KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah Agroklimatologi
ini sebagai tugas dari Bapak Dr.Ir. Hairul Basri,M.Sc. Semoga makalah ini dapat menyelesaikan
tugas saya dan dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam administrasi pendidikan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Situbondo, 27 Juli 2016
BAGUS
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab 1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan Penulisan Makalah
1.3. Metodelogi Penulisan Makalah
Bab 2. Hujan dan Ruang Lingkupnya
2.1. Pengertian Hujan
2.2. Proses Terjadinya Hujan
2.3. Macam-Macam Hujan di Indonesia
2.4. Alat Pengukur Curah Hujan
2.5. Manfaat Hujan Bagi Kehidupan
2.6. Hujan Buatan
2.7. Hujan Asam
2.8. Hujan Es
Bab 3. Penutup
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Daftar Pustaka
I. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu Negara yang letaknya didaerah garis khatulistiwa. Oleh karena
itu Indonesia memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Kedua musim tersebut
sangat mempengaruhi kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan dinegara ini, baik itu pengaruh
positif maupun pengaruh negative. Disini saya akan membahas tentang hujan, karena hujan sangat
mempengaruhi aktivitas makhluk hidup, terutama manusia. Hujan juga merupakan salah satu
sumber air dimuka bumi, dan makhluk hidup tidak akan bisa hidup tanpa air. dengan adanya hujan,
ketersediaan air akan terpenuhi. Namun, jika hujan yang terjadi secara berkepanjangan bia
mengakibatkan bencana bagi makhluk hidup dan lingkungan, contohnya banjir, tanah longsor,
pengikisan tanah (erosi) dan dampak buruk lainnya.
Teknologi Pengendalian Cuaca mnjadi bagian dari pengelolaan sumber daya air. Menginginkan
turunnya hujan pada musim kering seperti sekarang, sering menjadi sebuah penantian panjang.
Padahal, sumber-sumber air telah mongering dan kebutuhan akan air semakin meningkat. Termasuk
untuk Pembangkit Listrik. Untuk mempercepat turunnya hujanpada musim kering yang
berkepanjangan, tak ada jalan lain selain melakukan campur tangan terhadap alam yaitu dengan
membuat hujan buatan.
Alam (2011) menyatakan bahwa, Hujan adalah peristiwa turunnya butir-butir air dari langit ke
permukaan bumi akibat terjadinya kondensasi. Hujan diukur sebagai tinggi air yang jatuh
dipermukaan bumi yang datar dalam periode waktu tertentu.
Wikipedia, 2014 menyatakan bahwa Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal agar
dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di atas permukaan Bumi. Di Bumi, hujan
adalah proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir air yang cukup berat untuk jatuh dan
biasanya tiba di daratan. Dua proses yang mungkin terjadi bersamaan dapat mendorong udara
semakin jenuh menjelang hujan, yaitu pendinginan udara atau penambahan uap air ke
udara. Virga adalah presipitasi yang jatuh ke Bumi namun menguap sebelum mencapai daratan;
inilah satu cara penjenuhan udara. Presipitasi terbentuk melalui tabrakan antara butir air atau kristal
es dengan awan. Butir hujan memiliki ukuran yang beragam mulai dari pepat, mirip panekuk (butir
besar), hingga bola kecil (butir kecil)
Hidayat dan Cahyadi (2013) menyatakan bahwa, Secara umum alat pengukur curah hujan
dinamakan penakar hujan. Penakar curah hujan dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu Tipe Manual
dan Tipe Otomatis. Contoh alat pengukur curah hujan tipe manual antara lain adalah tipe
observatorium (ombrometer), sedangkan alat ukur tipe otomatis seperti Tipe Hellman, Tipe Tilting
Siphon dan Tipe Bendix.
