Spektek Dermaga PDF
Spektek Dermaga PDF
1.2 DATUM
Pada setiap gambar konstruksi paling tidak sebuah ketinggian utama harus
dikaitkan dengan keseluruhan data.
1-1
1.4 PENGAMATAN
1.4.1 Pengamatan Cuaca dan Bencana
Selama pekaksanaan proyek, Kontraktor diwajibkan mencatat dan
melaporkan kondisi cuaca dan bencana setiap hari kerja. Yang dimaksud
cuaca adalah hujan dan angin. Sedang bencana adalah seperti banjir,
gempa, kebakaran, dan sebagainya yang terjadi di luar kekuasaan
manusia.
1-2
1.5.3 Alat dan Bahan
Semua alat dan bahan-bahan yang digunakan, kecuali jika ditentukan lain
dan disetujui oleh Direksi, harus dalam keadaan baik dan bebas dari cacat
atau ketidaksempurnaan serta harus berasal dari produksi standar terbaru
dari pabrik yang biasa dipesan untuk pembuatan alat dan bahan-bahan
semacam itu.
1.5.5 Pemeriksaan
Tanggung jawab terhadap pemeriksaan bahan-bahan, pembuatan oleh
pabrik berada pada pihak Kontraktor, tetapi Direksi tetap berhak untuk
memeriksa setiap waktu selama pekerjaan berlangsung untuk menjamin
bahwa bahan-bahan dan mutu pekerjaan sesuai dengan spesifikasi dan
pelaksanaan kerja yang paling baik. Pemeriksaan yang dilaksanakan
Direksi terhadap pekerjaan tidak harus menyebabkan Kontraktor lepas
dari tanggung jawab sepenuhnya terhadap mutu pekerjaan. Kesalahan
atau kekurangan yang ditemukan selama pembuatan di pabrik dan setiap
bahan yang ditemukan tidak sempurna harus diperbaiki oleh Kontraktor
dengan biaya sendiri.
1.5.6 Penyimpanan
Untuk mendapat persetujuan. Untuk mendapatkan persetujuan Direksi,
Kontraktor harus menyiapkan dan menyerahkan rencana yang terinci
lengkap dengan spesifikasinya dalam waktu tidak lebih dari 30 (tiga puluh)
hari. Dibawah ketentuan kontrak, Kontraktor harus tetap
bertanggungjawab atas tidak selesainya pekerjaan dalam jangka waktu
atau waktu-waktu yang ditentukan dalam kontrak.
Persetujuan rencana dan persetujuan atas rencana alternatif oleh Direksi
tidak menyebabkan Kontraktor bebas atas kewajiban-kewajiban menurut
ketentuan kontrak dan Kontraktor harus menjamin rencana tersebut untuk
tujuan yang dimaksud dari bagian itu atau bagian-bagian dari pekerjaan
yang rencana alternatifnya telah diserahkan oleh Kontraktor.
1-3
1.5.8 Pengawasan Pabrikan
Kontraktor harus meminta pabrik yang alatnya banyak dibeli atau dipakai
atau merupakan peralatan ataupun konstruksi khusus untuk menyediakan
pelayanan teknisi yang bermutu untuk mengawasi, memeriksa,
menyelesaikan dan menjalankan alat yang telah dipasang, sebelum atau
pada waktu alat tersebut diperiksa dan atau dipergunakan.
Pengawasan, pemeriksaan, penyelesaian dan pengoperasian tersebut
tidak akan membebaskan Kontraktor atas tanggung jawabnya untuk
melaksanakan terpasangnya alat dengan baik dan siap untuk
pengoperasian.
1.5.10 Pembersihan
Kontraktor harus meninggalkan bangunan-bangunan dan daerah-daerah
kerja dalam keadaan sepenuhnya bersih dan rapi. Kontraktor harus
membersihkan lokasi perkerjaan dari sisa – sisa bahan dan peralatan
yang tidak terpakai. Kontraktor harus memindahkan semua halangan-
halangan sementara, peringatan-peringatan dan alat pelindung sementara
setelah memperbaiki tempat tersebut kepada keadaan semula.
1-4
Apabila fasilitas diatas tidak dapat ditampung didaerah kerja, Kontraktor akan
memberikan tata letak dari instalasi di lapangan dimana ditentukan perkiraan luas
yang diperlukan.
Tiga puluh hari sebelum tanggal dimana Kontraktor memulai pembangunan
perkemahan, Kontraktor harus menyerahkan gambar-gambar dan spesifikasi-
spesifikasi dengan rincian mempermudah penentuan lokasi yang tepat, untuk
mendapat persetujuan dari Direksi. Tidak ada perkemahan lain yang akan dibangun
selain perkemahan yang sifatnya sementara yang pembangunannya menurut
gambar-gambar dan spesifikasi-spesifikasi yang telah disetujui oleh Direksi.
Tanpa menunggu persetujuan Direksi, Kontraktor harus mentaati hukum dan
peraturan setempat yang mengatur bangunan, pemeliharaan atau pengelolaan
kemah-kemah mereka serta harus bertanggungjawab atas setiap kerusakan atau
tuntutan yang diakibatkan dari tidak memadai atau tidak layaknya fasilitas.
1.8.3 Lain-lain
Kegiatan survei adalah tanggung jawab Kontraktor, tetapi Direksi berhak
untuk memeriksa survei tersebut selama masa berlakunya Kontrak.
Atas permintaan Direksi, semua survei yang diperlukan dan peralatan
yang digunakan oleh Direksi untuk pengujian dan pemeriksaan harus
disediakan oleh Kontraktor.
Kontraktor harus mendirikan stasiun meteorologi yang memenuhi syarat
untuk pencatatan temperatur, arah dan kecepatan angin, tekanan
barometrik, curah hujan, kelembaban dan lain-lain. Kontraktor harus
mencatat data-data tersebut setiap hari, diperiksa dan diserahkan setiap
bulan kepada Direksi.
1-5
1.9 JALAN MASUK KE DAERAH KERJA
Pada awal pekerjaan, Kontraktor harus menjamin adanya jalan masuk ke daerah
kerja yang memungkinkan untuk pemindahan alat dan bahan-bahan yang akan
digunakan.
Kontraktor harus mengganti kerugian atas kerusakan pada jalan, jembatan dan hak
milik orang lain, sebagaimana tersebut diatas karena kelalaian Kontraktor atau Sub
Kontraktornya dalam hubungannya dengan pelaksanaan pekerjaan.
1-6
1.11 PENYERAHAN-PENYERAHAN KONTRAKTOR
1.11.1 Umum
Rencana proyek termasuk peralatan konstruksi, alat dan rencana
tenaga kerja.
Rencana kejadian penting bagi persiapan dokumen, pengadaan,
pengapalan, pembangunan dan pemasangan.
