MULTINASIONAL
MAKALAH
Oleh:
1. Dzikri Fitriyana (7211417025)
2. Juwairiyyah (7211417075)
3. M Fahmi Hidayat (7211417121)
4. Andi Kurniawan Kristanto (7211417176)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusah Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan dan Manfaat penulisan.......................................................................2
BAB II....................................................................................................................34
PEMBAHASAN....................................................................................................34
2.1 Perbedaan Budaya........................................................................................34
2.2 Harga Transfer..............................................................................................36
2.3 Nilai Tukar...................................................................................................44
2.4 Hakikat Proyek.............................................................................................51
BAB III..................................................................................................................64
PENUTUP..............................................................................................................64
3.1 Kesimpulan...................................................................................................64
3.2 Saran.............................................................................................................65
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Ada tiga permasalahan yang khusus dalam sebuah organisasi global, yaitu
perbedaan budaya, harga transfer dan perbedaan nilai tukar mata uang. Bab ini
akan membahas secara khusus tiga perbedaan budaya tersebut, dalam buku
referensi yang diambil, bab ini diterapkan pada kondisi organisasi yang berada di
Amerika Serikat dan anak perusahaannya yang berada diluar negeri, namun
masalah yang sama juga dapat ditemukan diperusahaan yang berada dinegara
manapun.
2
Hasil dari penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dan informasi yang tepat mengenai praktik pengendalian
menejemen organisasi multinasional dan pengendalian proyek dari tahap
perencanaa, pelaksanaan hingga tahap evaluasi proyek.
3
BAB II
PEMBAHASAN
34
merasa sasuai antara pengendalian dengan budaya dan norma yang dijaga oleh
masyarakat tempat mereka beroperasi.
Taksonomi budaya yag sering digunakan ada empat dimensi budaya yang
dikemukakan oleh Geert Hofstede. Keempat dimensi itu antara lain dimensi
individualisme, dimensi jarak kekuasaan, dimensi penghindaran ketidak pastian,
dan dimensi maskuinitas.
a. Dimensi inividualisme (vs kolektivisme) budaya nasional yang berkaitan
dengan konsep diri individu, yaitu orang melihat diri mereka sebagai
individu atau bagian dari suatu kelompok. Individu dari budaya
individualistis cenderung untuk menempatkan diri mereka diatas
kepentingan kelompok dan lebih memilih resolusi konflik antar pribadi
untuk menekan konflik. Budaya individualisme sangat tinggi padda negara
Amerika Serikat, Australia, dan inggris. Sedangkan budaya koltivitisme
yang tinggi terjadi pada negara Arab Saudi, Venezuela, dan peru.
b. Dimensi jarak kekuasaan berkaitan dengan aspek keterjangkauan dari
masyarakat dalam menerima kekuasaan institusi atau organisasi yang
didistribusika secara merata. Dimensi jarak kekuasaan yang tinggi terjadi
pada negara Filiphina, Venezuela, dan Meksiko. Dimensi dengan jarak
kekuasaan rendah terjadi pada negara Israel, Denmark, dan Australia.
c. Dimensi ketidak pastian merujuk pada sejauh mana seseorang merasa
tidak nyaman oleh keadaan ketidak pastian, situasi yang mereka hadapi
tidak jelas. Dimensi penghindaran ketidak pastian yang tinggi dilakukan
oleh negara Jepang, Portugal, dan Yunani. Sedangkan dimensi
penghindaran ketidak pastian rendah terdapat dinegara Singapura,
Hongkong, dan Denmark.
d. Dimensi maskulinitas berkaitan dengan hak untuk berprestasi ,ketegasan
dan kesuksesan materi, sebagai penekanan pada hubungan kesederhanaan,
dan kualitas hidup (ciri-ciri feminitas).
Keempat dimensi diatas tidak cukup untuk menjelaskan semua aspek
budaya nasional dan perbedaan yang terjadi di seluruh negara. MCS dapat
mengambil pengendalian yang dianggap paling sesuai dengan konflik
yang terjadi. Skema klasifikasi lain juga diusukan oleh Hall. Menurut
35
pendapatnya kebudayaan berbeda satu sama lain dalam spectrum, yaitu
mulai dari :
a. Budaya berkonteks rendah : dimana orang yang melaksanakan bisnisnya
dengan bernegosiasi seefisien mungkin. Dilakukan oleh negara Jerman,
Swiss, Skandinavia, Amerika Utara dan Inggris.
b. Budaya berkonteks tinggi : dimana orang berusaha membangun hubungan
pribadi sebelum melakukan bisnis dan negosiasi berjalan dengan lambat
bersifat ritual. Dilakukan oleh negara Cina, Korea, Jepang, dan Saudi
Arabia.
