Dokumen - Tips - 4spesifikasi Teknis Dermaga Mitak Seruyan PDF
Dokumen - Tips - 4spesifikasi Teknis Dermaga Mitak Seruyan PDF
PASAL 1
PENJELASAN UMUM
PASAL 3
SPESIFIKASI BAHAN
3.1. Umum
Bahan yang dipergunakan di dalam pekerjaan harus :
3.1.1. Memenuhi spesifikasi dan standar yang berlaku.
3.1.2. Memenuhi ukuran, pembuatan, jenis dan mutu yang
disyaratkan dalam gambar dan spesifikasi ini, atau sebagaimana secara khusus disetujui
tertulis oleh direksi pekerjaan.
3.1.3. Sejauh mungkin harus dipakai bahan produksi dalam negeri
untuk keperluan konstruksi.
3.1.4. Spesifikasi Standard
Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi atau diijinkan oleh Direksi/Pengawas/Engineer
secara tertulis, semua bahan – bahan atau barang – barang harus sesuai dengan terbitan
terbaru dari J.I.S atau British Standard (selanjutnya disebut B.B) atau Normalisasi
Indonesia (selanjutnya disebut N.I). Bahan atau barang lain yang tidak sepenuhnya
disebut didalam dan untuk mana tidak ada didalam J.I.S, B.B, atau N.I, harus disetujui
secara khusus oleh Direksi/Pengawas/Engineer.
3.1.5. Pemeriksaan dan Pengujian
a. Semua bahan – bahan dan barang – barang/benda – benda yang disarankan oleh
Pemborong untuk dipakai didalam pekerjaan proyek harus dapat diperiksa, diuji dan
dianalisa sewaktu – waktu, bila diminta oleh Direksi/Pengawas/Engineer.
b.Jika Direksi/Pengawas/Engineer menganggap perlu, maka Pemborong atas biayanya
sendiri harus dapat memberikan sertifikat pengujian dari pabrik.
c. Pemborong harus menyediakan dan mempersiapkan bahan – bahan yang sewaktu –
waktu akan diminta dan disyaratkan. Semua biaya guna peninjauan dan ujian
menjadi tanggungan Pemborong.
d.Bahan atau pekerjaan yang telah selesai, harus diperiksa dan diuji oleh
Direksi/Pengawas/Engineer guna mengetahui apakah memenuhi persyaratan yang
diminta.
3.1.6. Semua bahan – bahan yang dipakai dalam proyek/pekerjaan, harus mendapat
persetujuan Direksi/Pengawas/Engineer sebelum dipakai / dipasang, meskipun bahan –
bahan tersebut telah dinyatakan dapat diterima pada waktu didatangkan di lokasi
pekerjaan (site). Setiap kerugian atau kerusakan yang disebabkan karena tidak
disetujuinya bahan – bahan tersebut oleh Direksi/Pengawas/Engineer menjadi tanggung
jawab Pemborong. Direksi/Pengawas/Engineer mempunyai kebebasan untuk menolak
salah satu atau semua bahan – bahan dan metode pelaksanaan yang tidak sama kualitas
dan sifatnya seperti contoh – contoh yang telah disetujui, dan Pemborong harus segera
memindahkan atau membongkar pekerjaan – pekerjaan yang dimaksud atas
tanggungannya.
3.2. Bracing Pipa Baja dan Tulangan Baja
3.2.1. Tiang Pancang Pipa Baja
Pipa Baja yang akan dipakai untuk pelaksanaan dalam kontrak ini menggunakan ukuran
Diameter 355.6 mm-Tbl.10 mm dan Dia. 250,00 mm-Tbl.10 mm. Komposisi kimia dan sifat
– sifat mekanisnya harus sesuai dengan standard – standard tersebut dibawah ini :
Komposisi Kimia :
C : 0,30 % max. ; Si = 0,35 max.
P : 0,04 % max. ; Mn = 0,30 - 1,00
S : 0.04 % max.
