Di susun oleh
UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KSEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN
JAKARTA
1
2020
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nyalah saya dapat menyelesaikan Makalah yang membahas tentang
“Jenis Herbal Untuk Laktasi”. Makalah ini ditulis selain untuk menambah
pengetahuan dan wawasan, juga untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan
Kebidanan Terkini. Dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan rasa
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen Pengampu yang telah
membimbing dan mengajar.
Dalam penyusun Makalah ini saya menyadari masih banyak kekurangan, maka
kritikdan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan demi
menambah wawasan dan pengetahuan serta kemajuan dimasa yang akan datang.
Semoga Makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun umumnya bagi
pembaca, dan mudah-mudahan upaya penyusunan resume ini senantiasa berada
dalam ridha-Nya.
2
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar i
Daftar isi ii
I. Pendahuluan 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Penulisan 3
II. Pembahasan 4
2.1 Laktasi 4
2.2 Obat Herbal 8
III. Penutup 12
3.1 Kesimpulan 12
Daftar Pustaka 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Gaya hidup kembali ke alam (back to nature) menjadi tren saat ini
sehingga masyarakat kembali memanfaatkan berbagai bahan
alam,termasuk pengobatan dengan tumbuhan obat (herbal).
Sebenarnya,sudah sejak zaman dahulu masyarakat Indonesia mengenal
danmenggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya
menanggulangi berbagai masalahkesehatan, jauh sebelum pelayanan
kesehatan formal dengan obat-obatanmodern menyentuh
masyarakat.Selain lebih ekonomis,efek samping ramuan herbal sangat
kecil dan penggunaan obat herbal alami dengan formulasi yang tepat
sangat penting dan tentunya lebih aman dan efektif (Agro Media, 2008)
2
1.2 Rumusan Masalah
A. Jelaskan pengertian obat herbal ?
B. Apa manfaat dan efek samping dari obat herbal ?
C. Berikan salah satu contoh penelitian ?
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Laktasi
d. Luteinizing Hormone(LH)
f. Oksitosin, aktif untuk mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat
4
melahirkan dan pasca melahirkan, seperti halnya juga dalam orgasme.
Pascamelahirkan oksitosin berperan untuk mengencangkan otot halus di
sekitar alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu. Oksitosin berperan
dalam proses turunnya susu let downatau milk ejection reflex.
B. Protein
5
Protein utama dalam ASI adalah air dadih. Mudah dicerna, air dadih
menjadi kerak lembut dimana bahan-bahan gizi siap diserap ke dalam
aliran darah bayi
C. Lemak
Lemak mengandung separuh dari kalori ASI. Salah satu dari lemak tersebut,
kolestrol diperlukan bagi perkembangan normal sytem saraf bayi, yang
meliputi otak. Kolestrol meningkatkan pertumbuhan lapisan khusus
pada syaraf selama berkembang dan menjadi sempurna.
D. Vitamin
5) Vitamin yang larut dalam airHampir semua vitamin ang larut dalam
air terdapat dalam ASI. Diantaranya adalah vitamin B, vitamin C
dan asam folat. Kadar vitamin B1 dan B2 dalam ASI cukup tinggi,
6
tetapi kandungan vitamin B6 dan B12 serta asam folat dalam ASI
rendah, terutama pada ibu yang kurang gizi. Sehingga ibu yang
menyusui perlu tambahan vitamin ini.
E. Mineral Kandungan mineral dalam ASI memiliki kualitas yang lebih baik
dan mudah diserap dibandingkan dengan mineral yang terdapat dalam
susu sapi. Mineral utama yang terdapat dalam sususapi adalah kalsium
yang berguna bagi pertumbuhan jaringan otot rangka, tranmisi jaringan
saraf dan pembekuan darah. Walaupun kadar kalsium pada ASI lebih
rendah daripada susu sapi, namun penyerapannya lebih besar.
Kandungan mineralyang cukup tinggi terdapat dalam ASI dibandingkan
susu sapi dan susu formula adalah selenium, yang berperan untuk
mempercepat pertumbuhan anak
F. Air merupaka bahan pokok terbesar dari ASI (sekitar 87%). Air membantu
bayi memelihara suhu tubuh mereka. Bahkan pada iklim yang sangat
panas, ASI mengandung semua air yang dibutuhkan bayi.g.Kartinin
Kartinin dalam ASI sangat tinggi. Kartinin berfungsi membantu
proses pembentukan energi yang diperlukan untuk mempertahankan
metabolisme tubuh
7
2.2 Obat Herbal
8
2.2.2 Efek Samping Obat Herbal
Namun, secara teoritis, kombinasi zat kimia aktif dalam beberapa jenis
herbal juga bisa berinteraksi untuk membuat ramuan herbal menjadi lebih
beracun daripada menggunakan satu jenis herbal.Efek samping ini dapat terjadi
dalam beberapa cara, misalnya keracunan,kontraindikasi dengan obat lain, dan
lain-lain.
