Anda di halaman 1dari 11

Lex Crimen Vol. IV/No.

6/Ags/2015

KAJIAN YURIDIS TERHADAP TINDAK PIDANA kedokteran, Dimana banyak sekali para dokter-
ABORSI YANG DILAKUKAN OLEH DOKTER dokter tersebut demi mendapatkan materi
MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 36 menghalalkan tindakan abortus provocatus
TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN1 kriminalis. Dokter yang melakukan tindakan
Oleh: Angelina V. Achmad2 aborsi sehingga dapat di katakan bahwa
sebagai perbuatan pidana atau dapat di
ABSTRAK golongkan hidden crime. Setiap pelaku
Hingga saat ini masih terjadi pro dan kontra kejahatan abortus baik pelaku maupun orang
maupun perdebatan yang tidak ada akhirnya, yang turut serta membantu dalam tindak
dari berbagai pihak yang mendukung aborsi pidana aborsi dapat lebih diperberat lagi
maupun yang kontra aborsi. Dari peraturan sehingga menimbulkan efek jera terhadap
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia pelaku. Dari hasil penelitian dapat ditarik
hak aborsi dibenarkan secara hukum jika kesimpulan bahwa tanggung-jawab yuridis
dilakukan karena adanya alasan atau akibat tindakan aborsi yang dilakukan dokter
pertimbangan medis atau kedaruratan medis, adalah apabila merupakan suatu perbuatan
apabila dilakukan tidak bertentangan dengan pidana maka harus melalui prosedur hukum,
hukum dan agama. Dengan kata lain, tenaga yaitu hasil penyelidikan dan penyidikan dimana
medis mempunyai hak untuk melakukan aborsi tindakan tersebut adalah perbuatan pidana.
apabila dengan pertimbangan media atau Dalam perundang-undangan Indonesia,
keadaan darurat medis dilakukan untuk pengaturan tentang aborsi terdapat dalam dua
menyelamatkan nyawa ibu yang hamil. Dari undang-undang yaitu KUHP dan UU Kesehatan.
latar belakang di atas, maka yang menjadi Bahwa dalam KUHP dan UU Kesehatan diatur
permasalahan dalam karya tulis ini yakni ancaman hukuman melakukan aborsi
bagaimana pertanggung jawaban yuridis tindak (pengguguran kandungan, tidak disebutkan soal
pidana aborsi yang dilakukan oleh dokter? Serta jenis aborsinya), sedangkan aborsi buatan legal
bagaimana penggolongan tindakan aborsi yang (terapetikus atau medisinalis), diatur dalam UU
dilakukan dokter menurut UU Kesehatan ? Kesehatan.
Oleh karena ruang lingkup penelitian ini adalah Kata Kunci : Kajian Yuridis, Tindak Pidana Aborsi
pada disiplin ilmu hukum, maka penelitian ini
merupakan bagian dari penelitian hukum A. PENDAHULUAN
kepustakaan yakni dengan “cara meneliti bahan Aborsi dan masalah-masalah yang
pustaka” atau yang dinamakan “penelitian berhubungan dengan aborsi menjadi topik
hukum normatif”. Hasil penelitian menonjol dalam politik nasional di banyak
menunjukkan bahwa perundang-undangan negara seringkali melibatkan gerakan
Indonesia telah mengatur tentang aborsi menentang aborsi pro-kehidupan dan pro-
dalam dua undang-undang yaitu dalam Kitab pilihan atas aborsi di seluruh dunia. Membahas
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan persoalan aborsi sudah bukan merupakan
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 Tentang rahasia umum dan hal yang tabu untuk
Kesehatan. Tindakan aborsi menurut Kitab dibicarakan. Hal ini dikarenakan aborsi yang
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) di terjadi dewasa ini sudah menjadi hal yang
Indonesia dikategorikan sebagai tindakan aktual dan peristiwanya dapat terjadi di mana-
kriminal. Setiap orang dilarang melakukan mana dan bisa saja dilakukan oleh berbagai
aborsi. Aborsi dapat dilakukan apabila ada kalangan, baik itu dilakukan secara legal
indikasi kedaruratan media dan kehamilan ataupun dilakukan secara ilegal. Dalam
akibat perkosaan. Selanjutnya menghadapi pandangan dan kedudukan hukum aborsi di
kasus abortus provocatus kriminalis, pihak Indonesia sangat perlu ditinjau kembali apa
kepolisian juga bekerjasama dengan pihak yang menjadi tujuan dari perbuatan aborsi
tersebut. Sejauh ini, persoalan aborsi pada
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Leonard umumnya dianggap oleh sebagian besar
S.Tindangen, SH, MH; Max Sepang, SH, MH. masyarakat sebagai suatu tindak pidana.
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM.
090711023