Sifat-sifat mekanis :
Kekuatan tarik : 40 kg / mm2 atau lebih/KHI : Grade X - 46
Yield point : 32 kg / mm2 atau lebih
Perpanjangan : 15 % atau lebih
Toleransi pada bentuk dan dimensi :
a. Diameter luar Toleransi
Ujung-ujung pile kurang lebih 0,50 %
Batang-batang pile kurang lebih 1.00 %
b. Tebal dinding tidak terbatas minimal 12 mm
c. Panjang pipa tidak terbatas minimal 12 m
d. Lenturan maximum 0,1 % dari panjang tiang
Toleransi tidak mulusnya sambungan-sambungan
Diameter luar Toleransi
Kurang dari 700 mm kurang dari 2 mm
Lebih dari 700 mm kurang dari 3 mm
Jika dianggap perlu, Direksi/Pengawas/Engineer dapat mengirim contoh (sample) dari
pipa – pipa baja tersebut ke laboratorium untuk analisa mekanis dan kimiawi atau
tempat lain yang disetujui Direksi atas usulan pemborong.
3.2.2. Pengangkatan dan Penyimpanan Pipa Baja
Dalam pengangkutan tiang baja harus diambil langkah – langkah yang cepat untuk
melindungi tiang baja menjadi bengkok dan/atau cacat – cacat permanen.
Pada waktu pemuatan dan pembongkaran tiang baja, semua tiang baja harus
diperlakukan sedemikian sehingga tidak terjadi perlengkungan – perlengkungan yang
besar.
Pipa baja tidak boleh ditumpuk diantara lapisan dengan jarak sebesar 2,5 m dan balok –
balok penumpunya ditempatkan diantara lapisan dengan jarak sebesar 3,0 m.
Ukuran standar balok kayu penumpu adalah 10x10 cm 2 . Dimana ada kemungkinan tiang
baja melendut, maka harus segera dilakukan penumpukan/pengaturan kembali.
Ukuran
Ukuran saringan ( mm )
Agregat
50 40 30 25 20 5 10 5 2,5
b. Apabila analisa gradasi menunjukan kekurangan ukuran agregat tertentu yang dapat
mempengaruhi kerapatan beton, Direksi/Pengawas/Engineer dapat memberikan
petunjuk kepada Kontraktor untuk menambah kekurangan ukuran agregat tersebut
diatas. Kerapatan berbagai kelas beton akan ditentukan oleh
Direksi/Pengawas/Engineer setelah dilakukan pengujian di lapangan.
c. Kerikil dari batu pecah haruslah keras, tidak lapuk, bersih dan tidak mengandung
lempung (clay) atau pelapukan batuan. Batuan tersebut harus dipecah untuk
mendapat ukuran yang disyaratkan dengan pemecah (crusher) yang disetujui. Bubuk
atau partikel lolos saringan 5 mm harus dipisahkan dan kalau dikehendaki
Direksi/Pengawas/ Engineer harus dicuci secara seksama.
3.4.3. Agregat Halus
Pasir untuk beton harus bersih dan bebas dari lempung (clay) atau zat – zat organik dan
harus mempunyai gradasi sedemikian apabila dicampur dengan agregat kasar, akan
menghasilkan beton dengan kerapatan maximum.
Gradasi dari agregat halus harus masuk dalam batasan yang ditentukan dalam BS 1198 –
1200 atau dalam NI atau dalam tabel berikut ini dari JIS.
Prosentase Terhadap Berat Yang Lolos Saringan
( JIS A 1102 Sieve )
Ukuran Saringan ( mm )
Pasir dari pecahan batu dapat ditambah pada pasir alami untuk memperoleh pasir dengan
gradasi yang memenuhi syarat. Pasir yang hanya dari pecahan batu saja dapat dipakai
hanya atas persetujuan Direksi/Pengawas/Engineer.
3.4.4. Pengambilan Contoh dan Testing Untuk Agregat
Direksi/Pengawas/Engineer dapat memerintahkan kepada Pemborong setiap saat untuk
mengambil contoh agregat dari lapangan atau sumber agregat untuk dilakukan pengujian
menurut cara yang diuraikan dalam BS 812, JIS 1102 atau NI. Agregat yang dapat
memenuhi syarat dalam pengujian, harus diganti atau dicuci sampai pengujian lebih
lanjut untuk membuktikan bahwa dapat memenuhi persyaratan ini, menjadi tanggungan
Kontraktor.
