Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Tentang
IHSAN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I
1. ESA ULFATUN NISA
2. ANISA
3. CANDRA
4. SURYANTO

DIBIIMBING OLEH:
Drs. Muslim, M.Pd

SMA NEGERI 2 WOHA


TAHU AJARAN 2019 / 2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah.. Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan
hidayah-Nya. Segala pujian hanya layak kita aturkan kepada Allah SWT. Tuhan seru
sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta petunjuk-Nya yang sungguh
tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusuna makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan rasa berterimakasih yang
sebesar-besarnya kepada mereka, kedua orang tua dan segenap keluarga besar
penulis yang telah memberikan dukungan, moril, dan kepercayaan yang sangat
berarti bagi penulis.
Berkat dukungan mereka semua kesuksesan ini dimulai, dan semoga semua
ini bisa memberikan sebuah nilai kebahagiaan dan menjadi bahan tuntunan kearah
yang lebih baik lagi. Penulis tentunya berharap isi makalah ini tidak meninggalkan
celah, berupa kekurangan atau kesalahan, namun kemungkinan akan selalu tersisa
kekurangan yang tidak disadari oleh penulis.
.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i


KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 1
C. Tujuan...................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Ihsan ....................................................................................................... 2
B. Kaum Dhuafa .......................................................................................... 4
C. Ihsan Terhadap Kaum Dhuafa ............................................................... 9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................................. 12
B. Saran ...................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 13
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Akhir-akhir ini banyak kejadian dalam kehidupan masyarakat yang
membutuhkan bantuan dan uluran tangan. Akibat dari krisis ekonomi yang
berkepanjangan, yang hingga sekarang belum ada ujungnya. Banyak terdapat kaum
dhuafa yang membutuhkan uluran tangan dari semua yang berada di kalangan atas.
Dhuafa sendiri merupakan sebuah kelompok manusia yang dianggap lemah atau
mereka yang tertindas.
Dalam hadist di terangkan, seorang bertanya kepada Nabi SAW, “Islam yang
bagaimana yang baik ? “ Nabi SAW menjawab, “Membagi makanan (kepada fakir
miskin) dan memberi salam kepada yang dia kenal dan yang tidak dikenalnya.”
(HR.Bukhari). Dalam hadist yang lain juga dijelaskan bahwa perumpamaan orang-
orang yang beriman di dalam saling cinta kasih dan belas kasih seperti satu tubuh.
Apabila kepala mengeluh (pusing) maka seluruh tubuh tidak bisa tidur dan demam.
(HR. Muslim).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana penjabaran tentang ihsan?
2. Bagaimana penjabaran tentang kaum dhuafa?
3. Bagaimana Ihsan terhadap kaum dhuafa?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Untuk menjelaskan tentang ihsan
2. Untuk menjelaskan tentang kaum dhuafa
3. Untuk menjelaskan tentang kaum dhuafa
BAB II
PEMBAHASAN

A. IHSAN
1. PENGERTIAN IHSAN
Ihsan (Arab: ‫" ;احس<<<<ان‬kesempurnaan" atau "terbaik") adalah seseorang yang
menyembah Allah seolah-olah ia melihat-Nya, dan jika ia tidak mampu
membayangkan melihat-Nya, maka orang tersebut membayangkan bahwa
sesungguhnya Allah melihat perbuatannya.
Ihsan berasal dari kata ‫ يحسن‬   ‫أحس<<ن‬     yang artinya adalah berbuat baik dan dalam
bentuk masdarnya adalah ‫احسان‬  yang artinya kebaikan. Dalam Alquran Allah SWT
berfirman:
) 7 : ‫إن أحسنتم أحسنتم ألنفسكم (اإلسراء‬
 “Jika kamu berbuat baik, itu adalah untuk diri kamu” ( QS. Al- Isra’: 7 )
) 77  : ‫وأحسن كما أحسن هللا إليك ( القصص‬
“Dan berbuat baiklah seperti halnya Allah berbuat baik terhadapmu” (Al -Qashash :
77 )

Ihsan adalah lawan dari isa'ah (berbuat kejelekan), yaitu seorang manusia
mencurahkan kebaikan dan menahan diri untuk tidak mengganggu orang lain.
Mencurahkan kebaikan kepada hamba-hamba Allah dengan harta, ilmu, kedudukan
dan badannya.
 Ihsan adalah puncak ibadah dan akhlak yang senantiasa menjadi target seluruh
hamba Allah swt. Sebab ihsan menjadikan kita sosok yang mendapatkan kemuliaan
darin-Nya. Sebaliknya, seorang hamba yang tidak mampu mencapai target ini akan
kehilangan kesempatan yang sangat mahal untuk menduduki posisi terhormat
dimata Allah swt. 

