Kecepatan Angin
Kecepatan Angin
ACARA IV
KECEPATAN ANGIN
DISUSUN OLEH :
2015
1
I. TUJUAN
1. Dapat mengoperasikan alat pengukuran angin, yaitu handcup
anemometer.
2. Dapat mengetahui arah datangnya angin.
3. Dapat menentukan kecepatan angin rata-rata.
4. Dapat menentukan kecepatan angin dengan skala Beaufort.
1. Daerah atau tempat di mana massa udara terjadi jika berasal dari daerah
yang banyak air maka massa udara bersifat lembab, bila berasal dari
daerah kering bersifat kering.
2. Jalan yang dilalui oleh massa udara, bila melalui daerah yang basah
akan bersifat semakin lembab dikarenakan menghisap air dari daerah
yang dilaluinya.
3. Umur dari massa udara, artinya waktu yang diperlukan mulai dari
terbentuk sampai berubah menjadi bentuk lain, semakin panjang umur
massa udara maka semakin banyak perubahan yang dialami.
Kita mengenal macam-macam angin, yaitu angin laut dan angin darat.
Prinsip terjadinya kedua macam angin tersebut disebabkan kerena terjadinya
pemanasan pada daratan dan lautan oleh matahari (Kartasapoetra, 1988:20):
2
1. Pada siang hari, daratan akan cepat panas daripada lautan, sehingga
temperatur daratan lebih tinggi dari suhunya. Tetapi apabila temperatur
tinggi maka panas akan rendah, sedangkan panas lautan akan tinggi,
sehingga terjadi gerakan angin dari lautan ke daratan.
2. Pada malam hari keadaan menjadi sebaliknya sehingga sehingga angin
bergerak dari daratan ke lautan.
3
ekuator dan bertiup dari arah tenggara untuk wilayah di selatan garis
ekuator. Angin ini berasal dari Benua Australia bergerak ke arah barat laut
dan setelah mendekati garis ekuator, arah angin tersebut membelok ke arah
timur laut. Angin yang berasal dari daratan benua Australia mengandung
sedikit uap air.
V. HASIL PRATIKUM
Intensitas hujan yang tidak jelas mengakibatkan berbagai macam
permasalahan. Hal ini dipengaruhi oleh curah hujan yang tidak jelas.
Kondisi iklim yang telah mengalami perubahan akibat pemanasan global.
Hal ini mempengaruhi musim yang ada di Indonesia. Angin memiliki
hubungan yang erat dengan sinar matahari karena daerah yang terkena
banyak paparan sinar mentari akan memiliki suhu yang lebih tinggi serta
tekanan udara yang lebih rendah dari daerah lain di sekitarnya sehingga
menyebabkan terjadinya aliran udara. Angin juga dapat disebabkan oleh
pergerakan benda sehingga mendorong udara di sekitarnya untuk bergerak
ke tempat lain.
4
Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih
ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya
berkurang. Udara dingin di sekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah
tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Di atas tanah udara
menjadi panas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya
udara dingin ini dinamanakan konveksi. Semakin tinggi tempat, semakin
kencang pula angin yang bertiup, hal ini disebabkan oleh pengaruh gaya
gesekan yang menghambat laju udara.
Tabel 1 Pengukuran Kecepatan Angin Kelas B Kelompok 1 di Rektorat pada
Hari Jumat, 30 Oktober 2015
5
Berhembus (°) (m/s) Beaufort
1. Dari selatan 0,97 <1 <0,5
2. Dari selatan 1 <1 <0,5
3. Dari timur laut 1,43 1 0,5
4. Dari selatan 0,78 <1 <0,5
5. Dari selatan 1,35 1 >0,5
6. Dari tenggara 0,91 <1 <0,5
6
Kecepatan angin rata−rata=
∑ kecepatan angin x ∑ waktu angin
∑ waktu
1x 5
Kecepatan angin rata−rata=
5
Kecepatan angin rata−rata=1 m/s
Arah Angin
No. Lama Angin (s) Kecepatan (m/s)
Berhembus (°)
1, Menuju utara 5 1
2. Menuju utara 2 2
3. Menuju timur laut 8 1
4. Menuju timur 5 3
5. Menuju barat laut 2 2
6. Menuju barat 2 1
7. Menuju timur 3 1,5
Arah Angin
No. Lama Angin (s) Kecepatan (m/s)
Berhembus (°)
1. Menuju utara 8 1
7
1x 8
Kecepatan angin rata−rata=
8
Kecepatan angin rata−rata=1 m/s
8
Kecepatan angin rata−rata=
∑ kecepatan angin x ∑ waktu angin
∑ waktu
5,1 x 17,43
Kecepatan angin rata−rata=
17,43
Kecepatan angin rata−rata=5,1 m/ s
9
pada sore hari karena pada sore hari kecepatan angin relatif lebih besar bila
dibandingkan pada pagi ataupun siang hari.
Tabel 9 Kelas-Kelas Kecepatan Angin Menurut Beaufort
10
dicocokkan dengan skala Beaufort menunjukkan suasana yang teduh. Saat
angin teduh keadaan di daratan yaitu angin terasa di muka, daun-daun
bergerak, dan kincir angin bergerak oleh angin. Sedangkan keadaan di laut
yaitu terdapat riuk kecil yang terbentuk namun tidak pecah dan permukaan
tetap seperti kaca.
Jadi, kita dapar mengukur angin dengan handcup anemometer pada
sore hari di tempat berbeda. Di rektorat turbulensi angin lebih mudah
daripada di Taman Mlanding. Hal ini dikarenakan Taman Mlanding
memiliki penghalang berupa pohon berjumlah cukup banyak sedangkan di
rektorat hanya ada satu penghalang yaitu tugu UNY sehingga pengukuran
kecepatan di rektorat lebih besar dibandingkan pengukuran di Taman
Mlanding. Contoh skala Beaufort yaitu pada pengukuran kelompok 2 kelas
A nomer dua yang termasuk skala Beaufort 1. Perhitungan kecepatan angin
rata-rata setiap pengukuran berbeda-beda. Pada tabel 1 kecepatan angin rata-
ratanya yaitu 9,35 m/s, tabel 2 kecepatan angin rata-ratanya yaitu 5,2 m/s,
tabel 3 kecepatan angin rata-ratanya yaitu 2 m/s, tabel 4 kecepatan angin
rata-ratanya yaitu 1 m/s, tabel 5 kecepatan angin rata-ratanya yaitu 11,5 m/s,
tabel 6 kecepatan angin rata-ratanya yaitu 1 m/s, tabel 7 kecepatan angin
rata-ratanya yaitu 12,8 m/s, dan tabel 8 kecepatan angin rata-ratanya yaitu
5,1 m/s.
11
DAFTAR PUSTAKA
12