3.4.5. Penyimpanan Agregat
Pasir dan agregat kasar untuk bahan beton harus disimpan dalam bak lantai papan yang
direncanakan khusus untuk mencegah terpisahnya suatu komposisi agregat tertentu atau
tercampurnya agregat dengan debu, zat-zat organik atau bahan-bahan pencemar lainnya.
Agregat dengan ukuran tertentu harus disimpan secara terpisah kecuali disetujui oleh
Direksi/Pengawas/Engineer.
3.5. Air
3.5.1. Air yang digunakan untuk adukan beton harus bersih, tawar dan bebas dari zat-zat
organik atau inorganik yang larut atau mengambang dalam suatu jumlah yang dapat
mengurangi kekuatan atau keawetan beton.
3.5.2. Apabila mungkin, air harus diperoleh dari sumber air minum, apabila dari sumber lain
harus mendapat persetujuan Direksi/Pengawas/Engineer.
3.5.3. Hanya air dengan kualitas yang disetujui yang dapat digunakan untuk pembuatan beton,
penyemprotan dan membasahi acuan ( Form Work ) atau pengeringan beton.
3.5.4. Pemborong harus melakukan pengaturan dari sumber sumur di dalam lokasi proyek.
Apabila Pemborong menggunakan sumber ini, maka seluruh biaya pengadaan,
pemeliharaan, sumber tenaga listrik dan biaya ditanggung Pemborong.
3.6. Batu
3.6.1. Batu yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus dari kualitas yang ada untuk
digunakan dalam bagian-bagian bangunan. Batu yang digunakan harus keras, tahan
lama, tahan terhadap goresan, cuaca dan bebas dari tanah atau sampah-sampah lain dan
cacat-cacat lain. Batu pecah tidak boleh mengandung lempung (clay), bagian-bagian yang
pipih atau panjang atau cadas yang lapuk dan sumber tempat pengambilan batu harus
disetujui Direksi/Pengawas/Engineer.
3.6.2. Kontraktor harus mengusahakan persediaan batu yang disyaratkan agar kualitasnya
dapat terjamin.
PASAL 4
PEKERJAAN STRUKTUR BETON
4.1. Perbandingan Campuran dan Kekuatan
4.1.1. Campuran beton harus mengikuti persyaratan dari tabel campuran beton yang diberikan.
Uji (test) pendahuluan harus dilakukan sebelum pengecoran beton yang direncanakan dan
harus mengikuti NI – 2 (PBI 71) untuk menentukan perbandingan semen, agregat dan air
yang akan digunakan.
4.1.2. Uji (test) pendahuluan adalah untuk memperoleh adukan dengan kemampuan pengerjaan
(Work Ability) yang diinginkan dengan kekuatan yang diperoleh kira-kira 30%-60% lebih
tinggi dari kekuatan yang direncanakan.
4.1.3. Kekuatan yang lebih tinggi yang diterima oleh Direksi/Pengawas/Engineer adalah untuk
mencakup kemungkinan kegagalan hasil test karena keadaan mesin-mesin pengaduk,
peralatan, tingkat pengawasan mutu dan terjadinya deviasi mutu beton.
Kelas I II III
Kekuatan beton
- - 125 175 225 >225
Karakteristik (Kg/cm2)
275 325
Penggunaan semen (Kg)
130 200 250 s/d s/d >375
dalam 1m3 beton
325 375
PASAL 5
ACUAN DAN PENYELESAIAN PERMUKAAN BETON
5.1. Perencanaan Konstruksi Acuan
5.1.1. Kontraktor harus menyerahkan rencana konstruksi acuan kepada Engineer untuk
memperoleh persetujuannya sebelum pelulusan pembuatan beton diberikan.