Ciri-ciri Kelebihan Ihsan :


a. Mentaati perintah dan larangan Allah SWT dengan ikhlas.
b. Senantiasa amanah ,jujur dan menepati janji.
c. Merasakan nikmat dan haus akan ibadah.
d. Mewujudkan keharmonisan masyarakat.
e. Mendapat ganjaran pahala dari Allah SWT.
Cara Penghayatan Ihsan Dalam kehidupan :
a. Menyembah dan beribadah kepada Allah
b. Memelihara kesucian aqidah tidak terbatal.
c. Mengerjakan ibadah fardhu ain dan sunat.
d. Hubungan baik dengan keluarga,tetangga dan masyarakat.
e. Melakukan perkara-perkara yang baik.
f. Mengamalkan sifat-sifat mahmudah.
g. Bersyukur atas nikmat Allah SWT.

2. LANDASAN SYAR’I MENGENAI IHSAN


a. Ada 166 ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang Ihsan dengan segala
implementasinya. Dari sini kita dapat menarik satu makna bahwa betapa
mulia dan agungnya perilaku dan sifat ini, sehingga mendapat porsi yang
sanagt istimewa dalam al quran.Berikut ini beberapa ayat yang menjadi
landasan demi memahami hal ini:
Firman Allah yang artinya: “Dan berbuat baiklah kalian karena
sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik” (QS. Al-
Baqarah 195 )
Firman Allah yang artinya: “Sesungguhnya Allah memerintahkan untuk
berbuat keadilan dan kebaikan” (QS. An-Nahl : 90 )
Firman Allah yang artinya: “Dan berkatalah kepada manusia dengan
perkataan yang baik” (QS. Al -Baqarah: 83 )
Firman Allah yang artinya: “Dan berbuat baiklah terhadap dua orang ibu
bapak, kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat
maupun yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan para hamba sahaya yang
kamu miliki” (QS. An -Nisa: 36).
b. As Sunnah. Rasulullah SAW sangat dan amat perhatian terhadap hal ini,
karena ini merupakan puncak harapan dan perjuangan seorang hamba
apabila ia mencapai ihsan itu sendiri. Diantara hadist tersebut bahkan
menjadi landasan utama dalam memahami agama ini.
Sabda Rasulullah saw ketika menjawab pertanyaan malaikat Jibril tentang
ihsan, lalu beliau menjawab yang kemudian dibenarkan oleh Jibril sendiri.
Beliau mengatakan bahwa ihsan adalah:” Engkau menyembah Allah seakan-
akan engkau melihat-Nya, dan apabila engkau tidak dapat melihat-Nya maka
sesungguhnya Dia melihatmu”(HR. Muslim)
Pada kesempatan yang lain Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah
telah mewajibkan kebaikan pada segala sesuatu, maka jiak kamu membunuh,
membunuhlah dengan baik, dan jika kamu menyembelih, menyembelihlah
dengan baik…(HR. Muslim).

B. KAUM DHUAFA
1. PENGERTIAN KAUM DHUAFA
Kaum Dhuafa berasal dari kata dha’afa atau dhi’afan yang berarti lemah.
Kaum dhu’afa adalah golongan manusia yang hidup dalam
kemiskinan,kesengsaraan, kelemahan, ketakberdayaan, ketertindasan, dan
penderitaan yang tiada putus.
Definisi kaum dhuafa, adalah orang yang :
a. Dari sisi sikap adalah orang yang terbelakang yang bukan dikarenakan malas
belajar.
b. Dari sisi fisik adalah orang yang kurang tenaga, bukan karena sengaja
bermalas-malasan.
c. Dari sisi ekonomi adalah orang yang fakir dan miskin karena tertekan
keadaan, dan bukan karena malas berusaha mencari nafkah.
d. Dari sisi otak/pikiran adalah orang yang kurang cerdas yang bukan
dikarenakan malas berusaha mencari ilmu.

