Jurnal, Uji Beda Pangan Lokal
Jurnal, Uji Beda Pangan Lokal
Keywords:
Local Food Sources Of Carbohydrates Non-Rice, Consumption Patterns
Abstrak
Upaya penganekaragaman konsumsi pangan dapat mengurangi tekanan pada ketersediaan satu
macam produk pangan terutama beras, seperti pangan lokal yang juga mengandung karbohidrat
seperti ketela pohon, jagung, gembili dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
perbedaan intensitas konsumsi pangan ketela pohon antara rumahtangga non tani dan tani di
Dusun Selo Timur dan Ngulakan Desa Hargorejo Kecamatan Kokap. Penentuan lokasi penelitian
menggunakan teknik sampling purposif dan besaran sampel didapat dengan menggunakan rumus
Slovin sebanyak 120 orang. Untuk mengkaji perbedaan intensitas konsumsi pangan digunakan uji
beda independen sampel t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan intensitas
konsumsi pangan ketela pohon antara rumahtangga non tani dan tani.
Kata Kunci:
intensitas konsumsi pangan, perbedaan intensitas kosumsi pangan, ketela
68
JURNAL GEOGRAFI Vol. 15 NO. 1
69
JURNAL GEOGRAFI Vol. 15 NO. 1
70
JURNAL GEOGRAFI Vol. 15 NO. 1
72
JURNAL GEOGRAFI Vol. 15 NO. 1
kota yang pada umumnya bekerja di sektor diberikan sebagai sumbangan pada saat
informal/ non pertanian (Ariani dan acara hajatan tetangga.
Purwantini, tanpa tahun). Kedua, distribusi yang mencakup
Terdapat tiga pilar yang mendukung aksesibilitas pangan. Akses pangan pada
bangunan ketahanan pangan menurut rumahtangga tani sangat dekat karena
Suparmo dalam Prihatin dkk, 2012 yang jarak rumahtangga dengan pangan
meliputi: 1) ketersediaan pangan sebanyak (sawah/kebun) sangat dekat. Sehingga
yang diperlukan oleh masyarakat yang dalam pemenuhan pangan sewaktu-waktu
mencakup kestabilan dan kesinambungan dapat dilakukan. Ketiga, konsumsi yang
penyediaan pangan baik yang berasal dari mencakup jumlah, mutu gizi/nutrisi,
produksi, cadangan maupun impor dan keamanan dan keanekaragaman konsumsi
ekspor, 2) distribusi yang mencakup pangan. Rumahtangga tani memiliki
aksesbilitas pangan antar wilayah dan keanekaragaman konsumsi pangan yang
antar waktu serta stabilitas harga pangan lebih tinggi karena kebanyakan kegiatan
strategis dan 3) konsumsi yang mencakup pertanian yang dilakukan bukan lagi
jumlah, mutu gizi/nutrisi, keamanan dan monokultur tetapi sudah beralih ke
keanekaragaman konsumsi pangan. kegiatan pertanian tumpang sari (sistem
Rumah tanggga sebagai unit perhatian sorjan). Dimana kegiatan pertanian
terpenting pemenuhan kebutuhan pangan tersebut selain dapat menghemat
nasional maupun komunitas dan individu, pengolahan tanah, jenis pangan yang
pada tingkat rumahtangga tani ternyata dihasilkan dalam satu lahan dapat
memiliki tingkat ketahanan pangan yang bermacam-macam. Kemudian dari sisi
lebih mantap. Hal ini dapat dibuktikan keamanan, karena jarak yang relatif dekat
melalui syarat ketahanan pangan yaitu; dalam mengakses pangan maka tidak
pertama, ketersediaan pangan sebanyak diperlukan banyak energi yang digunakan
yang diperlukan para rumahtangga tani dan meminimalisir penggunaan bahan
yang berasal dari produksi kegiatan tambahan untuk mengawetkan pangan
pertaniannya sendiri. Rumahtangga tani sehingga pangan selalu dalam kondis fresh
memiliki cadangan pangan yang sangat atau segar. Rumahtangga tani juga tidak
cukup untuk kebutuhan konsumsinya terpengaruh dengan adanya isu beras
selama satu tahun dari hasil panennya plastik, karena beras yang dikonsumsi
(beras, ketela, jagung dan pangan lain), adalah beras dari padi yang ditanaman
sehingga selama satu tahun mereka tidak sendiri sehingga mereka paham betul
perlu mengeluarkan biaya yang kondisi beras mereka.
