CRS HEG Fatia Vando PDF
CRS HEG Fatia Vando PDF
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Preseptor:
Oleh :
Vando Fernando Sardi 1740312100
Fhathia Avisha 1740312073
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selama masa kehamilan sekitar lebih dari 80% wanita hamil mengalami
yang terbagi dalam gejala ringan dan berat, gejala berat berhubungan dengan
minggu ke-9 sampai ke-10, memberat pada minggu ke-11 sampai ke-13 dan
berakhir pada minggu ke-12 sampai ke-14. Hanya pada 1-10% kehamilan gejala
berlanjut melewati minggu ke-20 sampai ke-22. Pada 0,3-2% kehamilan terjadi
hiperemesis gravidarum yang menyebabkan ibu harus ditata laksana dengan rawat
inap.2
Mual dan muntah sering terjadi pada pada minggu pertama kehamilan, dan
hal tersebut merupakan hal yang normal yang biasa disebut dengan emesis
gravidarum. Mual dan muntah yang biasa dapat berlanjut menjadi suatu keadaan
menolak semua makanan dan minuman yang masuk, hal tersebut dapat
2
Hiperemesis gravidarum merupakan kasus yang memerlukan perawatan di
namun beberapa penelitian menyebutkan beberapa teori tentang hal yang dapat
bahwa ibu dengan usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun lebih sering
puncaknya pada trimester pertama, oleh karena itu, mual dan muntah lebih sering
Faktor risiko lain adalah jumlah gravida. Hal tersebut berhubungan dengan
kondisi psikologis ibu hamil dimana ibu hamil yang baru pertama kali hamil akan
mengalami stres yang lebih besar dari ibu yang sudah pernah melahirkan dan
tersebut menyebabkan ibu yang baru pertama kali hamil lebih sering mengalami
3
yang juga mempengaruhi pola makan, aktifitas dan stres pada ibu, pada ibu
hamil.5
ibu dan janin. Ketepatan diagnosis sangat penting, karena terdapat sejumlah
kondisi lain yang dapat menyebabkan mual dan muntah dalam kehamilan. Tata
laksana komprehensif dimulai dari istirahat, modifikasi diet dan menjaga asupan
gravidarum, seperti ekstrak jahe dan akupuntur, dengan hasil yang bervariasi.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Mual dan muntah sering terjadi pada pada minggu-pertama kehamilan, dan
hal tersebut merupakan hal yang normal yang biasa disebut dengan emesis
gravidarum. Mual dan muntah yang biasa dapat berlanjut menjadi suatu keadaan
yang jarang terjadi, yaitu menolak semua makanan dan minuman yang masuk, hal
kematian.3
memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat badannya
sangat turun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang dan timbul asetonuria.6
dehidrasi, asidosis dari kelaparan, alkalosis dari kehilangan asam hidroklorid saat
5
2.2 Etiologi
Penyebab pasti mual dan muntah yang dirasakan ibu hamil belum
faktor biologis, sosial dan psikologis. Faktor biologis yang paling berperan adalah
dengan kehamilan ganda atau mola hidatidosa yang diketahui memiliki kadar
hCG lebih tinggi daripada perempuan hamil lain mengalami keluhan mual dan
muntah yang lebih berat. Progesteron juga diduga menyebabkan mual dan muntah
dengan cara menghambat motilitas lambung dan irama kontraksi otot-otot polos
usia ibu, usia gestasi, jumlah gravida, tingkat sosial ekonomi, kehamilan ganda,
kehamilan mola, kondisi psikologis ibu dan adanya infeksi H.pilory. Usia ibu
kondisi psikologis ibu hamil. Literatur menyebutkan bahwa ibu dengan usia
kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun lebih sering mengalami hiperemesis
gravidarum. Usia gestasi atau usia kehamilan juga merupakan faktor risiko
6
hiperemesis gravidarum, hal tersebut berhubungan dengan kadar hormon korionik
puncaknya pada trimester pertama, tepatnya sekitar minggu ke 14-16. Oleh karena
itu, mual dan muntah lebih sering terjadi pada trimester pertama.4 Peningkatan
pencernaan serta gangguan sistem imun humoral yang diduga sebagai pencetus
Faktor risiko lain adalah jumlah gravida. Hal tersebut berhubungan dengan
kondisi psikologis ibu hamil dimana ibu hamil yang baru pertama kali hamil akan
mengalami stress yang lebih besar dari ibu yang sudah pernah melahirkan dan
ibu yang baru pertama kali hamil lebih sering mengalami hiperemesis gravidarum.