Program pengawasan kualitas.
Catatan dokumen yang dikirimkan untuk pemeliharaan, informasi atau
persetujuan.
Program penyerahan.
Petunjuk pengoperasian dan pemeliharaan.
Daftar pemasok.
Daftar gambar-gambar Kontraktor.
Gambar-gambar dari pemasok dan dokumen-dokumen termasuk
spesifikasi, data, daftar bagian-bagian dan suku cadang yang
disarankan.
Gambar-gambar dari Kontraktor, data dan perhitungan fasilitas-
fasilitas sementara dan daerah kerja Kontraktor.
Daftar alat utama, daftar suku cadang yang disarankan, dan jadwal
pemberian minyak pelumas.
Laporan pemeriksaan/pengujian pabrik dan prosedur.
Laporan kemajuan bulanan.
Laporan akhir proyek.
1-7
1.12 LAPORAN KEMAJUAN
Selama pelaksanaan pekerjaan, setiap hari ke sepuluh bulan berikutnya, Kontraktor
harus menyerahkan kepada Direksi Laporan Kemajuan Bulanan dalam rangkap 6
(enam) yang berisi kemajuan pekerjaan yang sesungguhnya. Laporan ini dibagi
menurut pekerjaan utama berdasarkan kontrak yang tersusun dalam Lingkup
Kontrak. Laporan tersebut harus berisi hal-hal sebagai berikut :
a. Kemajuan pekerjaan selama satu periode pelaporan, yaitu pekerjaan yang telah
selesai dan yang sedang dikerjakan berikut dengan tanggal mulai, tanggal
penyelesaian dan tanggal perkiraan penyelesaian.
b. Pekerjaan-pekerjaan yang direncanakan akan dimulai untuk 2 masa pelaporan
yang akan datang berikut dengan perkiraan tanggal rencana mulai.
c. Uraian singkat mengenai kemajuan kontrak dan penjelasan dari setiap
perubahan-perubahan dari rencana kontrak serta perkiraan dampak perubahan
tersebut berikut tindakan perbaikan yang diusulkan.
d. Daftar alat yang digunakan di tempat pekerjaan selama masa pelaporan dan
daftar alat yang belum/tidak digunakan selama masa pelaporan.
e. Jumlah keseluruhan tenaga kerja yang sebenarnya dipekerjakan di tempat
pekerjaan selama masa pelaporan, yang dirinci atas jumlah karyawan di kantor,
pengawas dan pekerja kasar.
f. Perkiraan jumlah tenaga kerja dan alat yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan yang sedang berlangsung dan direncanakan.
g. Laporan penerimaan bahan-bahan yang berisi tentang bahan yang diterima di
tempat pekerjaan, bahan yang seharusnya diterima tetapi belum masuk selama
periode pelaporan, dan perkiraan pengiriman bahan-bahan untuk setiap
bulannya sampai pekerjaan selesai.
h. Daftar pengujian dan pemeriksaan bahan dan alat yang dipasang untuk
pekerjaan permanen.
i. Ikhtisar laporan atas semua aspek Program Keselamatan Kontraktor yang
mencakup semua jenis kecelakaan dan jumlah jam kerja hilang karena
kecelakaan termasuk sub kontraktor.
j. Foto-foto yang menunjukkan kemajuan pekerjaan, minimal 8 (delapan) buah.
k. Grafik kemajuan fisik dan keuangan baik yang direncanakan maupun
realisasinya.
1-8
1.14 DAFTAR ALAT
Kontraktor harus menyediakan dan bertanggung jawab atas daftar alat sebagai
bagian dari persyaratan kontrak untuk pemasangan oleh Kontraktor, Sub
Kontraktornya atau tenaga ahli teknis pemasangan yang mewakili pabrikan.
Kontraktor harus mencantumkan nomor katalog milik pabrikan, nomor, nomor-nomor
bagian, nomor model, gaya, jenis, tariff dan setiap identifikasi lainnya yang diminta
untuk memudahkan identifikasi komponen alat.
1-9
tidak boleh diganti. Setiap kerusakan pada lapisan pelindung atau penutup
harus segera diganti/diperbaiki. Bagian tertentu mungkin harus dicat kembali
pada selang yang teratur, hal-hal ini akan dicantumkan dalam Dokumen
Kontrak atau Dokumen yang menyertai barang-barang.
d. Pembukaan setiap peti yang berisi peralatan yang mudah pecah, alat elektronik,
meteran-meteran, pengontrol, dan lain-lain harus di dalam gudang dan dibawah
pengawasan mekanik yang ahli atau kepala tukang yang dapat diandalkan serta
dihadiri pihak berwenang yang ditunjuk oleh Direksi. Peralatan tersebut harus
ditangani secara hati-hati.
1 - 10
1.20 PERATURAN / PERSYARATAN TEKNIK YANG MENGIKAT
1.20.1 Peraturan Teknik Yang Dikeluarkan/Ditetapkan Oleh Pemerintah RI
Apabila tidak disebutkan lain dalam RKS dan Gambar Rencana maka
berlaku mengikat peraturan-peraturan di bawah ini :
a. Peraturan Pelaksanaan Bahan-bahan bangunan (PUPB NI-3/56)
b. Peraturan Beton Indonesia PBI 1971/1989
c. Peraturan Umum Bahan Indonesia (PUBI 1982)
d. Peraturan Perburuhan di Indonesia (tentang Pengerahan Tenaga
Kerja)
e. Peraturan-peraturan Pemerintah / Perda setempat
1 - 11
DIVISI-2
SYARAT – SYARAT
TEKNIK DERMAGA
2-1
pabrik atau supplier, Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi
untuk mendapatkan persetujuan, hasil uji, data dan informasi iainnya
sehubungan dengan sifat-sifat fisik dan kimiawi serta mutu agregat yang
akan dibeli dan dipakai sekurang-kurangnya tiga puluh (15) hari sebelum
agregat itu digunakan.
4. Semua biaya yang timbul dari pembuatan atau pembelian agregat beton
harus sudah dimasukkan dalam harga satuan dalam kontrak per meter
kubik yang disebutkan pada masing-masing item untuk beton dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.
2.1.4. Material
Semen
1. Semen yang dipakai harus memenuhi Sll 0013-77 yang tahan
terhadap sulfat dan harus ditegaskan dengan ASTM C-150 tipe V untuk
bangunan disekitar laut atau tipe Iainnya yang telah melalui penelitian
dan disetujui digunakan oleh Direksi. Semen tipe I menurut ASTM C
150 untuk struktur dan bangunan di darat.
2. Semen yang menggumpal tidak boleh dipakai.
3. Zak semen disimpan, ditutup dan diletakkan di atas rak dan tidak boleh
berhubungan langsung dengan tanah, dan ditimbun tidak lebih dari 2 m.
