Anda di halaman 1dari 5

III METODE PEMERIKSAAN TRANSFER PRICING

Pemeriksaan transfer pricing terhadap transaksi WP dengan pihak afiliasi dilakukan


dengan pengujian terhadap harga / laba di tingkat laba kotor (gross profit) maupun di
tingkat laba bersih usaha (net operating income). Setelah melakukan analisis
kesebandingan (comparability analysis), pengujian atas penerapan penerapan prinsip
kewajaran dan kelaziman usaha (arm’s length principle) dilakukan dengan menerapkan
metode transfer pricing.

Dalam pemeriksaan terhadap transaksi afiliasi yang melibatkan pihak yang mempunyai
hubungan istimwa, penentuan kembali besar penghasilan dan pengurangan serta
penentuan utang dilakukan dengan metode antara lain:

A. Metode Perbandinga Harga antara Pihak yang Independen (Comparable


Uncontrolled Price Method – CUP)
Membandingkan harga barang atau jasa dalam transaksi afiliasi dengan harga
barang atau jasa dalam transaksi independen.
Ilustrasi: PT XYZ memproduksi barang abc dengan menjual 1.000 unit produk
kepada XYZ Ltd (distributor) di negara A dengan harga USD 140 per unit. Pada
2019 PT XYZ juga menjual 1.000 unit produk abc ke distributor independen di
negara A dengan harga USD 150 per unit. Biaya asuransi dan pengiriman USD 5
per unit. Diketahui XYZ Corp memiliki 95% kepemilikan PT XYZ dan 60% atas
XYZ Ltd
Perhitungan harga wajar:
Harga perbandingan independen = USD 150
Penyesuaian (asuransi & pengiriman) = (USD 5)
Harga wajar = USD 145
Harga jual ke XYZ Ltd = (USD 140)
Penyesuaian atas harga jual per unit = USD 5
B. Metode Harga Penjualan Kembali (Resale Price Method)
Metode penentuan harga transfer yang menentuka harga pembelian barang dan
jasa dari pihak afiliasi dengan cara mengurangan laba kotor pihak independen
yang sebanding dari harga jual kembali barang dan jasa kepada pihak independen.
C. Metode Biaya – Plus (Cost – Plus Method)
Metode penentuan harga transfer yang menambahkan laba kotor dari transaksi
independen yang sebanding terhadap biaya yang ditanggung dalam transaksi
afiliasi.
D. Metode Laba Bersih Transaksional (Transactional Net Margin Method)
Metode penentuan harga transfer yang menggunakan indikator tingkat laba
transaksi independen yang sebanding untuk menentukan laba bersih usaha
transaksi afiliasi
a. Metode Pembagian Laba Kontribusi (Contribution Profit Split
Method)
Pembagian laba antar pihak afiliasi berdasarkan fungs yang dilakukan,
aset yang digunakan dan resiko yang ditanggung setiap pihak yang terlibat
dalam transaksi afiliasi.
b. Metode Pembagian Laba Sisa (Residual Profit Split Method)
pembagian laba yang mengidentifikasi terlebih dahulu sisa laba dengan
mengurangkan laba rutin setiap pihak afiliasi dari laba gabungan
kemudian laba sisa dialokasikan berdasarkan kontribusi setiap pihak
afiliasi yang terlibat.

III HAL – HAL KHUSUS TERKAIT PENERAPAN PRINSIP KEWAJARAN DAN


KELAZIAN USAHA

A. Penerapan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha atas Transaksi


Pemberian Jasa Intra Group
Jasa intra grup adalah aktivitas yang diberikan oleh suatu pihak dlam suatu grup
usaha yang memberikan manfaat bagi anggota lain dalam grup usahanya.
Mekanisme pengujian kewajaran pembayaran yang dilakukan WP atas jasa dari
pihak afiliasi sebagai berikut:
 Memastikan jasa dari pihak afiliasi benar dilakukan dan memberikan
manfaat ekonomi
 Melakukan perhitungan kewajaran pembayaran wajar
Ilustrasi: XYZ Corp, perusahaan manufaktur di negara A memiliki 90% saham di
PT XYZ (manufaktur) di Indonesia, dan juga memiliki 80% saham XYZ Ltd
(service provider) di negara B. Pada tahun 2019 PT XYZ membayar jasa teknik
kepada XYZ Ltd.