Kesimpulan yang dapat ditarik tentang jenis sistem perencanaan dan sistem
pengendalian yang akan lebih efektif didalam budaya yang berbeda.
Perpajakan
Peraturan pemerintah
36
penghasilan yang tinggi. Meskipun demikian, otoritas pajak pemerintah
menyadari adanya kemungkinan ini dan mengeluarkan peraturan yang
menentukan bagaimana harga transfer dapat dihitung.
Tarif
Pengendalian devisa
Akumulasi dana
Joint enture
37
kemungkinan besar akan menolak harga tersebut karena harga itu akan
memperkecil laba operasinya dan mengakibatkan bagian keuntungan dari mitra
joint venture Jepang tersebut juga semakin kecil. Ford Motor Company, dengan
sebagian maksudya untuk menghindari perselisihan tentang harga transfer,
membeli sejumlah besar kepentingan minoritas Inggris di Ford Ltd pada tahun
1961. Untuk alasan yang sama, General Motors tidak pernah melakukan joint
venture sampai perjanjian yang dilakukannya dengan Toyota pada akhir tahun
1980-an.
38
Undangperpajakan AS). Umumnya mencoba untuk memastikan bahwa transaksi-
transaksi finansial antara unit-unit dari wajibp ajak yang sepengendali (perusahaan
yang mengendalikan transaksi yang terjadi antara pusat keuntungannya didalam
negeri dan luar negeri) diselenggarakan seakan-akan unit-unit tersebu tmerupakan
wajib pajak yang tidaksepengendali (entitas independent yang
melakukantransaksisatusama lain sesuai dengan prinsip ekonomi yang wajar. Jika
timbul perselisihan, bagian 482 mengizinkan internal revenue service (kantorpajak
AS) menghitung apa yang dianggap sebagai harga transfer yang paling tepat, dan
selanjutnya perusahaan menanggung beban untuk membuktikan bahwa harga
yang dihitung tersebut adalah tidak wajar. Hal ini berbeda dengan kebanyakan
ketetapan dari internal revenue code yang memperkenankan perusahaan memilih
apa saja alternative yang diizinkan yang diinginkannya dan meletakkan beban
pembuktian kepada internal revenue service (Kantor Pajak AS) untuk
memperlihatkan bahwa metode perusahaan tersebut tidak dapat diterima.
39
hargajual kembali. Dalam metode ini, wajib pajak bekerja mundur dari
harga penjualan final pada saat kekayaan yang dibeli dari perusahaan
afiliasi dijual kembali dalam sebuah penjualan tidak sepengendali. Harga
jual kembali ini dikurangi dengan persentase keuntunngan ( mark up) yang
semestinya berdasarkan penjualan tidak sepengendali oleh afiliasi yang
sama atau oleh penjualan yang lain yang menjual barang yang sama di
pasar yang dapat di perbandingkan. Persentase markup dari pesaing dan
rata-rata industry juga dapat membantu dalam kaitannya dengan hal ini.
Peraturan meminta metode ini digunakan jika
(1) jika tida ktersedia penjualan tidak sepengendali yang sebanding.
(2) penjualan kembali dilakukan dalam jangka waktu yang wajar sebelum
atau sesudah pembelian antar perusahaan sepengendali,
(3) penjualan kembali tidak menambahkan niali yang berarti kepadabarang
yang bersangkutan dengan mengubahnya secarafisik, selain dari kemasan,
label, dan seterusnya, atau penggunaan ataup emanfaatan kekayaan yang
tak berwujud .
3. Metode Biaya-plus. Menurut metode ini, yang menjadi prioritas terendah
di antara ketiga metode yang diuraikan, titik awal untuk menentukan harga
yang wajar adalah biaya untuk memproduksi produk, duhitun gmenurut
praktik akuntansi yang benar. Kedalam biaya ini ditambahkan laba kotor
yang wajar yang dinyatakan dalam persentase tertentu dari biaya dan
didasarkan pada penjualan tidak sepengendali yang serupa yang dilakukan
oleh pihak penjual ataupenjual lain atau tingkat yang berlaku untuk
industry tertentu.
