Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM

A. PENGERTIAN
Waham adalah suatu keyakinan yang dipertahankan secara kuat terus-
menerus, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. (Budi Anna Keliat, 2006)
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian
realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat
intelektual dan latar belakang budaya klien (Aziz R, 2003).
Gangguan isi pikir adalah ketidakmampuan individu memproses
stimulus internal dan eksternal secara akurat. Gangguannya adalah berupa
waham yaitu keyakinan individu yang tidak dapat divalidasi atau dibuktikan
dengan realitas. Keyakinan individu tersebut tidak sesuai dengan tingkat
intelektual dan latar belakang budayanya, serta tidak dapat diubah dengan
alasan yang logis. Selain itu keyakinan tersebut diucapkan berulang kali
(Kusumawati, 2010).
Waham adalah suatu keyakinan klien yang tidak sesuai dengan
kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh
orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan
kontrol (Direja, 2011).

B. RENTANG RESPON
C. FAKTOR PREDISPOSISI
a. Genetis : diturunkan, adanya abnormalitas perkembangan sistem saraf
yang berhubungan dengan respon biologis yang maladaptif.
b. Neurobiologis :  adanya gangguan pada korteks pre frontal dan korteks
limbic
c. Neurotransmitter : abnormalitas pada dopamine, serotonin dan glutamat.
d. Virus : paparan virus influensa pada trimester III
e. Psikologis :  ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tidak peduli

D. FAKTOR PRESIPITASI
1. Stressor sosial budaya
Stres dan kecemasan akan meningkat bila terjadi penurunan stabilitas
keluarga, perpisahan dengan orang yang paling penting, atau diasingkan
dari kelompok.
2. Faktor biokimia
Penelitian tentang pengaruh dopamine, inorefinefrin, lindolomin, zat
halusinogen diduga berkaitan dengan orientasi realita
3. Faktor psikologi
Intensitas kecemasan yang ekstrim dan menunjang disertai terbatasnya
kemampuan mengatasi masalah memungkinkan berkurangnya orientasi
realiata

E. KLASIFIKASI WAHAM
Adapun klasifikasi dari wahamitu sendiri yaitu:
1. Waham Agama
Keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan dan diucapkjan
secara berulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan
2. Waham Kebesaran
Keyakinan klien yang berlebihan terhadap kemampuan yang disampaikan
secara berulang yang tidak sesuai kenyataan
3. Waham Somatik
Klien mempunyai keyakinan tentang tubuhnya yang disampaikan secara
berulang yang tidak sesuai kenyataan
4. Waham Curiga
Klien mempunyai keyakinan bahwa ada seseorang atau kelompok yang
berusaha merugikan atau mencederai dirinya yang disampaikan secara
berulang yang tidak sesuai kenyataan
5. Waham Sisip Fikir
Klien yakin bahwa ada fikiran orang lain yang disisipkan/dimasukkan
kedalam fikiran yang disampaikan secara berulang yang tidak sesuai
kenyataan
6. Waham Nihilistik
Klien yakin bahwa dirinya sudah tidak didunia/meninngal yang
disampaikan secara berulang yang tidak sesuai kenyataan.
7. Waham Siar Fikir
Klien yakin bahwa ada orang lain mengetahui apa yang dia butuhkan
walaupun dia tidak menyatakan pada orang tersebut apa yang dinyatakan
secara berulang dan tidak sesuai kenyataan

F. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Kusumawati, (2010) yaitu :
1. Gangguan fungsi kognitif (perubahan daya ingat)
Cara berfikir magis dan primitif, perhatian, isi pikir, bentuk, dan
pengorganisasian bicara (tangensial, neologisme, sirkumtansial).
2. Fungsi persepsi
Depersonalisasi dan halusinasi.
3. Fungsi emosi
Afek tumpul kurang respons emosional, afek datar, afek tidak sesuai,
reaksi berlebihan, ambivalen.
4. Fungsi motorik.
5. Imfulsif gerakan tiba-tiba dan spontan, manerisme, stereotipik
gerakan yang diulang-ulang, tidak bertujuan, tidak dipengaruhi
stimulusyang jelas, katatonia.
6. Fungsi sosial kesepian.
Isolasi sosial, menarik diri, dan harga diri rendah.
7. Dalam tatanan keperawatan jiwa respons neurobiologis yang sering
muncul adalah gangguan isi pikir: waham dan PSP: halusinasi.
Tanda dan Gejala Menurut Direja, (2011) yaitu :
Tanda dan gejala pada klien dengan Waham Adalah : Terbiasa menolak
makan, tidak ada perhatian pada perawatan diri, Ekspresi wajah sedih dan
ketakutan, gerakan tidak terkontrol, mudah tersinggung, isi pembicaraan tidak
sesuai dengan kenyataan dan bukan kenyataan, menghindar dari orang lain,
mendominasi pembicaraan, berbicara kasar, menjalankanB kegiatan
keagamaan secara berlebihan.

1. POHON MASALAH
Resiko menciderai orang lain
(akibat)

gangguan proses pikir


(core problem)

gangguan konsep diri: harga diri rendah


(penyebab

2. MEKANISME KOPING
Mekanisme koping yamg sering digunakan klien adalah :
1. Regresi, merupakan usaha klien untuk menanggulangi ansietas.
2. Proyeksi, sebagai untuk menjelaskan kerancuan persepsi.
3. SUMBER KOPING
Ada beberapa sumber koping individu yang harus dikaji yang dapat
berpengaruh terhadap gangguan otak dan prilaku kekuatan dalam sumber
koping dapat meliputi seperti : modal intelegensi atau kreativitas yang tinggi.
Orang tua harus secara aktif mendidik anak-anaknya, dewasa muda tentang
keterampilan koping karena mereka biasanya tidak hanya belajar dan
pengamatan. Sumber keluarga dapat berupa pengetahuan tentang penyakit,
finansial yang cukup, ketersediaan waktu dan tenaga dan kemampuan untuk
memberikan dukungan secara berkesinambungan.

4. PENATALAKSANAAN UMUM
Perawatan dan pengobatan harus secepat mungkin dilaksanakan
karena, kemungkinan dapat menimbulkan kemunduran mental.
Penatalaksanaan klien dengan waham meliputi farmako terapi, ECT dan
terapi lainnya seperti: terapi psikomotor, terapi rekreasi, terapi somatik, terapi
seni, terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi spritual dan terapi okupsi
yang semuanya bertujuan untuk memperbaiki prilaku klien dengan waham
pada gangguan skizoprenia. Penatalaksanaan yang terakhir adalah rehablitasi
sebagai suatu proses refungsionalisasi dan pengembangan bagi klien agar
mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan
masyarakat.

5. Diagnosa keperawatan
1. Resiko tinggi perilaku kekerasan
2. Perubahan proses pikir : Waham
3. Isolasi sosial
4. Harga diri rendah
6. FOKUS INTERVENSI
Diagnosa Tujuan Kriteria hasil Intervensi
keperawatan

Perubahan Setelah Pasien Pasien


proses dilakukan Pasien mampu : Sp 1 :
fikir:waham tindakan 1. Dapat 1. Identifikasi tanda dan
keperawatan memenuhi kebutuhan gejala waham
selama 12 x dasar 2. Bantu orientasi relitas
30 menit di 2. Klien mampu 3. Diskusikan kebutuhan
harapkan berinteraksi dengan pasien yang tidak
klien dapat lingkungan dan orang terpenuhi
berorientasi lain 4. Bantu pasien
kepada 3. Klien memenuhi
realitas menggunakan obat kebutuhannya yang
secara dengan teratur. realistis
bertahap 5. Masukkan pada jadwal
kegiatan pemenuhan
kebutuhan
Sp 2
1. Evaluasi kegiatan
pemenuhan kebutuhan
pasien dan berikan
pujian
2. Diskusikan
kemampuan yang
dimuliki
3. latih kemampuan yang
dipilih berikan pujian
4. masukkan pada jadwal
pemenuhan kebutuhan
dan kegiatan yang telah
dilatih
Sp Sp 3
1. evaluasi kegiatan
pemenuhan kebutuhan
pasien, kegiatan yang
dilakukan pasien dan
berikan pujian
2. jelaskan tentang obat
yang diminum ( 6 benar
) dan tanyakan manffat
yang dirasakan pasien
3. masukkan pada jadwal
pemenuhan kebutuhan,
kegiatan yang telah
dilatih dan obat