2. HAK-HAK KAUM DHUAFA


Adapun hak-hak Kaum Dhuafa yang harus diperhatikan meliputi :
a. Zakat
Adapun firman Allah SWT mengenai Zakat tercantum dalam (Q.S. At
Taubah : 60)
“Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin,
amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk memerdekakan hamba
sahaya, untuk membebaskan orang yang berhutang, untuk yang berada di jalan
Allah dan untuk orang yang sedang di dalam perjalanan sebagai kewajiban dari
Allah. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
b. Infaq
Adapun firman Allah SWT mengenai infaq tercantum dalam (Q.S Al
Baqarah : 273)
“(Berinfaklah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan
Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di muka bumi; orang yang tidak tahu
menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta. Kamu
kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang
secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, maka
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui. Orang-orang yang menafkahkan
hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan,
maka mereka mendapat pahala di sisi Rabbnya. Tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”

c. Fidyah
Adapun firman Allah SWT mengenai fidyah tercantum dalam (Q.S. Al
Baqarah : 184)
“Yaitu) dalam beberapa hari yang ditententukan. Maka barangsiapa di
antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu dia berbuka), maka
(wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari
yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka
tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu), memberi makan seorang miskin.
Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah
yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu menge-
tahui.”

d. Warisan orang tua


Adapun firman Allah SWT tercantum dalam ( Q.S. An Nisaa’ : 5)
“Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum
sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan
Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil
harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik.”
e. Ghanimah
Adapun firman Allah SWT tercantum dalam (Q.S. Al Anfaal : 41)
“Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai
rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat
Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil, jika kamu beriman
kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba Kami
(Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
f. Fa’i/perampasan daerah musuh
Adapun firman Allah SWT tercantum dalam (Q.S. Al Hasyr : 7)
“Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya
(dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah untuk
Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan
orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara
orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu,
Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya.”
g. Denda zihar
Adapun firman Allah SWT tercantum dalam (Q.S. Al Mujadillah : 2-4)
“Orang-orang yang men-zihar istrinya di antara kamu (menganggap
istrinya sebagai ibunya, padahal) tiadalah istri mereka itu ibu mereka. Ibu-ibu
mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. Dan sesungguhnya
mereka sungguh-sungguh mengucapkan suatu perkataan yang mungkar dan
dusta. Dan sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. Orang-
orang yang men-zihar istri mereka, kemudian mereka hendak menarik kembali
apa yang mereka ucapkan, maka (wajib atasnya)memerdekakan seorang budak
sebelum kedua suami istri itu bercampur. Demikianlah yang diajarkan kepada
kamu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Barang siapa yang
tidak mendapatkan (budak), maka (wajib atasnya) berpuasa dua bulan berturut-
turut sebelum keduanya bercampur. Maka siapa yang tidak kuasa (wajiblah
atasnya) memberi makan enam puluh orang miskin. Demikianlah supaya kamu
beriman kepada Allah dan RasulNya. Dan itulah hukum-hukum Allah, dan bagi
orang-orang kafir ada siksaan yang sangat pedih.”
h. Kafarat sumpah
Adapun firman Allah SWT tercantum dalam Q.S Al An’aam : 89
“Mereka itulah orang-orang yang telah Kami berikan kitab, hikmat dan
kenabian Jika orang-orang (Quraisy) itu mengingkarinya, maka sesungguhnya
Kami akan menyerahkannya kepada kaum yang sekali-kali tidak akan
mengingkarinya.”

i. Warisan orang lain


Adapun firman Allah SWT tercantum dalam Q.S An Nisaa : 8
“Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang
miskin, maka berilah mereka dari harta itu (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada
mereka perkataan yang baik.”

j. Zakat hasil panen


Adapun firman Allah SWT tercantum dalam Q.S Al An’aam : 141
“Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang
tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam
buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama
(rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah,
dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada
fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang yang berlebih-lebihan.”

k. Zakat penjualan hewan


Adapun firman Allah SWT tercantum dalam Q.S Al An’aam : 142
“Dan di antara hewan ternak itu ada yang dijadikan untuk pengangkutan
dan ada yang untuk disembelih. Makanlah dari rezeki yang telah diberikan Allah
kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”

l. Zakat emas dan perak


Adapun firman Allah SWT tercantum dalam Q.S At Taubah : 34-35
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari
orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta
orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan
Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak
menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa
mereka akan mendapat) siksa yang pedih,” (34)
“Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu
dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu
dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk
dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan
itu".(35)
1) Upah (Q.S Al Waaqi’ah : 6)
2) Pendidikan yang setara ( Q.S ‘Abasaa : 1-3)
3) Perlindungan hukum ( Q.S Al Kahfi : 79 dan 82)
4) Daging kurban ( Q.S Al Hajj: 34-35)
5) Jamsos ( Q.S At Taubah : 60 dan 103)