40
2. Metode harga jual kembali
Harga transfer = Hargajual kembali yang berlaku – markup yang memadai
± Penyesuaian
Hargajual kembali yang berlaku adalah harga di mana aktiva yang dibeli
melalui penjualan sepengendali, dijual kembali oleh pembeli dalam penjualan
yang tidak sepengendali.
3. Metodebiaya plus
41
1. Meskipun terdapat pembatasan hukum terdapat fleksibilitas
perusahaan dalam menentukan harga transfer masih terdapat cukup
ruang gerak di dalam pembatasan ini.
2. Dalam situasi tertentu, pembatasan hukum dapat mendikte jenis-jenis
harga transfer yang harus ditetapkan.
Terdapat dua kebijakan eksterm dalam menangani masa lalu ini. Bebrapa
perusahaan mengizinkan anak perusahaan berurusan satu sama lain sesuai dengan
prinsip ekonomi yang wajar dan membiarkan dampak akibat pajak serta tariff
apaadanya. Dengan kebijaka nini, tidak adalagi keraguan tentang legalitas harga
transfer karena anak perusahaan mencoba melakukan hal ini sesuai dengan yang
diminta oleh peraturan yang berlaku – melakukan transaksi secara wajar. Dengan
kebijakan ini, kebijakan harga transfer untuk negara asing pada pokoknya akan
42
sama dengan harga transfer untuk domestik. Akibatnya, system harga transfer
akan mendukung system pengendalian manajemen. Namun pada sisi yang lain,
kebijakan ini dapat menghasilkan total biaya yang lebih tinggi.
Adapaun pada sisi eksterm yang lain, harga transfer untuk negara asing
dengan hampir seluruhnya dikontrol oleh kantor pusat perusahaan dengan maksud
untuk meminimalkan biaya total perusahaan, memaksaimalkan arus kas dalam
dolar atau memperoleh kombinasi yang optimum untuk posisi mata uang. Namun,
kebijakan semacam ini dapat sangat membatasi kegunaan system pengendalian
,karena dalam keadaan tertentu harga transfer tersebut tidak berhubungan dengan
harga yang berlaku jika unit-unit yang melakukan pembelian dan penjualan adalah
indepnden.
43
Dalam beberapa keadaan, pembatasan hukum dapat meminta
digunakannya harga transfer tertentu, atau sebuah sistem transfer yang disukai
untuk tidak digunakan. Dalam keadaan yang lain, pendekatan “full cost” yang
implisit dalam bagian 482 dapat membatasi kemampuan perusahaaan untuk
mentransfer beberapa yang kurang dari full cost-nya. Jika bagian 482 meminta
penggunaan harga transfer yang berbeda dari yang akan digunakan untuk tujuan
pengendalian, perusahaan akan berada pada posisi yang sama dengan perusahaan
yang menggunakan harga transfer untuk perpajakan dan lainnya untuk
pengendalian, kecuali jika perusahaan tersebut mampu dengan aman
menyesuaikan pendapatan dan biaya anak perusahaan sebesar perbedaan harga
transfer bagian 482 dan harga transfer yang digunakan dibanyak kasus
44
Nilai tukar forward adalah nilai tukar hari ini yang dapat digunakan
menjadi dasar penyelesaian suatu transaksi yang terjadi di suatu waktu
di masa depan.
Berdasarkan sejarah, negara Indonesia telah menerapkan tiga sistem nilai tukar,
yaitu:
45
2.3.2 Jenis Eksposur Nilai Tukar
Eksposur Translasi atas nilai tukar adalah eksposur dari neraca dan
laporan laba rugi perusahaan multinasional terhadap perubahan yang
terjadi di dalam nilai tukar nominal. Hal ini dikarenakan adanya fakta
bahwa perusahaan multinasional harus mengonsolidasikan pembukuan
mereka dalam satu mata uang (biasanya mata uang negara induk
perusahaan), meskipun arus kas mereka didenominasi dalam banyak
mata uang.