5
Lex Crimen Vol. IV/No. 6/Ags/2015

Hingga saat ini masih terjadi pro dan kontra diatur dalam KUHP dengan Undang-Undang
maupun perdebatan yang tidak ada akhirnya, tentang Kesehatan, di mana tenaga media
dari berbagai pihak yang mendukung aborsi diperbolehkan untuk melakukan aborsi legal
maupun yang kontra aborsi. Akibat belum pada perempuan hamil, hal tersebut dilakukan
mendapatkan titik temu masalah aborsi, karena alasan medis, serta memperoleh
mengakibatkan adanya penganut paham pro- persetujuan dan pernyataan tertulis oleh
life yang berupaya mempertahankan kehidupan wanita hamil disertai suami dan atau
janin, dan penganut paham pro-choice yang keluarganya. Praktek medis sangat
menginginkan aborsi boleh dilakukan mempengaruhi pada tindakan perlindungan
disebabkan perempuan mempunyai hak untuk hukum terhadap perempuan mengenai fungsi
memelihara kesehatannya dalam menentukan alat reproduksinya atau terjadinya pelanggaran
hak kesehatan reproduksinya. Dari peraturan terhadap hak reproduksi perempuan di tinjau
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dari hidup janin dan hak atas informasi
hak aborsi dibenarkan secara hukum jika kesehatan, serta hak mendapatkan pelayanan
dilakukan karena adanya alasan atau kesehatan tanpa perbedaan (diskriminatif),
pertimbangan medis atau kedaruratan medis sehingga pada prakteknya sering terjadinya
apabila dilakukan tidak bertentangan dengan tindakan aborsi yang tidak bertanggung-jawab
hukum dan agama. Dengan kata lain, tenaga dan bertentangan dengan masalah etika serta
medis mempunyai hak untuk melakukan aborsi hak asasi manusia.
apabila dengan pertimbangan media atau Prinsipnya tindakan aborsi secara hukum
keadaan darurat medis dilakukan untuk terlarang, tetapi kenyataannya aborsi masih
menyelamatkan nyawa ibu yang hamil. banyak dilakukan oleh perempuan dengan
Berdasarkan Undang-Undang No. 36 Tahun berbagai alasan baik medik maupun non-medik,
2009 tentang Kesehatan, dalam Pasal 75 menyebabkan peraturan dan hukum yang
disebutkan bahwa: Setiap orang dilarang berlaku saat ini kurang akomodatif terhadap
melakukan aborsi dan hal ini dapat dikecualikan alasan-alasan yang memaksa perempuan
berdasarkan indikasi kedaruratan media yang melakukan tindakan aborsi (Pro Choice), dari
dideteksi sejak usia dini kehamilan, dan aturan berbagai informasi menyatakan bahwa hampir
tersebut diperkuat dalam Pasal 77, di mana di seluruh dunia perempuan meninggal akibat
disebutkan bahwa: Pemerintah wajib proses kehamilan, dan tindakan persalinan
melindungi dan mencegah perempuan dari yang tidak ditangani oleh para medis atau
aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75. orang-orang yang berpengalaman dalam bidang
Mengenai tindakan aborsi pada prinsipnya yang persalinan, maupun tindakan abortus
tidak bermutu, tidak aman, dan tidak kriminalis.4
bertanggung jawab serta bertentangan dengan
norma agama dan ketentuan peraturan B. PERUMUSAN MASALAH
perundang-undangan tidak dapat dilakukan 1. Bagaimana pertanggung jawaban yuridis
dalam bentuk apapun. tindak pidana aborsi yang dilakukan oleh
Berdasarkan Kitab Undang-undang Hukum dokter?
Pidana (KUHP) disebutkan bahwa perempuan 2. Bagaimana penggolongan tindakan aborsi
tidak diperkenankan melakukan tindakan yang dilakukan dokter menurut UU
aborsi. Dengan demikian KUHP dengan tegas Kesehatan?
mempertahankan kehidupan janin dari seorang
ibu yang hamil. Peraturan perundang - C. METODE PENELITIAN
undangan yang antara lain mengatur mengenai Oleh karena ruang lingkup penelitian ini
aborsi lebih melindungi dan mengutamakam adalah pada disiplin ilmu hukum, maka
kehidupan janin (pro-life).3 penelitian ini merupakan bagian dari penelitian
Pelaksanaan aborsi yang dilakukan oleh hukum kepustakaan yakni dengan “cara
tenaga medis berdasarkan pertimbangan yang meneliti bahan pustaka” atau yang dinamakan
3 4
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Pengantar Hukum http://www.kompas.com/ver1/Kesehatan/0609/15/0209
Normatif, Rajawali, Jakarta, 1985, hal. 14 26.htm

6
Lex Crimen Vol. IV/No. 6/Ags/2015

“penelitian hukum normatif”.5 Secara (1) Barang siapa dengan sengaja mengobati
terperinci, metode-metode dan teknik-teknik seorang wanita atau menyuruhnya
penelitian yang digunakan ialah: supaya diobati, dengan diberitahukan
1. Metode penelitian kepustakaan (library atau ditimbulkan harapan, bahwa karena
research), yakni suatu metode yang pengobatan itu hamilnya dapat
digunakan dengan jalan mempelajari buku digugurkan, diancam dengan pidana
literatur, perundang-undangan dan bahan- penjara paling lama empat tahun atau
bahan tertulis lainnya yang berhubungan denda paling banyak tiga ribu rupiah.
dengan materi pembahasan yang (2) Jika yang bersalah, berbuat demikian
digunakan untuk mendukung pembahasan untuk mencari keuntungan, atau
ini. menjadikanperbuatan tersebut sebagai
2. Metode komparasi (comparative research), pencarian atau kebiasaan, atau jika dia
yakni suatu metode yang digunakan seorang tabib, bidan atau juru obat,
dengan jalan mengadakan perbandingan pidananya dapat ditambah sepertiga.
terhadap sesuatu masalah yang dibahas, (3) Jika yang bersalah, melakukan kejahatan
kemudian diambil untuk mendukung tersebut, dalam menjalani pencarian
pembahasan ini, misalnya: perbandingan maka dapat dicabut haknya untuk
antara pendapat para pakar hukum. melakukan pencarian itu.

