Anda di halaman 1dari 5

Tugas Etika Keperawatan

Pelanggaran Kode Etik


Dosen Pengampu : Susi Tentrem R.Talib, S.Kep,Ns,M.Kes

Disusun Oleh :
Annisatul Ilzan
P1337420717025
Parikesit

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN MAGELANG


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN AJARAN 2017/2018
Pengertian Etik dan Kode Etik

Etik atau ethics berasal dari kata yunani, yaitu etos yang artinya adat, kebiasaaan,
perilaku, atau karakter. Sedangkan menurut kamus webster, etik adalah suatu ilmu yang
mempelajari tentang apa yang baik dan buruk secara moral. Dari pengertian di atas, etika adalah
ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana sepatutnya manusia hidup di dalam
masyarakat yang menyangkut aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku
yang benar, yaitu :

1. Baik dan buruk


2. Kewajiban dan tanggung jawab (Ismani,2001).

Etik mempunyai arti dalam penggunaan umum. Pertama, etik mengacu pada metode
penyelidikan yang membantu orang memahami moralitas perilaku manuia; yaitu, etik adalah
studi moralitas. Ketika digunakan dalam acara ini, etik adalah suatu aktifitas; etik adalah cara
memandang atau menyelidiki isu tertentu mengenai perilaku manusia. Kedua, etik mengacu pada
praktek, keyakinan, dan standar perilaku kelompok tertentu (misalnya : etik dokter, etik
perawat).

Kode etik adalah suatu pernyataan formal mengenai suatu standar kesempurnaan dan
nilai kelompok. Kode etik adalah prinsip etik yang digunakan oleh semua anggota kelompok,
mencerminkan penilaian moral mereka sepanjang waktu, dan berfungsi sebagai standar untuk
tindakan profesional mereka.

Kode etik keperawatan Indonesia tersebut terdiri dari 4 bab dan 16 pasal.

1. Bab 1, terdiri dari empat pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap
individu, keluarga, dan masyarakat.
2. Bab 2, terdiri dari lima pasal menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap
tugasnya.
3. Bab 3, terdiri dari dua pasal, menjelaskan tanggung jawab perawat terhadap sesama
perawat dan profesi kesehatan lain.
4. Bab 4, terdiri dari empat pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap
profesi keperawatan.
5. Bab 5, terdiri dari dua pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap
pemerintah, bangsa, dan tanah air

Dari pelanggaran perawat akan mendapatkan sanksi yang beragam dan bermacam – macam
dibawah ini adalah sanksi yang akan diberikan jika seorang perawat melakukan kesalahan.
Sanksi – sanksi yang akan diberikan
 sanksi I : Diberikan teguran secara lisan dan dilakukan pembinaan
 sanksi II : Diberikan teguran secara tertulis dan dilakukan pembinaan
 sanksi III : Diberikan sanksi hukuman (denda/penjara)

Kasus Pelanggran Kode Etik

Disini saya akan membahas sebuah permasalahan kode etik yang dilakukan perawat :

D:\ANIS\Kuliah\semester 1\etika\MENGERIKAN... BAYI BARU LAHIR INI DIMANDIKAN


SEPERTI PIRING KOTOR.mp4

Narasi :

Telah terjadi kasus pelanggaran tentang etika keperawatan yang dilakukan oleh seorang
perawat dan seorang bayi yang baru lahir. Dimana dalam video tersebut bayi dimandikan seperti
piring kotor hebohkan dunia maya ini sempat buat geger netizen.
Tidak jelas dimana lokasi rumah sakit ini, tetapi dalam video berdurasi 45 detik tersebut,
tampak seorang perawat tengah memandikan seorang bayi yang baru lahir dengan cara yang
dinilai 'tidak wajar'. Bayi yang masih lengkap dengan gelang nama di tangannya tersebut,
diletakkan tepat di bawah guyuran air keran yang sangat kencang.
Sementara diguyur air, perawat itu menuangkan cairan shampo sangat banyak dikepala,
kemudian mengeramas rambut bayi dan menggosok seluruh tubuhnya.
Undang-Undang
BAB VIII
PENYELENGGARAAN PRAKTIK KEPERAWATAN
Pasal 39
Praktik keperawatan dilakukankan berdasarkan pada kesepakatan antara perawat dengan klien
dalam upaya untuk peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan kesehatan,
kuratif, dan pemulihan kesehatan.
Pasal 40
Dalam melaksanakan praktik keperawatan, perawat yang telah memililki SIPV atau SIPP
berwenang untuk:

