PENDAHULUAN
Letak lintang adalah suatu keadaaan dimana janin melintang (sumbu panjang
janin kira-kira tegak lurus dengan sumbu panjang tubuh ibu) di dalam uterus dengan
kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain. Bila sumbu
panjang tersebut membentuk sudut lancip, hasilnya adalah letak lintang oblik. Letak
lintang oblik biasanya hanya terjadi sementara karena kemudian akan berubah
menjadi posisi longitudinal atau letak lintang saat persalinan. Di Inggris letak lintang
oblik dinyatakan sebagai letak lintang yang tidak stabil. Kelainan letak pada janin ini
termasuk dalam macam-macam bentuk kelainan dalam persalinan (distosia).1,2
Letak lintang terjadi pada 1 dari 322 kelahiran tunggal (0,3 %) baik di Mayo
Clinic maupun di University of Iowa Hospital, USA. Di Parklannd Hospital, dijumpai
letak lintang pada 1 dari 335 janin tunggal yang lahir selama lebih dari 4 tahun.2
Beberapa rumah sakit di Indonesia melaporkan angka kejadian letak lintang,
antara lain: RSU dr. Pirngadi Medan 0,6%; RS Hasan Sadikin Bandung 1,9%; RSUP
dr. Cipto Mangunkuskumo selama 5 tahun 0,1%; sedangkan Greenhill menyebut
0,3% dan Holland 0,5-0,6%. Insiden pada wanita dengan paritas tinggi mempunyai
kemungkinanan 10 kali lebih besar dari nullipara.1
1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Letak lintang adalah suatu keadaan dimana sumbu panjang janin kira-kira tegak
lurus dengan sumbu panjang tubuh ibu (janin melintang di dalam uterus) dengan
kepala terletak di salah satu fossa iliaka dan bokong pada fossa iliaka yang lain. Pada
umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala janin, sedangkan bahu
berada pada pintu atas panggul.1,2
Pada letak lintang bahu menjadi bagian terendah yang juga disebut sebagai
presentasi bahu atau presentasi akromnion dimana arah akromion yang menghadap
sisi tubuh ibu menentukan jenis letaknya yaitu letak akromion kiri atau kanan.1
2
A. Menurut letak kepala terbagi atas: 3
2.3. Etiologi
3
Penyebab letak lintang adalah : 1,2,4
2.4. Diagnosis
Adanya letak lintang sering sudah dapat diduga hanya dengan inspeksi. Uterus
tampak lebih melebar dan fundus uteri membentang hingga sedikit di atas umbilikus
4
sehingga lebih rendah tidak sesuai dengan umur kehamilannya dan perut membuncit
ke samping.1,2
Pada palpasi fundus uteri kosong, balotemen kepala teraba pada salah satu fossa
iliaka dan bokong pada fossa iliaka yang lain, dan di atas simfisis juga kosong,
kecuali bila bahu sudah turun kedalam panggul. Apabila bahu sudah masuk kedalam
panggul, pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahu dan tulang-tulang iga. Bila aksila
dapat diraba, arah menutupnya menunjukkan letak dimana kepala janin berada. Bila
aksila menutup ke kiri, kepala berada di sebelah kiri, sebaliknya bila aksila menutup
ke kanan, kepala berada di sebelah kanan. Pada auskultasi, Denyut jantung janin
ditemukan di sekitar umbilikus. Pada saapemeriksaan dalam (Vaginal Toucher),
5
posisi punggung mudah diketahui. Punggung dapat ditentukan dengan terabanya
skapula dan ruas tulang belakang, sedangkan dada dengan terabanya klavikula. Pada
pemeriksaan dalam, pada tahap awal persalinan, bagian dada bayi, jika dapat diraba,
dapat dikenali dengan adanya“rasa bergerigi” dari tulang rusuk. Bila dilatasi
bertambah, skapula dan klavikula pada sisi toraks yang lain akan dapat dibedakan.
Bila punggungnya terletak di anterior, suatu dataran yang keras membentang di
bagian depan perut ibu; bila punggungnya di posterior, teraba nodulasi irreguler yang
menggambarkan bagian-bagian kecil janin dapat ditemukan pada tempat yang sama.
