Anda di halaman 1dari 5

Secara etimologis kata autisme berasal dari kata auto dan isme, auto artinya diri

sendiri, sedangkan isme berarti suatu aliran atau paham. Autisme bisa diartikan sebagai
suatu paham yang hanya tertarik pada dunianya sendiri (Yosfan Azwandi, 2005: 13).
Yosfan Azwandi. (2005). Mengenal dan Membantu Penyandang Autisme. Jakarta:
Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi

Autis merupakan suatu gangguan perkembangan, gangguan pemahaman/gangguan pervasif dan bukan
suatu penyakit mental. Anak autis memiliki 3 gangguan yaitu perilaku, interaksi sosial, komunikasi dan
bahasa (Yuwono dalam Margono, jurnal communicare, 2012:71).

Autisme pertama kali ditemukan oleh Kanner pada tahun 1943. Gangguan ini
sebagai ketidakmampuan untuk berinteraksi dengan orang lain, gangguan berbahasa yang
ditunjukkan dengan penguasaan yang tertunda, ecolialia, mutism, pembalikan kalimat,
adanya aktivitas bermain yang repetitive dan stereotipik, rute ingatan yang kuat, dan
keinginan obsesif untuk mempertahankan keteraturan di dalam lingkungannya (Triantoro
Safaria, 2005:1).
Triantoro Safaria. (2005). AUTISME: Pemahaman Baru untuk Hidup Bermakna bagi
Orang Tua. Yogyakarta: Graha Ilmu

Menurut Sutandi, anak autism ialah anak yang mengalami gangguan


perkembangan berat yang antara lain memperngaruhi cara seseorang untuk
berkomunikasi dan berhubungan dengan orang lain. Dengan adanya gangguan
perkembangan pada anak autism menyebabkan anak autism sulit berhubungan atau
berinteraksi dengan orang lain dengan lingkungannya (Abdul Hadis, 2006: 43).
Abdul Hadi., Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus-Autisyik, Bandung:
Alfabeta, 2006

Sebagian besar anak autis akan menunjukan beberapa gejala seperti, kurang
respon terhadap orang lain, mengalami kendala berat dalam berkomunikasi, dan
memunculkan respon aneh dari berbagai aspek lingkungan disekitarnya, semua ini
berkembang pada 30 bulan pertama dari masa kelahirannya (Setiati Widiastuti, 2007: 2).

Menurut Yuwono (2012: 24) autistik merupakan gangguan perkembangan yang


mempengaruhi beberapa aspek bagaimana anak melihat dunia dan bagaimana belajar melalui
pengalamannya. Anak-anak dengan autistik biasanya kurang dapat merasakan kontak sosial.
Mereka cenderung menyendiri dan menghindari kontak dengan orang. Orang dianggap sebagai
objek (benda) bukan sebagai subjek yang dapat berinteraksi dan berkomunikasi.
Autisme adalah suatu keadaan dimana seorang anak berbuat semaunya sendiri, baik
cara berfikir maupun berperilaku. Keadaan ini mulai terjadi sejak usia masih muda, biasanya
sekitar usia 2-3 tahun. Autis bisa menimpa siapa saja, tanpa membedakan warna kulit, status
sosial, Ekonomi, maupun pendidikan seseorang.
Leni Susanti, Kisah-kisah Motivasi untuk Anak Berkebutuhan Khusus Autis, (Jogjakarta;
Javalitera, 2014),

PENYEBAB AUTIS

Penyebab terjadinya anak autis belum diketahui secara spesifik dan pasti. Namun, menurut para
ahli penyebab autis sering disebut sebagai multifactorial , atau gangguan sistem syaraf pusat,
gangguan sistem pencernaan, peradangan dinding usus, faktor genetic, dan kerancunan logam
berat (keracunan logam berat berdasarkan tes laboratorium yang dilakukan pada rambut dan
darah ditemukan kandungan ligam berat dan racun pada banyak anak autis). Farida, “Bimbingan
Keluarga dalam Membantu Anak Autis,” vol. 6, no. 1, pp. 63–88,
2015.

Faktor lingkungan juga berkontribusi terhadap gangguan autis (Sealey et al., 2016). Faktor tersebut
diantaranya polusi udara (Volk et al., 2011), nutrisi (Schmidt et al., 2011; Schmidt et al., 2012), dan
merkuri (Wijngaarden et al., 2013; Picciotto et al., 2010).