Agregat
1. Istilah agregat kasar dipakai untuk agregat dengan ukuran minimum lima
(5) mm dan di proyek ini untuk pekerjaan beton diperlukan agregat kasar
dengan ukuran berkisar dari lima (5) mm sampai dengan dua puluh lima
(25) mm.
2. Agregat kasar terbuat dari batu pecan (crush stone) yang dihasilkan oleh
pabrik pemecah batu dari bahan dasar batu kali atau gunung.
3. Agregat kasar harus bersih, keras, tawar (tidak asin), tidak rapuh, bentuk
tajam, padat, tidak berselaput, merupakan pecahan batu yang tahan
lama serta bebas dari batu-batu pipih, panjang serta tidak mengandung
bahan organis dan bahan jelek lainnya.
4. Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran maksimum seperti
diperlukan untuk bermacam-macam Was beton sesuai dengan PBI
1971.N.1.2.
5. Agregat kasar akan ditolak bila:
Kehilangan berat saat menggunakan grading A dalam Los Angeles
abrasion test, melebihi sepuluh persen (10%) tehadap berat pada
seratus (100) putaran atau empat puluh persen (40%) terhadap pada
lima ratus (500) putaran . (ASTM C.131)
Kehilangan berat agregat bila dikerjakan dengan lima (5) putaran
"sodium sulphate" untuk "soundness" adalah lebih dari dua belas
persen (12%) terhadap berat. (ASTM C.88)
Total presentasi terhadap berat dari butir yang bentuknya pipih dan
lonjong tidak melebihi empat puluh persen (40%). Bentuk butir pipih
dan lonjong apabila mempunyai ukuran sisi maksimum melebihi tiga
(3) kali ukuran sisi minimumnya.
6. Agregat kasar harus dihasilkan dari ayakan getar yang dipasang di mesin
pemecah batu, atau sesuai pilihan Kontraktor, dimana ayakannya biasa
dipasang ditanah dekat mesin pemecah batu.
2-2
7. Pemisahan agregat kasar dilakukan sesuai dengan ayakan ASTM E.11
dan cara kerja ASTM C.136 dan harus memenuhi persyaratan-
persyaratan berikut:
Ukuran ayakan
Prosentasi dengan Bobot yang lolos untuk setiap
ASTM Standar
ukuran ayakan
Luas Lubang
Ayakan No. 4 s.d 0.75 in 0.75 s.d 1.50 in 1.50 s.d 3 in
4 in - - 100
3 in - 100 90-100
2 in - 90-100 20-45
1.5 in - 20-45 0-10
8. 1Pin 100 0-10 0-5
0.75
e in 90-100 0-5 -
3/8
n in 30-55 - -
No. 4 a(3/16 in) 0-5 - -
n
g
a
nan dan penyimpanan agregat kasar harus sedemikian rupa sehingga
segregasi atau masuknya benda-benda asing kedalam bahan agregat
tidak terjadi. Direksi bisa meminta agregat kasar harus disimpan di
landasan terpisah yang memadai.
9. Agregat yang tidak memenuhi spesifikasi teknik, namun bisa dibuktikan
dengan uji khusus bahwa agregat tersebut menghasilkan kekuatan beton
yang dikehendaki, bisa digunakan asal diperoleh ijin dari direksi. Agregat
tidak mengandung alkali reaktif. Algregat harus diuji dengan standar B
55835/SII 0455-81.
10. Istilah agregat halus berarti agregat yang mempunyai ukuran maksimum
lima (5) mm dan bahannya bersifat keras.
11. Agregat halus harus bersih, keras, kuat, padat, tahan air, tidak berlapis-
lapis, dan harus bersih dari debu, tidak bergumpal, tidak lunak, tidak
keropos, tidak pipih, tidak alkali, tidak ada bahan organik atau bahan lain
yang rapuh. Tidak boleh mengandung lebih dari tig a persen (3%) bahan
yang lolos saringan 0,088 mm atau ayakan No. 200 dengan pencucian
atau tidak boleh lebih satu persen (1%) lempung atau satu persen (1%)
bahan lunak. Menggunakan pasir dari pantai laut tidak diijinkan tanpa
persetujuan dari Direksi.
12. Untuk beton yang expose tidak boleh menggunakan agregat halus yang
menyebabkan perubahan warna pada permukaan warna pada
permukaan beton.
13. Agregat halus diuji terhadap "sodium sulphate soundness" sesuai
dengan JIS A 1122 atau SNI 1750-90-A untuk lima (5) putaran dan harus
menunjukkan kehilangan maksimum tidak boleh lebih dari sepuluh
persen (10%).
14. Agregat halus serba merata gradasinya dan bila diuji sesuai PBI 1971
N.1.2 hasilnya sebagai berikut:
■ sebagai aggregat halus bila kurang dari dua persen (2%) terhadap
2-3
berat tertahan pada ayakan 4 mm.
■ sebagai agregat halus bila kurang dari ssepuluh persen (10%)
terhadap berat tertahan pada ayakan 1 mm.
■ sebagai agregat halus bila delapan puluh persen (80%) sampai
sembilan puluh lima persen (95%) terhadap berat tertahan ayakan
0,25 mm atau yang setara dari tabel sebagai berikut:
■
15. Modulus kehalusan dari agregat halus bekisar antara 2.5 sampai 3.3.
Presentasi dari bahan yang merugikan agregat halus tidak boleh lebih
dari nilai-nilai berikut:
2.1.5. Air
1. Air untuk adukan beton dan mortar serta air untuk mencuci agregat harus
disediakan oleh Kontraktor sesuai dengan sub-pasal 7.3.4 dari
Spesifikasi Umum dan harus mendapat persetujuan dari Direksi.
2. Air yang digunakan untuk beton harus bebas dari minyak, asam, garam,
alkali, bahan organis dan bahan jelek lainnya. Mutu air adukan harus
sesuai dengan Standar AASHTO T 26 (Standart Method of Test for
Quality of to be used in concrete). Bila diminta oleh Direksi contoh air
harus diambil dari tempat yang diusulkan dan dibandingkan dengan air
dari PDAM. Perbandingan air untuk campuran harus dibuat dengan
2-4
pengujian standar semen guna mengetahui ketelitian, waktu ikat serta
kekuatan mortar beton. Indikasi ketidak telitian, perbedaan waktu ikat
sampai kurang lebih tiga puluh (30) menit ataupun perbedaan kekuatan
mortar sampai kurang lebih sepuluh persen (10%) dibanding dengan
beton yang mengunakan air PDAM, cukup untuk dipakai sebagai alas an
untuk menolak penggunaan air yang bersangkutan.
