App Bab 5
App Bab 5
a. PPN : pajak tidak langsung yang dikenakan atas konsumsi barang / jasa kena pajak di
dalam daerah pabean.
b. Bersifat non komulatif sehingga tidak boleh terjadi pajak berganda karena konsumen
terakhir yang menanggung. Jika pembeli barang adalah pengusaha yang mengolahnya
lebih lanjut atau untuk dijual kembali, maka beban PPN dapat digeser kepada pembeli
berikutnya (forward tax shifting).
c. Pajak objektif yang berarti timbulnya kewajiban ditentukan adanya objek pajak.
d. Mekanisme pemungutan Indirect Substraction Method / Invoice Method (PK – PM),
dengan alasan :
Kewajiban membuat faktur pajak setiap transaksi sebagai bukti penting
Memudahkan pemeriksaan internal dan fiskus
Tidak perlu menentukan besar keuntungan setiap barang yang dijual
Kewajiban pajak dapat dihitung setiap saat
Perusahaan sebaiknya memperoleh BKP / JKP dari PKP agar pajak masukan dapat dikreditkan
serta perlu mengamati dengan cermat jangan sampai ada pajak masukan yang belum dikreditkan.
Pajak masukan yang belum dikreditkan dengan pajak keluaran pada masa yang sama, dapat
dikreditkan pada masa pajak berikutya selambat-lambatnya pada bulan ketiga setalah
berakhirnya tahun buku sepanjang belum dibebankan sebagai biaya dan belum dilakukan
pemeriksaan.
Pajak masukan yang dikreditkan : yang berhubungan langsung dengan proses produksi,
distribusi, pemasaran, dan manajemen atas BKP / JKP dan faktur pajak
Setiap penyerahan BKP / JKP yang dilakukan PKP harus dibuatkan faktur pajak. Jika PPN yang
dipungut lebih besar dari PPN yang telah dibayar maka kelebihannya disetor ke kas negara yang
sering disebut dengan Indirect Substraction Method (PK – PM).
Memenuhi ketentuan formal yaitu faktur pajak lengkap dan tidak cacat
Memenuhi ketentuan material yaitu didukung bukti pengeluaran seperti invoice
3 Faktur Pajak
Poin penting tentang faktur pajak sebagai berikut.
Faktur pajak
Faktur pajak gabungan
Dokumen tertentu yang dipersamakan dengan faktur pajak
a. Untuk meringankan beban administrasi WP, waktu yang tepat membuat faktur pajak
adalah saat terutang pajak yaitu pada saat penyerahan atau dalam pembayaran
mendahului penyerahan maka faktur pajak dibuat pada saat pembayaran.
b. Untuk membantu likuidasi WP saat penyetoran PPN dan pelaporan SPT Masa PPN
diperlonggar menjadi paling lambat akhir bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir.
c. Faktur pajak gabungan merupakan faktur pajak yang harus dibuat paling lambat pada
akhir bulan penyerahan BKP / JKP.
Dalam hal penjualan BKP / JKP yang pembayarannya belum diketahui, pembuatan faktur
pajak bisa ditunda sampai akhir bulan beriktnya setelah penyerahan BKP / JKP.
Sebaiknya PKP penjual dalam menentukan syarat pembayaran yang ideal yaitu tidak
lebih dari 45 hari setelah penyerahan BKP / JKP. Jika lebih dari itu maka PKP penjual
akan menalangi pembayaran PPN ke kas negara.
PPN dan PPnBM terutang harus disetor paling lama akhir bulan berikutnya setalah
berakhirnya masa pajak dan sebelum SPT Masa PPN disampaikan
SPT Masa PPN disampaikan paling lama akhir bulan setelah berakhirnya masa pajak
Keterlambatan pelaporan SPT Masa PPN akan dikenai denda Rp 500.000 dan penyetoran
SPT Masa PPN dikenai bungan 2% per bulan dari PPN terutang
Memaksimalkan pemanfaatan fasilitas memberi dampak pada berkurangnya jumlah yang harus
dibayar oleh pembeli terhadap barang yang dibeli dari penjual 10% dari harga jual. Sebaliknya,
mendorong penjual untuk menurunkan harga jual secara proposional sehingga terjadi
keseimbangan pasar akibat dari efesiensi harga yang diperoleh.