2.4 Patofisiologi
Ada teori yang menyebutkan bahwa perasaan mual adalah akibat dari
keluhan ini mucul pada 6 minggu pertama kehamilan yang dimulai dari hari
7
hormon korionik gonadotropin, estrogen dan progesteron ini masih belum jelas,
mungkin berasal dari sistem saraf pusat akibat berkurangnya sistem pengosongan
lambung.
terjadi mual, muntah dan penolakan semua makanan dan minuman yang masuk,
energi karena energi yang didapat dari makanan tidak cukup, lalu karena oksidasi
lemak yang tidak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-
asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah sehingga menimbulkan
asidosis.
jaringan berkurang, hal tersebut menyebabkan pasokan zat makanan dan oksigen
berkurang dan juga mengakibatkan penimbunan zat metabolik yang bersifat toksik
kekurangan kalium akibat dari muntah dan ekskresi lewat ginjal, yang menambah
frekuensi muntah yang lebih banyak, dan membuat lingkaran setan yang sulit
2.5 Klasifikasi
ditandai oleh muntah yang terus-menerus disertai dengan penurunan nafsu makan
8
dan minum. Terdapat penurunan berat badan dan nyeri epigastrium. Pertama-tama
isi muntahan adalah makanan, kemudian lendir beserta sedikit cairan empedu, dan
dapat keluar darah jika keluhan muntah terus berlanjut. Frekuensi nadi meningkat
sampai 100 kali per menit dan tekanan darah sistolik menurun. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan mata cekung, lidah kering, penurunan turgor kulit dan penurunan
jumlah urin.11
dimakan dan diminum, berat badan cepat menurun, dan ada rasa haus yang hebat.
Frekuensi nadi berada pada rentang 100-140 kali/menit dan tekanan darah sistolik
kurang dari 80 mmHg. Pasien terlihat apatis, pucat, lidah kotor, kadang ikterus,
dengan muntah yang berkurang atau bahkan berhenti, tetapi kesadaran pasien
nistagmus, gangguan jantung dan dalam urin ditemukan bilirubin dan protein.3,11
2.6 Diagnosis
Pada diagnosis harus ditentukan adanya kehamilan dan muntah yang terus
kali per 24 jam). Pemeriksaan fisik pada pasien hiperemesis gravidarum biasanya
keadaan membran mukosa, turgor kulit, nutrisi dan berat badan. Pada pemeriksaan
fisik dapat dijumpai dehidrasi, turgor kulit yang menurun, perubahan tekanan
9
darah dan nadi. Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan antara lain,
pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan kadar elektrolit, keton urin, tes fungsi
2.7 Penatalaksanaan
Tata laksana awal dan utama untuk mual dan muntah tanpa komplikasi
pedas, makanan berlemak, atau suplemen besi. Perubahan pola diet yang
sederhana, yaitu mengkonsumsi makanan dan minuman dalam porsi yang kecil
namun sering cukup efektif untuk mengatasi mual dan muntah derajat ringan.1
produk susu, kacang panjang, dan biskuit kering. Minuman elektrolit dan
makanan yang banyak mengandung protein juga memiliki efek positif karena
bersifat eupeptic dan efektif meredakan mual. Manajemen stres juga dapat
10
2.7.2 Farmakologi
dilakukan rehidrasi dengan cairan natrium klorida atau ringer laktat, penghentian
pemberian makanan per oral selama 24-48 jam, serta pemberian antiemetik jika
lemak. Untuk pasien dengan defisiensi vitamin, tiamin 100 mg diberikan sebelum
doxylamine per oral setiap 8 jam sebagai farmakoterapi lini pertama yang aman
dan efektif. Dalam sebuah randomized trial, kombinasi piridoksin dan doxylamine
tetapi perlu diwaspadai jika terdapat muntah berat yang disertai dengan gejala
11
klorpromazin menyembuhkan mual dan muntah dengan cara menghambat
kejang yang tidak terkendali, dan glaucoma sudut tertutup. Namun, hanya
dengan efek samping sedasi yang lebih kecil. Dalam sebuah randomized trial,
dan pusing yang lebih ringan. Studi kohort telah menunjukkan bahwa penggunaan
memiliki efek samping tardive dyskinesia, tergantung durasi pengobatan dan total
dosis kumulatifnya. Oleh karena itu, penggunaan selama lebih dari 12 minggu
harus dihindari.
