Anda di halaman 1dari 2

Nama : syamsul thalib

Nim : 754840118034

1. Emulsi rangkap (duplex emulsion) merupakan jenis emulsi yang lebih kompleks
dibandingkan emulsi W/O dan O/W. Emulsi rangkap merupakan emulsi yang tersusun
oleh mikrostruktur kompleks dimana droplet yang terdispersi mengandung droplet
dengan ukuran lebih kecil di bagian dalamnya. Metode emulsifikasi ini digunakan
dalam industri farmasi, kosmetik, pangan dan pemisahan kimiawi. Jenis emulsi ini
terdiri dari emulsi ganda (double emulsion) dan emulsi berkelipatan (multiple emulsion)
2. Membentuk lapisan film monomolekuler yaitu emulgator membentuk sebuah lapisan
tunggal yang diabsorpsi oleh molekul atau ion pada permukaan antara minyak dan
air sehingga menghasilkan emulsi yang lebih stabil karena adanya pengurangan
sejumlah energi bebas permukaan dimana tetesan dikelilingi oleh sebuah lapisan
tunggal koheren yang mencegah terjadinya penggabungan tetesan yang
mendekatMembentuk lapisan film monomolekuler yaitu emulgator membentuk
sebuah lapisan tunggal yang diabsorpsi oleh molekul atau ion pada permukaan
antara minyak dan air sehingga menghasilkan emulsi yang lebih stabil karena
adanya pengurangan sejumlah energi bebas permukaan dimana tetesan dikelilingi
oleh sebuah lapisan tunggal koheren yang mencegah terjadinya penggabungan
tetesan yang mendekat
3. HLB adalah suatu metode untuk menetukan HLB butuh suatu bahan dengan menggunakan
berbagai bahan pengemuksi standar dengan nilai HLB tertentu sebagai alat bantu

4. Cara Aligasi

Tween 80   (15)                    (X – 4,5)

Span 80       (4,5)                  (15 – X)

(X – 4,5) : (15 – X) = 70 : 30 = 7 : 3
(X – 4,5) 3 = 7 (15 – X)
3X – 13,5 = 105 – 7X
10X = 118,5
X = 11,85
5. Emulgator sering dikombinasikan untuk menggunakan emulsi yang lebih baik yaitu
emulgator dengan keseimbangan hidrofilik dan lipofilik yang diinginkan, melainkan
kestabilan dan sifat kohesi dari lapisan antarmuka serta mempengaruhi konsistensi dan
penampakan emulsi
6. a.      Creaming dan sedimentasi

Creaming adalah gerakan ke atas dari tetesan relatif zat terdispersi ke fase kontinu,sedagkan
sedimentasi adalah proses pembalikan yaitu gerakan ke bawah dari partikel. Dalam
beberapa emulsi, suatu proses atau lebih tergantung pada censitas dari fase terdispersi atau
fase kontinu. Kecepatan sedimentasi tetesan atau partuikel dalam cairan dihubungkan
dengan hukum stokes. Sementara persamaan hukum stokes untuk system bermassa telah
dikembangkan,hukum ini sangat berguna untuk menunjukkan faktor yang dapat
mempengaruhi kecepatan sedimentasi atau creaming antara lain diameter tetesan yang
terdispersi, viskositas medium pendispersi, dan perbedaan berat jenis antara fase terdispersi
dan medium pendispersi. Pengurangan ukuran partikel yang terkonstribusi meningkatkan
atau mengurangi creaming.

b.      Agregasi dan koalesensi

Lebih jauh, tetesan dapat diredispersikan kembali dengan pengocokan. Stabilitas dari emulsi
dapat ditentukan dengan proses agregasi dan koalesensi. Dalam agregasi (flokulasi) tetesan
yang terdispersi datang bersama namun tidak bercampur. Koalaesensi komplit penyatuan
tetesan, diarahkan untuk mengurangi jumlah tetesan dan pemisahan dua fase yang tidak
saling bercampur. Agregasi mendahului koalesensi dalam emulsi. Namun demikian,
koalesensi tidak perlu mengikuti agregasi. Agregasi dalam beberapa jumlah bersifat
reversible. Walaupun tidak seserius koalesensi, ini akan mempercepat creaming atau
sedimentasi ketika agregat bertindak sebagai tetesan tunggal.

Sementara agregasi dihubungkan dengan potensial elektrikal. Tetesan, koalesensi


tergantung pada sifat struktur lapisan interfase. Emulsi distabilkan dengan emulgator. Tipe
surfaktan membbentuk lapisan monomolekuler. Koalesensi dilawan dengan elastisitas dan
juga gaya kohesif lapisan film antara dua tetesan.

c.       Inversi

Emulsi dikatakan membalik ketika perubahan emulsi dari M/A ke A/M atau sebaliknya.
Inversi kadang-kadang terjadi dengan penambahan elektrolit atau dengan mengubah rasio
fase volume. Sebagai contoh emulsi M/A yang mengandung natrium stearat sebagai
pengemulsi dapat ditambahkan kalsium klorida karena kalsium stearat dibentuk sebagai
bahan pengemulsi lipofilik dan mengubah pembentukan produk A/M.

Inversi dapat dilihat ketika emulsi disiapkan dengan pemanasan dan pencampuran dua fase
kemudian didinginkan. Hal ini terjadi kira-kira karena adanya daya larut bahan pengemulsi
tergantung pada perubahan temperatur. Temperatur pada fase inversi. Telah ditunjukkan
bahwa nilai dipengaruhi oleh nilai HLB dari surfaktan. Semakin tinggi nilai ALT, semakin besar
tahanan untuk berubah (inversi)

7. Evaluasi ini dapat dilakukan melalui pengamatan secara organoleptis (rasa, bau, warna,
konsistensi). Pengamatan secara fisika dapat dilakukan dengan menguji rasio pemisahan
fase, viskositas, redispersibilitas, uji tipe emulsi, ukuran globul fase dalam, sifat aliran.
Pengamatan secara kimia bisa dilakukan dengan pengukuran pH, secara biologi yaitu angka
cemaran mikroba

Anda mungkin juga menyukai