dialokasikan untuk pembelian pangan
pokok sumber karbohidrat. Hal ini seperti 4. KESIMPULAN
pengakuan responden rumahtangga tani Berdasarkan hasil pembahasan hasil
bahwa hasil panen beras ataupun ketela penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa
pohon yang ditanam di lahan mereka terdapat perbedaan intensitas dan rata-rata
cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pangan ketela pohon antara
konsumsi mereka. Adapun jika terdapat rumahtangga non tani dan tani. Rata-rata
sisa kadang hasil panen dalam bentuk intensitas konsumsi ketela pohon
gabah kering dijual ataupun diberikan rumahtangga tani lebih besar dari
kepada anggota keluarga lain dan rumahtangga nontani. Coba tambahkan
73
JURNAL GEOGRAFI Vol. 15 NO. 1
beberapa kalimat yang menjelaskan Atkin, P. dan Bowler, I., 2001, Food in
konsekuensi dari nilai perbedaan itu dari Society: Economy-Culture-
sisi ketahanan pangan lokal dan rencana Geography. Co-published in the
pengelolaan lahan /diversivikasi pertanian United States of America by Oxford
sumber karbohidrat. University Press Inc., 198 Madison
Avenue, New York, NY10016.
UCAPAN TERIMA KASIH Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan,
Terima kasih saya ucapkan kepada 2013. Angka Aktual Skor Pola Pangan
Pengampu Jurnal Geografi Universitas Harapan Konsumsi Pangan Penduduk
Negeri Semarang yang telah memberikan Berdasarkan Data SUSENAS
kesempatan kepada saya untuk Propinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2013.
mengirimkan karya ini. BPS, 2009. Kabupaten Kulon Progo dalam
Angka 2009.
DAFTAR PUSTAKA BPS, 2012. Konsumsi Kalori Dan Protein
Anonim, 2014. Profil Kecamatan Kokap Penduduk Indonesia Dan Provinsi.
2014. Kantor Kecamatan Kokap. Buku 2.
Anugerah G.I., 2012. Diversifikasi BP3K, 2013. Hasil Penilaian Kemampuan
Konsumsi Pangan Rumah Tangga Kelompok Tani Kecamatan Kokap
Pedesaan Di Desa Sukolilo Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013.
Kecamatan Wajak Kabupaten BP3K.
Malang. Tesis, Fakultas Pertanian Dewanti, R., N. Andarwulan, N.S. Palupi.
Universitas Abdurachman Saleh 2002. Pangan Lokal Sumber
Situbondo. Karbohidrat. Fateta. IPB. Bogor.
Ariani M. dan Purwantini T.B., tanpa Heriawan dkk,. 2016. Kebijakan
tahun, Analisis Konsumsi Pangan Swasembada Pangan Berkelanjutan:
Rumah Tangga Pasca Krisis Komponen Strategis Dalam Perspektif
Ekonomi Di Propinsi Jawa Barat. Masyarakat Ekonomi Asean 2015.
(Peneliti Puslitbang Sosial Ekonomi Badan Penelitian Dan Pengembangan
Pertanian Jl. Ahmad Yani No. 70 PertanianIndonesian Agency for
Bogor) Agricultural Research and
Arianto, 2011. Pola Makan Mie Instan: Development (IAARD) Press.
Studi Antropologi Gizi Pada http://pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffi
Mahasiswa Antropologi Fisip- les/swasembada_pangan_2015.pdf.
Unair. Ringkasan Laporan [Diakses 25 Oktober 2016 pukul 21:30]
Penelitian Hibah Soetandyo Hidayah, 2011. Kesiapan Psikologis
Wignjosoebroto 2011. Departemen Masyarakat Pedesaan Dan Perkotaan
Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Menghadapi Diversifikasi Pangan
dan Ilmu Politik Universitas Pokok. Humanitas, Vol. VIII No.1
Airlangga 2011. Januari 2011.
Arifin, Bustanul, 2004, Analisis Ekonomi Ishaq I., 2011. Konsumsi dan Strategi
Pertanian Indonesia. Jakarta: Pemenuhan Kebutuhan Beras pada
Penerbit Buku Kompas. 2015 di Jawa Barat. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Jawa Barat. Iptek
Tanaman Pangan Vol. 6 No. 2 – 2011.
74
JURNAL GEOGRAFI Vol. 15 NO. 1
75