Sp 4 ;
1. Evaluasi kegiatan
pemenuhan kebutuhan
pasien, kegiatan yang
telah dilatih,dan minum
obat berikan pujian
2. Diskusikan kebutuhan
lain dan cara
memenuhinya
3. Diskusikan
kemampuan yang
dimiliki dan
memilihnyang akan
dilatih. Kemudian latih
4. Masukkan pada jadwal
pemenuhan kebutuhan,
kegiatan yang telah
dilatih, minum obat
Sp sp 5:
1. Evaluasi kegiatan
pemenuhan kebutuhan,
kegiatan yang dilatih
dan minum obat. Beri
pujian
2. Nilai kemmapuan yang
telah mandiri
3. Nilai apakah frekuensi
munculkanya waham
berkurang apakah
waham terkontrol
Keluarga
Sp sp 1:
1. Diskusikan masalah
yang dirasakan dalam
merawat pasien
2. Jelaskan pengertian
tanda dan gejala, dan
proses terjadinya
waham (gunakan
booklet)
3. Jelaskan cara merawat:
tidak disangkal, tidak
diikuti atau
diterima(netral)
4. Latih cara mengetahui
kebutuhan pasien dan
mengetahui
kemampuan pasien
5. Anjurkan membentu
pasien sesuai jadwal
dan memberi pujian
Sp 2:
1. Evaluasi kegiatan
keluarga dalam
membimbng pasien
memenuhi
kebutuhanya.beri pujian
2. Latih cara memenuhi
kebutuhan pasien
3. Latih cara melatih
kemampuan yang
dimiliki pasien
4. Anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal
dan memberi pujian
Sp 3 :
1. Evaluasi kegiatan
keluarga dalam
membimbng memenuhi
kebutuhan pasien dan
membimbng pasien
dalam melaksanakan
kegiatan yang telah
dilatih.beri pujian
2. Jelaskan obat yang
diminum oleh pasien
dan cara
membimbngnya
3. Anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal
dan memberi pujian

Sp 4 ;
1. Evaluasi kegiatan
keluarga dalam
membimbng memenuhi
kebutuhan pasien,
membimbng pasien
melaksanakan kegiatan
yang telah dilatih dan
minum obat.berikan
pujain
2. Jelaskan folowup ke
rsj/pkm tanda kambuh
rujukan
3. Anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal
dan memberikan pujian
Sp 5 :
1. Evaluasi kegiatan
keluarga dalam
membimbing
memenuhi kebutuhan
pasien, membimbng
pasien melaksanakan
kegiatan yang telah
dilatih, minum obat,
berikan pujian
2. Nilai kemampuan
keluarga merawat
pasien
3. Nilai kemampuan
keluarga melakukan
kontrol k rsj/pkm

DAFTAR PUSTAKA
Aziz R, dkk.2003. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr.
Amino Gonohutomo.
Keliat, Budi Anna. 2006. Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Jiwa. Jakarta :
FIK, Universitas Indonesia
Kusumawati dan Hartono . 2010 . Buku Ajar Keperawatan Jiwa .Jakarta :
Salemba Medika.
Stuart dan Sundeen . 2005 . Buku Keperawatan Jiwa . Jakarta : EGC .
STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

LAPORAN PENDAHULUAN DAN STATEGI PELAKSANAAN


WAHAM

Disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Jiwa

Oleh
Apriliani Yuva Kusuma Sari Dewi, S.Kep
NIM. PB1801012

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KLATEN
APRIL 2019

Anda mungkin juga menyukai