Anda di halaman 1dari 6

Jurnql llmiah Guru "COPE".

Nomor 1l/Tahun XVI/Mei 2012

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI PUISI


MELALUI PEN DEKATAN KONTEKSTUAL

Oleh: Sri Rukun Darwati')

Abstrak Mata pelajaran Bahasa Indonesia juga


bertujuan agar peserta didik menghargai dan
P embelaj aran puisi merupaknn b agian membanggakan sastra Indonesia sebagai
yang esenoial dalam pembelojoran bahasa khasanah budaya dan intelektual manusia
Indonesia di SMP. P embelaj aran puisi untuk '' Indonesia.
pemupukan j iwa estetis, j iw o ke indahan, j iw a
Pembelajaran puisi merupakan bagian
yang mengandung unsur-unsur moral dan
yang esensial dalam pembelajaran Bahasa
memperhalus budi pekerti. Untuk itu perlu
Indonesia di SMP. Pembelajaran puisi untuk
penggalakan pengaj aran s astra, khususnya
pemupukan jiwa estetis, jiwa keindahan,
apresiasi puisi. Pembelajar;an puisi dengan
jiwa yang mengandung unsur-unsur moral
menggunakan pendekntan kontekstual dapat
dan memperhalus budi pekerti. Terutama
meningkatkan siswa dalam belajar lebih
pada masa kini kita sebagai pendidik sering
bermakna dan menyenangkan sehingga
direpotkan oleh masalah kenakalan remaja.
siswa lebih aktif dan kreatif. Di dalam
Untuk itu perlu penggalakan pengajaran
pendekatan ini terdapat tujuh komponen
sastra, khususnya apresiasi puisi.
utama yang harus dilaksanakan dalant
pemb elaj aran, yakni : inkuiri, bertanya, Menurut pengamatan penulis pada
masyar akat b elaj ar, pemodelan, konstrulrtif, kenyataannya pembelajaran puisi kurang
reflelrsi, dan penilaian otentik. diminati oleh para siswa. Mereka bersikap
pasif dan menunjukkan sikap tidak senang
Kata Kunci: apresiasi puisi; pendekatan dengan pembelajaran puisi. Sebagian
konte ks tual ; pe mb elaj aran besar siswa menganggap puisi merupakan
puisi wacana yang sulit dipahami sehingga dalam
membaca puisi, siswa sering rnernbacatanpa
Pendahuluan
penghayatan. Sebaliknya apabila ada sebagian
Pembelajaran bahasa Indonesia kecil siswa membaca dengan penghayatan
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan dikatakan lebai. Hal ini disebabkan siswa
peserta didik untuk berkomunikasi dalam belum dapat memaharni isi puisi. Apabila
bahasa Indonesia dengan baik dan benar, siswa belum dapat memahami isi puisi,
baik secara lisan maupun tulis. Serta tentu saja siswa tidak dapat rnenghayati
menumbuhkan apresiasi terhadap hasil apalagi menghargai. Untuk itu hal penting
karya kesusastraan manusia Indonesia

1 Sri Rukun Daswati adalah Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Muhammadiyah j Yogalarta
Jurnal llmiahGuru "COpE", Nomor 7L/TahunXvI/Mei 2012

