sebanyak
55 orang (59,8%). Ada hubungan tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan dan dukungan keluarga dengan kepatuhan
minum obat pada penderita hipertensi di Praktek dr. Dwi Mudi Handayani Banjarmasin Tahun 2019. Pasien dapat
menjaga pola hidup sehat, rutin mengkonsumsi obat serta rutin memeriksakan kesehatan minimal satu bulan sekali pada
Puskesmas atau petugas kesehatan terdekat

Kata Kunci: Pendidikan, Pengetahuan, Dukungan Keluarga dan Hipertensi

ABSTRACT

CORRELATIONS OF EDUCATION LEVEL, KNOWLEDGE LEVEL AND FAMILY SUPPORT WITH


COMPLIANCE
DRINK DRUGS IN HYPERTENSION PATIENTS
IN THE PRACTICE of Dr. DWI MUDI HANDAYANI
BANJARMASIN IN 2019

The low level of education, knowledge and adherence to taking medication in patients with hypertension and
the lack of family support in patients with hypertension results in the occurrence of hypertension as one of the causes of
mortality and morbidity. This study aims to determine the relationship of education level, level of knowledge and family
support with adherence to taking medication in patients with hypertension in the practice of dr. Dwi Mudi Handayani
Banjarmasin in 2019. This study used an analytical survey method with a cross sectional approach. The type of data
used in this study is quantitative data in the form of data analysis obtained based on the results of the questionnaire.
Based on the results of the study it was found that most of the respondents were elementary school educated as many as
52 people (56.5%), less knowledgeable as many as 54 people (58.7%), lacked family support as many as 56 people
(60.9%) and did not obey drinking medicine as many as 55 people (59.8%). There is a relationship between education
level, level of knowledge and family support with adherence to taking medication in hypertensive patients in the
practice of dr. Dwi Mudi Handayani Banjarmasin in 2019.

Keywords : Education, Knowledge, Family Support and Hypertension.


2

PENDAHULUAN
Hipertensi adalah gangguan sistem peredaran darah yaitu 140/90 mmHg. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa
sebagai proses degeneratif, Hipertensi hanya ditemukan pada golongan orang dewasa nasional mencapai 31,7%, umur
25-34 tahun sebesar 7% naik menjadi 16% pada kelompok umur 35-44 tahun dan kelompok umur 65 tahun atau lebih
menjadi 29%. Hipertensi urutan ketiga di Kota Banjarmasin karena sehingga penderita hipertensi tidak punya waktu
untuk berobat ke Puskesmas. Tidak semua penderita memiliki tingkat pengetahuan tentang penyakit hipertensi.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Praktek dr. Dwi Mudi Handayani Banjarmasin pada tahun 2018
terdapat 1.439 kejadian hipertensi yang menyerang usia kisaran 35-55 tahun, berpendidikan rata-rata SMA. Hasil Tanya
jawab singkat terhadap 10 orang penderita hipertensi, sebanyak 8 orang berpendidikan SMA berpengetahuan kurang
tentang hipertensi, menyatakan minum obat hanya saat merasa pusing dan tidak ada anggota keluarga yang
mengingatkan agar rutin mengkonsumsi obat penurun tekanan darah secara teratur serta mengkonsumsi makanan
rendah garam.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, rendahnya pendidikan, pengetahuan dan kepatuhan minum obat
pada penderita hipertensi serta minimnya dukungan keluarga pada penderita hipertensi mengakibatkan kejadian
hipertensi menjadi salah satu penyebab mortalitas dan morbiditas sehingga bentuk pernyataan dalam penelitian ini
adalah hubungan tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan dan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada
penderita hipertensi di Praktek dr. Dwi Mudi Handayani Banjarmasin Tahun 2019 dengan perumusan masalah “apakah
ada hubungan tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan dan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada
penderita hipertensi di Praktek dr. Dwi Mudi Handayani Banjarmasin Tahun 2019?”
Meningkatnya arus Globalisasi mengakibatkan perubahan gaya hidup sosial ekonomi yang meningkatkan
penyakit seperti hipertensi. Bertensi mengalami peningkatan khususnya pada lakilaki sebesar 26,6% dan pada
perempuan 26,1% sehingga hipertensi pada masyarakat belum terdekteksi dan belum diketahui penyebab nya yang
pasti. Hipertensi merupakan penyakit yang berbahaya karena dapat mengakibatkan berbagai macam komplikasi seperti
stroke. Perilaku penatalaksanaan berdasarkan penderita hipertensi nanti akan mengakibatkan bahwa pengetahuan jenis
kelamin dan juga kepatuhan pernah makan berhubungan dengan pola makan pasien untuk mengkonsumsi obat.
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang ilmu
kesehatan masyarakat, yaitu mengenai hubungan tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan dan dukungan keluarga
dengan kepatuhan minum obat pada penderita hipertensi di Praktek dr. Dwi Mudi Handayani Banjarmasin Tahun 2019.