 Biaya jasa teknik USD 10.000.000


 Biaya yang benar – benar dikeluarkan oleh XYZ Ltd USD 4.500.000
 Mark Up 9% dari cost

Biaya jasa teknik wajar = USD 4.500.000 + (9% x USD 4.500.000)

= USD 4.905.000

Biaya jasa teknik PT XYZ = (USD 10.000.000)

Penyesuaian positif = USD 5.095.000

B. Penerapaakun Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha atas Transaksi


Harta Tak Berwujud

Langkah – langkah pengujian atas transfer harta tak berwujud yang dilakukan WP
sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi keberadaan dan nilai harta tak berwujud


2. Mempelajari apakah benar telah terjadi transfer harta tak berwujud
3. Menentukan kompensasi yang wajar untuk harta tak berwujud

Ilustrasi: XYZ Corp, perusahaan manufaktur di negara A memiliki 97% saham di


PT XYZ di Indonesia. PT XYZ melakukan produksi barang abc berdasarkan
kontrak lisensi dan melakukan penjualan lokal ke pihak independen. Barang abc
merupakan barang dengan merek terkenal. Pada tahun 2019, PT XYZ membayar
royalty kepada XYZ Corp.

Pembanding yang andal menggunakan metode CUP

Besar royalti pembanding = 4%


Besarnya royalti PY XYZ = 11%

Penyesuaian positif = 7%

Biaya royalti yang dibebankan sebesar USD 4.000.000

C. Penerapan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha atas Transaksi


Pembayaran Bunga

Pinjaman Intra Grup adalah pinjaman yang diberikan suatu pihak dalam suatu
grup kepada anggota lain dengan memberikan kompensasi berupa tingkat suku
bunga atau biaya jaminan. Metode yang digunakan adallah perbandingan harga
antara pihak independen (Comparable Uncontrolled Price). Hal yang perlu
diperhatikan antara lain:

 Analisis atas kebutuhan utang


 Memastikan pinjaman dari pihak afiliasi benar terjadi
 Melakukan pengujian kewajaran perbandingan utang terhadap modal
 Melakukan pengujian kewajaran tingkat suku bunga

Ilustrasi: XYZ Corp yang berkedudukan di negara A memiliki kepemilikan saham


50% atas PT XYZ di Indonesia. Pada tahun 2019 XYZ Corp memberi pinjaman
kepada PT XYZ senilai USD200.000 dengan suku bunga 15% per tahun. Di tahun
yang sama, KLM Corp selaku independen memberi pinjaman kepada PT XYZ
senilai USD 200.000 dengan suku bunga 10% per tahun. Syarat dan ketentuan
pinjaman XYZ Corp dan KLM Corp sebanding.

Perhitungan biaya bunga wajar ke BAC Corp:

Tingkat suku bunga wajar (pembanding internal yang andal) 10%

Pinjaman kepada XYZ Corp = USD 200.000

Biaya bunga wajar (ke XYZ Corp) = 10% x USD 200.000

= USD 20.000
Biaya bunga ke XYZ Corp = USD 30.000

Biaya bunga wajar (ke XYZ Corp) = (USD 20.000)

Koreksi positif atas biaya bunga ke XYZ Corp = USD 10.000

10. Advance Pricing Agreement

Kesepakatan harga transfer (Advance Pricing Agreement / APA) adalah perjanjian antara
Dirjen Pajak dan WP dan atau otoritas pajak negara lain untuk menentukan harga wajar
atau laba wajar antara pihak yang mempunyai hubungan istimewa. WP dapat mengajukan
permohonan kesepakatan harga transfer kepada Dirjen Pajak sebagai upaya menghindari
permasalahan yang timbul dari transaksi antara WP dengan pihak yang mempunyai
hubungan istimewa.

11. Beberapa Tip Tax Planning tentang Pemakaian Barang Antarperusahaan yang
Memiliki Hubungan Istimewa dan Penagihannya

 Semua akun utang – piutang antar afiliasi harus dieliminasi pada akhir bulan dan
akhir tahun sehingga tidak terlihat saldonya di neraca masing – masing
 Setiap transaksi pemakaian barang antarperusahaan didasarkan pada harga pasar
 Ilustrasi: Setiap pemakaian barang oleh PT X untuk kepentingan PT Y, dimana
PT X memiliki hubungan istimewa dengan PT Y harus diperlakukan sebagai
“piutang lain – lain” dari PT X yang ditagih setiap bulan. Pemakaian barang
tersebut diadministrasikan secara tertib dan terkontrol.
Penagihan atas “piutang lain – lain” dilakukan oleh bagian keuangan PT X
dengan menerbitkan kwitansi kepada PT Y senilai harga pembelian barang
dengan bukti pemakaian barang. Atas dasar kwitansi, bagian keuangan secara
transparan melakukan pembayaran dari rekening cash PT Y ke rekening cash PT
X.

Anda mungkin juga menyukai