3. GOLONGAN KAUM DHUAFA


Di antara orang-orang lemah yang harus diperhatikan haknya adalah sebagai
berikut:
a. Anak yatim, orang miskin, ibnu sabil, peminta-minta, hamba sahaya (Q.S Al
Baqarah : 177)
b. Tuna netra, orang cacat fisik, orang sakit (Q.S An Nuur : 61)
c. Manula (Q.S Al Isra : 23)
d. Janda Miskin (Q.S Al Baqarah : 240)
e. Orang penyakit lepra (Q.S Ali Imran : 49)
f. Tahanan (Q.S Al Insan : 78)
g. Mualaf, fakir, orang yang berhutang (ghariim),fi sabilillah (Q.S At Taubah : 60)
h. Buruh (Q.S At Talaq : 6)
i. Nelayan (Q.S Al Kahfi : 79)
j. Rakyat kecil tertindas (Q.S An Nisaa’ : 74)
k. Anak kecil dan bayi (Q.S Al An’aam : 140)
C. INSAN KEPADA KAUM DHUAFA
1. PERINTAH BERBUAT BAIK TERHADAP KAUM DHUAFA
Allah SWT dalam Al- Qur’an telah memerintahkan kepada hambaNya agar
berbuat baik kepada kaum dhu’afa. Perintah berbuat baik kepada Kaum Dhuafa
dalam Al Qur’an, antara lain sebagai berikut.
a. Mengucapkan perkataan yang baik kepada mereka (QS. An Nisaa’:8) 
b. Memuliakan mereka (QS. An Nisaa:36) 
c. Memelihara, mengasuh, dan mengurus mereka secara patut (QS. An Nisaa:127)
d. Menggauli mereka sebagai saudaranya sendiri (QS. al Baqarah:177)
e. Memberikan mereka nafkah (QS. al Baqarah:215)
f. Memberikan mereka harta (QS. al-Baqarah: 177)
g. Memberikan mereka makan (QS. al-Insaan:8) 
h. Memberi mereka sedekah (QS. al Baqarah:272), Memperbaiki tempat tinggal
mereka dan melindungi harta mereka (QS. al Kahfi:82)
i. Membela (QS. an Nisaa: 75)
j. Melindungi mereka dari kezaliman (QS. al Kahfi:79)
k. Mengobati mereka yang sakit (QS. Ali Imran:49)
l. Mengajak mereka makan bersama (QS. asy Syuara:61)
m. Memberikan mereka pendidikan dan pengajaran yang baik (QS. ‘Abasa:1-11)
n. Memelihara mereka dengan penuh kasih sayang dan sopan santun (QS. al
Israa:23)
o. Memaafkan dan berlapang dada pada mereka (QS. an Nuur:22)
p. Mengucapkan perkataan yang sopan (QS. al Israa:23)
q. Memberi nasihat dan mendakwahkan mereka (QS. yusuf:30-41)

2. GANJARAN JIKA BERBUAT BAIK KEPADA KAUM DHUAFA


Allah SWT menjanjikan dalam Al Quran bahwa mereka yang berbuat baik,
memenuhi hak, dan tidak melanggar larangan terhadap kaum dhuafa akan diberi
ganjaran. Ganjaran itu antara lain adalah:
a. Allah menyebutnya sebagai orang yang berbakti, benar imannya, dan orang yang
taqwa kepadaNya. (Q.S. al Baqarah:177)
b. Dipelihara dari kerusakan dan kehancuran, wajah mereka jernih, dan hati
memreka senantiasa bergembira.
c. Dimasukkan ke dalam surga. (al Insaan:7-12)
d. Dihapus sebagian dosa mereka. (al Baqarah:271)
e. Mendapat ridha Allah. (ar Ruum:38)
f. Mendapat karunia, perlindungan, dan petunjuk dari Allah.
g. Hatinya puas dan termasuk orang yang bersyukur.
h. Termasuk golongan kanan (al Balad:18)
i. Sebagai orang yang telah melakukan pendakian (perjuangan dijalan Allah) (al
Balad:12-16)