Kadang-kadang dapat pula diraba tali pusat yang menumbung.1,2,5
Pada tahap lanjut persalinan, bahu akan terjepit erat di rongga panggul dan salah
satu tangan atau lengan sering mengalami prolaps ke vagina dan melewati vulva.2,3,4
Pada letak lintang dengan ukuran panggul normal dan janin cukup bulan, tidak
dapat terjadi persalinan spontan. Bila persalinan dibiarkan tanpa pertolongan, akan
menyebabkan kematian janin dan ruptur uteri. Setelah ketuban pecah, jika persalinan
berlanjut, bahu janin akan dipaksa masuk ke dalam panggul sehingga rongga panggul
seluruhnya terisi bahu dan tangan yang sesuai sering menumbung. Setelah terjadi
sedikit penurunan, bahu tertahan oleh tepi pintu atas panggul,dengan kepala di salah
satu fossa iliaka dan bokong pada fossa iliaka yang lain. Bila proses persalinan
berlanjut, bahu akan terjepit kuat di bagian atas panggul.1,2,8
Janin tidak dapat turun lebih lanjut dan terjepit dalam rongga panggul. Dalam
usaha untuk mengeluarkan janin, segmen atas uterus terus berkontraksi dan beretraksi
sedangkan segmen bawah uterus melebar serta menipis, sehingga batas antara dua
bagian itu makin lama makin tinggi dan terjadi lingkaran retraksi patologis (Ring Van
Bandle). Keadaan demikian dinamakan letak lintang kasep (neglected transverse lie)
sedangkan janin akan meninggal. 1,2,8
6
Gambar 4. Letak lintang kasep dengan lengan menumbung
Bila tidak segera dilakukan pertolongan, akan terjadi ruptur uteri (sehingga janin
yang meninggal sebagian atau seluruhnya keluar dari uterus dan masuk ke dalam
rongga perut) atau kondisi dimana his menjadi lemah karena otot rahim kelelahan dan
timbul infeksi intrauterin sampai terjadi timponia uteri. Ibu juga berada dalam
keadaan sangat berbahaya akibat perdarahan dan infeksi, dan sering menyebabkan
kematian.1,7
Bila janin kecil (< 800 gram) atau mati dan panggul sangat lebar, persalinan
spontan atau lahir normal dapat terjadi meskipun kelainan letak tersebut menetap.
Janin akan tertekan dengan kepala terdorong ke abdomen. Bagian dinding dada di
bawah bahu kemudian menjadi bagian yang paling bergantung dan tampak di vulva.
Kepala dan dada kemudian melewati rongga panggul secara bersamaan dan bayi
7
dapat dikeluarkan dalam keadaan terlipat (conduplicatio corpora) atau lahir
dengan cara envolusio spontanea dengan dua variasi yaitu (1) menurut Denman dan
(2) menurut Douglas.1,2,8
Pada cara Denman : Bahu tertahan pada simfisis dan dengan fleksi kuat di
bagian bawah tulang belakang, badan bagian bawah, bokong dan kaki turun di
rongga panggul dan lahir,kemudian disusul badan bagian atas dan kepala.1,6,8
8
Gambar 6. cara Denman
9
Gambar 7. cara Douglas
2.6. Penatalaksanaan
10
Pada seorang primigravida bila versi luar tidak berhasil, sebaiknya segera dilakukan
seksio sesarea. Sikap ini berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: 1,8,9
a. Bahu tidak dapat melakukan dilatasi pada serviks dengan baik, sehingga pada
seorang primigravida kala I menjadi lama dan pembukaan serviks sukar menjadi
lengkap.
b. Karena tidak ada bagian besar janin yang menahan tekanan intra-uterin pada
waktu his, maka lebih sering terjadi pecah ketuban sebelum pembukaan serviks
sempurna dan dapat mengakibatkan terjadinya prolapsus funikuli.
c. Pada primigravida versi ekstraksi sukar dilakukan.
Pada seksio sesarea pemilihan insisi uterus pada letak lintang tergantung dari
posisi punggung janin terhadap pintu atas panggul, insisi pada segmen bawah rahim
11
dilakukan bila posisi punggung janin adalah dorso superior. Bila janin dorso inferior
dan pada keadaan-keadaan lain dimana insisi segmen bawah rahim tidak dapat
dilakukan, maka insisi klasik (korporal) dapat dilakukan. Manajemen operatif pada
ibu hamil dengan letak lintang biasanya dilakukan operasi sectio caesarian , namun
sebelum melakukan operasi usaha yang dapat dilakukan untuk mengembalikan letak
janin menjadi letak longitudinal yaitu dengan versi luar dan versi dalam. 1,6,8
Versi adalah suatu tindakan dimana letak janin diubah secara lege artis dari suatu
kutub ke kutub lainya, yang lebih menguntungkan untuk persailinan pervaginam. 1,8
a. Versi luar
Versi luar adalah upaya yang dilakukan dari luar untuk dapat mengubah
kedudukan janin menjadi kedudukan lebih menguntungkan dalam persalinan
pervaginam. Berdasarkan ketetapan tersebut dikenal bentuk versi luar :3
1. Berdasarkan arah pemutaran.3
Versi Sefalik : melakukan perubahan kedudukan janin bagian
terendahnya menjadi letak kepala.
a. Letak lintang
b. Letak sungsang
Versi podalik : perubahan kedudukan janin bagian terendahnya
menjadi letak bokong (sungsang).
a. Letak lintang
b. Presentasi kepala dengan tali pusat terkemuka
c. Presentasi kepala dengan tangan terkemuka
d. Presentasi dahi
12
a. Versi luar ( versi eksternal) : versi yang dilakukan dengan tangan
penolong berada diluar jalan lahir.
b. versi dalam (versi internal) : versi yang dilakukan dengan tangan
penolong dimana tangan penolong berada di dalam cavum uteri
masuk melalui jalan lahir.
c. versi kombinasi : versi yang dilakukan dengan tangan penolong 1
berada di cavum uterus dan 1 lagi berada di dinding perut ibu
13
Dinding perut ibu harus cukup tipis (ibu tidak gemuk) dan rileks, agar
penolong dapat memeang bagian-bagian janin.