Alat pencatat curah hujan dapat memberikan informasi selain jumlah juga lama dan intensitas
hujan. Sebagian besar alat pencatat curah hujan ini mempunya tipe atau prinsip, yaitu :
a. Pelampung atau Sipon, contohnya pada penakar hujan tipe Hellmann
b. Bejana berjungkat atau tipe tipping bucket
c. Timbangan, contohnya pada penakar hujan tipe Bendix
Tipe pelampung dan tipe bejana mengukur curah hujan secara terbatas, sementara setiap jenis
hujan dapat diukur dengan alat yang menggunakan prinsip timbangan. Total hujan dapat dibaca dari
grafik. Dengan mengukur kemiringan grafik, intensitas hujan dapat ditentukan dalam 10 menit atau
lebih lama lagi. Grafik dapat digantisetiap hari dan untuk daerah yang sulit dijangkau kecepatan
putarannya dapat diperlambat sehingga dapat dioperasikan untuk mingguan atau bulanan atau lebih
lama lagi.
Caramanfaat (2013) menyatakan bahwa, meskipun air hujan, bisa menyebabkan flu, batuk, dan
meriang. Air hujan memiliki suhu dibawah rata-rata dari air tawar lainnya itu membuat badan
menggigil kedinginan. Air hujan pun juga memiliki manfaat, Manfaat Air hujan bagi
manusia adalah Menghilangkan bau amis Kalau kita habis makan ikan atau daging,seringkali
tangan kita masih bau walaupun sudah dicuci dengan sabun. Cobalah cuci tangan yang bau ikan
dengan air hujan. Manfaat air hujan bagi tubuh adalah air hujan mampu menghilangkan
toksin/racun pada tubuh, caranya dengan melarutkan garam dengan air hujan segar, kemudian
rendam telapak kaki kita selama ± 15 menit. Lakukan secara rutin.Air hujan harus langsung
ditampung tanpa melewati genteng melalui talang. Kemudian selain bermanfaat bagi manusia Air
Hujan juga bermanfaat bagi tumbuhan. Manfaat Air hujan bagi tanaman lebih baik daripada kita
menyiramnya denga air tanah biasa. Dengan adanya hujan kebutuhan air pada tanaman pun akan
terpenuhi.
Diary, 2012 menyatakan bahwa Hujan buatan adalah hujan yang dibuat oleh campur tangan
manusia dengan membuat hujan dari bibit-bibit awan yang memiliki kandungan air yang cukup,
memiliki kecepatan angin rendah yaitu sekitar di bawah 20 knot, serta syarat lainnya. Ujan buatan
dibuat dengan menaburkan banyak garam khusus yang halus dan dicampur bibit / seeding ke awan
agar mempercepat terbentuknya awan jenuh. Untuk menyemai / membentuk hujan deras, biasanya
dibutuhkan garam sebanyak 3 ton yang disemai ke awan potensial selama 30 hari. Hujan buatan
saja bisa gagal dibuat atau jatuh di tempat yang salah serta memakan biaya yang besar dalam
pembuatannya.
Hujan Buatan umumnya diciptakan dengan tujuan untuk membantu daerah yang sangat kering
akibat sudah lama tidak turun hujan sehingga dapat mengganggu kehidupan di darat mulai dari
sawah kering, gagal panen, sumur kering, sungai atau danau kering, tanah retak-retak, kesulitan air
bersih, hewan dan tumbuhan pada mati dan lain sebagainya. Dengan adanya hujan buatan
diharapkan mampu menyuplai kebutuhan air makhluk hidup di bawahnya dan membuat masyarakat
hidup bahagia dan sejahtera.
Hujan yang berlebih pada suatu lokasi dapat menimbulkan bencana pada kehidupan di
bawahnya. Banjir dan tanah longsor adalah salah satu akibat dari hujan yang berlebihan. Perubahan
iklim di bumi akhir-akhir ini juga mendukung persebaran hujan yang tidak merata sehingga
menimbulkan berbagai masalah di bumi. Untuk itu kita sudah semestinya membantu menormalkan
iklim yang berubah akibat ulah manusia agar anak cucu kita kelak tidak menderita dan terbunuh
akibat kesalahan yang kita lakukan saat ini.