Eksposur Transaksi adalah eksposur nilai tukar yang dimiliki
perusahaan untuk transaksi-transaksi antarnegaranya ketika transaksi
semcam itu dicatat hari ini tetapi penyelesaian pembayarannya
dilaksanakan di kemudian hari. Selama masa di mana pembayaran atau
komitmen penerimaannya masih belum dilakukan, nilai tukar nominal
dapat berubah dan menimbulkan adanya risiko pada nilai dari
transaksi. Contoh transaksi semacam ini termasuk piutang, kewajiban,
dan utang atau pembayaran bunga yang belum dilaksanakan dalam
mata uang asing.
Eksposur Ekonomi adalah eksposur nilai tukar atas arus kas perusahaan
terhadap perubahan nilai tukar riil. Eksposur ekonomi juga disebut
eksposur operasional atau eksposur kompetitif terhadap nilai tukar.
46
dihasilkan akan merefleksikan kinerja operasi dari manajer, yang
independen terhadap dampak translasi.
Anggaran Aktual
FF $ FF $
Pendapatan 100 10 100 9,09
Laba 10 1 10 0,91
47
2.3.4 Eksposur Ekonomi
48
tidak mencapai anggaran (baik dalam $ maupun FF, nilai laba dan
margin).
49
Sejauh ini kita telah mengusulkan bahwa adalah penting untuk
membedakan antara kinerja ekonomi anak perusahaan dan kinerja para
manajernya, dan pedoman-pedoman yang dibicarakan di atas semata-mata
hanya menangani pengisolasian dampak nilai tukar terhadap kinerja
manajer anak perusahaan. Adalah penting untuk menyadari bahwa kinerja
ekonomi anak perusahaan itu sendiri harus merefleksikan akibat-akibat
negatif atau positif atas eksposur translasi, transaksi, dan ekonomi.
Jika kinerja ekonomi jangka panjang anak perusahaan (setelah
memasukkan efek nilai tukar) terus memburuk, meskipun kinerja
manajernya memuaskan, maka induk perusahaan harus mengeluarkan
pertanyaan yang lebih mendasar : apakah hal itu memberikan artian
ekonomis secara berkelanjutan bagi perusahaan multinasional untuk
meneruskan beroperasi di negara tersebut, atau apakah ia sebaiknya
memindahkan bisnisnya ke tempat lain? Jawaban atas pertanyaan ini akan
kembali kepada keputusan lokasi bisnis, daripada keputusan evaluasi
kinerja; hal ini seharusnya merupakan sebuah keputusan independen.
2.3.7 Pertimbangan Manajemen
50
dapat mencegah manajer anak perusahaan menjadi peramal dan
spekulan nilai tukar.
Manajer anak perusahaan harus bertanggung jawab terhadap efek
ketergantungan dari nilai tukar yang diakibatkan oleh eksposur
ekonomi.
Evaluasi anak perusahaan sebagai basis dari pengambilan keputusan
untuk menentukan lokasi operasi di sebuah negara atau merelokasi
operasi dari sebuah negara seharusnya merefleksikan konsekuensi-
konsekuensi dari adanya eksposur translasi, transaksi, dan ekonomi.
Pada survei yang dilakukan pada tahun 1982, Sapy-Mazella dkk,
menemukan dalam evaluasi kinerja manajer anak perusahaan, 79%
respondennya menggunakan metrik yang berbeda untuk menyiapkan
anggaran dan melaporkan kinerja; 66% mempergunakan beberapa
peramalan atas nilai tukar untuk menyiapkan anggaran dan menggunakan
nilai tukar aktual pada akhir periode untuk melaporkan kinerja anak
perusahaan secara relatif terhadap anggarannya; dan 13% mempergunakan
nilai tukar awal untuk mempersiapkan anggaran dan nilai tukar aktual
pada akhir periode untuk melaporkan kinerja. Temuan-temuan ini tidak
konsisten dengan pedoman yang telah kita kembangkan di atas.
Terdapat dua kemungkinan penjelasan untuk ketidakkonsistenan
ini. Pertama, kebanyakan dari sistem pengendalian ini dikembangkan pada
tahun 1950-an dan 1960-an, ketika nilai tukar adalah tetap; dimana nilai
tukar fleksibel hanya baru-baru ini saja diperkenalkan, perusahaan
multinasional tidak boleh menyesuaikan sistem evaluasi kinerja mereka
dengan kenyataan yang baru. Kedua, banyak perusahaan tidak dapat
membedakan antara kinerja keuangan manajer dan kinerja keuangan anak
perusahaan multinasional.