Janin harus dapat lahir pervaginam.
Selaput ketuban harus masih utuh.
Pada ibu yang inpartu pembukaan serviks kurang dari 4 cm.
Saat menegerjakan versi luar dalam kehamilan (sebelum inpartu):
Pada primigravida umur kehamilan 34-36 minggu.
Multigravida dapat pada umur kehamilan lebih dari dari 38 minggu.
14
Kompikasi
Solution plasenta
Lilitan tali pusat
Ketuban pecah
Ruputura uteri
Versi ekstraksi
Versi yang dilakukan dengan satu tangan penolong di dinding perut ibu,
dan yang lain di dalam kavum uterus, serta segera disusul dengan ekstraksi
kaki untuk melahirkan janin.1,8
Pada versi ekstraksi ada 2 tahap tindakan, yaitu
Melakukan versi sehingga presentasi janin diubah menjadi letak kaki.
Setelah versi berhasil, janin segera dilahirkan dengan ekstraksi kaki.
- Indikasi
a. Letak lintang, khususnya pada letak lintang gemeli anak ke 2.
b. Letak kepala dengan prolaps tali pusat.
c. Presentasi dahi.
- Kontraindikasi
a. Ruptura uteri membakar
b. Cacat Rahim
- Syarat
a. Janin dapat lahir pervaginam, tidak ada disproporsi fetopelvik.
15
b. Bagian terendah janin masih dapat didorong ke atas.
c. Pembukaan serviks harus lengkap.
d. Selaput ketuban dipecahkan atau baru pecah.
e. Dinding rahim harus cukup rileks, oleh karena itu pada tindakan versi
ekstraksi diperlukan narcosis umum.
b. Sectiocaesaria
Sectio caesaria yaitu suatu prosedur operatif dimana janin dilahirkan melalui
insisi pada dinding abdomen dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan
utuh serta berat janin diatas 500 mg.1,5
Jenis:
c. Sectiocaesaria extraperitoneal
d. Sectiocaesaria vaginal
Pada persalinan letak lintang kasep baik yang mengisi bagian bawah rahim bukan
kepala atau kaki , insisi transversal rendah pada uterus dapat mengakibatkan kesulitan
ekstraksi janin khususnya presentasi dorsoanterior oleh karena itu insisi vertikal
dindikasikan dalam penatalaksanaan letak lintang kasep.1,5
16
17
2.7. Prognosis
Meskipun letak lintang dapat diubah menjadi presentasi kepala, tetapi kelainan-
kelainan yang menyebabkan letak lintang, misalnya panggul sempit, tumor panggul
dan plasenta previa, masih tetap dapat menimbulkan kelainan pada persalinan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian ibu dan janin pada letak lintang,
disamping kemungkinan terjadinya letak lintang kasep dan ruptura uteri, juga sering
akibat adanya tali pusat menumbung serta trauma akibat versi ekstraksi untuk
mengeluarkan janin.1
♦ Bagi ibu
Bahaya yang mengancam adalah ruptura uteri, baik spontan, atau sewaktu versi
dan ekstraksi. Partus lama, ketuban pecah dini, dengan demikian mudah terjadi
infeksi intrapartum.5
1) Ruptura uteri
- Spontan karena letak lintang kasep
- Traumatic : karena manipulasi versi ekstraksi yang kurang baik
18
2) Partus lama
3) Komplikasi dari factor-faktor penyebab letak lintang itu sendiri (placenta
previa, hidramnion dan sebagainya)
4) Kematian ibu karena rupture uteri, infeksi karena KPD dan lain-lain
♦ Bagi janin
2.8. Komplikasi
Letak lintang merupakan keadaan malpresentasi yang paling berat dan dapat
menimbulkan berbagai komplikasi pada ibu dan janin. Komplikasi akan bertambah
berat jika kasus letak lintang telambat didiagnosa. Pada ibu, dapat terjadi dehidrasi,
pireksia, sepsis, perdarahan antepartum, perdarahan pos partum, ruptur uteri,
19
kerusakan organ abdominal hingga kematian ibu. Pada janin, dapat terjadi
prematuritas, bayi lahir dengan apgar skor yang rendah, prolapsus umbilikus,
maserasi, asfiksia hingga kematian janin. Komplikasi pada anak adalah fetal distress
dan Intrauterin Fetal Death (IUFD).1,5
20
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan
Letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang di dalam uterus
dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong pada sisi yang lain. Pada
umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala janin, sedangkan bahu
berada pada pintu atas panggul. Punggung janin dapat berada di depan
(dorsoanterior), di belakang (dorsoposterior) atau di bawah (dorsoinferior).
21
DAFTAR PUSTAKA
22