BAHAN DAN METODE


Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan dan dukungan keluarga
dengan kepatuhan minum obat pada penderita hipertensi di Praktek dr. Dwi Mudi Handayani Banjarmasin Tahun 2019.
populasi dalam penelitian ini sebanyak 1141 kunjungan dan pengambilan sampel menggunakan teknik accidental
sampling sebanyak 92 orang penderita hipertensi yang datang berkunjung di Praktek dr. Dwi Mudi Handayani
Banjarmasin Tahun 2019. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Jenis
data yang digunakan data kuantitatif berupa hasil kuesioner.. Teknik analisa data dilakukan dengan mengumpulkan dan
menganalisis data yang diperoleh dari field research dengan menggunakan metode yaitu deskripsi kuantitatif sederhana
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data.

Hasil Penelitian dan Pembahasan


Penelitian yang dilakukan pada tanggal 10-20 Juni 2019 dengan jumlah responden sebanyak 92 orang mengenai
Hubungan Tingkat Pendidikan, Tingkat Pengetahuan dan Dukungan Keluarga dengan kepatuhan Minum Obat pada
Penderita Hipertensi di Praktek dr. Dwi Mudi Handayani Banjarmasin Tahun 2019, didapatkan hasil gambaran umum
mengenai objek penelitian yang tersaji dalam tabel-tabel berikut:

1. Karakteristik
a. Umur Penderita Hipertensi di Praktek dr. Dwi Mudi Handayani Banjarmasin Tahun 2019
Karakteristik umur responden yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian tersaji dalam tabel 1:
Tabel 1 Umur Penderita Hipertensi di Praktek dr. Dwi Mudi Handayani Banjarmasin Tahun 2019

Umur (Tahun) n %
20-40 31 33,7
41-60 49 53,3
61-80 12 13,0
Jumlah 92 100

Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 92 orang responden terdapat 49 orang (53.3%) berusia 41-60
tahun dan 12 orang (13%) berusia 61-8 tahun). Usia empat satu sampai 60 tahun merupakan penyakit
bertensi karena penurunan produktivitas tubuh.
3

b. Lama Mengkonsumsi Obat Penderita Hipertensi di Praktek dr. Dwi Mudi Handayani Banjarmasin Tahun
2019
Karakteristik lama mengkonsumsi obat yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian tersaji dalam
tabel 3:
Tabel 3 Lama Mengkonsumsi Obat Penderita Hipertensi di Praktek dr. Dwi Mudi Handayani
Banjarmasin Tahun 2019

Lama Mengkonsumsi Obat n %


1-3 tahun 11 12,0
>3 tahun 81 88,0
Jumlah 92 100

Tabel 3 tersebut menunjukkan bahwa dari 92 orang responden terdapat 81 orang (88%) lama
mengkonsumsi obat selama >3 tahun dan 11 orang (12%) lama mengkonsumsi obat selama 1-3 tahun.
Pasien yang sudah mengkonsumsi obat lebih dari tiga tahun artinya sudah mengalami ketergantungan
terhadap obat hipertensi sehingga apabila tidak minum obat tersebut maka tekanan darah akan
meningkat.