3. Semua biaya yang timbul dari pengujian dan pemakaian air yang
digunakan untuk adukan beton dan mortar serta pencucian agregat harus
sudah termasuk dalam harga masing-masing item satuan kontrak
permeter kubik untuk beton maupun mortar seperti yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
2.1.7. Tulangan
2-5
1. Tulangan harus memenuhi standard dan dimensi yang tertera dalam
gambar. Tulangan adalah baja deform (ulir) atau polos yang mutunya harus
memenuhi tegangan tarik karakteristik minimum 2780 kg/cm2 (di periksa
dengan standar Sll, BS 4449 atau BS 4461).
2. Tidak diperkenankan tulangan diikat dengan las kecuali terdapat petunjuk
pada gambar rencana atau atas ijin direksi. Deformasi ,las harus
memenuhi BS 4483.
3. Tulangan hendaknya disimpan di rak di atas tanah dan didukung
sepanjang tulangan hingga tidak bengkok.
4. Tulangan harus terlindungi dari hujan kelembaban udara dan sebagainya,
dan karat-karat harus dibersihkan dan memenuhi criteria Sll 0136-84.
2-6
5. Jumlah benda uji sekurang-kurangnya mengikuti ketentuan dalam PBI 71 sub
bab 4.6.
6. Komposisi campuran yang digunakan adalah komposisi finai yang ditetapkan
oleh direksi berdasarkan hasil uji kuat tekan campuran percobaan tersebut.
7. Semua beton harus memenuhi CP 110 BS 1881 atau PBI 71. Ketika beton
dicor pada kondisi cuaca panas, maka perlu dilakukan tindakan preventif agar
tidak terjadi retak. Pengecoran pada cuaca panas harus memenuhi CP 110 atau
PBI 71.
8. Beton harus dicampur dengan mesin pencampur hingga campuran material
merata.
9. Semua bahan beton hendaknya dicampur secara mekanis dengan takaran
komposisi menggunakan ukuran berat.
10. Dalam melaksanakan pembuatan campuran, moisture agregat khususnya
agregat halus harus selalu dikontrol untuk menghindari pemberian air campuran
yang beriebih dari perbandingan factor air semen rencana.
11. Kekentalan campuran beton harus diuji dengan slump test sebagaimana
diatur dalam PBI; Sll dan ASTM. Untuk beton tanpa bahan tambah ditetapkan
nilai slump test tidak boleh melebihi 7 cm, dan jika menggunakan bahan
tambah water reducing entrainmet dapat diperkenankan 12 cm.
12. Untuk mengontrol kuat tekan beton memenuhi spesifikasi, Kontraktor harus
mengadakan pembuatan sample uji kubus 15x15 cm atau silinder diameter
15 cm dan pengujian kuat tekan di laboratorium untuk umur beton 7, 14 dan
28 hari.
13. Frekuensi pelaksanaan slump test, pembuatan dan pengujian serta jumlah
benda uji selama pelaksanaan pengecoran harus mengikuti ketentuan yang
tertuang dalam PBI 71 dan/atau Sll 84.
14. Pada pengecoran pada daerah sempit dilakukan dengan mempertimbangkan
kedalaman, jika diarahkan oleh direksi, bisa dilakukan dengan membuka sisi
bekisting sementara dengan lebih dulu memberikan kesempatan beton untuk
mengering dan konsolidasi.
15. Pengecoran beton pada bekisting dengan ujung siku-siku, tekukan, baut,
angkur baja, baut konektor, pipa, celah lobang, sasis atau segala
sesuatu yang akan terpasang pada saat pengecoran, pengecoran harus
sampai selesai dan tidak boleh ada penghentian pengecoran jika tidak ada
ijin dari direksi secara tertulis. 16. Kontraktor dalam pelaksanaan pengecoran
senantiasa menginformasikan jadwal pelaksanaan terutama pada item
pekerjaan pengecoran seperti di atas.
2.1.10. Bekisting
1. Bekisting untuk beton pracetak hanya dapat digunakan setelah mendapatkan
persetujuan dari direksi pada shop drawing yang diajukan Kontraktor.
2. Kekuatan bekisting dan perancahnya harus melalui perhitungan oleh
kontraktor untuk menghindari lendutan-lendutan dan bocoran-bocoran yang
dapat terjadi selama penempatan campuran ke dalamnya. Rancangan
tersebut dilampirkan pada surat permohonan ijin pelaksanaan pengecoran.
3. Semua bekisting didukung oleh perancah yang rremadai dan diberi pengaku
untuk menahan defleksi yang berlebihan atau gerakan akibat dari berat
sendiri struktur dan akibat pergerakan pekerja pelaksanan pengecoran di
2-7
atasnya.
4. Semua bekisting dibuat agar beton yang dihasilkan memperoleh ukuran yang
tepat, halus dan menghindari dari cacat-cacat lainnya apabila permukaan
beton di ekspos. Sambungan panel pada bekisting dirancang dengan pola
baku seperti ditunjukkan dalam gambar shop drawing.
5. Tidak boleh terjadi defleksi yang melebihi defleksi maksimum yang
disyaratkan dalam standar BS dan ASTM atau menurut pendapat direksi.
6. Setiap bagian dari bekisting beton tidak diperbolehkan bergeser selama 1
minggu setelah pengecoran kecuali jika ada pendapat lain dari direksi atas
permintaan Kontraktor.
7. Sebelum pelaksanaan pengecoran, bekisting harus dalam kondisi bersih,
bekisting hendaknya dibersihkan untuk menghindari terjadinya karat-karat
pada baja beton, di lapisi oleh lapisan yang dapat menimbulkan adhesi kecil
sesuai dengan arahan direksi.
2-8
Truk Pengaduk Beton
Kecepatan mengaduk dari drum harus diantara dua (2) sampai empat
(4) putaran permenit. Isi campuran beton didalam drum harus tidak
melebihi kapasitas yang ditetapkan oleh pabrik atau tidak melebihi tujuh
puluh persen (70 %) dari isi penuh drum. Atas persetujuan Direksi truk-
pengaduk bisa digunakan aatau dipakai untuk mmenggantikan truk-
pengaduk saat pengangkutan beton. Interval antara dimasukkannya air
ke dalam dmm dan pengeluaran akhir dari beton dari pengaduk harus
tidak melebihi satu (1) jam. Selama dalam interval ini, campuran harus
diaduk terns menerus dengan kecepatan seperti diatas.
Truk Biasa (Non-Agitasi)
1. Badan truk biasa non-agitasi harus halus dan kedap air. Untuk
melindungi tehadap hujan, maka harus diberi tutup. Truk non-
agitasi harus mengeluarkan campuran beton ke lokasi pekerjaan
sebagai adukan yang merata dan teraduk sempurna.
2. Adukan yang merata akan dapat dianggap memuaskan, bila contoh
dari bagian satu dan bagian lainnya dari bahan-campuran
mempunyai "slump" yang tidak berbeda melebihi dua puluh lima
(25) mm. Pengecoran beton harus selesai dalam satu (1) jam
sesudah memasukkan air kedalam semen dan agregat.