5.1.2. Meskipun persetujuan Engineer untuk rencana konstruksi acuan tersebut telah diberikan,
kontraktor tetap bertanggung jawab terhadap pekerjaan perancah dan acuan.
5.1.3. Konstruksi acuan harus cukup kuat untuk menahan beban mati dan beban hidup yang
bekerja, tekanan beton dalam keadaan basah, getaran-getaran, tanpa mengalami distorsi.
Acuan harus direncanakan sekaligus untuk memperoleh bentuk penyelesaian
permukaan dengan memasang "camber" misalnya, dan harus diperhitungkan untuk
mencapai elevasi-elevasi permukaan beton.
5.1.4. Acuan dibawah muka air tinggi, harus kedap air dan dapat menahan beban-beban akibat
pengaruh pasang surut dan gelombang.
5.2. Bahan Bangunan untuk Acuan
5.2.1. Semua bahan bangunan untuk acuan, termasuk oli atau coating yang lain harus
mendapat persetujuan Engineer.
5.2.2. Acuan kelas A
Harus menggunakan alur dan lidah, kayu yang cukup tebal dan kering udara atau
play-wood dengan permukaan yang keras, baja, plastik kaku atau bahan-bahan lain
disetujui. Permukaan bahan-bahan acuan tersebut harus rata dan bebas dari cacat-
cacat pada sisi yang akan berhubungan dengan beton.
Acuan ini digunakan untuk permukaan beton dengan penyelesaian permukaan yang
"exposed" kayu untuk acuan A, tidak dapat digunakan dari 3 kali.
5.2.3. Acuan kelas B
Harus menggunakan kayu gergajian yang kering udara dengan baik atau bahan lain
yang disetujui, acuan ini digunakan untuk permukaan yang tidak "exposed", acuan ini
tidak dapat digunakan lebih dari 5 kali.
Bahan bangunan lain untuk acuan dan pelaksanaannya akan menjadi tanggung
jawab kontraktor, yang harus mendapat persetujuan Engineer.
Klem untuk acuan harus dari produksi pabrik yang dikenal dan batang baja pengikat
yang kwalitasnya memadai, kawat pengikat dan pipa PVC atau pipa plastik tidak
diijinkan untuk digunakan.
5.3. Cara-Cara Pelaksanaan Acuan
5.3.1. Sebelum pembuatan acuan kontraktor harus mebuktikan bahwa rencana acuan telah
memenuhi persyaratan-persyaratan yang diminta sesuai dengan rencana pengecorannya
termasuk jenis atau produksi batang-batang pengikat atau klem yang akan digunakan.
5.3.2. Panil-panil acuan atau papan-papan penutup beton "exposed" untuk dipasang dengan pola
yang teratur yang dapat disetujui Engineer.
5.3.3. Semua sambungan pada acuan harus rapat untuk mencegah kebocoran adukan dan
terbentuknya bekas sambungan dan sarang-sarang agregat pada permukaan beton.
Lubang untuk inspeksi bagian dalam acuan dan membuang air yang digunakan untuk
pembersih harus dengan mudah ditutup kembali sebelum pengecoran.
5.3.4. Batang baja yang dibuat secara khusus untuk dipergunakan sebagai tie rod atau sebagai
alat pengatur jarak (internal spacer) yang telah disetujui, harus ditempatkan pada tempat-
tempat yang telah ditetapkan dan demikian rupa sehingga mudah diangkat baik
seluruhnya maupun sebagian, jika acuan dibuka dan lubang-lubang yang ada harus diisi
dengan spesi dan harus dicocok dengan baik. Tidak boleh mempergunakan spacer plastik.
5.3.5. Bagian-bagian dari metal pengikat dan spacer yang akan tinggal didalam beton jaraknya
tidak boleh kurang dari 5 CM dari permukaan beton. Acuan untuk balok dan pelat harus
dibuat sedemikian sehingga acuan pada sisi balok dan penyangga acuan pelat dapat
dilepas tanpa mengganggu penyangga acuan baloknya.