Apa pun alasannya, adalah penting untuk memahami perusahaan
multinasional yang memilih untuk menggunakan metrik yang berbeda
untuk menyiapkan anggaran anak perusahaan dan melaporkan kinerja
aktualnya akan memiliki berbagai jenis risiko yang telah kita bahas
sebelumnya.
51
2.4 Hakikat Proyek
Sebuah proyek adalah sekumpulan kegiatan yang dimaksudkan untuk
mencapai hasil akhir tertentu yang memiliki arti yang cukup penting bagi
kepentingan pihak manajemen. Proyek meliputi proyek konstruksi, pembuatan
suatu produk besar yang unik (seperti turbin), pengaturan ulang pabrik,
pengembangan produk baru, kegiatan konsultasi, audit, akuisisi dan divestasi,
tutuntutan hukum, restrukturisasi finansial, kegiatan penelitian dan
pengembangan, pengembangan dan instalasi system informasi, serta masih
banyak lagi.
Sasaran Tunggal
Struktur Organisasi
52
Pengendalian proyek focus pada proyek, yang tujuannya adalah untuk
menghasilkan produk yang memuaskan, dalam jangka waktu yang telah
ditentukan dan pada tingkat biaya yang optimum. Sebaliknya, pengendalian
manajemen dari organisasi rutin focus pada kegiatan-kegiatan dalam satu periode
waktu tertentu, seperti satu bulan, dan berlaku pada semua produk yang
dikerjakan dalam jangka waktu tersebut.
Proyek biasanya melibatkan trade off antara ruang lingkup (scope), jadwal
(schedule), dan biaya (cost). Biaya dapat dikurangi dengan mengurangi ruang
lingkup proyek. Jadwal dapat dipersingkat dengan menimbulkan biaya lembur.
Trade off yang serupa terjadi di dalam organisasi rutin, tetapi mereka bukan
merupakan kegiatan sehari-hari yang umum di dalam organisasi semacam itu.
53
Pengaruh Lingkungan yang Besar
Pengecualian
Organisasi Matriks
Jika para anggota suati tim proyek ditarik dari organisasi yang
mensponsori, mereka akan mempunyai dua “atasan”: manajer proyek dan manajer
departemen fungsional temat mereka bertugas secara permanen. Pengaturan
seperti itu disebut organisasi matriks. Para manajer proyek menginginkan agar
perhatian penuh diberikan kepada proyek mereka, sedangkan anajer pusat
tanggung jawab fungsional harus mempertimbangkan semua proyek dimana
pegawai dari pusat tersebut bekerja. Konflik kepentinggan ini tidak terhindarkan,
dan akhirnya menimbulkan ketegangan.
Jenis personel dan metode manajemen yang berbeda mungkin tepat untuk
dilaksanakan pada berbagai tahapan proyek. Pada tahap perencanaan sebuah
proyek konstruksi, arsitek, insinyur, penjadwal, dan analisis biaya akan
54
mendominasi. Pada tahap pelaksanaan proyek, peran utama adalah pada manajer
produksi. Pada tahap akhir, pekerjaan sudah berkurang, dan tugas utama
barangkali adalah mengupayakan penerimaan sponsor, dengan keterampilan
pemasaran yang tinggi menjadi prasyarat utama (khususnya di dalam proyek
konsultasi).
Paket Kerja
55
2.4.3 Perencanaan Proyek
Rencana awal terdiri atas tiga bagian yang berkaitan : lingkup, jadwal dan
biaya. Bagian lingkup (scope) menyebutkan spesifikasi setiap paket pekerjaan dan
nama dari orang atau unit organisasi yang bertanggung jawab. Bagian jadwal
(schedule) menyatakan estimasi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
setiap paket pekerjaan dan hubungan antara paket pekerjaan, yaitu paket pekerjaan
yang mana yang harus diselesaika sebelum paket pkerjaan yang lain dimulai.
Bagian biaya (cost) yang dinyatakan di dalam anggaran proyek, biasanya disebut
anggaran pengendalian. Sumber dana yang akan dipergunakan untuk masing-
masing paket pekerjaan dinyatakan dalam jumlah non moneter.