dalam pembelajaran puisi adalah memahami mengganti apresiasi s[stra adalah kegiatan
makna puisi. mengganti cipta sastra dnegan sungguh_
. Pembelajarankontekstualadalahkonsep sungguh hingga tumbuh pengertian,
belajar yang membantu peneliti mengaitkan penghayatan kepekaan pikiran kritis, dan
antara materi yang diajarkan dengan situasi kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta
dunia nyata siswa dan mendorong siswa sastra. Dari kutipan pengertian di atas dapat
membuat hubungan antara pengetahuan disimpulkan bahwa apresiasi adalah upaya
dimillikinya dengan penerapannya dalam penghayatan/pemahaman terhadap karya
kehidupan mereka sehari-hari (Trianto, sastra, khususnya puisi. Itulah sebabnya
2007:103). untuk meningkatkan apresiasi diperlukan
Berdasarkan uraianrdi atas dapat latihan dan praktikterus-menerus dan terafur
dikatakan bahwa pembelajaran kontekstual melalui pendekatan kontekstual.
adalah pembelajaran yang mengaitkan antara Proses apresiasi dalam kaitannya dengan
materi pelajaran dengan dunia nyata yang tujuan pengajaran puisi, sejalan dengan
dialami siswa dalam kehldupan sehari- pengajaran sastra secara keseluruhan,
hari. Salah satu alat untuk meningkatkan secara global dan sederhana dapat dibagi
apresiasi terhadap pembelajaran puisi menjadi empat tingkatan, yaitu tingkatan
melalui pendekatan koritekstual yaitu menggemari, menikmati, merealisasi, dan
mengaitkan antara materi pblajaran dengan tingkat menghasilkan (Wardani, dalam
kehidupan siswa sehari-hiri. pendekatan Sayuti, 1999 ).
kontekstual ini diharapkan dapat mengatasi Tingkat menggemari ditandai oleh
permasalahan dalam pemibelajaran puisi adanya rasa tertarik terhadap karya puisi
dan dapat meningkatkan apresiasi dalam serta berkeinginan untuk membaca atau
pembelajaran puisi. mendengarkannya. pada saat membaca
atau mendengarkan seseorang mengalami
Pengertian Apresiasi
pengalaman yang sudah disusun oleh
Apresiasi ialah suatu upaya penghayatan penyairnya. Hal ini dapat terjadi karena
karya seni dengan tanggapan emosional adanya daya empati yang meningkatkan
untuk memperoleh kenikmatan dan pembaca terbawa ke dalam suasana dan
tanggapan intelektual untuk memperoleh gerak hati dalam karya itu (Shipley, dalam
kepahaman sehingga perkembangan jiwa Sayuti, 1999:2).
serasi (Rachman, 1984). Dalam Kamus Dalam tingkat menikmati, seseorang
Besar Bahasa Indonesia (2005: 62) apresiasi mulai dari menikmati karya sastra karena
diarti\an kesadaran terhadap nilai-nilai seni pengertian sudah mulai tumbuh. Dengan
dan budaya atau penilaian (penghargaan) mengenal, memahami, merasakan, dan
terhadpp sesuatu. Menurut (Rusyana, 19g4: mengambil makna pengalaman orang lain
7) apresiasi sastra adalah kesanggupan yang dicapai pada tingkat menggemari,
mengenal nilai-nilai agar dapat menerima seseorang menjadi bertambah pada
pengalaman kemampuan yang paling indah pengalamannya sehingga ia dapat lebih baik
dan dalam. Effendi (197S) mengatakan menghadapi kehidupannya sendiri.
bahwa apresiasi sastra adalah kegiatan
Jurnal llmiah Guru "COPE", Nomor ]L/TahunXYI/Mei 2012