PEMBAHASAN Penjelasan :
1. Kajian Yuridis Terhadap Tindak Pidana Yang diancam hukuman dalam pasal ini
Aborsi yang dilakukan Dokter Menurut ialah:
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 1. Dengan sengaja mengobati seorang wanita
Tentang Kesehatan hamil, dengan keterangan atau penjelasan
Perundang-undangan Indonesia telah bahwa pengobatannya itu dapat
mengatur tentang aboarsi dalam dua undang- menggugurkan kandungan wanita tersebut;
undang yaitu dalam Kitab Undang-undang 2. Dengan sengaja melakukan sesuatu
Hukum Pidana (KUHP) dan Undang-Undang perbuatan terhadap seorang wanita hamil,
Nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan. dengan keterangan atau penjelasan bahwa
Menurut Kitab Undang-Undang Hukum perbuatannya itu dapat menggugurkan
Pidana (KUHP)6, Aborsi sudah diatur dalam kandungan wanita tersebut.
perundangan pidana yang berlaku di Indonesia, Kemudian ayat (2) menetapkan bahwa
aborsi atau pengguguran janin termasuk ancaman hukumannya diperberat dengan
kejahatan, yang dikenal dengan istilah “Abortus sepertiganya, apabila perbuatan kejahatan itu
Provocatus Criminalis”. Tindakan aborsi sebagai mata pencaharian atau kebiasaan, atau
menurut Kitab Undang-undang Hukum Pidana dilakukan oleh seorang dokter, bidan atau juru
(KUHP) di Indonesia dikategorikan sebagai obat. Dalam pasal ini perlu dibuktikan, bahwa
tindakan kriminal. wanita itu benar-benar hamil, tetapi tidak
Yang menerima hukuman adalah: diharuskan bahwa kandungan itu benar-benar
1. Ibu yang melakukan aborsi gugur karena pengobatan itu (sengaja
2. Dokter atau bidan atau dukun yang menggugurkan kandungan diancam hukuman
membantu melakukan aborsi dalam Pasal 348). Sudah cukup apabila pelaku
3. Orang-orang yang mendukung telah melakukan pengobatan atau melakukan
terlaksananya aborsi perbuatan terhadap wanita hamil dengan
Beberapa pasal yang terkait adalah:7 keterangan atau cara yang dapat menimbulkan
Pasal 229 pengharapan, bahwa dengan itu dapat
menggugurkan kandungan wanita tersebut.
Dokter sebagai proferinya salah menduga
5
Ibid bahwa wanita itu hamil, padahal sebenarnya
6
http://www.masbied.com/search/latar-belakang- tidak, maka ia tidak dapat dihukum, karena
terjadinya-abortus-di-indonesia,24 September 2011. perbuatannya tidak menggugurkan kandungan.
7
Ibid

7
Lex Crimen Vol. IV/No. 6/Ags/2015

Pelaksanaan kejahatan itu dianggap selesai, hamil tersebut mati, diancam penjara 15
apabila pengobatan telah diberikan atau tahun penjara.
pemijatan telah dilakukan, sehingga 3. Jika dengan persetujuan ibu hamil, maka
menimbulkan pengharapan bahwa kandungan diancam hukuman 5 tahun 6 bulan penjara
itu akan gugur karena pengobatan atau dan bila ibu hamil tersebut mati diancam
pemijatan itu.8 hukuman 7 tahun penjara.
Tindakan yang berimplikasi hukum bagi 4. Jika yang melakukan dan atau membantu
pelaku Aborsi, selain hukuman yang lebih berat, melakukan aborsi tersebut seorang dokter,
maka dokter, bidan atau juru obat yang bidan atau juru obat ancaman hukumannya
membantu kejahatan itu dapat dijatuhi ditambah sepertiganya dan hak untuk
hukuman tambahan pencabutan hak berpraktik dapat dicabut.
melakukan pekerjaannya sebagai dokter, bidan 5. Setiap janin yang dikandung sampai
atau juru obat. Sebaliknya apabila dokter, bidan akhirnya nanti dilahirkan berhak untuk
atau juru obat yang membantu menggugurkan hidup serta mempertahankan hidupnya.
atau membunuh kandungan itu justru Perlakuan tindakan media dalam bentuk
menolong jiwa atau menjaga kesehatan wanita pengguguran kandungan dengan alasan apapun
tersebut, tidak dihukum.9 dilarang karena bertentangan dengan norma
Hal yang diatur sebagai ketentuan dalam hukum, norma agama, norma kesusilaan, dan
pasal-pasal KUHP tersebut sangat jelas tidak norma kesopanan. Namun aturan KUHP yang
memberikan peluang dilakukan aborsi, jika keras tersebut telah dilunakkan dengan
pemberlakuan ketentuan pasal tersebut mutlak memberikan peluang dilakukannya aborsi.
dan tidak ada alasan apapun. Segala bentuk Sebagaimana ditentukan dalam Undang-
tindakan aborsi dilarang bagi wanita, tanpa Undang No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan.
memberikan alternatif untuk menyediakan sehingga dalam keadaan darurat sebagai upaya
teknologi kesehatan reproduksi yang aman menyelamatkan jiwa ibu dan atau janin yang
yang dapat mengurangi resiko kematian wanita dikandungnya dapat diambil tindakan medis
hamil, disebabkan adanya resiko penyakit yang tertentu.
berat yang membahayakan jiwa wanita hamil
tersebut. Kosekuensinya petugas medis Aborsi dalam Undang-Undang Nomor 36
khususnya dokter, bidan dan petugas lainnya tahun 2009 Tentang Kesehatan
dianggap sebagai pelanggar hukum ketika Dalam Pasal 75:
mereka melakukan tindakan aborsi dengan (1) Setiap orang dilarang melakukan aborsi
tujuan untuk menyelamatkan jiwa . Oleh (2) Larangan sebagaimana dimaksud pada
karena itu perlu diundangkan peraturan yang ayat (1) dapat dikecualikan berdasarkan:
lebih efektif dan mampu memberikan solusi a. Indikasi kedaruratan media yang
yang tepat bagi masyarakat serta dapat dideteksi sejak usia dini kehamilan,
memberikan peluang pada petugas medis baik yang mengancam nyawa ibu
untuk melakukan aborsi dengan ketentuan dan dan/atau janin, yang menderita
batasan yang telah ditentukan dengan baik. penyakit genetik berat dan/atau cacat
Dari rumusan pasal-pasal tersebut dapat bawaan, maupun yang tidak dapat
ditarik kesimpulan bahwa: diperbaiki sehingga menyulitkan bayi
1. Seorang perempuan hamil yang dengan tersebut hidup di luar kandungan;
sengaja melakukan aborsi atau ia atau
menyuruh orang lain, diancam hukuman b. Kehamilan akibat perkosaan yang
empat tahun penjara. dapat menyebabkan trauma
2. Seseorang yang dengan sengaja melakukan psikologis bagi korban perkosaan.
aborsi terhadap ibu hamil dengan tanpa c. Tindakan sebagaimana dimaksud
persetujuan ibu hamil tersebut, diancam pada ayat (2) hanya dapat dilakukan
hukuman penjara 12 tahun, dan jika ibu setelah melalui konseling dan/atau
penasehatan pra tindakan dan
8
R. Soesilo, Op cit hal. 134 “diakhiri dengan konseling pasca
9
Ibid

