Prodi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang
Abstract
___________________________________________________________________
This study aims to produce a psychomotor assessment instrument competency-based valid, reliable and
practical. This study used an experimental design. Sampling using random cluster sampling, SDN 2
Windusari as an experimental class, SDN 1 Windusari as the control class. Methods of data collection using
the methods of documentation, observation, and questionnaires. Analysis of quantitative data to determine the
effectiveness of the model empirically by using MANOVA one lane. The results showed that the model
development procedure in SD is able to produce a valid assessment instruments and riliabel, with a mean score
of 3.7 each (valid); 3.7 (reliable). Κ coefficient of inter-rater assessment of the effectiveness of the instruments of
0.75, making it eligible reliably; keterlaksanaan level model has a high consistency, proven percentage of
egreement reached 84.85%; and achievement differences were found between the experimental class and control
class. If the comparative test data two samples T-test figures obtained sig = 0.938 = 93.8%. Comparative tests
obtained sig = 0,000 t = 0. Based on the findings, it was concluded that the IPA instrument PAP-green plant
material competency-based approach to conservation-minded SEA feasible and may improve psychomotor
competency mastery. At implementation, the entire instrument is valid, reliable, and practical.
© 2015 Universitas Negeri Semarang
Alamat korespondensi: ISSN 2252 - 6420
Kampus Unnes Bendan Ngisor, Semarang, 50233
E-mail: pps@unnes.ac.id
1
Fuadi dkk / Journal of Educational Research and Evaluation 4 (1) (2015)
2
Fuadi dkk / Journal of Educational Research and Evaluation 4 (1) (2015)
tepat akan sangat mendukung pencapaian akan lingkungan sejak dini.Gaya hidup yang
kompetensi yang seharusnya dan hasil dapat memecahkan masalah lingkungan adalah
penilaiannya juga akan akurat. Sejalan dengan gaya hidup yang memegang prinsip
ini, Sumaryanto (2000) berpendapat bahwa keberlanjutan dan menerapkan etika lingkungan
penggunaan pendekatan kegiatan belajar di dalam kehidupannya serta menerapkan
mengajar yang kurang tepat dengan prinsip 4R, yaitu: Reduce ,Reuse, Recycle, dan
sendirinya akan mempengaruhi prosedur dan Replanting,(Chiras, 1993).Pendidikan memegang
teknik evaluasi kegiatan belajar mengajarnya, peranan penting dalam membentuk perilaku dan
dalam arti bahwa jika pendekatan kegiatan keterampilan seseorang.Hal ini sesuai dengan
belajar mengajar yang digunakan tidak tepat, salah satu tujuan dari pendidikan lingkungan
maka prosedur dan teknik evaluasinya pun hidup yaitu membantu setiap individu untuk
cenderung salah, sehingga hasil penilaian memperoleh keterampilan dalam
tersebut tidak mencerminkan keadaan yang mengidentifikasi dan memecahkan masalah
sebenarnya lingkungan, (Adisendjaja, 1988).
Salah satu pendekatan pembelajaran IPA Starter Experimen Approach (SEA) sebagai
yang diyakini dapat membawa siswa mencapai salah satu pendekatan pembelajaran IPA yang
kompetensi psikomotor secara lebih optimal “akrab” dengan konservasi akan mampu
adalah Starter Experiment Approach meningkatkan kompetensi psikomotorik
(SEA).Pendekatan SEA merupakan pendekatan siswa.PendekatanSEA merupakan salah satu
IPA yang menggunakan keterampilan proses pendekatan pembelajaran yang menerapkan
dan memberikan fenomena alam lingkungan keterampilan proses sehingga siswa
sebagai penyulut awal sehingga pembelajaran mendapatkan kesempatan terlibat langsung
lebih berkualitas. Sulaiman (2009) menyatakan dalam pembelajaran. Hasil penelitian Suratno
bahwa, keterampilan proses sains dapat (2006) menunjukkan bahwa pembelajaran
meningkatkan prestasi siswa dan meningkatkan menggunakan SEA memberikan kontribusi
kualitas proses pembelajaran. PendekatanSEA terhadap peningkatan academic skill siswa.