Kepuasan timbul dari kekaguman Puisi adalah genre sastfa yang amat
terhadap kemampuan pengarang dalam memperhatikan pemilihan asppk kebahasaan
mengomunikas ikan pengalamannya melalui sehingga tidak salah jika dikatakan bahwa
bahasa puitik atau literer. Kepuasan ini sering bahasa puisi adalah bahasa yang "tersaring"
disebut sebagai kenikmatan puitik. Kepuasan penggunaanny a, artiny a pemilihan bahasa
yang diperoleh karena suatu keindahan itu terutama aspek diksi, telah melewati
kata-kata dalam puisi. seleksi ketat, dipertimbangkan dari berbagai
Tingkat mereaksi ditandai oleh adanya sisi baik yang menyangkut unsure bunyi,
keinginan untuk menyatakan pendapat bentuk, dan makna yang kesemuanya harus
tentang karyayang dinikmatinya. Padatingkat memenuhi persyaratan untuk memperoleh
ini daya intelektual mulai bekerja.,Ia mulai efek keindahan (Nugiantoro B, 2A05:312).
bertanya, mengapa penyair mengungkapkan Menurut Dunton (tarigan, 1986: 12)
hal itu, bagaimana implikasinya. Adakah hal- puisi adalah ekspresi yang konkret dan yang
hal yang tersembunyi di balik sebuah puisi. bersifat artistic dari pikiran manusia dalam
Tingkat produktivitas, yakni tatkala bahasa emosional dan berirama.
seseorang sudah mulai mencoba untuk Puisi adalah hasil seni sastra, yang
mengungkapkan puisi, apa pun bentuk dan kata-katanya disusun, menurut syarat-
kualitasnya. Mengungkapkan pengalaman syarat tertentu dengan menggunakan
yang diperoleh atau dialami dalam kehidupan irama, sajak dna kadang-kadang kata-kata
sehari- hari menjadi sebuah puisi, sehingga kiasan (Situmorang, 1974: 10). Kata-kata
puisi tersebut akan mudah dipahami dalam puisi tersusun dalam bait-bait dan
maknanya. mempunyai makna denotasi (rnakna yang
Uraian di atas uienunjukkan bahwa sebenamya) juga makna konotasi (makna
apresiasi sebagai tujuan utama pengajaran yang tidak sebenamya.
puisi sifatnya sangat bervariasi. Apresiasi Menurut Richard (Situmoran g, 197 4:
dalam pembelajaran puisi pada awalnya 10) ada dua hal yang rnembangun puisi,
membaca, mengenal, memahami, menghayati yalari hakikat pnisi(the nature ofpoetry) dan
dan akhirnya menghargai. metode puisi (the method ofpoetry). Hakikat
puisi terdiri dari empat (yang merupakan
Pengertian Puisi caturtunggal) yakni sebagai berikut:

Puisi adalah salah satu bentuk karya 1) Sense :


tema, arti. Setiap puisi pasti
sastra dan merupakan ungkapan bahasa mengandung suatu pokok persoalan
yang mempurtryai kekuatan, kata-kata dalam (subject matter) yang hendak
puisi menjadiihidup dan artinya berkembang dikemukakannya. Tidak ada puisi
(Sumarjo, 1984:73) Dengan demikian kata yang tidak mempunyai sesuatu yang
dikemukakannya. Walaupun sering
-kata dalam puisi mempunyai makna yang
tersurat dan juga tersirat. Makna tersurat penyair menutup-nutupi menyelubungi
adalah makn ay ang sesuai dengan kata -kata maksud ciptaannya, pembaca harus
yang ada. sedangkan makna tersirat adalah bekerja keras untuk menafsirkannya.
makna yang tersembunyi (bermakna kias) 2) Feeling: rasa. Yang dimaksud dengan
feeling ialah sikap penyair terhadap
Jurnal llmiahGuru "COPE", Nomor 0L/TahunWI/Mei 2012