8
Lex Crimen Vol. IV/No. 6/Ags/2015

tindakan yang dilakukan oleh konselor keputusan yang kurang adil apabila kehamilan
yang kompeten dan berwenang. akibat perkosaan itu dilanjutkan, karena dia
d. Ketentuan lebih lanjut mengenai sendiri adalah korban suatu kejahatan, dan
indikasi kedaruratan medis dan pasti akan merupakan suatu beban psikologis
perkosaan, sebagaimana dimaksud yang berat.
pada ayat (2) dan ayat (3) diatur Dalam Pasal 76 :
dengan Peraturan Pemerintah. Aborsi sebagaimana dimaksud Pasal 75
e. Yang dimaksud dengan “konselor” hanya dapat dilakukan:
dalam ketentuan ini adalah setiap 1. Sebelum kehamilan berumur 6 (enam)
orang yang telah memiliki sertifikat minggu dihitung dari hari pertama haid
sebagai konselor melalui pendidikan terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan
dan pelatihan. Yang dapat menjadi medis
konselor adalah dokter, psikolog, 2. Oleh tenaga kesehatan yang memiliki
tokoh masyarakat, tokoh agama, dan keterampilan dan kewenangan yang
setiap orang yang mempunyai minat memiliki sertifikat yang ditetapkan oleh
dan memiliki keterampilan untuk itu. merited;
Menghadapi situasi seperti ini, tenaga 3. Dengan persetujuan ibu hamil yang
medis tetap harus berusaha bersangkutan;
menyadari tugasnya untuk 4. Dengan izin suami, kecuali korban
mengedepankan kehidupan. Wanita perkosaan; dan
yang mengalami kesulitan itu perlu 5. Penyedia layanan kesehatan yang
dibantu dengan melihat jalan keluar memenuhi syarat yang ditetapkan oleh
lain yang tidak langsung melakukan Menteri.
pengguguran. Tenaga medis hanya Dalam KUHP terdapat larangan terhadap
berani menolak pengguguran aborsi, dan bagi ibu serta pelakunya dapat
langsung dengan indikasi sosial- dikenakan sanksi pidana. Dengan
ekonomi. diundangkannya UU No 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan yang juga mengatur tindak pidana
Butir ke-2 dan 3, mungkin para ahli aborsi, maka pasal-pasal tentang aborsi dalam
kesehatan dan ahli hukum dapat memahami KUHP ini tidak berlaku lagi atas dasar Lex
alasan aborsi karena merupakan hal-hal yang di Specialis Derogat Lex Generalis. Berbeda
luar kemampuan ibu, di mana pada butir ke 2, dengan KUHP, UU Kesehatan memberikan
apabila bayi dibiarkan hidup, mungkin akan pengecualian (legalisasi) terhadap tindakan
menjadi beban keluarga serta kurang baiknya aborsi tertentu, yaitu aborsi yang dilakukan
masa depan anak itu sendiri. Namun keadaan untuk menyelamatkan nyawa ibu atau janinnya.
ini bertentangan dengan UU HAM Pasal 53 Pasal 49 ayat (3) UU No 39 tahun 1999 tentang
mengenai hak hidup anak dari mulai janin HAM, menyatakan bahwa wanita berhak
sampai dilahirkan, dan Pasal 54 mengenai hak memperoleh perlindungan hukum yang
untuk mendapatkan perawatan, pendidikan, berkaitan dengan fungsi reproduksinya.
pelatihan dan bantuan khusus atas biaya
negara bagi setiap anak yang cacat fisik dan Tindakan Aborsi Sebagai Malpraktek.
mental. Pada butir ke 3, kemungkinan besar Tindakan Dokter sebagai Malpraktek
bayi tidak akan mendapatkan kasih sayang yang dibidang hukum untuk malpraktik hukum atau
layak, bahkan mungkin akan diterlantarkan juridical malpractice dibagi dalam 3 kategori
ataupun dibuang, yang bertentangan dengan sesuai bidang hukum yang dilanggar, yakni (1)
UU Kesehatan Pasal 4 tentang perlindungan Criminal malpractice, (2) Civil malpractice dan
anak mengenai hak anak untuk hidup, tumbuh, (3) Administrative malpractice.
berkembang dan berpartisipasi secara wajar
sesuai dgn harkat dan martabat kemanusiaan. 1. Criminal malpractice
Sedangkan bagi ibu yang merupakan korban Perbuatan seseorang dapat dimasukkan
pemerkosaan itu sendiri, hal ini merupakan dalam kategori criminal malpractice manakala