9
Tumbuhan ini dalam beberapa bahasa dikenali sebagai mani cai (bahasa
Cina), cekur manis (bahasa Melayu), dan rau ngot (bahasa Vietnam), di
Indonesia masyarakat Minangkabau menyebut katuk dengan nama
simani. Selain menyebut katuk, masyarakat Jawa juga menyebutnya
katukan atau babing.
a. Kandungan Daun Katuk
Daun katuk mengandung hampir 7% protein dan 19% serat kasar,
vitamin K, pro-vitamin A ( beta karotin Vitmin B dan C. Mineral yang
dikandung adalah Kalsium (2,8%) zat besi, kalium, fisfor dan
magnesium. Perlu diketahui bahwa daun katuk ini juga mengandung
papaverina, yaitu suatu alkaloid yang juga terdapat pada candu (opium).
Konsumsi yang berlebihan dapat menyebabkan efek samping seperti
keracunan papaverina. Warna daun katuk yang hijau gelap menunjukkan
kadar klorofil yang tinggi. Daun katuk mempunyai sifat yang khas yaitu
manis, mendinginkan dan membersihkan darah, khasiat antipiretik dan
laktagog.
10
teratur dan cukup mengandung gizi yang diperlukan dapat mempengaruhi
produksi ASI, karena kelenjar pembuat ASI tidak dapat bekerja dengan
sempurna tanpa nutrisi /makanan yang cukup.
11
BAB III
PENUTUP
Perilaku konsumsi jamu ibu nifas di-pandang dari segi medis tidak
mem-bahayakan bagi kesehatan tubuh ibu nifas. Komposisi pada jamu
jyang dikonsumsi mengandung beberapa senyawa yang mampu
mendukung pemulihan kesehatan ibu seperti dari kencur dan temu giring.
Komposisi lain membangun dan merangsan hormon prolaktin dalam
peningkatan produksi ASI sehingga dapat menurunkan kecemasan ibu
akan kurangnya produksi ASI. Konsumsi jamu tidak semua individu
memiliki reaksi yang sama. Adakalanya dampak negatif akan muncul
apabila kondisi fisik ibu sedang menurun maupun terdapat kondisi
psikologis ibu.
12
DAFTAR PUSTAKA
Baequny A, et al. (2016). Efektivitas Minum Jamu (Ramuan Daun Katuk, Kunyit,
Lempuyangan, Asem jawa) terhadap Produksi ASI pada Ibu Nifas. Pena
Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi30(1): 51-58.
Kementerian Kesehatan RI.(2011).Sambutan Menteri Kesehatan pada Acara
Temu NasionalKonselor Menyusui ke I Sebagai Rangkaian Kegiatan
Pekan ASI Sedunia (PAS). Pusat Komunikasi Publik, Sekjen Kemenkes
RI.5.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.(2016).Infodatin Pusat Data dan
Informasi Kemenkes RI. Jakarta (ID): Kemenkes RI.
Suparni dan Ari Wulandari. 2012.Herbal Nusantara 1001Ramuan Tradisional
Asli Indonesia. Yogyakarta : RapaPublishing
Agro Media. 2008.Buku PintarTanaman Obat. Jakarta: AgroMedia Pustaka
Bahiyatun. 2009.Buku Ajar AsuhanKebidanan Nifas Normal.Jakarta : EGC
Kepmenkes nomor 61/MENKES/SK/IX/1992,Pedoman Fitofarmaka Kepmenkes
HK. Kemenkes.
Baequny A, Supriyo, Hadayati S. (2016). Efektivitas Minum Jamu (Ramuan Daun
Katuk, Kunyit, Lempuyangan, Asem jawa) terhadap Produksi ASI pada
Ibu Nifas. Pena Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi30(1): 51-58
Utari A, roositaK, Damanik M. (2013). Pengetahuan Gizi, Keluhan Kesehatan
Kondisi Psikologis dan Pola Pemberian ASI Ibu Postpartum. Jurnal Gizi
dan Pangan: 8(3): 187-192
13