subjet matter atau pokok persoalan yang secara fantasi (imagi), yakni benda-
terdapat dalam puisinya. Setiap orang benda, bunyi-bunyi dan perasaam-
mempunyai sikap, pandangan, watak perasaan yang diungkapkan oleh penyair
tertentu dalam menghadapi sesuatu. sehingga pembaca seperti, merasai,
Misalnya waktu berhadapan dengan mengalami, melihat sendiri dalam
pengemis, si A mungkin menghadapinya angannya apa yar,g dilukiskan oleh
dengan sikap antipasti, sedangkan si B penyairnya.
dengan simpati yang besar. 3) The concrete word : kata-kata yang
3) Tone : nada. Yang dimaksud tone ialah konkret. Yang dimaksud dengan kata-
sikap penyair terhadap pembaca atau kata konkret ialah kata-kata yang jika
terhadap penikmat karyanya pada dilihat secara denotatif sama tetapi
umumnya. Bagaimana sikap penyair secara konotatif tidak sama menurut
terhadap pembacanya dapat kita rasakan kondisi dan situasi pemakaiannya.
dari nada ciptaannya. Apakah penyairnya 4) Figurative Language : pigura bahasa,
bersikap rendah hati, angkuh, sugestif, gaya bahasa. Yang dimaksud dengan
persuasive dan lain-lain. Hal ini banyak figurative language ialah cara yang
bergantung kepada kondisi penyair dipergunakan olreh penyair untuk
pada saat itu dan keadaan masyarakat membangkitkan idan menciptakan
sekitarnya. imagery dengani mempergunakan
4) Intention : tujuan yang dimaksud gaya bahasa, gaya,perbandingan, gaya
intention ialah tujuan penyair dengan kiasan, gaya pelambang sehingga makin
menciptakan puisi tertentu. Setiap jelas makna atau lukisan yang hendak
orang yang mengerjakan sesuatu selalu dikemukakannya.
mempunyai tuj uan. Tujuan atat amanat s) Rhythme dan Rima: Yang dimaksud
yang hendak dikemukakan oleh penyair rhytne ialah irama dan rima adalah sajak
banyak bergantung kepada pekerjaan, (persamaan bunyi). Peranan irama dan
cita-cit4 pandangan hidup dan keyakinan rima ini dalam puisi sangat penting dan
yang dianut oleh penyair. snagat erat hubungannya dengan s ens e,
Metode puisi terdiri dari lima (yang fe eling tone, dan intention. kama adalah
merupakan pancatunggal) yakni : tinggi rendah suara, panjang pendek
1) Diction: diksi yang dimaksud dengan suara, cepat lambatnya suara waktu
diksi ialah pilihan kata yang biasanya membaca puisi. Dalam hubungan inilah
diusahakan oleh penyair dengan akan dijumpai istilah foot atalu kaki
secermat dan seteliti rnungkin. Pilihan sanjak seperti Jambe (lembut-keras),
kata yang benat-benar mengandung arti troche (keras lembut), anapes (lembut-
sesuai dengan maksud puisinya, baik lembut-keras), daktilus (keras-lembut-
dalam arti denotativemaupun dalam arti lembut) waktu kita membaca puisi. Rima
konotatif. (persamaan bunyi) dapat dibedakan dua
bagian, yakni menurut tempatnya :
2) Imagery : imagi, daya bayang. Yang
rima awal, rima akhir, rima sempurna,
dimaksud imagi adalah kemampuan
rima tak sempuma, aliterasi, asonansi,
melihat, mendengar dan merasakan
resonansi, dll. Menurut susunannya :
Jurnal llmiah Guru "COPE", Nomor |L/Tahun WI/Mei 2012

rima berangkai, rima berselang, rima 1) menekankan pemecahan masalah,


berpeluk. 2) menyadari kebutuhan pengajaran
dan pembelajaran yang terjadi dalam
Pendekatan Kontekstual dan
berbagai konteks seperti rumah,
Penerapannya dalam Pembelajaran
masyarakat, dan pekerjaan,
Pembelajaran kontekstual adalah 3) mengajar siswa memonitor dan
konsepsi pembelajaran yang membantu mengarahkan pembelajaran mereka
guru menghubungkan mata pelajaran dengan sendiri sehingga menjadi siswa
situasi dunia nyata dan pembelajaran yang mandiri,
memotivasi siswa agar menghubungkan 4) mengaitkan pengajaran pada konteks
pengetahuan dan terapannya dnegan kehidupan siswa yang berbeda-beda.
kehidupan sehari-hari sebagai anggota
keluarga dan masyarakat (Ardiana, 2001).
5) mendorong siswa untuk belajar dari
sesame teman dan belajar bersama,
Pendekatan kontekstual muncul sebagai dan
reaksi terhadap teori behavioristik yang telah
mendominasi pendidikan selama puluhan
6) menerapkan penilaian autentik.