9
Lex Crimen Vol. IV/No. 6/Ags/2015

perbuatan tersebut memenuhi rumusan delik aborsi criminalis (Pasal 347 dan 348 KUHP).
pidana yakni: Hampir tidak pernah jaksa menerapkan pasal
a. Perbuatan tersebut (positive act maupun penganiayaan (Pasal 351-355 KUHP) untuk
negative act) merupakan perbuatan malpraktik medik. Dalam setiap tindak pidana
tercela. pasti terdapat unsur sifat melawan hukum baik
b. Dilakukan dengan sikap batin yang salah yang dicantumkan dengan tegas ataupun tidak.
(mens rea) yang berupa kesengajaan Secara umum sifat melawan hukum malpraktik
(intensional), kecerobohan (reklessness) medik terletak pada dilanggarnya kepercayaan
atau kealpaan (negligence). pasien dalam kontrak teurapetik tadi.
Dari sudut hukum perdata, perlakuan medis
2. Civil malpractice oleh dokter didasari oleh suatu ikatan atau
Seorang tenaga kesehatan akan disebut hubungan inspanings verbintenis (perikatan
melakukan civil malpractice apabila tidak usaha), berupa usaha untuk melakukan
melaksanakan kewajiban atau tidak pengobatan sebaik-baiknya sesuai dengan
memberikan prestasinya sebagaimana yang standar profesi, standar prosedur operasional,
telah disepakati (ingkar janji). kebiasaan umum yang wajar dalam dunia
kedokteran tapi juga memperhatikan
3. Administrative malpractice kesusilaan dan kepatutan. Perlakuan yang tidak
Dokter dikatakan telah melakukan benar akan menjadikan suatu pelanggaran
administrative malpractice manakala tenaga kewajiban (wanprestasi).
perawatan tersebut telah melanggar hukum Ada perbedaan akibat kerugian oleh
administrasi. Perlu diketahui bahwa dalam malpraktik perdata dengan malpraktik pidana.
melakukan police power, pemerintah Kerugian dalam malpraktik perdata lebih luas
mempunyai kewenangan menerbitkan berbagai dari akibat malpraktik pidana. Akibat malpraktik
ketentuan di bidang kesehatan, misalnya perdata termasuk perbuatan melawan hukum
tentang persyaratan bagi tenaga perawatan terdiri atas kerugian materil dan idiil, bentuk
untuk menjalankan profesinya (Surat Ijin Kerja, kerugian ini tidak dicantumkan secara khusus
Surat Ijin Praktek), batas kewenangan serta dalam UU. Berbeda dengan akibat malpraktik
kewajiban tenaga perawatan. Apabila aturan pidana, akibat yang dimaksud harus sesuai
tersebut dilanggar maka tenaga kesehatan yang dengan akibat yang menjadi unsur pasal
bersangkutan dapat dipersalahkan melanggar tersebut. Malpraktik kedokteran hanya terjadi
hukum administrasi. pada tindak pidana materil (yang melarang
akibat yang timbul, di mana akibat menjadi
Aspek Hukum Malpraktek syarat selesainya tindak pidana). Dalam
Hukum itu mempunyai 3 pengertian, hubungannya dengan malpraktik medik pidana,
sebagai sarana mencapai keadilan, yang kedua kematian, luka berat, rasa sakit atau luka yang
sebagai pengaturan dari penguasa yang mendatangkan penyakit atau yang
mengatur perbuatan apa yang boleh dilakukan, menghambat tugas dan matapencaharian
dilarang, siapa yang melakukan dan sanksi apa merupakan unsure tindak pidana.
yang akan dijatuhkan (hukum objektif). Dan Jika dokter hanya melakukan tindakan yang
yang ketiga hukum itu juga merupakan hak. bertentangan dengan etik kedokteran maka ia
Oleh karenanya penegakan hukum bukan hanya telah melakukan malpraktik etik. Untuk
hanya untuk mendapatkan keadilan tapi juga dapat menuntut penggantian kerugian karena
hak bagi masyarakat (korban). kelalaian maka penggugat harus dapat
Selama ini dalam praktek tindak pidana yang membuktikan adanya suatu kewajiban bagi
dikaitkan dengan dugaan malpraktik medik dokter terhadap pasien, dokter telah melanggar
sangat terbatas. Untuk malpraktek medik yang standar pelayanan medik yang lazim
dilakukan dengan sikap bathin culpa hanya 2 dipergunakan, penggugat telah menderita
pasal yang biasa diterapkan yaitu Pasal 359 (jika kerugian yang dapat dimintakan ganti ruginya.
mengakibatkan kematian korban) dan Pasal 360
(jika korban luka berat). Pada tindak pidana Pembuktian Malpraktek

10
Lex Crimen Vol. IV/No. 6/Ags/2015

Dalam kasus atau gugatan adanya civil c. Fakta itu terjadi tanpa ada kontribusi
malpractice pembuktiannya dapat dilakukan dari pasien dengan perkataan lain tidak
dengan dua cara yakni: ada contributory negligence.
1. Cara langsung yaitu membuktikan adanya Malpraktek meliputi pelanggaran kontrak
kelalaian memakai tolok ukur adanya 4 D (breach of contract), perbuatan yang disengaja
yakni: (intentional tort), dan kelalaian (negligence).
a. Duty (kewajiban) Dalam hubungan Kelalaian lebih mengarah pada
perjanjian tenaga dokter dengan ketidaksengajaan (culpa), sembrono dan kurang
pasien, dokter haruslah bertindak teliti. Kelalaian bukanlah suatu pelanggaran
berdasarkan: 1) Adanya indikasi medis hukum atau kejahatan, selama tidak sampai
2) Bertindak secara hati-hati dan teliti membawa kerugian atau cedera kepada orang
3) Bekerja sesuai standar profesi. 4) lain dan orang itu dapat menerimanya. Ini
Sudah ada informed consent. berdasarkan prinsip hukum “de minimis
b. Dereliction of Duty (penyimpangan dari noncurat lex”, hukum tidak mencampuri hal-hal
kewajiban) Jika seorang dokter yang dianggap sepele.10
melakukan tindakan menyimpang dari
apa yang seharusnya atau tidak 2. Tindak Pidana Dokter terhadap Abortus
melakukan apa yang seharusnya Provacatus Criminalis
dilakukan menurut standard Perkembangan ilmu pengetahuan, baik
profesinya, maka dokter dapat teknologi maupun hukum sampai saat ini, para
dipersalahkan. dokter kini harus berhadapan dengan adanya
c. Direct Cause (penyebab langsung) hak otonomi pasien. Dalam hak otonomi ini,
d. Damage (kerugian) Dokter untuk dapat pasien berhak menentukan sendiri tindakan
dipersalahkan haruslah ada hubungan apa yang hendak dilakukan dokter terhadap
kausal (langsung) antara penyebab dirinya, maupun berhak menolaknya.
(causal) dan kerugian (damage) yang Sedangkan jika tidak puas, maka pasien akan
diderita oleh karenanya dan tidak ada berupaya untuk menuntut ganti rugi atas dasar
peristiwa atau tindakan sela di kelalaian yang dilakukan dokter tersebut.
antaranya, dan hal ini haruslah Tindakan aborsi ini sangat bertentangan
dibuktikan dengan jelas. Hasil dengan sumpah dokter sebagai pihak yang
(outcome) negatif tidak dapat sebagai selalu menjadi pelaku utama (selain para
dasar menyalahkan dokter. Sebagai tenaga kesehatan baik formal maupun non-
adagium dalam ilmu pengetahuan formal lainnya) dalam hal tindakan aborsi ini.
hukum, maka pembuktiannya adanya Pengguguran atau aborsi dianggap suatu
kesalahan dibebankan/harus diberikan pelanggaran pidana.11
oleh si penggugat (pasien). Adapun yang menjadi alasan seorang wanita
2. Cara tidak langsung memilih terminasi kehamilan atau melakukan
Cara tidak langsung merupakan cara aborsi yaitu antara lain:
pembuktian yang mudah bagi pasien, yakni 1. Faktor ekonomi, Ia telah cukup anak dan
dengan mengajukan fakta-fakta yang tidak mungkin dapat membesarkan
diderita olehnya sebagai hasil layanan seorang anak lagi. di mana dari pihak
perawatan (doktrin res ipsa loquitur). pasangan suami isteri yang sudah tidak
Doktrin res ipsa loquitur dapat diterapkan mau menambah anak lagi karena
apabila fakta-fakta yang ada memenuhi kesulitan biaya hidup, namun tidak
kriteria: memasang kontrasepsi, atau dapat juga
a. Fakta tidak mungkin ada/terjadi apabila karena kontrasepsi yang gagal.Atau ingin
dokter tidak lalai konsentrasi pada pekerjaan untuk
b. Fakta itu terjadi memang berada dalam menunjang kehidupan dengan anaknya.
tanggung jawab dokter
10
Hukumonline.com 17 April 2004.
11
Kusmaryanto, Kontroversi Aborsi. PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia. Jakarta, 2002.