2. Uji Analisis Data Univariat


a. Kepatuhan Minum Obat Penderita Hipertensi di Praktek dr. Dwi Mudi Handayani Banjarmasin Tahun
2019
Kepatuhan Minum Obat yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian tersaji dalam tabel 6:
Tabel 6 Kepatuhan Minum Obat Penderita Hipertensi di Praktek dr. Dwi Mudi Handayani Banjarmasin
Tahun 2019

Kepatuhan minum obat n %


Tidak Patuh 55 59,8
Patuh 37 40,2
Jumlah 92 100

Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 92 orang responden terdapat 55 orang (59,8%) tidak patuh
minum obat hipertensi dan 37 orang (40,2@) patuh minum obat hipertensi. Banyak pasien yang tidak
Patuh minum obat hipertensi hal ini disebabkan karena pasien merasa jenuh serta pasien malas untuk
mengkonsumsi obat terus.
b. Tingkat Pendidikan Penderita Hipertensi di Praktek dr. Dwi Mudi Handayani Banjarmasin Tahun 2019
Karakteristik tingkat pendidikan responden yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian tersaji
dalam tabel 2:

Tabel 2 Tingkat Pendidikan Penderita Hipertensi di Praktek dr. Dwi Mudi Handayani Banjarmasin Tahun
2019

Tingkat Pendidikan n %
Dasar 57 62.0
Menengah 25 27.2
Tinggi 10 10.9
Jumlah 92 100

Tabel 2 tersebut menunjukkan bahwa dari 92 orang responden terdapat 57 orang (62,0%)
berpendidikan dasar (SD/SMP) dan 10 orang (10,9%) berpendidikan tinggi. Pasien sebagian besar
pendidikan dasar karena pasien pada jaman dulu itu jarang sekolah dan nomor rata rata pasien itu lebih
dari 40 tahun singgah pasien yang mengalami Ricky bertensi itu mengamit memiliki pengetahuan yang
kurang.
c. Pengetahuan pada Penderita Hipertensi di Praktek dr. Dwi Mudi Handayani Banjarmasin Tahun 2019
Dukungan keluarga Responden yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian tersaji dalam tabel 4:
4

Tabel 4 Pengetahuan pada Penderita Hipertensi di Praktek dr. Dwi Mudi Handayani Banjarmasin Tahun
2019

Pengetahuan n %
Kurang 54 58,7
Cukup 7 7,6
Baik 31 33,7
Jumlah 92 100

Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 92 orang responden terdapat 54 orang (58,7%) berpengetahuan
kurang dan 31 orang (33,7%) berpengetahuan baik. Tabulasi pengetahuan kemudian dilakukan
penggabungan agar uji analisis Chi Square terpenuhi yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4 Penggabungan Cell antara Pengetahuan pada Penderita Hipertensi di Praktek dr. Dwi Mudi
Handayani Banjarmasin Tahun 2019

Pengetahuan n %
Kurang 54 58.7
Cukup+Baik 38 41.3
Jumlah 92 100

Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 92 orang responden terdapat 54 orang (58,7%) berpengetahuan
kurang dan 38 orang (41,3%) berpengetahuan cukup+baik. Lebih banyak pasien yang berpengetahuan
kurang hal ini disebabkan karena pasien tidak mengetahui apa itu hipertensi penyebab hipertensi hal hal
yang dapat mengakibatkan hipertensi dan hal tersebut mengakibatkan kurangnya sumber informasi yang
diperoleh oleh pasien hipertensi dan mengakibatkan pasti menjadi bertensi.
d. Dukungan Keluarga pada Penderita Hipertensi di Praktek dr. Dwi Mudi Handayani Banjarmasin Tahun
2019
Dukungan keluarga Responden yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian tersaji dalam tabel 5:

Tabel 5 Dukungan Keluarga pada Penderita Hipertensi di Praktek dr. Dwi Mudi Handayani
Banjarmasin Tahun 2019