ahun. Pendekatan kontekstual mengakui Yang perlu diingat bahwa pendekatan


bahwa pembelajaran merupakan proses kontekstual merupakan konsep teruji yang
kompleks dan banyak fasetyang berlangsung menggabungkan banyak penelitian terakhir
jauh melampaui drill oriented dan metode dalam bidang kognitif. Oleh karena itu,
Stimulus and Response. MenurutNur (2001)
pendekatan kontekstual dapat digunakan
pengajaran kontekstual memungkinkan siswa dalam pembelajaran di kelas. Pengajaran
menguatkan, memperluas, dan menerapkan dan pembelajaran kontekstual (Contexiual
pengetahuan dan keterampilan akademik Teaching and Learning atau CTL)
mereka dalam berbagai macam tatanan menawarkan strategi pembelajaran yang
dalam sekolah dan di luar sekolah agar memungkinkan siswa dalam belajar lebih
siswa dapat memecahkan masalah-masalah bennakna dan menyenangkan. Stratefi yang
dunia nyata atau masalah-masalah yang ditawarkan dalam STL ini diharapkan dapat
disimulasikan. membantu siswa aktif dan kreatif. Untuk itu,
dalam menjalankan strategi ini, guru dituntut
Dalam perkembang auny a, pendekatan
lebih kreatif pula.
kontekstual terdiri atas berbagai strategi
yang dikembangkan oleh berbagai Dalam strategi ini ada tujuh elemen
institusi. University of Washington (2001) penting, yaitu : inquiry, questioning
mengembangkan model kontekstual constructivism, modeling, learning,
dengan strategi (1) pengajaran autentik, contmunity, auth.entic assessment, dan
(2) pembelajaran berbasis inkuiri, (3) refiection. Diharapkan ketujuh unsure ini
pembelajaran berbasis masalah, dan (4) dapat diaplikasikan dalam keseluruhan
pembelaj aran berbasis kerj a. proses pembelajaran.

Blanchard (2001 mengembangkan Langkah-langkah pelaksanaan


strategi pembelajaran pendekatan kontekstual pembelajaran apresiasi puisi dengan
dengan :
pendekatan kontekstual sebagai berikut :
Jurnal IlmiahGuru "COPE", Nomor ?I/TqhunXl/I/Mei 20t2

1) Siswa nienemukan sendiri puisi Daftar Pustaka


pilihannya.
Alvi, Hasan dkk. (2005). Kamus Besar
2) pertanyaan berdasarkan
f lswa.lenVusun Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
lsr pursr.
,
Pustaka
3) Siswa sebagai model membacakan puisi
pilihan. Ardiana, L.I dkk. (2002). Modul Penelitian
Terintegrasi Berbasis Kompetensi
4) Siswa berdiskusi atau membentuk
Guru Mata Pelajaran Bahasa
kelompok mencari unsur-unsur yang
Indonesia. Jakarta: Departemen
membangun puisi (mencari tema,
Pendidikan Nasional
perasaan, suasana, amanat).
s) Siswa menanggapi isi puisi. Nurgiyantoro, B. (2005). Sastra Anak
P engantar Pemahaman Dunia Anak "
6) Siswa bersama guru merefleksi isi
Yogyakarta: Gajah Mada University
puisi.
Press
7) Siswa mendemonstrasikan puisi pilihan
dengan cara memparafrasekan puisi/ Rusyana, Y" (1984). Bahasa dan Sastra dalam
menceritakan isi puisi. P endidikan. Bandung : Diponegorg

Sayuti, S.A. (1990). "Pengajaran Puisi:di


Kesimpulan Sekolah Persoalan Apresiasi dan
Berdasarkan beberapa uraian di atas
Pemahaman Bahasa". Makalah
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran puisi Seminar Sastra. Yogyakarta:
dengan pendekatan kontekstual diharapkan Universitas Ne geri Yogyakarta
dapat meningkatkan sikap positif siswa Situmorang, B.P. (1g74). Puisi d,an
dan dapat meningkatkan apresiasi puisi Metodologi P engaj arannya. Ende
pada pembelajaran puisi. Pembelajaran Flores: Nusa Indah l

puisi dengan menggunakan pendekatan


Suryaman, M. (2010). Strategi Pembelajaran
kontekstual dapat meningkatkan siswa dalam
Sastra.Yogyakarta: Universitas Negeri
belajar lebih bermakna dan menyenangkan
Yogyakarta
sehingga siswa lebih aktif dan kreatif.
Di dalam pendekatan ini terdapat tujuh
komponen utama yang harus dilaksanakan
dalam pembelajaran, yakni: inkuiri, bertanya,
masyarakat belajar, pemodelan, konstruktif
refleksi, dan penilaian otentik.

Anda mungkin juga menyukai