3. Dalam keadaan yang tertentu untuk mempercepat pengerasan
beton, atau bila suhu udara tiga puluh derajat celcius (300C) atau
lebih, batas waktu pengeluaran beton harus kurang dari satu (1)
jam.
Corong Luncuran
Umumnya pengecoran beton dengan corong-luncuran ("chute") tidak
diijinkan kecuali mendapatkan persetujuan dari Direksi. Bila disetujui,
"chute” / corong harus mempunyai penampang yang pojoknya bulat dan
harus mempunyai kemiringan yang tetap, sehingga beton dapat
meluncur tanpa segregasi. Bagian-bawah harus diberi sebuah alat-
penuntun atau "drop-chute" atau alat-penuntun dan corong yang tidak
melebihi satu setengah (1,5) meter tingginya untuk mencegah
segregasi saat jatuhnya campuran beton. "Chute" atau corong luncuran
harus dihndungi dari smar matahari langsung.
Pompa Beton dan Peralatan Pengecoran
Sebelum mulai memompa atau "placer", kira-kira satu (1) m3 mortar
dengan perbandingan air, bahan campuran tambahan, semen dan
agregat-halus sesuai dengan yang direncanakan untuk adukan beton
biasa, harus dicoba untuk dilewatkan melalui selang pompa. Selang
pompa diusahakan harus dipasang selurus mungkin.
Ban Berjalan ("Belt Conveyor")
1. Tidak boleh mengangkut adukan beton dengan alat atau beban ban
berjalan ("belt conveyor"), kecuali mendapat persetujuan dari
Direksi. Jika diijinkan alat ban-berjalan harus digunakan dengan
syarat-syarat bahwa alat harus dilindungi dari hujan, angin dan
sinar matahari, dan suatu corong-khusus dengan "chute" tegak
harus dipasang diujung masing-masing alat ban berjalan untuk
membatasi jatuhnya beton yang akan dicor dengan tinggi-jatuh
2-9
campuran beton maksimal satu setengah (1,5) m.
2. Perincian lengkap tentang katalog dari pabrik, cetak biru dan
sebagainya untuk masing-masing tipe dari alat-alat diatas harus
diserahkan ke Direksi. Semua alat-alat itu harus dioperasikan dan
dipelihara sesuai dengan buku-petunjuk dari pabrik.
3. Alat tipe lain dari yang disebut diatas harus mendapat persetujuan
dari Direksi sekurang-kurangnya tiga puluh (30) hari sebelum
digunakan.
2-10
syarat dengan teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan
semua ketentuan tersebut didalam spesifikasi ini.
2-11
tarik semacam ini harus dari jenis dan diameter yang sama dengan pipa
yang permanen dan harus dilaksanakan di lokasi pipa permanen
tersebut. Tiang dan selongsong pipa yang dinding-dindingnya tidak
mempunyai kekuatan yang cukup untuk menahan beban percobaan bila
dalam keadaan kosong, harus diberi penulangan yang diperlukan dan
beton yang dicor sebelum dilakukan pembebanan. Beban-beban untuk
pengujian pembebanan tidak boleh diberikan sampai beton memcapai
kuat tekan minimum 95 % dari kuat tekan beton berumur 28 hari.
Bilamana Kontraktor menghendaki lain, Kontraktor dapat menggunakan
semen dengan kekuatan awal yang tinggi (high-early-strength-cement),
jenis III atau IIIA untuk beton dalam tiang pengujian pembebanan dan
untuk tiang tarik.
Peralatan yang disetujui dan cocok untuk mengukur beban tiang dan
penurunan tiang pancang dengan akurat dalam setiap peningkatan
beban harus disediakan oleh Kontraktor.
Peralatan tersebut harus mempunyai kapasitas kerja tiga kali beban
rancangan untuk tiang yang akan diuji yang ditunjukkan dalam Gambar.
Titik referensi untuk mengukur penurunan (settlement) tiang pancang
harus dipindahkan dari tiang uji untuk menghindari semua kemungkinan
gangguan yang akan terjadi. Semua penurunan tiang pancang yang
dibebani harus diukur dengan peralatan yang memadai, seperti alat
pengukur (gauges) tekanan, dan harus diperiksa dengan alat pengukur
elevasi.
Peningkatan lendutan akan dibaca segera setelah setiap penambahan
beban diberikan dan setiap interval 15 menit setelah penambahan
beban tersebut. Beban yang aman dan diijinkan adalah 50 % beban
yang telah diberikan selama 48 jam secara terus menerus
menyebabkan penurunan tetap (permanent settlement) tidak lebih dari
6,5 mm yang diukur pada puncak tiang. Beban pengujian harus dua kali
beban rancangan yang ditunjukkan dalam Gambar.
Beban pertama yang harus diberikan pada tiang percobaan adalah
beban rancangan tiang pancang. Beban pada tiang pancang dinaikkan
sampai mencapai dua kali beban rancangan dengan interval tiga kali
penambahan beban yang sama. Setiap penambahan beban harus
dalam interval waktu minimum 2 jam, kecuali jika tidak terdapat
penambahan penurunan kurang dari 0,12 mm dalam interval waktu 15
menit akibat penambahan beban sebelumnya. Bilamana kekuatan tiang
uji untuk mendukung beban pengujian diragukan, penambahan beban
harus dikurangi sampai 50 % masing-masing beban pengujian, sesuai
dengan perintah Direksi Pekerjaan agar kurva keruntuhan yang halus
dapat digambar. Beban pengujian penuh harus dipertahankan pada
tiang uji dalam waktu tidak kurang dari 48 jam. Kemudian beban
ditiadakan dan penurunan permanen dibaca. Bilamana diminta oleh
Direksi Pekerjaan, pembebanan diteruskan melebihi 2 kali beban
rancangan dengan penambahan beban setiap kali 10 ton sampai tiang
runtuh atau kapasitas peralatan pembebanan ini dilampaui. Tiang
pancang dapat dianggap runtuh bila penurunan total akibat beban
melebihi 2,5 cm atau penurunan permanen melebihi 6,5 mm.
2-12
Setelah pengujian pembebanan selesai dilaksanakan, beban-beban
yang digunakan harus disingkirkan, dan tiang pancang, termasuk tiang
tarik dapat digunakan untuk struktur bilamana oleh Direksi Pekerjaan
dianggap masih memenuhi ketentuan untuk digunakan. Tiang uji yang
tidak dibebani harus digunakan seperti di atas. Jika setiap tiang pancang
setelah digunakan sebagai tiang uji atau tiang tarik dianggap tidak
memenuhi ketentuan untuk digunakan dalam struktur, harus segera
disingkirkan bilamana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, atau harus
dipotong sampai di bawah permukaan tanah atau dasar pondasi
telapak, mana yang dapat dilaksanakan.