56
Meskipun demikian, jika kontraktor telah melaksanakan pekerjaan yang sama di
waktu yang lain, biaya yang timbul dalam paket pekerjaan ini akan memberikan
titik awal untuk menaksir biaya proyek baru. Untuk beberapa pekerjaan, norma
industry, atau peraturan telah dikembangkan dan berguna dalam memperkirakan
biaya.
Selama fase perencanaan, aktivitas lain yang tetap dikerjakan, bahan-bahan baku
dipesan, izin-izin diperoleh, wawancara awal dilaksanakan, personel dipilih dan
seterusnya. Semua aktivitas ini harus dikendalikan dan diintegrasikan ke dalam
upaya proyek keseluruhan.
57
actual dibandingkan dengan semua estimasi ini. perbandingan mungkin dapat
dibuat ketika tercapainya milestoneyang ditetapkan didalam proyek atau pada
interval waktu yang telah ditentukan seperti dalam mingguan atau bulanan.
Menejer memerlukan tiga jenis laporan keuangan yang berbeda satu sama
lain, yaitu laporan kendala, laporan kemajuan pekerjaan, dan laporan keuangan.
Laporan kendala (trouble report) melaporkan baik masalah yang sudah terjadi
dan masalah yang belum terjadi yang sudah diantisipasi. Ketika terjadi maslah
yang kritis laporan ini harus segera disampaikan kepada menejer, sehingga
menejer dapat mengambi tindakan yang tepat.
Laporan keuangan (financial report) adalah laporan akurat yang memuat biaya
proyek yang harus disiapkan sebagai dasar untuk pembayaran setiap termin
kemajuan pekerjaan jika itu merupakan kontrak penggantian biaya. Laoran ini
dirasa kurang penting dalam pengendalian menejemen jika dibandingkan denagan
informasi kasar.
Kuantitas Laporan
58
hal yang serius, biasanya seorang menejer yang kompeten telah mengetahui mana
informasi yang diperlukan dan menjadi fokus perhatian.
Persentase Penyelesaian
Beberapa paket pekerjaan hanya akan selesai sebagian pada saat tanggal
laporan, dan persentase penyelesaian dari setiap paket pekerjaan semacam itu
harus diperkirakan sebagai dasar untuk perbandingan waktu aktual dengan waktu
yang dijadwalkan dan biaya actual dengan anggaran biaya.
Merangkum Kemajuan
Daftar Perbaikan.
Laporan Kendala
Pada umumnya, proyek memiliki banyak laporan kendala, salah satu tugas
menejer adalah menentukan laporan kendala mana yang akan digunakan, yang
menjadi prioritas paling tinggi. Menejer akan mengabaikan laporan yang
berasumsi personel operasilah yang akan mengambil tindakan korektif.
Laporan Kemajuan
59
Padahal dengan menganalisis laporan keuangan menejer dapat mengungkap suatu
permasalahan yang tidak diungkap dalam laporan kendala.
Laporan atas biaya tak langsung disiapkan secara terpisah. Laporan ini
mengukur biaya dalam dimensi yang berbeda dengan yang dilakukan oleh laporan
atas biaya langsung dalam pekerjaan proyek. Daam hal ini biaya langsung, biaya
aktual dibandingkan dengan biaya yang dianggarkan ats pekerjaan yang benar-
benar telah diselesaikan. Dalam biaya tidak langsung, biaya aktual pada suatu
periode, seperti bulanan, dibandingkan dengan biaya yang dianggarkan paa perioe
yang sama.
Organiasi yang lain melaporkan estimasi saat ini dari total biaya untuk
keseluruhan proyek,dibandingkan dengan biaya yang dianggarkan untuk
keseluruhan proyek tersebut. estimasi saat ini diperoleh dengan mengambil biaya
aktual terakhir dan menambahkan estimasi biaya untuk menyelesaikannya, yaitu
berupa tambahan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek. Jenis
laporan yang terakhir disebut berguna untuk memperlihatkan bagaimana proyek
diharapkan akan selesai, asalkan estimasi biaya untuk menyelesaikannya dihitung
dengan benar.