sama dengan prometazin, tetapi efek samping sedasi ondansetron lebih kecil.
12
dalam trimester pertama kehamilan. Droperidol efektif untuk mual dan muntah
dengan risiko bibir sumbing dan tergantung dosis yang diberikan. Oleh karena itu,
10 minggu.2
13
Gambar 2.1 Algoritme terapi farmakologi untuk mual dan muntah dalam
kehamilan 2
14
Gambar 2.2 Obat-obatan untuk tata laksana mual dan muntah dalam
kehamilan
2.7.2.2 Terapi alternatif
officinale Roscoe) adalah salah satu pilihan nonfarmakologik dengan efek yang
galur H. pylori, terutama galur Cytotoxin associated gene (Cag) A+ yang sering
lebih efektif daripada plasebo dan efektivitasnya sama dengan vitamin B6. Efek
15
tetapi tidak ditemukan efek samping signifikan terhadap keluaran kehamilan
Dosisnya adalah 250 mg kapsul akar jahe bubuk per oral, empat kali sehari.
Terapi akupunktur untuk meredakan gejala mual dan muntah masih menjadi
masih terbatas karena kurangnya uji yang tersamar. Dalam sebuah studi yang
dapat mengurangi risiko mual. Terapi stimulasi saraf tingkat rendah pada aspek
volar pergelangan tangan juga dapat menurunkan mual dan muntah serta
2.8 Komplikasi
kembang janin.11 Oleh karena itu, pada pemeriksaan fisik harus dicari apakah
kali per menit), penurunan tekanan darah, kondisi subfebris, dan penurunan
dehidrasi, kulit tampak pucat dan sianosis, serta penurunan berat badan.
16
sehingga terjadi keadaan alkalosis metabolik hipokloremik disertai hiponatremia
dan hipokalemia. Hiperemesis gravidarum yang berat juga dapat membuat pasien
tidak dapat makan atau minum sama sekali, sehingga cadangan karbohidrat dalam
tubuh ibu akan habis terpakai untuk pemenuhan kebutuhan energi jaringan.
Akibatnya, lemak akan dioksidasi. Namun, lemak tidak dapat dioksidasi dengan
aseton, sehingga menyebabkan ketosis. Salah satu gejalanya adalah bau aseton
proteinuria.
Robekan pada selaput jaringan esofagus dan lambung dapat terjadi bila
muntah terlalu sering. Pada umumnya robekan yang terjadi kecil dan ringan, dan
perdarahan yang muncul dapat berhenti sendiri. Tindakan operatif atau transfusi
badan dalam kehamilan yang kurang (<7 kg) memiliki risiko yang lebih tinggi
untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, kecil untuk masa
kehamilan, prematur, dan nilai APGAR lima menit kurang dari tujuh.