Jumlah dan lokasi tiang uji untuk pengujian pembebanan akan
ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Untuk tiang dengan diameter lebih
dari 600 mm jumlah ini tidak boleh kurang dari satu dan tidak lebih dari
tiga untuk setiap jembatan, untuk tiang dengan diameter kurang dari dan
sampai dengan 600 mm jumlah tiang tidak boleh kurang dari satu untuk
setiap 30 tiang.
Kontraktor harus membuat laporan untuk setiap pengujian
pembebanan. Laporan ini harus meliputi dokumen-dokumen berikut ini :
Denah pondasi
Lapisan (stratifikasi) tanah
Kurva kalibrasi alat pengukur tekanan
Gambar diameter piston dongkrak
Grafik pengujian dengan absis untuk beban dalam ton dan ordinat
untuk penurunan (settlement) dalam desimal mm.
Tabel yang menunjukkan pembacaan alat pengukur tekanan dalam
atmosfir, beban dalam ton, penurunan dan penurunan rata-rata
dimana semua itu merupakan fungsi dari waktu (tanggal dan jam).
Bilamana kapasitas daya dukung yang aman dari setiap tiang pancang,
diketahui kurang dari beban rancangan, maka tiang pancang harus
diperpanjang atau diperbanyak sesuai dengan yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan.
4) Pekerjaan seksi lain yang berhubungan dengan seksi ini
a) Beton
b) Baja Tulangan
5) Jaminan Mutu
Mutu bahan yang dipasok, kecakapan kerja dan hasil penyelesaian
harus dipantau dan dikendalikan seperti yang ditetapkan dalam Standar
Rujukan dalam dari Spesifikasi ini.
6) Toleransi
a) Lokasi Kepala Tiang Pancang
Tiang pancang harus ditempatkan sebagaimana yang ditunjukkan
dalam Gambar. Penggeseran lateral kepala tiang pancang dari
posisi yang ditentukan tidak boleh melampaui 75 mm dalam segala
arah.
b) Kemiringan Tiang Pancang
Penyimpangan arah vertikal atau kemiringan yang disyaratkan tidak
boleh lebih melampaui 20 mm per meter (yaitu 1 dalam 50).
c) Kelengkungan (Bow)
2-13
Kelengkungan lateral tiang pancang Pipa baja tidak boleh
melampaui 0,0007 dari panjang total tiang pancang.
7) Standar Rujukan
AASHTO M133 – 86 : Preservatives and Pressure Treatment
Process for Timber
AASHTO M168 – 84 : Wood Products
AASHTO M183 – 90 : Structural Steel
AASHTO M202 – 90 : Steel Sheet Piling
ASTM A252 : Steel Pipe
8) Pengajuan Kesiapan Kerja
Sebelum memulai suatu pekerjaan pemancangan, Kontraktor harus
mengajukan kepada Direksi Pekerjaan hal-hal sebagai berikut :
Program yang terinci untuk pekerjaan pemancangan.
Rincian metode yang diusulkan untuk pemancangan atau
penurunan tiang ber-sama dengan peralatan yang akan digunakan.
Perhitungan rancangan, termasuk rumus penumbukan, yang
menunjukkan kapasitas tiang pancang bilamana penumbukan
menggunakan peralatan yang diusul-kan oleh Kontraktor.
Usulan untuk pengujian pembebanan tiang pancang. Usulan ini
mencakup metode pemberian beban, pengukuran beban dan
penurunan serta penyajian data yang diusulkan.
Persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan untuk pengajuan tersebut di
atas harus diperoleh terlebih dahulu sebelum memulai setiap pekerjaan
pemancangan.
9) Penyimpanan dan Perlindungan Bahan
Semen, agregat dan baja tulangan harus disimpan sebagaimana yang
disyaratkan dalam Spesifikasi ini. Unit-unit beton bertulang atau
pratekan dan unit-unit baja harus ditempatkan bebas dari kontak
langsung dengan permukaan tanah dan ditempatkan pada penyangga
kayu di atas tanah keras yang tidak akan turun baik musin hujan
maupun kemarau, akibat beban dari unit-unit tersebut. Bilamana unit-
unit tersebut disusun dalam lapisan-lapisan, maka tidak melebihi dari 3
lapisan dengan penyangga kayu dipasang di antara tiap lapisan.
Penyangga untuk setiap lapisan harus dipasang di atas lapisan yang
terdahulu. Untuk gelagar dan tiang pancang, penyangga harus dipasang
pada jarak tidak lebih dari 20 % dari ukuran panjang unit, yang diukur
dari setiap ujung.
10) Mutu Pekerjaan dan perbaikan atas pekerjaan yang tidak memenuhi
ketentuan
Bilamana toleransi yang diberikan telah dilampaui, maka Kontraktor
harus menyelesaikan setiap langkah perbaikan yang dianggap perlu
oleh Direksi Pekerjaan dengan biaya sendiri.
Setiap tiang pancang yang rusak akibat cacat dalam (internal) atau
pemancangan tidak sebagaimana mestinya, dipancang keluar dari
lokasi yang semestinya atau dipancang di bawah elevasi yang
ditunjukkan dalam Gambar atau ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan,
harus diperbaiki atas biaya Kontraktor.
2-14
Pekerjaan perbaikan, seperti yang telah ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan dan dikerjakan atas biaya Kontraktor, akan mencakup, tetapi
tidak perlu dibatasi berikut ini :
i. Penarikan kembali tiang pancang yang rusak dan penggantian
dengan tiang panjang baru atau lebih panjang, sesuai dengan yang
diperlukan.
ii. Pemancangan tiang panjang kedua sepanjang sisi tiang pancang
yang cacat atau pendek. Perpanjangan tiang pancang dengan cara
penyambungan, seperti yang telah disyaratkan di bagian lain dari
Seksi ini, untuk memungkinkan penempatan kepala tiang pancang
yang sebagaimana mestinya dalam pur (pile cap).
2.2.2. Bahan
Bahan-bahan tiang yang akan dipakai pada pekerjaan ini harus sesuai
dengan persyaratan-persyaratan berikut:
a. Dimensi/Ukuran-ukuran :
Jenis tiang yang dipakai adalah tiang beton precast prestress
dengan ukuran bulat diameter 400 mm, seperti ditunjukkan pada
gambar-gambar struktur.
b. Beton Mutu beton minimum yang dipakai adalah K-500 Kg/cm2 ,
yang harus sudah dicapai pada waktu pemancangan.
c. Penulangan :
Mutu Baja tulangan utama (BJTD) U -39, dengan dimens i
tulangan sesuai dengan spesif ikasi pabrik yang telah
melalui uji kekuatan pancang .