11
Lex Crimen Vol. IV/No. 6/Ags/2015

2. Faktor penyakit herediter, Janin ternyata kontrasepsi. Penyebab lainkarena Suami


telah terekspos oleh substansi menginginkan aborsi.12
teratogenik. di mana ternyata pada ibu
hamil yang sudah melakukan Penyebab permasalahan aborsi di atas,
pemeriksaan kehamilan mendapatkan semua pihak dihadapkan pada adanya
kenyataan bahwa bayi yang pertentangan baik secara moral dan
dikandungnya cacat secara fisik. Atau kemasyarakatan di satu sisi maupun dengan
wanita yang hamil menderita penyakit secara agama dan hukum di lain sisi. Dari sisi
jantung yang berat (kronik). Atau karena moral dan kemasyarakatan, sulit untuk
ia ingin mencegah lahirnya bayi dengan membiarkan seorang ibu yang harus merawat
cacat bawaan. kehamilan yang tidak diinginkan terutama
3. Faktor psikologis, Ia mungkin seorang karena hasil pemerkosaan, hasil hubungan seks
yang menjadi hamil diluar pernikahan,di komersial (dengan pekerja seks komersial)
mana pada para perempuan korban maupun ibu yang mengetahui bahwa janin yang
pemerkosaan yang hamil harus dikandungnya mempunyai cacat fisik yang
menanggung akibatnya. Dapat juga berat. Anak yang dilahirkan dalam kondisi dan
menimpa para perempuan korban hasil lingkungan seperti ini nantinya kemungkinan
hubungan saudara sedarah (incest), atau besar akan tersingkir dari kehidupan sosial
anak-anak perempuan oleh ayah kemasyarakatan yang normal, kurang
kandung, ayah tiri ataupun anggota mendapat perlindungan dan kasih sayang yang
keluarga dalam lingkup rumah seharusnya didapatkan oleh anak yang tumbuh
tangganya. Atau ayah anak yang dan besar dalam lingkungan yang wajar, dan
dikandungnya bukan suaminya. Dapat tidak tertutup kemungkinan akan menjadi
juga karena ada masalah dengan suami. sampah masyarakat.13
4. Faktor usia, di mana para pasangan Kendala yang lain yang mungkin menjadi
muda-mudi yang masih muda yang masih penyebab sulitnya mengungkap kasus abortus
belum dewasa dan matang secara provocatus kriminalis adalah pihak kepolisian
psikologis karena pihak perempuannya sering sekali sulit mengidentifikasi hasil dari
terlanjur hamil, harus membangun suatu barang bukti abortus provocatus kriminalis.
keluarga yang prematur. Atau ayah anak Karena hasil-hasil dari perbuatan tersebut
yang dikandung bukan pria/suami yang sering sudah hancur atau dibuang entah
diidamkan untuk perkawinannya. Atau kemana.14
juga karena ingin menyelesaikan
pendidikan. Atau ia merasa trerlalu Kajian Yuridis Aborsi dalam Undang-Undang
tua/muda untuk mempunyai anak. Kesehatan
5. Faktor penyakit ibu, di mana dalam Dalam Undang-Undang No. 36 Tahun 2009
perjalanan kehamilan ternyata tentang Kesehatan memberi hak-hak dalam
berkembang menjadi pencetus, seperti perlindungan bagi perempuan yang melakukan
penyakit pre-eklampsia atau eklampsia tindakan aborsi akibat menjadi korban
yang mengancam nyawa ibu. Atau Ia pemerkosaan itu, merasa memiliki hak hukum.
terinfeksi HIV. Semua pihak dihadapkan pada adanya
6. Faktor lainnya, seperti para pekerja seks pertentangan baik secara moral dan
komersial, ‘perempuan simpanan’, kemasyarakatan di satu sisi maupun dengan
pasangan yang belum menikah dengan secara agama dan hukum di lain sisi. Dari sisi
kehidupan seks bebas atau pasangan moral dan kemasyarakatan, sulit untuk
yang salah satu/keduanya sudah membiarkan seorang ibu yang harus merawat
bersuami/beristri (perselingkuhan) yang kehamilan yang tidak diinginkan terutama
terlanjur hamil. atau gagal metode
12
Ibid, hal 35
13
Ibid, hal 39
14
Sri, Helianty. Aborsi Sebagai Solusi. From :
http/www.media care@yahoo.com, 24 September 2011