1. melaksanakan asuhan keperawatan  yang didasari proses keperawatan terdiri dari


pengkajian, penetapan diagnosis keperawatan, perencanaan, melaksanakan tindakan
keperawatan dan evaluasi keperawatan;
2. tindakan keperawatan mandiri dan kolaborasi seperti yang tercantum dalam pasal 5
3. dalam melaksanakan asuhan keperawatan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b
harus sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang ditetapkan oleh organisasi profesi;
4. kewenangan perawat yang mempunyai SIPV dan SIPP seperti yang tercantum pada pasal
6

Pasal 41
Dalam melaksanakan praktik keperawatan, perawat yang telah memiliki SIPV berwenang untuk :

1. melakukan tindakan keperawatan di bawah pengawasan perawat yang memiliki SIPP


2. melaksanakan asuhan keperawatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 40 huruf a harus
sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang ditetapkan oleh organisasi profesi;

Pasal 42
(1)   Praktik keperawatan dilakukan oleh perawat profesional (RN) dan perawat vokasional
(LVN).
(2) LVN dalam melaksanakan tindakan keperawatan di bawah pengawasan RN.
(3)   Perawat dapat mendelegasikan dan atau menyerahkan tugas kepada perawat lain yang setara
kompetensi dan pengalamannya.
Pasal 43
Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dilarang mempekerjakan perawat yang tidak memiliki
SIPV atau SIPP untuk melakukan praktik keperawatan di sarana pelayanan kesehatan tersebut.

Sanksi-sanksi
Pasal 59
Sanksi Administratif dan Disiplin
(1)   Perawat yang melanggar ketentuan yang diatur dalam Pasal 37 dikenakan sanksi
administrasi berupa pencabutan sementara SIPV atau SIPP paling lama 1 (satu) tahun
(2)   Perawat yang dinyatakan melanggar disiplin Profesi dikenakan sanksi  sebagai berikut:

1. Pemberian Peringatan Tertulis


2. Kewajiban mengikuti Pendidikan atau Pelatihan pada Institusi Pendidikan Keperawatan.
3. Rekomendasi Pencabutan Surat Tanda Registrasi dan Surat Ijin Perawat

(3)     Pelanggaran disiplin sebagai mana dimaksud ayat (2) diteliti dan ditetapkan oleh konsil.
(4)     Pencabutan Surat Izin Perawat sebagaimana dimaksud ayat (2) c dapat berupa:

1. Pelanggaran ringan dikenakan sanksi pencabutan sementara SIPV atau SIPP paling lama
6 (enam) bulan
2. Pelanggaran sedang dikenakan sanksi pencabutan sementara SIPV atau SIPP paling lama
1 (satu) tahun
3. Pelanggaran berat dikenakan sanksi pencabutan sementara SIPV atau SIPP paling lama 3
(tiga) tahun
(5)     Sanksi Administratif terhadap pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud ayat (4)
dilakukan oleh Kepala Dinas Kab/Kota atau Pejabat yang berwenang setelah dilakukan
penelitian dan usul dari Komite Disiplin Keperawatan Konsil.

Pasal 60
Sanksi Pidana
Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan identitas berupa gelar atau bentuk lain
yang menimbulkan kesan bagi masyarakat seolah-olah yang bersangkutan adalah perawat yang
telah memiliki SIPV atau SIPP dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau
denda paling banyak Rp. 75.000.000,00 (tujuh puluh lima juta rupiah).
Pasal 61
Institusi pelayanan kesehatan, organisasi, perorangan yang dengan sengaja
mempekerjakan perawat yang tidak memiliki SIPV atau SIPP sebagaimana dimaksud dalam
pasal 43 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak
Rp. 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah).
Pasal 62
Perawat yang dengan sengaja:
(1). tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam pasal 48 huruf b sampai dengan
huruf e
(2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp.
25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).
Pasal 63
Penetapan sanksi pidana harus didasarkan pada motif pelanggaran dan berat ringannya
risiko yang ditimbulkan sebagai akibat pelanggaran.
Kesimpulan
Menurut saya video bayi yang dimandikan oleh perawat seperti mencuci piring tersebut tidak
patut dicontoh, karena video tersebut melanggar kode etik perawat dimana termasuk dalam
pelanggaran tindakan criminal dimana memandikan bayi baru lahir secara tidak wajar. Menurut
saya perawat tesebut harus dikenakan sanksi pidana yang telah dicantumkan pada UU.

Anda mungkin juga menyukai