2-15
Pekerjaan atau wakilnya.
Tiang pancang harus dipancang sampai penetrasi maksimum atau
penetrasi tertentu, sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan, atau ditentukan dengan pengujian pembebanan sampai
mencapai kedalaman penetrasi akibat beban pengujian tidak kurang
dari dua kali beban yang dirancang, yang diberikan menerus untuk
sekurang-kurangnya 60 mm. Dalam hal tersebut, posisi akhir kepala
tiang pancang tidak boleh lebih tinggi dari yang ditunjukkan dalam
Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
setelah pemancangan tiang pancang uji. Posisi tersebut dapat lebih
tinggi jika disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Bilamana ketentuan rancangan tidak dapat dipenuhi, maka Direksi
Pekerjaan dapat memerintahkan untuk menambah jumlah tiang
pancang dalam kelompok tersebut sehingga beban yang dapat
didukung setiap tiang pancang tidak melampaui kapasitas daya dukung
yang aman, atau Direksi Pekerjaan dapat mengubah rancangan
bangunan bawah jembatan bilamana dianggap perlu.
Alat pancang yang digunakan dapat dari jenis gravitasi, uap atau diesel.
Untuk tiang pancang beton, umumnya digunakan jenis uap atau diesel.
Berat palu pada jenis gravitasi sebaiknya tidak kurang dari jumlah berat
tiang beserta topi pancangnya, tetapi sama sekali tidak boleh kurang
dari setengah jumlah berat tiang beserta topi pancangnya, dan minimum
2 ton untuk tiang pancang beton. Untuk tiang pancang baja, berat palu
harus dua kali berat tiang beserta topi pancangnya.
Tinggi jatuh palu tidak boleh melampaui 2,5 meter atau sebagaimana
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Alat pancang dengan jenis
gravitasi, uap atau diesel yang disetujui, harus mampu memasukkan
tiang pancang tidak kurang dari 3 mm untuk setiap pukulan pada 15 cm
dari akhir pemancangan dengan daya dukung yang diinginkan
sebagaimana yang ditentukan dari rumus pemancangan yang disetujui,
yang digunakan oleh Kontraktor. Enerji total alat pancang tidak boleh
kurang dari 970 kgm per pukulan, kecuali untuk tiang pancang beton
sebagaimana disyaratkan di bawah ini.
Alat pancang uap, angin atau diesel yang dipakai memancang tiang
pancang beton harus mempunyai enerji per pukulan, untuk setiap
gerakan penuh dari pistonnya tidak kurang dari 635 kgm untuk setiap
meter kubik beton tiang pancang tersebut.
Penumbukan dengan gerakan tunggal (single acting) atau palu yang
dijatuhkan harus dibatasi sampai 1,2 meter dan lebih baik 1 meter.
Penumbukan dengan tinggi jatuh yang lebih kecil harus digunakan
bilamana terdapat kerusakan pada tiang pancang. Contoh-contoh
berikut ini adalah kondisi yang dimaksud :
Bilamana terdapat lapisan tanah keras dekat permukaan tanah
yang harus ditembus pada saat awal pemancangan untuk tiang
pancang yang panjang.
Bilamana terdapat lapisan tanah lunak yang dalam sedemikian
hingga penetrasi yang dalam terjadi pada setiap penumbukan.
Bilamana tiang pancang diperkirakan sekonyong-konyongnya akan
2-16
mendapat penolakan akibat batu atau tanah yang benar-benar tak
dapat ditembus lainnya.
Bilamana serangkaian penumbukan tiang pancang untuk 10 kali
pukulan terakhir telah mencapai hasil yang memenuhi ketentuan,
penumbukan ulangan harus dilaksanakan dengan hati-hati, dan
pemancangan yang terus menerus setelah tiang pancang hampir
berhenti penetrasi harus dicegah, terutama jika digunakan palu
berukuran sedang. Suatu catatan pemancangan yang lengkap harus
dilakukan sesuai dengan Spesifikasi ini
Setiap perubahan yang mendadak dari kecepatan penetrasi yang tidak
dapat dianggap sebagai perubahan biasa dari sifat alamiah tanah harus
dicatat dan penyebabnya harus dapat diketahui, bila memungkinkan,
sebelum pemancangan dilanjutkan.
Tidak diperkenankan memancang tiang pancang dalam jarak 6 m dari
beton yang berumur kurang dari 7 hari. Bilamana pemancangan dengan
menggunakan palu yang memenuhi ketentuan minimum, tidak dapat
memenuhi Spesifikasi, maka Kontraktor harus menyediakan palu yang
lebih besar dan/atau menggunakan water jet atas biaya sendiri.
2) Penghantar Tiang Pancang (Leads)
Penghantar tiang pancang harus dibuat sedemikian hingga dapat
memberikan kebebasan bergerak untuk palu dan penghantar ini harus
diperkaku dengan tali atau palang yang kaku agar dapat memegang
tiang pancang selama pemancangan. Kecuali jika tiang pancang
dipancang dalam air, penghantar tiang pancang, sebaiknya mempunyai
panjang yang cukup sehingga penggunaan bantalan topi tiang pancang
panjang tidak diperlukan. Penghantar tiang pancang miring sebaiknya
digunakan untuk pemancangan tiang pancang miring.
3) Tiang Pancang Yang Naik
Bilamana tiang pancang mungkin naik akibat naiknya dasar tanah,
maka elevasi kepala tiang pancang harus diukur dalam interval waktu
dimana tiang pancang yang berdekatan sedang dipancang. Tiang
pancang yang naik sebagai akibat pemancangan tiang pancang yang
berdekatan, harus dipancang kembali sampai kedalaman atau
ketahanan semula, kecuali jika pengujian pemancangan kembali pada
tiang pancang yang berdekatan menunjukkan bahwa pemancangan
ulang ini tidak diperlukan.
4) Tiang Pancang Yang Cacat
Prosedur pemancangan tidak mengijinkan tiang pancang mengalami
tegangan yang berlebihan sehingga dapat mengakibatkan
pengelupasan dan pecahnya beton, pembelahan, pecahnya dan
kerusakan kayu, atau deformasi baja. Manipulasi tiang pancang dengan
memaksa tiang pancang kembali ke posisi yang sebagaimana mestinya,
menurut pendapat Direksi Pekerjaan, adalah keterlaluan, dan tak akan
diijinkan. Tiang pancang yang cacat harus diperbaiki atas biaya
Kontraktor sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 7.6.1.(10) dan
sebagaimana yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Bilamana pemancangan ulang untuk mengembalikan ke posisi semula
tidak memungkinkan, tiang pancang harus dipancang sedekat mungkin
2-17
dengan posisi semula, atau tiang pancang tambahan harus dipancang
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
5) Catatan Pemancangan (Kalendering)
Sebuah catatan yang detil dan akurat tentang pemancangan harus
disimpan oleh Direksi Pekerjaan dan Kontraktor harus membantu
Direksi Pekerjaan dalam menyimpan catatan ini yang meliputi berikut ini
: jumlah tiang pancang, posisi, jenis, ukuran, panjang aktual, tanggal
pemancangan, panjang dalam pondasi telapak, penetrasi pada saat
penumbukan terakhir, enerji pukulan palu, panjang perpanjangan,
panjang pemotongan dan panjang akhir yang dapat dibayar.
