Penelitian ini dilakukan di rumah praktikan pada tanggal 26 April 2020 pukul 14.00 sampai dengan
tanggal 1 Mei 2020 pukul 2020. Pada penelitian ini digunakan biji kacang hijau (Vigna radiata) karena
memiliki beberapa keuntungan. Berdasarkan (Maghfiroh, 2017), kacang hijau (Vigna radiata) adalah
tumbuhan genjah, yaitu tumbuhan yang masa pertumbuhannya tidak membutuhkan waktu yang lama.
Data pada tabel 2 dan 3 menunjukkan bahwa perbandingan rata-rata panjang epikotil di tempat gelap
dan terang adalah 3,58 cm: 1,45 cm untuk perlakuan dengan pisang, dan 4,95 cm: 1,88 cm untuk
perlakuan tanpa pisang. Perbandingan rata-rata panjang hipokotil di tempat gelap dan terang adalah
6,27 cm: 2,56 cm untuk perlakuan tanpa pisang, dan 8,4 cm:2,65 cm untuk perlakuan tanpa pisang. Dari
data tersebut dapat diketahui bahwa panjang epikotil dan hipokotil pada kecambah kacang hijau ()
mengalami perbedaan dalam hal pertumbuhan panjangnya. Epikotil dan hipokotil tumbuh lebih panjang
pada perlakuan di kondisi tanpa cahaya. Hal tersebut sesuai dengan
Penelitian di tempat gelap (tabel 1) menunjukkan bahwa perbandingan Rata-rata panjang epikotil pada
perlakuan dengan menggunakan pisang dan tanpa pisang adalah 3,58 cm: 4,95 cm. Sedangkan
perbandingan rata-rata panjang hipokotil tanpa menggunakan pisang dan menggunakan pisang adalah
6,27 cm : 8,4 cm. Sementara itu, Penelitian di tempat terang (tabel 2) menunjukkan bahwa
perbandingan Rata-rata panjang epikotil pada perlakuan dengan menggunakan pisang dan tanpa pisang
adalah 1,45 cm: 1,88 cm. Sedangkan perbandingan rata-rata panjang hipokotil tanpa menggunakan
pisang dan menggunakan pisang adalah 2,56 cm : 2, 65 cm. Dari data-data tersebut dapat diektahui
bahwa baik pada penelitian tanpa cahaya dan menggunkan cahaya, epikotil dan hipokotil dari kecambah
akan cenderung tumbuh lebih panjang pada wadah yang tidak terdapat pisang.
Berdasarkan () buah2 klimaterik mengandung hormon etilen. Pisang adalah klimaterik. Fungsinetilen.
Sesuai dgn penelitian dgn buahbklim camabha lebih pebdek. Sesuai dgn () etilenbmmmm
Hormon awalnya ditemukan pada hewan. Pengertian awal para peneliti tentang hormon pada saat itu
adalah adalah senyawa-senyawa yang diproduksi di bagian tertentu pada suatu organisme dan
diedarkan ke bagian tertentu sehingga dapat menyebabkan perubahan fisiologi. Para penliti kemudian
mencari hal yang serupa pada tumbuhan. Pada tumbuhan ditemukan pula zat-zat yang berfungsi sama
seperti hormon. Namun pada tumbuhan, zat-zat tersebut tidak hanya diproduksi pada bagian-bagian
tertentu dan diedarkan melaluo sistem transportasi yang kompleks seperti pada hewan. Hormon pada
tumbuhan dapat dibuat pada sel-sel tertentu dan bisa mengubah proses-proses metabolisme sel-sel itu
sendiri maupun sel-sel di sekitarnya. Hormon pada tumbuhan kemudian dinamai dengan fitohormon.
Contoh macam-macam fitohormon antara lain auksin, giberelin, sitokinin, etilen, dan etilen(Harahap,
2012)
Pada penelitian ini digunakan biji kacang hijau (Vigna radiata) karena memiliki beberapa keuntungan.
Berdasarkan (Maghfiroh, 2017), kacang hijau (Vigna radiata) adalah tumbuhan genjah, yaitu tumbuhan
yang masa pertumbuhannya tidak membutuhkan waktu yang lama.