2.9 Prognosis
17
secara klinis dan laboratoris. Secara klinis, keberhasilan terapi dapat dinilai dari
penurunan frekuensi mual dan muntah, frekuensi dan intensitas mual, serta
umumnya baik, namun dapat menjadi fatal bila terjadi deplesi elektrolit dan
18
BAB 3
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama : Ny. TR
Umur : 23 tahun
Suku : Minang
Agama : Islam
ANAMNESIS
Seorang pasien wanita umur 23 tahun datang ke Poli KIA Ibu pada tanggal
9 Januari 2018 dengan keluhan mual dan muntah sejak 3 hari yang lalu.
Mual dan muntah sejak 3 hari yang lalu. Muntah terjadi lebih 10x dalam
sehari. Muntah berisi makanan dan air, kadang ludah saja. Mual dan
muntah dirasakan setiap habis makan ataupun minum dan juga saat
tidak ada nafsu makan sama sekali kecuali untuk makan makanan yang
19
asam-asam. Pasien makan 3x sehari dengan porsi kurang lebih 3 sendok
sekali makan, dan mengemil makanan dan minuman yang asam. Pasien
mengeluh sempat nyeri ulu hati dan badannya terasa lemas serta nyeri
obat anti muntah, dan vitamin. Pasien tidak tahu nama obatnya. Lalu
Agustus 2019
sebulan, lamanya 5-7 hari, ganti duk 2-3x/hari, nyeri haid (-).
Tidak pernah menderita penyakit jantung, paru, hati, ginjal, DM, dan
hipertensi.
20
c. Status ekonomi keluarga: Cukup, penghasilan ± 3.000.000/bln
berasal dari suami sebagai swasta
d. KB : istri pasien tidak memakai KB
e. Kondisi rumah :
- Rumah permanen ukuran 12 x 17 m2, terdiri dari 5 kamar
tidur, dihuni oleh 13 orang anggota keluarga (pasien, istri, 2
orang anak, adik ipar dengan istri dan 4 orang anak, kedua
mertua, dan adik ipar), ventilasi rumah cukup, cahaya matahari
kurang masuk ke kamar, lantai keramik, WC di dalam rumah 2
buah, sumber air dari PDAM, sampah dibuang ke tempat
pembuangan sampah umum, pekarangan ada dan luas.
- Kesan hygiene dan sanitasi cukup baik.
f. Kondisi Lingkungan Keluarga: keadaan dan lingkungan sosial
keluarga baik
Aspek psikologis di keluarga:
- Hubungan dengan keluarga lainnya baik
- Faktor stress dalam keluarga disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga :
kejiwaan.
Riwayat Perkawinan :
1 x tahun 2017
Riwayat Kontrasepsi :
Riwayat KB (-)
21
Riwayat Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
narkoba
PEMERIKSAAN FISIK
Nadi : 86 x/menit.
Nafas : 20 x/menit.
Temperatur : 37,10C.
Toraks :
22
Perkusi : Sonor kiri sama dengan kanan.
Status Obstetrikus :
Pe : timpani
Au : BU (+) Normal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Hematologi
- Hb : 11,6 g/dL
- Hematokrit : 32%
- Trombosit : 363.000/mm3
23
- HbsAg : negative
- HIV : negatif
2. Urin
- Plano (+)
- Protein (-)
- Glukosa (-)
3. USG:
DIAGNOSIS
TERAPI
1. Istirahat Cukup
2. Vit B6 2 x 1 tab
3. SF 1x1 tab
Manajemen
a. Preventif
- Menu makanan sehat dan seimbang setiap hari, tinggi protein dan
karbohidrat
- Menunjuk PMO (pengawas minum obat) yaitu istri pasien yang harus
mengawasi pasien minum obat setiap hari
- Hindari kontak terlalu dekat dengan anak kecil terutama anak dan
ponakan pasien yang tinggal serumah dengan pasien.
24
- Disarankan kepada pasien jangan buang dahak sembarangan sebaiknya
ditampung di wadah yang tertutup yang sudah diberi larutan
desinfektan, kemudian dibuang ke kloset dan disiram.
b. Promotif
- Menjelaskan kepada pasien minum obat secara teratur 1x sehari
(tetapkan waktu minum obat) yaitu pagi hari
- Menjelaskan tentang penyakit TB adalah penyakit menular jadi harus
meminimal kontak dengan orang lain terutama anak dan ponakannya,
seperti memakai alat makan dan minum sendiri.
- Menjelaskan tentang pengobatan TB yang memerlukan waktu yang
lama dan tidak boleh putus obat serta tidak menghentikan pengobatan
sendiri walaupun gejala sudah berkurang.