memungkinkan siswa untuk membangun Hal ini sejalan dengan apa yang
konsep pengetahuan sendiri secara aktif, belajar dikemukakan oleh Wayan Memes (2000) bahwa
menemukan sendiri dengan melakukan langkah-langkah SEA meliputi starter experiment,
eksperimen sesuai langkah-langkah observasi, rumusan masalah, dugaan sementara,
pembelajaran, sertaakrab dengan percobaan/eksperimen, penyusunan konsep,
lingkungansehingga pembelajaran IPA menjadi menarik simpulan, penerapan
lebih bermakna.Agar pembelajaran menjadi konsep.Pembelajaran dengan pendekatan SEA
bermakna, kegiatan pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman belajar secara
disesuaikan dengan pengetahuan siswa langsung melalui praktikum sehingga dapat
sebelumnya sehingga mereka dapatmembangun meningkatkan kompetensi psikomotor. Rahayu
ide-ide baru berdasarkan pengetahuan (2011) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
sebelumnya.Pendidik juga harus peningkatan hasil belajar psikomotorik siswa
menghubungkan ide baru siswa dan dipengaruhi oleh ketertarikan siswa terhadap
pengetahuan sebelumnya, untuk membangun proses pembelajaran. Pembelajaran yang
pengetahuan baru dan menerapkannya dalam memberikan kesempatan belajar langsung dapat
situasi yang berbeda (Medriati, 2011). meningkatkan motivasi siswa untuk aktif terlibat
Penerapan SEA dalam pembelajaran IPA dalam proses pelaksanaannya.Dalam
dapat memunculkan pengetahuan awal pembelajaran berbasis kompetensi, kegiatan
yangtelah dimiliki siswa sebelumnya yang penilaian dan pemantauan tentang apa yang
diperoleh dari lingkungannya. Dengan lebih telah dipelajari dan dikuasai peserta didik sesuai
mengenal lingkungannya,maka akan dengan Standar Kompetensi maupun
tumbuhgaya hidup yang memiliki kecintaan Kompetensi Dasar menjadi persoalan yang
3
Fuadi dkk / Journal of Educational Research and Evaluation 4 (1) (2015)
utama. Tillema, et al. (2000) menyatakan bahwa sampling, didapatkan SDN 2 Windusari
menghubungkan penilaian dengan pembelajaran sebagai tempat ujicoba terbatas. Ujicoba
yang berfokus pada unjuk kerja yang sesuai
diperluas dilaksanakan di SDN 2
merupakan persoalan yang penting.
Dari hasil analisis kebutuhan penelitian Windusari sebagai kelas eksperimen dan
ini dapat penulis simpulkan bahwa aspek SDN 1 Windusari sebagai kelas
psikomotor pada pembelajaran IPA yang kontrol.Metode pengumpulan data
merupakan bagian integral dari penilaian belum menggunakan metode dokumentasi,
dapat dilaksanakan sepenuhnya secara
observasi, dan angket.Analisis data bersifat
proporsional di Kecamatan Windusari
kuantitatif untuk mengetahui efektivitas model
Kabupaten Magelang.Peneliti memandang perlu
secara empirik dengan analisis
diadakan pengembangan instrumen penilaian
multivariat.Subjek penelitian adalah siswa-siswa
aspek psikomotor pada pembelajaran IPA,
yang sedang menempuh belajarnya di kelas V
karena sebagian kompetensi pada pembelajaran
semester ganjil danguru-guru yang menjadi
IPA harus diukur dengan instrumen yang valid
subjek untuk uji coba model adalah guru kelas V
dan reliabel. Permasalahannya adalah (1)
.
kompetensi apa sajakah yang dapat diukur
Pengukuran tingkat kesepakatan antar
dengan instrument yang dikembangkan pada
penilai (inter-rater reliability) digunakan koefisien
materi tumbuhan hijau berbasis kompetensi
Cohen’s Kappa (Wood, 2007) dan percentages of
pendekatan SEA berwawasan konservasi?;
agreements (Grinnell, 1988). Untuk menghitung
(2)bagaimanakah karakteristik pengembangan
koefisien Cohen’s Kappa(κ) digunakan rumus
instrument yang dikembangkan pada materi
yang dikemukakan oleh Cohen (2001) sebagai
tumbuhan hijau berbasis kompetensi pendekatan
berikut:
SEA berwawasan konservasi?; (3) apakah
∑ ∑
instrumen yang dikembangkan valid, reliabel,
∑
dan efektif pada implementasinya?
Tujuan dari penelitian pengembangan ini
Untuk menghitung tingkat percentages of
adalah (1) mengetahui kompetensi yang dapat
agreements antara kedua penilai yang datanya
diukur dengan instrument penilaian aspek
hanya “ya” atau “tidak” digunakan rumus yang
psikomotor pembelajaran IPA materi tumbuhan
dikemukakan oleh Grinnell (1988) sebagai
hijau berbasis kompetensi pendekatan SEA
berikut,
berwawasan konservasi; (2) menghasilkan
( )
instrumen penilaian aspek psikomotor
( )
pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau
( ) ( )
berbasis kompetensi pendekatan SEA
berwawasan konservasi yang valid dan reliabel;
Batas bawah koefisien reliabilitas yang
(3) mengetahui tingkat efektivitas penerapan
digunakan untuk suatu pengamatan yang baik
instrument penilaian aspek psikomotor
yaitu sebesar 0,70 (Linn, 1989).
pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau yang
Dalam penelitian ini dibedakan menjadi
dikembangkan dibandingkan dengan instrument
dua variabel, yaitu variabel independen dan
penilaian konvensional.
variabel dependen. Variabel independen dalam
penelitian ini adalah:
METODE PENELITIAN
Keaktifan siswa selama proses
pembelajaran dengan model penilaian aspek
Metode penelitian yang digunakan adalah
psikomotor pembelajaran IPA berbasis standar
metode kuasi eksperimen, dengan disain Static-
kompetensi (X1).