Dukungan Keluarga n %
Kurang 56 60,9
Tabel 5 menunjukkan
Cukup 8 8,7 bahwa dari 92 orang responden
Baik 28 30,4 terdapat 56 orang (60,9%) mendapat
Jumlah 92 100 dukungan keluarga kurang dan 8
orang (8,7) mendapat dukungan
keluarga cukup. Tabulasi pengetahuan kemudian dilakukan penggabungan agar uji analisis Chi Square terpenuhi yang
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4 Penggabungan Cell antara Dukungan Keluarga pada Penderita Hipertensi di Praktek dr. Dwi
Mudi Handayani Banjarmasin Tahun 2019

Dukungan Keluarga n %
Kurang 54 58,7
Cukup 7 7,6
Baik 31 33,7
Jumlah 92 100

Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 92 orang responden terdapat 54 orang (58,7%) berpengetahuan
cukup dan 31 orang (33,7%) berpengetahuan baik. Sebagian besar keluarga kurang mendukung karena
menganggap remeh penyakit yang dialami oleh keluarganya tersebut sehingga pasien menjadi malas
untuk mengkonsumsi obat hipertensi.

3. Uji Analisa Data Bivariat


a. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kepatuhan Minum Obat pada Penderita Hipertensi di Praktek dr.
Dwi Mudi Handayani Banjarmasin Tahun 2019
5

Hasil penelitian yang diperoleh kemudian dianalisa menggunakan uji analisa Chi Square maka
diperoleh hasil mengenai “Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kepatuhan Minum Obat pada Penderita
Hipertensi di Praktek dr. Dwi Mudi Handayani Banjarmasin Tahun 2019” berdasarkan hasil penelitian
tersaji dalam tabel 7:
Tabel 7 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kepatuhan Minum Obat pada Penderita Hipertensi di
Praktek dr. Dwi Mudi Handayani Banjarmasin Tahun 2019

Kepatuhan minum obat


Total %
Pendidikan Tidak Patuh Patuh
n % n %
Dasar 40 70,2 17 29,8 57 100
Menengah 11 44,0 14 56,0 25 100
Tinggi 4 40,0 6 60,0 10 100
n 55 59,8 37 40,2 92 100
p=0,033 (<α=0,05)

Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 57 orang responden yang berpendidikan dasar (SD/SMP)
terdapat 40 orang (70,2%) tidak patuh mengkonsumsi obat dan 17 orang (29,8%) patuh mengkonsumsi
obat. Hasil analisis dengan uji Chi Square diperoleh hasil bahwa nilai p=0,033 (<α=0,05) atau dapat
dikatakan bahwa ada hubungan pendidikan dengan kepatuhan minum obat pada penderita hipertensi di
Praktek dr. Dwi Mudi Handayani Banjarmasin Tahun 2019. Pendidikan berhubungan dengan kepatuhan
minum obat karena semakin tinggi pendidikan maka pengetahuannya akan fungsi obat dan hasiat obat
akan lebih baik yang mengakibatkan pasien lebih patut untuk minum obat dibandingkan pasien yang
pendidikannya rendah.
b. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kepatuhan Minum Obat pada Penderita Hipertensi di Praktek dr.
Dwi Mudi Handayani Banjarmasin Tahun 2019
Hasil penelitian yang diperoleh kemudian dianalisa menggunakan uji analisa Chi Square maka
diperoleh hasil mengenai “Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kepatuhan Minum Obat pada
Penderita Hipertensi di Praktek dr. Dwi Mudi Handayani Banjarmasin Tahun 2019” berdasarkan hasil
penelitian tersaji dalam tabel 8:

Tabel 8 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kepatuhan Minum Obat pada Penderita Hipertensi di
Praktek dr. Dwi Mudi Handayani Banjarmasin Tahun 2019

Kepatuhan minum obat


Pengetahuan Tidak Patuh Patuh Total %
n % n %
Kurang 52 96,3 2 3,7 54 100
Cukup 0 0 7 100 7 100
Baik 3 9,7 28 90,3 31 100
n 55 59,8 37 40,2 92 100
p=0,000 (<α=0,05)