5.3.6. Seluruh pipa-pipa, baut-baut, pekerjaan-pekerjaan besi dan hal-hal lain yang arus
ditanamkan didalam beton atau menembus beton, harus ditempatkan dengan teliti
didalam acuan, harus dipotong dengan baik dan disesuaikan dengan sambungan-
sambungan dan harus dibuat kedap air dimana perlu untuk mencegat keluarnya adukan.
5.3.7. Demikian pula perlengkapan-perlengkapan (alat-alat lain untuk membuat lubang,
kantong, alur-alur dan lain-lain) harus ditempatkan pada acuan sebelum beton yang
basah mencapai tempatnya.
5.3.8. Bagian dalam dari acuan harus dibuat atau dikerjakan sedemikian rupa sehingga
mengurangi melekatnya beton.
5.3.9. Jika dipakai minyak atau bahan-bahan serupa, maka harus diusahakan agar tidak
mengenai tulangan.
5.3.10. Jika tidak mempergunakan kayu yang telah direndam air, maka acuan harus dibasahi
seluruhnya sebelum dimulai pengecoran.
5.3.11. Sebelum pengecoran beton dimulai, semua acuan harus disemprot dengan udara sampai
bersih untuk menghilangkan kotoran-kotoran, serutan-serutan, kotoran-kotoran gergaji
dan sampah-sampah lain dan semua acuan harus diperiksa dan disetujui oleh Engineer,
sebelum beton dicor.
5.3.12. Udara yang dipompakan harus bebas dari minyak atau apa saja dan harus diyakinkan
kemurniannya dalam kehadiran Engineer sebelum pelaksanaan pengecoran.
PASAL 6
PEKERJAAN PENULANGAN
6.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan penulangan dilakukan pada seluruh pekerjaan beton bertulang dermaga seperti pile cap,
balok dan plat lantai dermaga serta pengisi beton bertulang tiang pancang.
6.2. Gambar Kerja
6.2.1. Gambar-gambar kerja, daftar pembengkokan tulangan dan gambar-gambar penempatan
tulangan harus disiapkan oleh kontraktor dan disampaikan sebelum pelaksanaan
pekerjaan kepada Engineer untuk mendapat persetujuannya.
6.2.2. Detail-detail mengenai ini harus sesuai dengan persyaratan dari BS 4466, S.S.C. (J.S.C.E)
138 dan PBI N I - 2 1971.
6.2.3. Persetujuan yang telah diberikan oleh Engineer tidak membebaskan kontraktor dari
tanggung jawabnya mengenai ketelitian dan/atau kelengkapan pekerjaan detail.
PASAL 7
PEKERJAAN PLESTERAN
7.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan plesteran dilakukan pada beton bertulang.
7.2. Persyaratan Bahan
Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam pasal beton
bertulang.
7.3. Pedoman Pelaksanaan
7.3.1. Sebelum plesteran dilakukan, maka :
Bagian yang diplester dibersihkan dari semua kotoran
Bagian yang diplester dibasahi dengan air
Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran dapat
merekat dengan baik.
7.3.2. Adukan plesteran untuk beton bertulang dan pasangan batu
dipakai campuran 1 Pc : 2 Ps.
7.3.3. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama
tebalnya dan tidak diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal. Ketebalan
yang diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm. untuk mencapai tebal
plesteran yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang dengan menggunakan
mistar kayu panjang yang digerakkan secara horizontal dan vertikal.
7.3.4. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus
diusahakan memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang-bidang yang harus diperbaiki
hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan
plesteran harus rata dengan sekitarnya.
PASAL 8
PEKERJAAN RANGKA DAN PLAT BAJA
8.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Rangka dan Plat Baja ini dilakukan pada konstruksi jembatan penghubung dan rangka
ponton.
8.2 Persyaratan Bahan
Baja Profil WF I.250.125.6.9, Baja Siku L70.70.7, plat baja tebal. 8 mm dan plat baja tebal. 10 mm
atau Bahan mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam standar baja.
8.3 Pedoman Pelaksanaan
8.3.1 Baja profil dan plat baja dikerjakan sesuai kebutuhan konstruksi yang akan
dilaksanakan atau sesuai gambar kerja serta petunjuk teknis.