12
Lex Crimen Vol. IV/No. 6/Ags/2015

karena hasil pemerkosaan. Melakukan aborsi diperbolehkan untuk melakukan tindakan


pasti merupakan keputusan yang sangat berat pengguguran kandungan (abortus provokatus).
dirasakan oleh perempuan yang bersangkutan. Bahkan sejak awal seseorang yang akan
Tapi bila itu memang menjadi jalan yang menjalani profesi dokter secara resmi
terakhir, yang harus diperhatikan adalah disumpah dengan Sumpah Dokter Indonesia
persiapan secara fisik dan mental dan informasi yang didasarkan atas Deklarasi Jenewa yang
yang cukup mengenai bagaimana agar aborsi isinya menyempurnakan Sumpah Hippokrates,
bisa berlangsung aman. Banyaknya kematian di mana ia akan menyatakan diri untuk
akibat aborsi yang tidak aman, tentu sangat menghormati setiap hidup insani mulai dari
memprihatinkan. Hal ini diakibatkan kurangnya saat pembuahan. Dari aspek etika, Ikatan
kesadaran dari perempuan dan masyarakat Dokter Indonesia telah merumuskannya dalam
tentang hak atas pelayanan kesehatan. Padahal Kode Etik Kedokteran Indonesia mengenai
bagaimanapun kondisinya atau akibat apapun, kewajiban umum, pasal setiap dokter harus
setiap perempuan sebagai warganegara tetap senantiasa mengingat akan kewajiban
memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan melindungi hidup makhluk insani. Pada
kesehatan yang memadai dan kewajiban pelaksanaannya, apabila ada dokter yang
negaralah untuk menyediakan hal itu. melakukan pelanggaran, maka penegakan
Hak-hak ini harus dipandang sebagai hak- implementasi etik akan dilakukan secara
hak sosial sekaligus hak individu yang berjenjang dimulai dari panitia etik di masing-
merupakan hak untuk mendapatkan keadilan masing RS hingga Majelis Kehormatan Etika
sosial termasuk di dalam nya hak untuk Kedokteran (MKEK). Sanksi tertinggi dari
mendapatkan pelayanan. Hak atas pelayanan pelanggaran etik ini berupa “pengucilan”
kesehatan ini ditegaskan pula dalam Pasal 12 anggota dari profesi tersebut dari
Konvensi Penghapusan segala bentuk kelompoknya. Sanksi administratif tertinggi
Kekerasan terhadap Perempuan (Konvensi adalah pemecatan anggota profesi dari
Perempuan) dan UU Kesehatan. Dalam hal Hak komunitasnya.16
Reproduksi, termasuk pula di dalam nya hak Ada dua bentuk upaya atau tindakan kepolisian
untuk membuat keputusan mengenai dalam rangka mengurangi dan mencegah
reproduksi yang bebas dari diskriminasi, terjadinya abortus provocatus criminalis17
paksaan dan kekerasan seperti dinyatakan yaitu upaya preventif dan upaya represif
dalam dokumen-dokumen hak-hak asasi sebagai berikut:
manusia (Rekomendasi bab 7 Konferensi a. Upaya Preventif
Kependudukan dan Pembangunan Untuk mengantisipasi keadaan tersebut
Internasional di Kairo 1994). Pelayanan pihak kepolisian berusaha bertindak
Kesehatan yang Memadai adalah Hak Setiap maksimal. Dimulai dengan rutin melakukan
Orang, tidak terkecuali Perempuan yang razia ke tempat-tempat persewaan dan
memutuskan melakukan Aborsi.15 penjualan VCD, untuk mencegah maraknya
Dilihat dari adanya undang-undang yang VCD porno di masyarakat dan juga razia
diberlakukan di banyak negara, setiap negara pada toko-toko buku, untuk mencegah
memiliki undang-undang yang melarang beredarnya buku-buku porno. Karena tidak
dilakukannya aborsi buatan meskipun mungkin dari situlah awal muasal terjadinya
pelarangannya tidak bersifat mutlak. tindakan abortus provocatus dan
melokalisasi prostitusi dengan pengawasan
Upaya-upaya Pencegahan dan ketat, tetapi tetap perlu diperhatikan segi
Penanggulangan Abortus Provacatus keamanaan maupun segi kesehatann. Juga
Criminalis memberikan pemahaman dan pengertian
Di Indonesia, baik menurut pandangan kepada pihak masyarakat dan khususnya
agama, Undang-Undang Negara, maupun Etik
Kedokteran, seorang dokter tidak 16
Notoatmodjo, Soekidjo, Etika dan Hukum Kesehatan,
Penerbit Rineka Cipta, Jakarta 2010, hal. 168
15 17
http://mathiasdarwin.wordpress.com/2007/09/08/apak http://hukumkes.wordpress.com/2010/12/16/aborsi-
ah-aborsi-salah-satu-hak-azasi-manusia/ menurut-hukum-di-indonesia/html