Tabel 8 menunjukkan bahwa dari 54 orang responden yang berpengetahuan kurang terdapat 52
orang (96,3%) tidak patuh mengkonsumsi obat dan 2 orang (3,7%) patuh mengkonsumsi obat. Hasil
analisis dengan uji Chi Square diperoleh hasil bahwa nilai p=0,000 (<α=0,05) atau dapat dikatakan bahwa
ada hubungan pengetahuan dengan kepatuhan minum obat pada penderita hipertensi di Praktek dr. Dwi
Mudi Handayani Banjarmasin Tahun 2019. Pasien yang pengetahuannya pulang akan nggak akan tidak
Patuh mengkonsumsi obat karena pasien tersebut beranggapan bahwa hipertensi itu penyakit yang biasa
saja dan tidak dapat menyebabkan kematian.
c. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat pada Penderita Hipertensi di Praktek dr.
Dwi Mudi Handayani Banjarmasin Tahun 2019
Hasil penelitian yang diperoleh kemudian dianalisa menggunakan uji analisa Chi Square maka
diperoleh hasil mengenai “Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat pada Penderita
Hipertensi di Praktek dr. Dwi Mudi Handayani Banjarmasin Tahun 2019” berdasarkan hasil penelitian
tersaji dalam tabel 9:
6

Tabel 9 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan minum obat Penderita Hipertensi di Praktek
dr. Dwi Mudi Handayani Banjarmasin Tahun 2019

Kepatuhan minum obat


Dukungan Keluarga Tidak Patuh Patuh Total %
n % n %
Kurang 55 98,2 1 1,8 56 100
Cukup 0 0 8 100 8 100
Baik 0 0 28 100 28 100
n 55 59,8 37 40,2 92 100
p=0,000 (<α=0,05)

Tabel 9 menunjukkan bahwa dari 56 orang responden yang mendapat dukungan keluarga kurang
terdapat 55 orang (98,2%) tidak patuh mengkonsumsi obat dan 1 orang (1,8%) patuh mengkonsumsi obat.
Hasil analisis dengan uji Chi Square diperoleh hasil bahwa nilai p=0,000 (<α=0,05) atau dapat dikatakan
bahwa ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada penderita hipertensi di
Praktek dr. Dwi Mudi Handayani Banjarmasin Tahun 2019. Dukungan keluarga berhubungan dengan
mengkonsumsi obat karena kalau keluarga memberikan dukungan kepada pasien pasien akan memiliki
semangat untuk hidup yang jauh lebih baik lagi singgah hipertensi nya dapat ditangani atau diatasi dengan
jam lebih baik lagi.

PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Responden yang berpendidikan SD sebanyak 52 orang (56,5%).
b. Responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 54 orang (58,7%).
c. Responden yang kurang mendapat dukungan keluarga sebanyak 56 orang (60,9%).
d. Responden yang tidak patuh minum obat sebanyak 55 orang (59,8%).
e. Ada hubungan pendidikan dengan kepatuhan minum obat pada penderita hipertensi di Praktek dr. Dwi Mudi
Handayani Banjarmasin Tahun 2019.
f. Ada Hubungan pengetahuan dengan kepatuhan minum obat pada penderita hipertensi di Praktek dr. Dwi
Mudi Handayani Banjarmasin Tahun 2019.
g. Ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada penderita hipertensi di Praktek dr. Dwi
Mudi Handayani Banjarmasin Tahun 2019.
2. Saran
a. Menambah referensi dan memberikan informasi terbaru kepada para mahasiswa dengan mengembangkan mata
kuliah dalam bidang kesehatan masyarakat dan menjadi tolak ukur bagi institusi pendidikan terkait.
b. Diharapkan pasien dapat menjaga pola hidup sehat, rutin mengkonsumsi obat serta rutin memeriksakan
kesehatan minimal satu bulan sekali pada Puskesmas atau petugas kesehatan terdekat.
c. Diharapkan untuk penelitian berikutnya dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor kepatuhan
minum obat pada penderita hipertensi dengan variabel yang belum pernah diteliti dan mengoptimalkan waktu
peneltian seperti penelitian dilakukan di Puskesmas bersamaan dengan pemeriksaan pasien.