8.3.2 Untuk menghubungkan profil baja dan plat baja digunakan pekerjaan
pengelasan serta pekerjaan baut/mur atau sesuai petunjuk teknis.
8.3.3 Baja profil dan plat baja yang dipergunakan menyesuaikan kebutuhan
konstruksi yang akan dipasang/rakit menyesuaikan kebutuhan konstruksi atau petunjuk
teknis.
PASAL 9
PEKERJAAN KAYU
9.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan kayu ini dilakukan pada konstruksi jembatan penghubung dan rangka ponton.
9.2 Persyaratan Bahan
Kayu yang digunakan berukuran Papan Kayu Klas-I 2/20 cm, Balok Kayu Klas-I 5/5 cm, Balok
Kayu Klas-I 5/10 cm, dan Balok Kayu Klas-I 10/10 cm, Bahan mengikuti persyaratan standar
kayu yang dipersyaratkan.
9.3 Pedoman Pelaksanaan
2.1 Pekerjaan balok kayu 5/5 cm diperuntukkan untuk pekerjaan jembatan
penghubung sebagai balok injak tangga dikerjakan sesuai kebutuhan konstruksi yang
akan dikerjakan sesuai gambar kerja serta petunjuk teknis.
2.2 Pekerjaan List Penutup Lantai Jembatan Balok Kayu Klas-I 5/10 cm
diperuntukkan untuk pekerjaan jembatan penghubung dikerjakan sesuai kebutuhan
konstruksi yang akan dikerjakan sesuai gambar kerja serta petunjuk teknis
2.3 Pekerjaan Lantai Papan Kayu Klas-I 2/20 cm diperuntukkan untuk pekerjaan
jembatan penghubung dikerjakan sesuai kebutuhan konstruksi yang akan dikerjakan
sesuai gambar kerja serta petunjuk teknis
2.4 Pekerjaan Lantai Ponton Papan Kayu Klas-I 2/20 cm diperuntukkan untuk
pekerjaan ponton dermaga dikerjakan sesuai kebutuhan konstruksi yang akan dikerjakan
sesuai gambar kerja serta petunjuk teknis
2.5 Pekerjaan List Penutup Lantai Ponton Balok Kayu Klas-I 5/10 cm
diperuntukkan untuk pekerjaan ponton dermaga dikerjakan sesuai kebutuhan konstruksi
yang akan dikerjakan sesuai gambar kerja serta petunjuk teknis
2.6 Pekerjaan List Penutup Samping Papan Kayu Klas-I 2/20 cm diperuntukkan
untuk pekerjaan ponton dermaga dikerjakan sesuai kebutuhan konstruksi yang akan
dikerjakan sesuai gambar kerja serta petunjuk teknis
PASAL 10
PERATURAN PENUTUP
10.1. Meskipun pada bestek ini pada uraian pekerjaan dan bahan-bahan tidak dinyatakan kata-kata
yang harus disediakan kontraktor atau dipasang kontraktor tetapi tidak dijelaskan dalam
penjelasan pekerjaan pembangunan ini, perkataan-perkataan tersebut dianggap ada dan dimuat
dalam bestek ini.
10.2. Pekerjaan yang nyata menjadi bagian-bagian dari pekerjaan pembangunan tetapi tidak diuraikan
atau tidak dimuat dalam bestek ini harus dianggap pekerjaan ini diuraikan dan dimuat dalam
bestek ini. Sehingga harus tetap diselenggarakan dan diselesaikan oleh kontraktor pelaksana
demi untuk menuju penyerahan selesainya pekerjaan yang lengkap dan sempurna menurut
pertimbangan direksi.
10.3. Semua ketentuan-ketentuan dalam RKS ini dan gambar kerja dapat berubah, dihilangkan sesuai
kebutuhan dimana perlu, akan tetapi semua hal tersebut harus dilakukan pada waktu
pemberian penjelasan dari pekerjaan ini (Aanwijzing) dan dituangkan dalam Berita Acara.