KOMUNIKASI

Kata atau istilah komunikasi berasal dari bahasa latin “communicates” yang
berarti “berbagi” atau “menjadi milik bersama”. Istilah komunikasi sering diartikan
sebagai kemampuan bicara, padahal komunikasi lebih luas dibandingkan dengan bahasa
dan bicara. Oleh karena itu agar komunikasi tidak diartikan secara sempit maka kiranya
perlu dijelaskan mengenai pengertian komunikasi. Komunikasi adalah kemampuan
alamiah, sedangkan keterampilan komunikasi adalah bakat, sifat bawaan, bukan
diperoleh dari usaha atau pendidikan. (Deddy Mulyana. (2012). Ilmu Komunikasi Suatu
Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.)
Komunikasi berasal dari kata-kata (bahasa) latin cum yaitu kata depan yang
berarti dengan, bersama dengan dan unus yaitu kata bilangan yang berarti satu. Dari
kedua kata itu terbentuk kata benda communion yang dalam bahasa Inggris menjadi
communion yang berarti kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan,
pergaulan,hubungan (Chusnul Chotimah, Komunikasi Pendidikan (Teori dan Prinsip
Dasar Komunikasi Perspektif Islam), (Yogyakarta: Lingkar Media Yogyakarta, 2015)
Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada
komunikan yang didalamnya juga terlanding pesan – pesan dan makna tertentu. Hal
tersebut disampaian melalui media atau saluran sebagai kendaraan yang akhirnya
menimbulkan efek atau perubahan bagi penerima pesan.
Romli, K. (2017). Komunikasi massa. Gramedia Widiasarana.

Jenis Komunikasi Verbal

a. Berbicara dan menulis

Bericara adalah komunikasi verbal-vokal. Sedangkan menulis adalah komunikasi verbal-


nonvocal. Contoh komunikasi verbal-vocal adalah presentasi dalam rapat dan contoh komunikasi
verbal-nonvocal adalah surat-menyurat bisnis.

b. Mendengarkan dan membaca

Mendengar dan mendengarkan itu kata yang mempunyai makna berbeda, mendengar
berarti semata-mata memungut getaran bunyi sedangkan mendengar- kan adalah mengambil
makna dari apa yang didengarmendengarkan melibatkan 4 unsur, yaitu mendengar,
memperhatikan, memahami, dan mengingat. Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan
informasi dari sesuatu yang ditulis.

Bentuk komunikasi nonverbal sendiri di antaranya adalah, bahasa isyarat, ekspresi


wajah, sandi, symbol-simbol, pakaian sergam, warna dan intonasi suara. Beberapa contoh
komunikasi nonverbal:

a. Sentuhan, Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman,


sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain.

b. Gerakan Tubuh, Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh meliputi
kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk
menggantikan suatu kata atau frase, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk
mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan.

c. Vokalik, Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu
cara berbicara. Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemah- nya suara,
kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lainlain.

d. Kronemik, Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam


komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal meliputi durasi yang
dianggap cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan dalam
jangka waktu tertentu, serta ketepatan waktu (punctuality).

Kusumawati, T. I. (2019). Komunikasi Verbal dan Nonverbal. AL-IRSYAD, 6(2)


MEDIA PEMBELAJARAN

Kata media berasal dari bahasa latin “medio” dalam bahasa latin, media diartikan sebagai antara. Media
merupakan bentuk jamak dari medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengatar. Secara
khusus kata tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa informasi
dari satu sumber kepada penerima. Dikaitkan dengan pembelajaran, media diartikan sebagai alat
komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi beruoa materi ajar
dari guru kepada murid sehingga menjadi lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran

Kustiawan, U. (2016). Pengembangan Media Pembelajaran Anak Usia Dini. Penerbit Gunung Samudera
[Grup Penerbit PT Book Mart Indonesia].

Media pembelajaran adalah semua bentuk peralatan fisik yang didesaun secara
terencana untuk menyampaikan informasi dan membangun interaksi.
Yaumi, M. (2018). Media dan Teknologi Pembelajaran. Makasar:Prenada Media.

Selain itu, media pembelajaran adalah media yang digunakan pada proses
pembelajaran sebagai penyalur pesan antara guru dan siswa agar tujuan pengajaran
tercapai.
Mais, A. (2016). Media Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus (ABK): Buku
Referensi untuk Guru, Mahasiswa dan Umum. Pustaka Abadi.
PERILAKU

Menurut Notoatmodjo (2010), perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme atau
mahluk hidup yang bersangkutan. Perilaku manusia pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari
manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan,berbicara,
menangis, tertawa, bekerja, membaca, menulis dan sebagainya.

Skinner (dalam Notoatmodjo,2010) merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi
seseorang terhadap stimulasi. Menurut Skinner terdapat dua respon yaitu: a. Respondent respons atau
refleksif adalah respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan tertentu. Rangsangan-rangsangan
semacam ini disebut eliciting stimuli, karena menimbulkan respon-respon yang relatif tetap. b. Operant
respons atau instrumental respons adalah respon yang timbul dan berkembangnya kemudian diikuti
oleh stimululus atau rangsangan yang lain. Perangsang yang terakhir ini disebut reinforcing stimuli atau
reinforce, karena berfungsi untuk memperkuat respons

Trisnawati, I. (2019). GAMBARAN PERILAKU MENYIKAT GIGI DAN KARIES GIGI PADA


SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KARANGASEM KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2019 (Doctoral
dissertation, Poltekkes Kemenkes Denpasar).

PERILAKU AUTIS

Anda mungkin juga menyukai