REFERENSI
Brunner dan Suddarth. 2015. Keperawatan Medikal-Bedah Brunner dan Suddarth Edisi 12. Jakarta: EGC.

Chobanian, A.V., Bakris, G.L., Black, H.R., Cushman, W.C., Green, L.A., and Joseph, L.L., 2003, The Seven Report of
The Joint National Comitte on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure: The
JNC 7 Express, U.S. Department of Health and Human Services, New York.

Departemen Kesehatan RI, 2004, Pedoman Teknis Penemuan dan Tata Laksana Penyakit Hipertensi, Direktorat
Pengendalian Penyakit Tidak Menular DepKes RI, Jakarta.

Esty R., 2016, Pengaruh Tingkat Pengetahuan, Motivasi dan Faktor Obat Terhadap Kepatuhan Minum Obat Pasien
Hipertensi Di Puskesmas Kota Banjarbaru Tahun 2016, Jurnal Pharmascience, Banjarbaru.

Falupi K.N., 2013, Hubungan Pengetahuan Tentang Hipertensi Dengan Kepatuhan Meminum Obat Pada Pasien
Hipertensi Di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit “X” Tahun 2013, Igarss 2014, (1), 1–5.

Grote. 2012. Sleep‐related breathing disorder is an independent risk factor for uncontrolled hypertension. Jurnal
Eduhealth. Edisi 232: 14-17.
7

Hengli. 2013. Hubungan antara merokok dan aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi pada pria di wilayah kerja
Puskesmas Siantan Hulu Kecamatan Pontianak Utara. Jurnal Kesehatan. Edisi 12: 14-17.

Hairunnisa, 2014, Hubungan Tingkat Kepatuhan minum Obat dan Diet dengan Tekanan Darah Terkontrol Pada
penderita Hipertensi lansia di wilayah Kerja Puskesmas Perumnas I Kecamatan Pontianak Barat, Fakultas
Kedokteran, Universitas Tanjungpura, Pontianak, 25.

James P.A., Oparil S., Carter B.L., Cushman W.C., Dennison-Himmelfarb C., Handler J., Lackland D.T., LeFevre
M.L., MacKenzie T.D., Ogedegbe O.,
Smith S.C., Svetkey L.P., Taler S.J., Townsend R.R., Wright J.T., Narva A.S. and Ortiz E., 2014, 2014 Evidence-Based
Guideline for the Management of High Blood Pressure in Adults, Jama, 311 (5), 507. Terdapat di:
http://jama.jamanetwork.com/article.aspxdoi=10.1001/jama.2013.284427.

Kemenkes RI. 2015. Infodantin: Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan. Hipertensi. Jakarta: Direktorat
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

________, 2013, Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Hipertensi, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.

________, 2014, Info Datin Pusat Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan RI, Jakarta: Kementerian Kesehatan RI,
109 (1), 1–8. Terdapat di:
http://www.depkes.go.id/download.phpfile=download/pusdatin/infodatin/infodatinjantung.pdf.

_________, 2016, Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2015, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.
____________ 2015. Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Penyakit Hipertensi: Menuju Indonesia Sehat 2025
(Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular “Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Penyakit
Hipertensi. Jakarta: Direktorat Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Khotimah, 2013. Stres sebagai faktor terjadinya peningkatan tekanan darah pada penderita hipertensi. Jurnal
Kesehatan. Edisi 10: 8-14.

Meilinda. 2013. Hubungan aktifitas fisik dengan kejadian hipertensi dalam masyarakat. Edisi 8 (Pp 9-14). Jurnal
Kesehatan. Edisi 4: 11-15.

Morton, Patricia Gonce. 2013. Keperawatan Kritis: Pendekatan Asuhan Holistik. Edisi 8 volume 2. Jakarta: EGC.

Prevalence of Hypertension and Its Risk Factors in Working Region of Tabanan Ii Public Health Centre,
.

Anda mungkin juga menyukai