13
Lex Crimen Vol. IV/No. 6/Ags/2015

kepada para kalangan remaja yang banyak 1. Tanggung-jawab dokter sebagai profesi
bersentuhan dengan masalah ini. Dengan yang telah melanggar Kode Etik, wajib
memberi pengertian bahwa tindakan ditindak sesuai perundangan yang
abortus provocatus criminalis adalah suatu berlaku, dalam apabila terbukti maka
tindakan yang melanggar hukum, dan pelaku dapat diberhentikan sebagai
dijelaskan pula tentang sanksi yang akan dokter, dimana tindakan pelaksanaan
diterima oleh mereka apapun dan hukum administratif serta tindakan
bagaimanapun alasannya. hukum pelaku harus menjalani pidana
b. Upaya Represif serta denda sebagai konsekwensi yuridis
Upaya lain yang dilakukan pihak kepolisian akibat tindakan aborsi yang melawan
adalah bekerja sama dengan pihak aparatur hukum.
pemerintah yaitu menempatkan beberapa 2. Untuk mengurangi kejahatan
personil kepolisian untuk memberikan pengguguran kandungan yang bersifat
informasi atau bantuan dari pihak kepolisian criminal (abortus criminalis), sangat
untuk mengungkapkan kasus-kasus tindak diperlukan adanya himbauan-himbauan
pidana abortus provocatus criminalis atau motivasi-motivasi baik yang berupa
seandainya terjadi di wilayah kelurahan pendidikan agama maupun yang berupa
masing-masing.18 penyuluhan hukum dalam pendidikan
kedokteran, dan dilakukan penyuluhan
PENUTUP bagi masyarakat serta himbauan bagi
A. Kesimpulan orang tua untuk mengawasi keluarga
1. Tanggung-jawab yuridis akibat tindakan terutama perempuan dari pergaulan
aborsi yang dilakukan dokter adalah bebas, karena dapat berdampak pada
apabila merupakan suatu perbuatan kehamilan di luar nikah dan dapat
pidana maka harus melalui prosedur menjurus pada perbuatan Aborsi.
hukum, yaitu hasil penyelidikan dan
penyidikan dimana tindakan tersebut
adalah perbuatan pidana. Karena aborsi
secara umum dapat dibagi atas aborsi DAFTAR PUSTAKA
spontan dan aborsi provokatus (buatan). Aji, Seno, Bab-bab Tentang Kedokteran
Aborsi provokatus (buatan) secara aspek Forensik, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1984.
hukum dapat golongkan menjadi dua, Atmasasmita, Romli dan Widawati Wulandari,
yaitu aborsi provokatus terapetikus Kriminologi, C.V. Mandar Maju, Bandung,
(buatan legal) dan aborsi provokatus 1997.
kriminalis (buatan ilegal). Dalam Cecep Triwobowo. Etika dan Hukum Kesehatan.
perundang-undangan Indonesia, Yogyakarta. Nuha Medika 2014.
pengaturan tentang aborsi terdapat Dali Mutiara, Kejahatan dan Pelanggaran
dalam dua undang-undang yaitu KUHP Kriminal Sehari-hari, Nasional Bintang
dan UU Kesehatan. Indonesia, Jakarta, 1987.
2. Bahwa dalam KUHP dan UU Kesehatan Eka Julianta Wahyoepramono. Konsekwensi
diatur ancaman hukuman melakukan Hukum dalam Profesi Medik. Kayra Putra
aborsi (pengguguran kandungan, tidak Darwati. Bandung 2012.
disebutkan soal jenis aborsinya), Kusmaryanto, Kontroversi Aborsi. PT. Gramedia
sedangkan aborsi buatan legal Widiasarana Indonesia. Jakarta, 2002.
(terapetikus atau medisinalis), diatur Medikal Malpraktek. Karya Putra Darwati.
dalam UU Kesehatan. Bandung.
Munir Fuadi. Perbuatan Melawan Hukum.
B. Saran Pendekatan Konteporer. Citra Aditya Bakti.
Jakarta. 2002.
18
Sri, Helianty. Aborsi Sebagai Solusi. From :
http/www.media care@yahoo.com, 24 September 2011

14
Lex Crimen Vol. IV/No. 6/Ags/2015

Notoatmodjo, Soekidjo, Etika dan Hukum http://www.masbied.com/search/latar-


Kesehatan, Penerbit Rineka Cipta Jakarta belakang-terjadinya-abortus-di-indonesia,
2010. 24 September 2011.
J.E. Sahetapy, Teori Kriminologi Suatu
Pengantar, P.T. Citra Aditya Bakti, Bandung,
1992.
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Pengantar
Hukum Normatif, Rajawali, Jakarta, 1985.
Suryono Ekotama, Abortus Provokatus Bagi
Korban Pemerkosaan. Penerbit Universitas
Atma Jaya Yogyakarta 2001.
Syahrul Machmud. Penegakan Hukum dan
Perlindungan Hukum bagi Dokter yang
diduga melakukan Medikal Malpraktek.
Karya Putra Darwati. Bandung 2012.
Wiryono Projodikoro, Tindak Pidana Tertentu di
Indonesia, Eresco, Bandung 1980.
World Health Organization. Unsafe Abortion:
Global and Regional Estimates of Incidence
of and Mortality due to Unsafe Abortion
with a Listing of Available Country Data.
Third Edition. Geneva: Division of
Reproductive Health (Technical Support)
WHO, 1998.
P.A.F. Lamintang, Dasar-dasar Hukum Pidana
Indonesia, Citra Aditya, Bandung, 1997.
R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP) serta Komentar-
Komentarnya Lengkap pasal Demi Pasal,
Politeia, Bogor, 1996
Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 Tahun
1992.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
http://www.kompas.com/ver1/Kesehatan/060
9/15/020926.htm
http://mathiasdarwin.wordpress.com/2007/09
/08/apakah-aborsi-salah-satu-hak-azasi
manusia/http://hukum.unsrat.ac.id/uu/kuh
pidana.htm
imedik.org/2013/02/pengguguran-kandungan/
http://ciricara.com/2013/06/20/6-bahaya-
melakukan-aborsi/
http://ciricara.com/2013/06/20/6-bahaya-
melakukan-aborsi/
http://repository.usu.ac.id/bitstream/1234567
89/36057/6/Chapter%20III-V.pdf
http://www.masbied.com/search/latar-
belakang-terjadinya-abortus-di-indonesia,
24 September 2011.
Hukumonline.com 17 April 2004.

15

Anda mungkin juga menyukai