2.7 Hujan Asam
(Laras, 2006) dalam Geomorphologys,2011 menyatakan bahwa Hujan asam adalah suatu
masalah lingkungan yang serius yang harus benar-benar difikirkan oleh umat manusia. Hujan asam
merupakan istilah umum untuk menggambarkan turunnya asam dari atmosfir ke bumi. Sebenarnya
turunnya asam dari atmosfir ke bumi bukan hanya dalam kondisi “basah” Tetapi juga “kering”.
Sehingga dikenal pula dengan istilah deposisi (pengendapan) basah dan deposisi kering. Hujan
asam dapat terjadi ketika ada reaksi antara air, oksigen dan zat-zat asam lainnya di atmosfer. Sinar
matahari akan mempercepat terjadinya reaksi antar zat-zat tersebut. Deposisi basah mengacu pada
hujan asam , kabut dan salju. Ketika hujan asam ini mengenai tanah, ia dapat berdampak buruk
bagi tumbuhan dan hewan , tergantung dari konsentrasi asamnya, kandungan kimia tanah ,
buffering capacity ( kemampuan air atau tanah untuk menahan perubahan pH ), dan jenis
tumbuhan/hewan yang terkena. Deposisi kering mengacu pada gas dan partikel yang mengandung
asam. Sekitar 50% keasaman di atmosfir jatuh kembali ke bumi melalui deposisi kering. Kemudian
angin membawa gas dan partikel asam tersebut mengenai bangunan, mobil, rumah dan pohon.
Ketika hujan turun ,partikel asam yang menempel di bangunan atau pohon tersebut akan
terbilas, menghasilkan air permukaan (runoff) yang asam. Angin dapat membawa material asam
pada deposisi kering dan basah melintasi batas kota dan Negara sampai ratusan kilometer. Untuk
mengukur keasaman hujan asam igunakan pH meter. Hujan dikatakan hujan asam jika telah
memiliki pH dibawah 5,0 ( Air murni mempunyai pH 7 ). Makin rendah pH air hujan tersebut ,
makin berat dampaknya bagi mahluk hidup.
Geomorphologys,2011 menyatakan bahwa Hujan asam diukur menggunakan skala pH, air
murni memiliki pH sekitar 7 sedangkan hujan yang normal bersifat agak asam karena adanya
kandungan karbon dioksida yang terlarut didalamnya sehingga pH-nya sekitar 5,5. Pengukuran
hujan asam dapat menggunakan botol, kemudian air hujan ditampung dalam botol tersebut. Dengan
menggunakan indicator pH maka tingkat kebasaan maupun keasaman hujan dapat diketahui. Jika
ingin mengetahui pengaruh hujan asam pada batuan sesuatu yang dapat dilakukan adalah
menampung air hujan pada botol dengan corong terbalik, kemudian air yang tertampung diteteskan
pada batuan yang diuji. Pengujian dapat dilakukaan pada batuan beku dan batuan sedimen. Sebagai
contoh batuan beku yang diambil untuk sampel adalah batu andesit sedangkan batu sedimen berupa
batu gamping. Sifat batu granit yang sudah asam maka ketika terkena tetes air hujan yang asam,
batu tersebut tidak ikut terlarut. Sebaliknya, pada batu gamping yang memiliki sifat basa, maka batu
gamping akan terlarut dan air yang melarutkan batu tersebut menjadi keruh.
2.8 Hujan Es
Wikipedia, 2014 menyatakan bahwa Hujan es, dalam ilmu meteorologi disebut juga hail
adalah presipitasi yang terdiri dari bola-bola es. Salah satu proses pembentukannya adalah melalui
kondensasi uap air lewat pendinginan di atmosfer pada lapisan di atas level beku. Es yang terjadi
dengan proses ini biasanya berukuran besar. Karena ukurannya, walaupun telah turun ke aras yang
lebih rendah dengan suhu yang relatif hangat, tidak semua es mencair. Hujan es tidak hanya terjadi
di negarasubtropis, tapi bisa juga terjadi di daerah ekuator.