3. LARANGAN TERHADAP KAUM DHUAFA


a. Menghardik, membentak, dan zalim kepada mereka.
b. Mencampuradukkan dan memakan harta mereka secara tidak sah.
c. Menyerahkan harta mereka kepada yang belum sempurna akalnya.
d. Membelanjakan harta mereka secara tergesa-gesa.
e. Menukar harta mereka dengan yang buruk.
f. Ingkar janji dengan mereka.
g. Mendekati harta mereka.
h. Menelantarkan mereka.
i. Menghina, merendahkan, memalingkan muka, bermuka masam, tidak peduli,
tidak melayani, tidak memperhatikan pembicaraan dan harapan mereka.
j. Tidak memberi pendidikan dan pengajaran yang baik.
k. Tidak menghormati dan memuliakan mereka.
l. Bersumpah tidak mau memberi makan mereka.
m. Bakhil, kikir, pelit kepada mereka

4. SANKSI JIKA MELANGGAR LARANGAN ALLAH TERHADAP KAUM DHUAFA


Dalam al Quran, Allah SWT juga telah menetapkan sanksi kepada orang-
orang yang tidak mau berbuat baik, merampas hak-hak kaum dhuafa, dan
melanggar larangan terhadap mereka. Sanksinya antara lain:
a. Berdosa besar (an Nisaa’:2)
b. Mendapat azab dunia akhirat (al Fajr:18-33)
c. Dimasukkan ke dalam api neraka (adz Dzaariyaat:15)
d. Mendapat siksa dalam neraka (al Fajr:15,23)
e. Menelan api sepenuh perutnya dan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (an
Nisaa’:10)
f. Dicap sebagai pendusta agama (al Maa’uun:1)
g. Rezekinya dibatasi (al Fajr:15-16)
h. Dimasukkan ke dalam golongan kiri dan berada dalam neraka yang ditutup
rapat(al Balad;19-20)
i. Mendapat Teguran Allah (‘Abasa:1-2).
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Ihsan adalah puncak ibadah dan akhlak yang senantiasa menjadi target
seluruh hamba Allah swt. Sebab, ihsan menjadikan kita sosok yang mendapatkan
kemuliaan dari-Nya. Ketika kita mencermati pengertian ihsan dengan sempurna
maka kita akan mendapatkan suatu kesimpulan bahwa ihsan memiliki dua sisi:
Pertama, ihsan adalah kesempurnaan dalam beramal sambil menjaga keikhlasan
dan jujur pada saat beramal. Ini adalah ihsan dalam tata cara (metode). Kedua,
ihsan adalah senantiasa memaksimalkan amalan-amalan sunnah yang dapat
mendekatkan diri kepada Allah, selama hal itu adalah sesuatu yang diridhai-Nya dan
dianjurkan untuk melakukannya.
Berbuat ihsan kepada kaum dhuafa adalah dengan memenuhi kebutuhan
pangan, sandang dan papan mereka agar tidak dihina, tidak melakukan hal-hal yang
menyengsarakan mereka dan selalu memberikan hal-hal yang bermanfaat bagi
mereka semampunya.

B. SARAN
Hendaklah seseorang berusaha untuk mencapai ihsan agar manusia dapat
mencapai nikmatnya iman dan islam. Semoga kita dijadikan orang yang selalu
bertaqwa, ikhlas dalam segala sesuatu serta beramal sholeh. Dan semoga manusia
dijauhkan dari segala hal yang dapat merusak dan meleburkan amal serta hati. Amin
!!!
DAFTAR PUSTAKA

https://mediapais.wordpress.com/kaum-dhuafa/
http://itla4islam.blogspot.co.id/2012/09/pengertian-ihsan_14.html
https://www.slideshare.net/ihlasul/kaum-dhuafa
http://almanar.co.id/takiyatun-nafs/ihsan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Ihsan
https://tafsirq.com/
http://makalah-pai-menyantuni-kaum-dhuafa.blogspot.co.id/2014/12/makalah-
menyantuni-kaum-dhuafa.html
http://www.pesantreniiq.or.id/index.php/artikel/294-dhuafa-dan-mustadhafin-dalam-
islam
http://isna2464.blogspot.co.id/2012/12/perilaku-ihsan_5577.html

Anda mungkin juga menyukai