Anda di halaman 1dari 2

Nama : Lira Rahmatika Sukanta

NIM : 11180380000006

Jawaban :

1. Etika atau disebut juga filsafat moral adalah bagian dari filsafat yang membahas
tentang baik dan buruk yang bersifat norma (normatif). Di dalamnya dibahas tentang
predikat-predikat kesusilaan, seperti baik, buruk, kebajikan, dan kejahatan, yaang
berhubungan dengan sesama manusia. Etika merupakan pemikiran kritis dan
mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral.
Manfaat etika salah satunya yaitu apabila ajaran-ajaran moral mengandung perintah
untuk mengikuti dan melaksanakan ajaran-ajaran tertentu, maka etika hendak
memahami mengapa manusia mesti mengikuti ajaran-ajaran yang diperintahkan untuk
diikuti itu. Karena itu, etika dapat dipandang mengandung kekurangan karena tidak
berwenang memerintah. Namun sekaligus mengandung kelebihan karena etika
menjadikan manusia memahami mengapa ia mesti mengikuti perintah ajaran-ajaran
tertentu. Manfaat etika yang lain juga adalah sebagai panduan dalam berperilaku yang
baik dan menghindari perilaku yang buruk.
Sejarah etika, secara historis etika sebagai usaha filsafat lahir dari keambrukan tatanan
moral di lingkungan kebudayaan Yunani 2.500 tahun lalu. Karena pandangan-
pandangan lama tentang baik dan buruk tidak lagi dipercaya, para filosof
mempertanyakan kembali norma-norma dasar bagi kelakuan manusia. Jejak-jejak
pertama sebuah etika muncul di kalangan murid Pytagoras. Seratus tahun kemudian,
Demokritos (460-371 SM), kemudian Socrates (469-399 SM) Socrates membawa
manusia kepada paham-paham etis yang lebih jelas dengan menghadapkannya pada
implikasi anggapan sendiri. manusia diantar kepada kesadaran yang baik dan
bermanfaat, kemudian Plato (427 SM) dalam dialognya terdapat pembicaraan
mengenai etika. Pada abad pertengahan ke 15 ahli-ahli pengetahuan juga menghidup-

suburkan filsafat Yunani Kuno, yang kemudian juga berkembang diseluruh Eropa.

2. Dalam islam etika diistilahkan dengan akhlak yaitu sikap yang tertanam dalam jiwa
yang mendorong untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan. Akhlak lebih dekat dengan “kelakuan” atau “budi pekerti” yang
bersifat aplikatif, sedangkan etika lebih cenderung merupakan landasan filosofinya,
yang membahas ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk . Perbedaan yang
lainnya yaitu etika menentukan baik buruknya manusia dengan tolak ukur akal
pikiran. Sedangkan akhlak dengan menetukannya dengan tolak ukuran ajaran agama
(al-Quran dan al-Sunnah).jika dalam etika yaitu berkaitan mengenai hubungannya
dengan sesama manusia, jika dalam etika islam membicarakan bagaimana hubungan
dengan manusia dan Tuhan. Pemikiran-pemikiran para filosof muslim dalam bidang
etika tidak dapat dipisahkan dari pengaruh ajaran-ajaran tasawuf. Secara umum
kecenderungan tasawuf merupakan aspek penting yang membedakan antara filsafat
Islam dengan filsafat lainnya.
Prinsip Etika Islam yaitu, Unity (Kesatuan), Equilibrium (Keseimbangan), Free Will
( Kebebasan Berkehendak), Responsibility (Tanggung Jawab), Benevolence
(Kebenaran). Etika dalam Islam merupakan misi kenabian yang paling utama setelah
pengesaan Allah SWT(al-tauhīd). Dalam hal ini Rasulullah SAW pernah bersabda:
“Bahwasanya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.”
Al-Quran dan Al-Sunnah menjadi acuan dalam mengambil nilai – nilai keislaman
yang baku. Al – Qur’an dan Al – Sunnah juga menjadi tolak ukur perbuatan
baik/buruk.
3. Tasawuf itu membicarakan soal etika/ adab. Adab lebih tinggi dari akhlak, akhlak
wilayah zohir sedangkan adab wilayah batin. Tasawuf bukan hanya membicarakan
adab manusia dengan manusia tetapi juga membicarakan bagaimana adab manusia
dengan alam semesta dan adab manusia kepada Tuhan. Jadi dalam tasawuf kita
belajar bagaimana agar kita beradab dengan sesama manusia, makhluk lainnya dan
kepada Tuhan. Dalam tasawuf kita belajar untuk mengenal gejala jiwa yang rusak/
buruk dan bagaimana cara mengobatinya, dan mempelajari bagaimana mencapai jiwa
untuk sampai pada kesempurnaan akhlak islamy (takholly, tahally dan tajalli) .Untuk
mencapai itu bisa dengan melakukan Tazkiyatun Nafs/ Tasyfiyatul Qalb dengan
latihan – latihan (riyadhoh) dengan mujahadah. Jika Allah memberikan Rahmat
kepada kita hingga kita bisa mencintai Allah, maka kita pun akan mencintai seluruh
yang dicintai Allah dan mencintai seluruh makhluknya. Otomatis kita akan melihat
kepada makhluk dengan mata kasih sayang, kita akan lebih toleran dan menghargai
orang lain.

Anda mungkin juga menyukai