Proses lain yang dapat menyebabkan hujan adalah pembekuan, di mana uap air lewat dingin
tertarik ke permukaan benih-benih es. Karena terjadi pengembunan yang mendadak maka terjadilah
es dengan ukuran yang besar.
Hujan es disertai puting beliung berasal dari jenis awan bersel tunggal berlapis-lapis (CB) di
dekat permukaan bumi, dapat juga berasal dari awan multisel, dan pertumbuhannya secara vertikal,
dengan luasan area horizontalnya sekitar 3 – 5 km dan kejadiannya singkat berkisar antara 3 - 5
menit atau bisa juga 10 menit tapi jarang, jadi wajar kalau peristiwa ini hanya bersifat lokal dan
tidak merata, jenis awan berlapis-lapis ini menjulang kearah vertikal sampai dengan ketinggian
30.000 kaki lebih. Jenis awan berlapis-lapis ini biasa berbentuk bunga kol dan disebut Awan
Cumulo Nimbus (CB).
III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari makalah beserta isi dan penjelasannya diatas, dapat diambil beberapa kesimpulan :
1. Hujan adalah peristiwa turunnya butir-butir air dari langit ke permukaan bumi akibat terjadinya
kondensasi
2. Hujan merupakan sebuah siklus, dan akan terus seperti itu
3. Di Indonesia terdapat 3 jenis hujan, yaitu hujan frontal, hujan orografis dan hujan zenit
4. Curah hujan dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut Penakar Hujan
5. Sebagian besar alat pencatat curah hujan ini mempunya tipe atau prinsip, yaitu Pelampung atau
Sipon, contohnya pada penakar hujan tipe Hellmann, Bejana berjungkat atau tipe tipping
bucket, dan Timbangan, contohnya pada penakar hujan tipe Bendix
6. Hujan memiliki manfaat tersendiri bagi setiap makhluk hidup
7. Hujan buatan adalah hujan yang dibuat oleh campur tangan manusia dengan membuat hujan dari
bibit-bibit awan yang memiliki kandungan air yang cukup, memiliki kecepatan angin rendah
yaitu sekitar di bawah 20 knot, serta syarat lainnya
8. Hujan Buatan merupakan modifikasi cuaca
9. Hujan asam merupakan salah satu dampak dari pencemaran udara yang mempengaruhi kegiatan
ekonomi, social dan politik.
10. Hujan asam merupakan istilah umum untuk menggambarkan turunnya asam dari atmosfir ke
bumi
11. Hujan es, dalam ilmu meteorologi disebut juga hail adalah presipitasi yang terdiri dari bola-
bola es. Salah satu proses pembentukannya adalah melalui kondensasi uap air lewat
pendinginan di atmosfer pada lapisan di atas level beku.
3.2. Saran
Permasalahan-permasalahan yang terjadi pada saat musim hujan beberapa adalah masalah
yang timbul dari kita, sebaiknya kita menyadari itu dan merubah perbuatan itu kearah yang lebih
baik. Dan juga beberapa permasalahan itu timbul sesuai kehendak alam tetapi jangan membuat kita
tidak bersemangat dan berputus asa, maka jalanilah hidup sesuai aturan alam. Kita sebagai manusia
yang diberkahi pengetahuan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, sebaiknya berfikir untuk menciptakan
cara mencegah dampak dampak buruk dari alam terutama hujan, seperti hujan asam. Kita dapat
mengurangi penggunaan barang yang dapat menimbulkan bencana tersebut, karena mencegah lebih
baik dari pada mengobati.
Sekian makalah singkat saya, semoga dapat dipergunakan dan bermanfaat bagi anda. Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia.2014.Hujan Es.
http://id.wikipedia.org/wiki/Hujan_es
diakses pada 29 April 2014
Wikipedia.2014.Hujan.
http://id.wikipedia.org/wiki/Hujan
diakses pada 29 April 2014