6) Rumus Dinamis Untuk Kapasitas Tiang Pancang
Kapasitas daya dukung tiang pancang harus diperkirakan dengan
menggunakan rumus dinamis (Hiley). Kontraktor dapat mengajukan
rumus lain untuk mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan
e f WH W n 2W p
Pu
C1 C 2 C3 W P
S
2
Dimana:
Pu : Kapasitas daya dukung batas (cm)
Pa : Kapasitas daya dukung yang diijinkan (ton)
ef ; Efisiensi palu
ef= 1,00 untuk palu diesel
ef= 0,75 untuk palu yang dijatuhkan dengan tali dan gesekan
katrol
W : Berat palu atau ram (ton)
Wp : Berat tiang pancang (ton)
n : Koefisien restitusi
n= 0,25 untuk tiang pancang beton
H : Tinggi jatuh palu (m)
H= 2H’ untuk palu diesel (H’=tinggi jatuh ram)
S : Penetrasi tiang pancang pada saat penumbukan terakhir atau
“set” (m)
C1 : Tekanan sementara yang diijinkan untuk kepala tiang dan pur
(m)
C2 : Tekanan sementara yang diijinkan untuk deformasi elastic dari
batang tiang pancang (m)
C3 : Tekanan sementara yang diijinkan untuk gempa pada lapangan
(m)
N : Faktor keamanan
Nilai C1+C2+C3 harus diukur selama pemancangan
2-18
jumlah lainnya harus sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar
atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Panjang dan jumlah bahan yang dihitung harus merupakan jumlah
dan panjang dari pekerjaan pancang beton yang telah selesai
dikerjakan, terdiri dari pelat, bagian-bagian yang dikerjakan. Tidak
ada pengurangan yang dibuat untuk penakikan, lubang baut
sebagainya dengan luas kurang dari 0,03 m2.
Pembayaran
Kuantitas pekerjaan Pancang Beton akan ditentukan sebagaimana
disyaratkan di atas, akan dibayar pada Harga Penawaran per satuan
pengukuran untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan
ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga dan pembayaran
ini harus dianggap sebagai kompensasi penuh untuk pemasokan,
fabrikasi dan pemasangan bahan, termasuk semua tenaga kerja,
peralatan, perkakas, pengujian dan biaya tambahan lainnya yang
diperlukan atau biasa untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana
mestinya dilaksanakan seperti pada gambar rencana.
2.3.3. Standar
Untuk fender karet mengikuti standar yang berlaku.
2.3.4. Material
1. Jenis fender yang digunakan adalah fender karet yang dikeluarkan oleh
pabrik dengan type KVF ukuran tinggi 250 mm dan panjang 150 cm.
2. Beton dudukan fender adalah beton K300 yang dicor bersamaan
dengan kepala tiang (pilecap).
3. Fender harus dibaut dengan kuat pada dudukannya. Baut, mur dan plat
dari baja dari jenis stainless.
2.3.5. Pemasangan
1. Tiga minggu sebelum pelaksanaan pemasangan fender, Kontraktor
harus menyampaikan usulan yang berisi metode pelaksanaan,
peralatan yang digunakan, formasi jalannya pekerjaan pemasangan
fender dan lain-lainnya serta jadwal penyelesaian pekerjaan, kepada
Direksi untuk mendapatkan persetujuan.dilengkapi dengan shop
2-19
drawing dan data material lainnya kepada Direksi dan persetujuan harus
dikeluarkan paling kurang 1 minggu sebelum pelaksanaan.
2. Hal-hal mengenai dimensi, ukuran, detail dan posisi pemasangan harus
sesuai dengan gambar pelaksanaan.
3. Tidak ada kelanjutan pemasangan sistem fender, jika satu pias sistem
fender pertama belum memuaskan Direksi. Kontraktor harus
menyampaikan permintaan pemeriksaan yang diakhiri dengan
persetujuan Direksi pada pias pertama tersebut termasuk percobaan
operasi fender dengan kapal yang ada. Kontaktor dapat melanjutkan
dan menyelesaikan pemasangan sistem fender hingga memuaskan
Direksi dan memenuhi persyatan kontrak, apabila persetujuan Direksi
sudah dikeluarkan.
4. Fender ban dipasang duduk di atas balok angker dermaga dan diikat
dengan angker bolt tahan karat atau bahan lain yang memberikan
kekuatan dan keawetan yang sama sesuai dengan petunjuk direksi.
b. Pembayaran
Pembayaran didasarkan pada volume masing-masing pengukuran
tersebut dan tidak melebihi volume yang tercantum dalam gambar
kontrak. Nilai pembayaran diperoleh dari perkalian volume tersebut
dengan harga satuan kontrak setiap meter dan harus dianggap sudah
termasuk semua kompensasi untuk penyediaan tenaga kerja, material,
peralatan, Sarana-konstruksi, alat bantu dan sebagainya untuk
mengnasilkan pekerjaan yang lengkap memenuhi syarat dengan teknik
pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua ketentuan
tersebut didalam spesifikasi ini.
2.4.2. Material
1. Bolder dibuat dari pipa baja, yang dibuat sesuai dengan gambar
dipasang dengan kuat pada lantai dermaga.
2. Bolder yang telah dipasang dilapis cat besi.
2.4.3. Pelaksanaan
1. Border yang telah dibuat harus sudah mendapat pesetujuan dari Direksi sebelum
2-20
pelaksanaan pemasangan dimulai.
2. Metode pemasangan bolder harus diajukan Kontarktor kepada direksi
sebelum pekerjaan dimulai untuk mendapatkan persetujuan.
b. Pembayaran
Pembayaran didasarkan pada volume hasil pengukuran dalam satuan
unit (buah) dan tidak melebihi volume yang tercantum dalam gambar
kontrak. Nilai pembayaran diperoleh dari perkalian volume tersebut
dengan harga satuan kontrak setiap buahnya dan harus dianggap
sudah termasuk semua kompensasi untuk penyediaan tenaga kerja,
material, peralatan, Sarana-konstruksi, alat bantu dan sebagainya untuk
menghasilkan pekerjaan yang lengkap memenuhi syarat dengan teknik
pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua ketentuan
tersebut didalam spesifikasi ini.
2-21