Group Comparison Design. Pengambilan
Keterampilan proses selama pembelajaran
sampel dengan teknik cluster random dengan model penilaian aspek psikomotor
4
Fuadi dkk / Journal of Educational Research and Evaluation 4 (1) (2015)
5
Fuadi dkk / Journal of Educational Research and Evaluation 4 (1) (2015)
coba terbatasdapatdiketahuidari hasil tiga guru memenuhi syarat reliabel dan dapat digunakan
pengguna yang diberikan angket penilaian dalam penilaian pada skala yang lebih luas.
efektivitas model PAP-IPA yang meliputi aspek Ujicoba diperluas dilaksanakan di SD
validitas, reliabilitas, obyektivitas, sistematika Negeri 2 Windusari dan SDNegeri 1
dan kepraktisan.Tabel 3 menyajikan rangkuman Windusari.Pada tahap ujicoba diperluas ini,
hasil penilaian dari ketiga guru pengguna model dilakukan penilaian terhadap instrumen
6
Fuadi dkk / Journal of Educational Research and Evaluation 4 (1) (2015)
Selanjutnya dilakukan penilaian baik (diberi skor 4), baik (diberi skor 3), kurang
efektivitas model PAP-IPA yang meliputi aspek (diberi skor 2) dan sangat kurang (diberi skor 1).
validitas, reliabilitas, obyektivitas, sistematis, Hasil rata-rata penilaian efektivitas model PAP-
dan kepraktisan dengan jumlah keseluruhan IPA oleh kelima guru dapat disajikan dalam
7
Fuadi dkk / Journal of Educational Research and Evaluation 4 (1) (2015)
Penilai
I II III IV V
I
II 1,00
Penilai
8
Fuadi dkk / Journal of Educational Research and Evaluation 4 (1) (2015)
Gambar 1. Kinerja Proses Kelas Eksperimen Gambar 2. Kinerja Proses Kelas Kontrol
Gambar 1 menunjukkan siswa secara rata Kelas
kelompok melaksanakan kegiatan kinerja proses Keterampilan Kinerja Proses
praktikum uji amilum dengan mengikuti Kelas Rata-rata Simp.baku
langkah-langkah dalam LKS sesuai instrumen Eksperimen 1 7,84 0,44
yang dikembangkan. Gambar 2 menunjukkan Eksperimen 2 7,94 0,48
kegiatan siswa secara kelompok melaksanakan Kontrol 7,29 0,51
praktik yang menekankan pada kinerja produk
tanpa disertai dengan LKS yang berisikan Pada Tabel 10, tampak secara
prosedur.Sehingga penilaian hanya berdasarkan keseluruhan perbandingan skor rata-rata kelas
benda karya saja dan dimensi perilaku untuk keterampilan kinerja proses.Rata-rata
ilmiahnya terabaikan. kedua kelas kelompok eksperimen 8,23% lebih
Hayat et al. (2011) menyatakan bahwa tinggi dibandingkan dengan skor rata-rata kelas
strategi belajar dengan praktikum dapat kelompok kontrol.Hal ini menunjukkan bahwa
mendukung siswa mengembangkan keterampilan kinerja proseskelas eksperimen
keterampilan dan kemampuan berpikir karena lebih tinggi dibanding kelas
merangsang siswa aktif dalam memecahkan kontrol.Perbandingan skor rata-rata hasil
masalah, berpikir kritis dalam menganalisis penilaian terhadap produk kerja uji amilum
permasalahan dan fakta, serta menemukan masing-masing kelas pada ujicoba diperluas
konsep dan prinsip.Dalam praktikum siswa akan ditampilkan pada Tabel 11.
familier dengan penggunaan peralatan praktik,
maka penilaian aspek psikomotor meliputi juga
penggunaan alat. Leighbody (1968) berpendapat
bahwa penilaian hasil belajar
psikomotor antara lain mencakup Tabel 12. Rata-rata Prestasi Belajar Kelas Eksperimen
kemampuan menggunakan alat dan dan Kontrol
sikapkerja.
Std.
Perbandingan skor rata-rata Std.
Kelas N Mean Error
dan simpangan baku hasil penilaian Deviation
Mean
tingkat keterampilan kinerja proses
kel.
siswa di masing-masing kelas selama 1.214
eksperim 59 78.63 9.323
praktikumuji hasil fotosintesis pada Pres
en
ujicoba diperluas ditampilkan pada _bel
Kel. 1.639
Tabel 10. 29 67.03 8.826
kontrol
Tabel 10. Perbandingan Skor Rata-
9
Fuadi dkk / Journal of Educational Research and Evaluation 4 (1) (2015)
10
Fuadi dkk / Journal of Educational Research and Evaluation 4 (1) (2015)
11