60
2.4.4.3 Sumber Informasi Informal
Revisi
Dalam banyak proyek, Audit atas mutu harus dilakukan pada saat
pekerjaan sedang dikerjakan. Jika pekerjaan tertunda, pekerjaan yang salah pada
setiap paketpekerjaan dapat disembunyikan, kesalahan ini akan tertimbun oleh
pekerjaan berikutnya. Dalam beberapa proyek, audit atas biaya juga dilakukan
sejalan dengan kemajuan proyek. Sedangkan untuk yang lain, audi biaya tidak
dilaksanakan sampai proyek tersebut selesai. Pada umumnya audit dilakuakan
sembari proyek berjalan, itu lebih disukai karena dapat mengungkapkan potensi
kesalahan yang dapt dikoreksi sebelumnya. Meskipun demikian, para auditor
proyek sebaiknya tidak menggunakan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan
secara berlebih. Dalam tahun- tahun ini auditor internal telah memperluas
fungsinya sampai kepada audit operasional.
61
Evaluasi proyek memiliki dua aspek yang terpisah:
62
memiliki prioritas yang lebih tinggi, menejer dapat mendasarkan keputusan atas
pertimbangan pribadi, pengorbanan, faktor-faktor lain yang tidak dicatatdidalam
sebuah laporan tertulis.meskipun begitu, beberapa indikasi atas menejemen yang
buruk mungkin dapat diidentifikasi.
Evaluasi atas proses mungkin mengindikasikan bahwa peninjauan yang
dilakukan selama proyek dilaksanakan ternyata kurang memadai, atau tinakan
yang tepat waktu tidak diambil berdasarkan peninjauan ini. Evaluasi juga dapat
mengarah pada perubahab didalam peraturan atau prosedur.
63
yang secara relatif tidak penting dapat diabaikan jika penilaian dibatasi hanya
kepada proyek-proyek besar.
64
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan materi pengendalian menejemen
organisasi multinasional dan pengendalian menejemen proyek adalah :
1. Perbedaan budaya sangat berpegaruh terhadap pengendalian menejemen
organisasi multinasional, karena orang yang memiliki latar budaya
berbeda cenderung memiliki reaksi dan pengendalian menejemen yang
berbeda, oleh karena itu dibutuhkan pengendalian yang tepat. Adapun
budaya dapat berbeda dengan empat dimensi, yaitu dimensi
individualisme, dimensi jarak kekuasaan, dimensi budaya ketidak pastian,
dan dimensi maskulinitas.
2. Harga transfer untuk barang, jasa, dan teknologi merupakan sebagian besar
keterjadian antara pengendalian menejemen operasi domestik dan luar
negeri. Dibutuhkan pertimbangan penting untuk menetapkan suatu harga
transfer, yaitu perpajakan, peraturan pemerintah, tariff, pengendalian
devisa, akumulasi dana, dan joint venture.
3. Nilai tukar merupakan perbandingan harga dari sebuah mata uang suatu
negara dengan mata uang negara lain, yang pada umumnya mengacu
kepada nilai dollar. Variasi ini memperumit pengukuran kinerja anak
perusahaan dengan menejernya. Perusahaan multinasional memiliki
eksposur akibat translasi, transaksi, dan ekonomi perubahan nilai tukar.
4. Pengendalian menejemen untuk operasi proyek berlangsung dan akan
berakhir. Untuk pengendalian sebuah proyek akan bergerak dari satu
milestone ke milestone berikutnya dan akhirnya berhenti. Selama
hidupnya, rencana-rencana dibuat, dilaksanakan, dan hasilnya dievaluasi.
Evaluasi tersebut dilakukan dengan interval berkala, yang mungkin akan
menyebabkan dilakukannya revisi atas rencana.
65
3.2 Saran
1. Bank Indonesia selaku bank sentral diharapkan lebih berhati-hati dalam
mengeluarkan kebijakan tentang tingkat suku bunga dengan
memperhatikan laju inflasi dalam negeri.
2. Sebaiknya pemerintah mengurangi impor dari negara lain karena itu dapat
menyebabkan berkurangnya cadangan devisa dan nilai rupiah akan
melemah / terdepresiasi. Selain itu pemerintah jugaharus menyeimbangkan
negara pembayaran dengan menekanimpor yang masuk ke Indonesia agar
cadangan devisa yang dimiliki pemerintah tidak berkurang.
3. Pemerintah harus meningkatkan ekspor dengan cara memperbaiki kualitas
produk dalam negeri agar mampu bersaing dengan produk produk dari
negara lain yang mempunyai kualitas bagus.
66
67
DAFTAR PUSTAKA
http://www.bi.go.id/web/id/moneter/nilai tukar.html
36