- Menjelaskan komplikasi yang dapat disebabkan oleh penyakit TB
- Menjelaskan bahwa penyakit TB bukan penyakit keturunan dan dapat
sembuh
- Makan makanan bergizi
- Menutup mulut saat batuk
- Tidak membuang dahak dan ingus sembarangan
- Perbanyak minum air putih (6-8 gelas sehari)
- Cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir
- Istirahat yang cukup (6-8 jam perhari)
- Menjaga kebersihan lingkungan
- Membuka jendela di pagi hari, supaya sinar matahari masuk ke dalam
rumah.
- Memeriksakan seluruh anggota keluarganya ke puskesmas
- Menjelaskan efek samping obat TB kepada pasien seperti BAK
berwarna kemerahan,mual dan rasa kesemutan di tangan.
c. Kuratif.
- Vitamin B6 2 x 1 tablet per hari
- SF 1 x1 tablet per hari
25
d. Rehabilitatif
- Kontrol teratur, baik untuk efek terapi, ataupun efek samping yang
ditimbulkan oleh obat yang di konsumsi
Pro : Ny. TR
Umur : 23 th
26
BAB 4
DISKUSI
27
ditemukan adanya protein dan benda keton. Hal ini menunjukkan belum terjadi
proses ketosis pada pasien ini.
Berdasarkan keluhan pasien, pasien dapat di diagnosis banding dengan
Gastritis karena memiliki keluhan yang sama yaitu mual, muntah, nyeri
epigastrium dan juga menurut pasien, pasien memiliki riwayat maag sebelumnya.
Pengobatan yang diberikan pada pasien ini berupa perbaikan keadaan umum
dengan mengedukasi untuk istirahat yang cukup kemudian pemberian , Vit B6
tab, SF 1X1 tab, dan Asam Folat 1X1 tablet. untuk mengurangi gejala morning
sickness dan meningkatkan kekebalan tubuh. American College of Obstetricians
and Gynecologists (ACOG) merekomendasikan 10 mg piridoksin ditambah 12,5
mg doxylamine per oral setiap 8 jam sebagai farmakoterapi lini pertama yang
aman dan efektif. Dalam sebuah randomized trial, kombinasi piridoksin dan
doxylamine terbukti menurunkan 70% mual dan muntah dalam kehamilan.
Pada pasien diberikan edukasi tentang nutrisi seperti asupan makanan dan
minuman dalam porsi kecil tapi sering (sepanjang hari). Makanan harus tinggi
karbohidrat dan rendah lemak dan asam. Merekomendasi sering memakan snack,
kacang dan biskuit. Ditambah dengan minuman pengganti elektrolit dan suplemen
nutrisi dianjurkan untuk menjaga keseimbangan elektrolit dan kecukupan asupan
kalori. Jika bau pada makanan yang baru dimasak (panas) dapat memicu muntah,
maka dianjurkan untuk menyediakan selalu makanan dingin. Edukasi tentang
gaya hidup juga dapat membantu mencegah stres dan istirahat dapat mengurangi
muntah. Dukungan emosional juga penting untuk mencegah hyperemesis
gravidarum menjadi lebih parah.
Tujuan terapi emesis atau hiperemesis gravidarum adalah untuk mencegah
komplikasi seperti ketonuria, dehidrasi, hipokalemia dan penurunan berat badan
lebih dari 3 kg atau 5% berat badan. Penilaian keberhasilan terapi dilakukan
secara klinis dan laboratoris. Secara klinis, keberhasilan terapi dapat dinilai dari
penurunan frekuensi mual dan muntah, frekuensi dan intensitas mual, serta
perbaikan tanda-tanda vital dan dehidrasi. Parameter laboratorium yang perlu
dinilai adalah perbaikan keseimbangan asam-basa dan elektrolit.2
28
Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum sangat
memuaskan. Literatur lain menyebutkan, prognosis hiperemesis gravidarum
umumnya baik, namun dapat menjadi fatal bila terjadi deplesi elektrolit dan
ketoasidosis yang tidak dikoreksi dengan tepat dan cepat.12
29
DAFTAR PUSTAKA
30